ARSITEK BANGUNAN TERBAIK
klik link audio
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد الله، الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات وبفضله إهتد المنتهون,الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه, ولا حول و لا قوة إلا بالله
Mā'syiral muslimīn, Ikhwātal imān ahābakumullāh.
Saudara-saudaraku sekalian yang mencintai sunnah dan dicintai oleh Allāh, jikalau kita mencermati keadaan di bumi kita Indonesia yaitu negeri yang gemah ripah loh jinawi yang penuh dengan kekayaan alam, maka banyak turis-turis yang datang ke Indonesia menyangka dan mengira bahwasanya Indonesia ini adalah surga dunia.
Dengan keindahannya, pantai, pegunungan, bebatuan dan lain sebagainya, maka tidak sedikit yang mengira bahkan termasuk orang kita sendiri yang tinggal di bumi kita (Indonesia) mengira dan menyangka bahwasanya Indonesia ini adalah surga.
Namun, saudara-saudara ku sekalian, tahukah engkau bahwa sejatinya apa yang telah Allāh janjikan kepada kita di surga kelak jauh melebihi dugaan kita.
Jauh melebihi prasangka-prasangka kita, baik itu seorang desainer sekalipun, baik itu seorang arsitek sekalipun, maka apa yang telah Allāh janjikan kepada kita jauh melebihi itu semua.
Kita ambil satu contoh, siapa yang tidak ingin di antara kita memiliki sebuah rumah yang dengan pemandangan luar biasa indahnya, ketika menatap ke depan ada pantai, di belakang ada gunung, siapa yang tidak ingin?
Namun, kalau kita melihat apa yang Allāh janjikan kepada kita sejatinya jauh, jauh dan jauh sekali keindahan nya dengan apa yang telah kita bayangkan.
Māsyā Allāh......
Dengan keindahan seperti ini, inilah yang dikatakan oleh orang-orang luar sana sebagai surganya dunia, Indonesia kita tercinta.
Namun coba kita perhatikan satu hadīts yang diriwayatkan oleh Imām Tirmidzi rahimahullāh dan dihasankan oleh Syaikh Albāniy rahimahullāh, ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjanjikan kepada kita satu ruangan, satu ruangan di surga kelak yang mana ruangan ini adalah ruangan spesial.
Kalau kita sudah memiliki rumah, wajar ! Kita memiliki satu spot terbaik, satu ruangan terbaik, entah itu ruang tamu, ruang kerja, ruang belajar dan lain sebagainnya.
Namun coba kita lihat dan kita simak hadīts berikut ini, ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengagetkan para shahābatnya, beliau mengatakan:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا
Bahwasanya di surga itu ada satu ruangan yang ruangan tersebut bagian dalamnya tampak dari luar dan bagian luarnya tampak dari dalam.
Maka sampai disini shahābat yang saat itu sedang duduk bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam langsung bangkit dan mengatakan:
فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّه
"Wahai Rasūlullāh, untuk siapa ruangan tersebut?"
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
⑴ Bagi orang yang senantiasa memperbaiki lisannya.
⑵ Bagi orang yang senantiasa mengikuti atau terus menerus berpuasa baik itu puasa sunnah maupun dia tidak bolong-bolong dalam puasa Ramadhānnya
⑶ Dan barangsiapa yang ia senantiasa memberikan makanan kepada faqīr-faqīr miskin
⑷ Orang senantiasa dia bangkit di malam harinya untuk mengerjakan shalāt dua raka'at (shalāt sunnah) tatkala manusia lain sedang tertidur.
Maka mā'syiral muslimīn, rahimani wa rahimakumullāh.
Sejatinya