📘 Silsilah Ilmiyyah Si.9 Beriman Kepada Takdir Allāh
🔊 Halaqah 20 ~ Amalan Hamba Ikhtiariyah Menurut Ahlus Sunnah
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.
🔊 Halaqah 20 ~ Amalan Hamba Ikhtiariyah Menurut Ahlus Sunnah
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.
Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah wa ála alihi wasohbihi ajmaín
Halaqah yang ke-20 dari silsilah ílmiah beriman dengan takdir Allah adalah tentang Amalan Hamba Ikhtiariyah Menurut Ahlus Sunnah
Amalan hamba terbagi menjadi dua : Ikhtiyaariyyah dan Idhthiraariyyah
Ahlusunnah wal jamaah meyakini bahwa Allah yang menciptakan amalan mereka bukan mereka yang menciptakan sendiri amalan-amalan tersebut, sebagaimana keyakinan orang-orang qodariyah.
Allah subhanahu wataála berfirman:
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
"Dan Allah dialah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan" (Q.S. Ash Shofat : 96)
Dan Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersabda:
"Sesungguhnya Allah yang menciptakan setiap pelaku dan apa yang dia lakukan" (H.R. Al Hakim shohih di dalam Al Mustadrok)
Dan Ahlusunnah meyakini bahwa para hamba merekalah pelaku dari apa yang mereka amalkan, Allah yang menciptakan keimanan dan kekafiran dan seorang hamba dialah yang beriman dan dialah yang kafir. Allah menciptakan ketaatan dan kemaksiatan dan hamba dialah yang taat dan dialah yang bermaksiat. Allah menciptakan shalat dan puasa dan hambalah yang melakukan shalat dan dialah yang melakukan puasa. Bukan Allah subhanahu wataála yang menjadi pelaku itu semua, sebagaimana diyakini oleh orang-orang Al-Jabriyah.
Allah berfirman:
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa hal-hal yang menyejukan mata mereka sebagai balasan atas apa yang mereka amalkan" (Q.S. As Sajdah : 17)
Di dalam ayat ini, Allah mengabarkan bahwa amal yang dilakukan para hamba adalah sebab mereka mendapatkan kenikmatan di sorga. Menunjukkan bahwa pelaku amalan tersebut adalah hamba bukan Allah. Allah subhanahu wataála memberikan para hamba kudroh atau kemampuan sebagaimana firman Allah:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani sebuah jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya" (Q.S. Al Baqoroh : 286)
Dan Allah juga memberikan mereka irodah atau keinginan, Allah lah yang menciptakan irodah pada diri mereka dan irodah mereka di bawah irodah Allah subhanahu wataála. Allah berfirman:
لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
"Bagi siapa diantara kalian yang ingin istiqomah dan tidaklah kalian menghendaki istiqomah kecuali dengan kehendak Allah Rab semesta alam" (Q.S. At Takwir : 28 -29)
Ini semua menunjukkan tentang batilnya ucapan Al Jabriyah bahwa hamba dipaksa melakukan ketaatan atau kemaksiatan tidak ada pilihan bagi mereka mereka tidak memiliki kudroh dan irodah keadaan mereka seperti gerakan pohon yang tertiup angin mengikuti kemana arah angin tersebut
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
Amalan hamba terbagi menjadi dua : Ikhtiyaariyyah dan Idhthiraariyyah
- Amalan hamba idhthiraariyyah yaitu amalan hamba yang seorang hamba tidak bisa memilih seperti gerakan orang yang menggigil.
- Amalan hamba ikhtiyariyyah yaitu amalan hamba yang seseorang bisa memilih seperti amalan-amalan ketaatan dan amalan-amalan kemaksiatan
Ahlusunnah wal jamaah meyakini bahwa Allah yang menciptakan amalan mereka bukan mereka yang menciptakan sendiri amalan-amalan tersebut, sebagaimana keyakinan orang-orang qodariyah.
Allah subhanahu wataála berfirman:
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
"Dan Allah dialah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan" (Q.S. Ash Shofat : 96)
Dan Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersabda:
"Sesungguhnya Allah yang menciptakan setiap pelaku dan apa yang dia lakukan" (H.R. Al Hakim shohih di dalam Al Mustadrok)
Dan Ahlusunnah meyakini bahwa para hamba merekalah pelaku dari apa yang mereka amalkan, Allah yang menciptakan keimanan dan kekafiran dan seorang hamba dialah yang beriman dan dialah yang kafir. Allah menciptakan ketaatan dan kemaksiatan dan hamba dialah yang taat dan dialah yang bermaksiat. Allah menciptakan shalat dan puasa dan hambalah yang melakukan shalat dan dialah yang melakukan puasa. Bukan Allah subhanahu wataála yang menjadi pelaku itu semua, sebagaimana diyakini oleh orang-orang Al-Jabriyah.
Allah berfirman:
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa hal-hal yang menyejukan mata mereka sebagai balasan atas apa yang mereka amalkan" (Q.S. As Sajdah : 17)
Di dalam ayat ini, Allah mengabarkan bahwa amal yang dilakukan para hamba adalah sebab mereka mendapatkan kenikmatan di sorga. Menunjukkan bahwa pelaku amalan tersebut adalah hamba bukan Allah. Allah subhanahu wataála memberikan para hamba kudroh atau kemampuan sebagaimana firman Allah:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani sebuah jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya" (Q.S. Al Baqoroh : 286)
Dan Allah juga memberikan mereka irodah atau keinginan, Allah lah yang menciptakan irodah pada diri mereka dan irodah mereka di bawah irodah Allah subhanahu wataála. Allah berfirman:
لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
"Bagi siapa diantara kalian yang ingin istiqomah dan tidaklah kalian menghendaki istiqomah kecuali dengan kehendak Allah Rab semesta alam" (Q.S. At Takwir : 28 -29)
Ini semua menunjukkan tentang batilnya ucapan Al Jabriyah bahwa hamba dipaksa melakukan ketaatan atau kemaksiatan tidak ada pilihan bagi mereka mereka tidak memiliki kudroh dan irodah keadaan mereka seperti gerakan pohon yang tertiup angin mengikuti kemana arah angin tersebut
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
Wasslamau álaikum warahmatullahi wabarakatuh