HIJRAHNYA SEBAGIAN SHAHĀBAT KE HABASYAH (BAGIAN 3 DARI 11)
klik link audio
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Kemudian kita akan lanjutkan kisah hijrah para shahābat ke negeri Habasyah (Ethiopia).
Kita tahu bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menganggap perkara hijrah adalah perkara yang besar, sampai Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (٥٨) لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلا يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ (٥٩)
"Dan barangsiapa yang keluar (hijrah) di jalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla kemudian mereka terbunuh atau mati, sungguh, Allāh akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allāh adalah pemberi rezeki yang terbaik. Allāh akan masukan mereka ke surga yang mereka akan ridhā dengan surga tersebut. Dan sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun."
(QS Al Hajj: 58-59)
Oleh karenanya hijrah adalah perkara yang besar dan orang-orang hijrah ke Habasyah memiliki posisi yang tinggi di sisi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Akhirnya, tatkala mereka berangkat menuju negeri Habasyah, ternyata orang-orang musyrikin mendengar berita ini. Maka mereka berusaha mengejar shahābat yang hendak pergi ke Habasyah. Namun tatkala sampai di semacam pelabuhan (tempat bersandarnya perahu-perahu), Allāh mentakdirkan ada dua perahu hendak pergi ke Habasyah tatkala itu.
Ini bukan kebetulan tetapi sudah diatur oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan merekapun naik perahu tersebut dan selamatlah mereka.
Ingat, permusuhan orang-orang kāfir Quraisy dengan para shahābat bukan permusuhan duniawi, tetapi permusuhan agama.
Seharusnya mereka bahagia dengan kepergian para shahābat, tetapi mereka tidak bahagia karena belum bisa menghabisi para shahābat, dan Allāh jadikan mereka selamat.
Maka tinggallah mereka di negeri Habasyah dan mereka meminta perlindungan kepada raja Najāsyī kemudian nanti raja Najāsyī meninggal dalam keadaan Islām (radhiyallāhu Ta'āla 'anhu).
Para shahābat tinggal di sana tidaklah lama, sekitar tiga bulan. Kemudian tersebar berita, ada isu yang sampai ke negeri Habasyah, entah siapa yang membawa isu tersebut, isu yang menyebutkan bahwa pembesar kaum musyrikin sudah masuk Islām dan kondisi Mekkah sudah dalam keadaan aman.
Maka pulanglah sebagian mereka ke Mekkah, tatkala sampai di Mekkah, mereka tidak langsung masuk ke kota tetapi hanya sebagian yang masuk ke kota Mekkah.
Ternyata kondisinya masih sama, masih ada penyiksaan, penindasan. Akhirnya sebagian mereka langsung kembali lagi ke Habasyah dan sebagian menetap di Mekkah.
Ini sesuatu yang berat. Bayangkan pergi dari Habasyah menuju Mekkah tidaklah mudah, kemudian mendengar berita yang tidak sesuai dengan bayangan para shahābat, ternyata masih ada penyiksaan. Akhirnya sebagian shahābat kembali ke Habasyah dan ada sebagian yang menetap di Mekkah.
Seiring berjalannya waktu, ternyata gangguan orang-orang musyrikin semakin berat, akhirnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyuruh mereka untuk hijrah yang kedua kalinya. Kali ini yang hijrah lebih banyak, tidak sebagaimana yang pertama.
Disebutkan oleh para ahli sejarah, bahwasanya yang berhijrah ke negeri Habasyah untuk yang kedua kali adalah sekitar 83 lelaki dan 18 wanita.
Mereka berhijrah dari Mekkah menuju Habasyah dalam rangka untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Tatkala orang-orang kāfir Quraisy tahu bahwasanya semakin banyak yang hijrah ke negeri Habasyah maka mereka tidak tinggal diam. Merekapun mengirim dua orang yang paling hebat berbicara di antara mereka yaitu 'Amr bin 'Āsh dan 'Abdullāh bin Abī Rabī'ah, tatkala itu keduanya masih musyrik.
Amr bin 'Āsh adalah orang yang terkenal hebat dalam berbicara. Orang-orang Quraisy tidak mengirim sembarang orang, tetapi mereka mengirim orang yang pandai berbicara dan berhujjah, agar raja Najāsyī percaya kepada mereka, sehingga raja Najāsyī mengusir kaum muslimin dari Habasyah.
Demikian saja.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
🖋Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
________
🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 23 Rabi’ul Akhir 1439 H / 10 Januari 2018 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
📗 Sirah Nabawiyyah
📖 Bab 10 | Hijrahnya Sebagian Shahabat Ke Habasyah (Bag. 3 dari 11)
▶ Link Download Audio: bit.ly/BiAS-FA-Sirah-1003
~~~~~
klik link audio
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Kemudian kita akan lanjutkan kisah hijrah para shahābat ke negeri Habasyah (Ethiopia).
Kita tahu bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menganggap perkara hijrah adalah perkara yang besar, sampai Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (٥٨) لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلا يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ (٥٩)
"Dan barangsiapa yang keluar (hijrah) di jalan Allāh Subhānahu wa Ta'āla kemudian mereka terbunuh atau mati, sungguh, Allāh akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allāh adalah pemberi rezeki yang terbaik. Allāh akan masukan mereka ke surga yang mereka akan ridhā dengan surga tersebut. Dan sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun."
(QS Al Hajj: 58-59)
Oleh karenanya hijrah adalah perkara yang besar dan orang-orang hijrah ke Habasyah memiliki posisi yang tinggi di sisi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Akhirnya, tatkala mereka berangkat menuju negeri Habasyah, ternyata orang-orang musyrikin mendengar berita ini. Maka mereka berusaha mengejar shahābat yang hendak pergi ke Habasyah. Namun tatkala sampai di semacam pelabuhan (tempat bersandarnya perahu-perahu), Allāh mentakdirkan ada dua perahu hendak pergi ke Habasyah tatkala itu.
Ini bukan kebetulan tetapi sudah diatur oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan merekapun naik perahu tersebut dan selamatlah mereka.
Ingat, permusuhan orang-orang kāfir Quraisy dengan para shahābat bukan permusuhan duniawi, tetapi permusuhan agama.
Seharusnya mereka bahagia dengan kepergian para shahābat, tetapi mereka tidak bahagia karena belum bisa menghabisi para shahābat, dan Allāh jadikan mereka selamat.
Maka tinggallah mereka di negeri Habasyah dan mereka meminta perlindungan kepada raja Najāsyī kemudian nanti raja Najāsyī meninggal dalam keadaan Islām (radhiyallāhu Ta'āla 'anhu).
Para shahābat tinggal di sana tidaklah lama, sekitar tiga bulan. Kemudian tersebar berita, ada isu yang sampai ke negeri Habasyah, entah siapa yang membawa isu tersebut, isu yang menyebutkan bahwa pembesar kaum musyrikin sudah masuk Islām dan kondisi Mekkah sudah dalam keadaan aman.
Maka pulanglah sebagian mereka ke Mekkah, tatkala sampai di Mekkah, mereka tidak langsung masuk ke kota tetapi hanya sebagian yang masuk ke kota Mekkah.
Ternyata kondisinya masih sama, masih ada penyiksaan, penindasan. Akhirnya sebagian mereka langsung kembali lagi ke Habasyah dan sebagian menetap di Mekkah.
Ini sesuatu yang berat. Bayangkan pergi dari Habasyah menuju Mekkah tidaklah mudah, kemudian mendengar berita yang tidak sesuai dengan bayangan para shahābat, ternyata masih ada penyiksaan. Akhirnya sebagian shahābat kembali ke Habasyah dan ada sebagian yang menetap di Mekkah.
Seiring berjalannya waktu, ternyata gangguan orang-orang musyrikin semakin berat, akhirnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyuruh mereka untuk hijrah yang kedua kalinya. Kali ini yang hijrah lebih banyak, tidak sebagaimana yang pertama.
Disebutkan oleh para ahli sejarah, bahwasanya yang berhijrah ke negeri Habasyah untuk yang kedua kali adalah sekitar 83 lelaki dan 18 wanita.
Mereka berhijrah dari Mekkah menuju Habasyah dalam rangka untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Tatkala orang-orang kāfir Quraisy tahu bahwasanya semakin banyak yang hijrah ke negeri Habasyah maka mereka tidak tinggal diam. Merekapun mengirim dua orang yang paling hebat berbicara di antara mereka yaitu 'Amr bin 'Āsh dan 'Abdullāh bin Abī Rabī'ah, tatkala itu keduanya masih musyrik.
Amr bin 'Āsh adalah orang yang terkenal hebat dalam berbicara. Orang-orang Quraisy tidak mengirim sembarang orang, tetapi mereka mengirim orang yang pandai berbicara dan berhujjah, agar raja Najāsyī percaya kepada mereka, sehingga raja Najāsyī mengusir kaum muslimin dari Habasyah.
Demikian saja.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
🖋Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
________
🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 23 Rabi’ul Akhir 1439 H / 10 Januari 2018 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
📗 Sirah Nabawiyyah
📖 Bab 10 | Hijrahnya Sebagian Shahabat Ke Habasyah (Bag. 3 dari 11)
▶ Link Download Audio: bit.ly/BiAS-FA-Sirah-1003
~~~~~
No comments:
Post a Comment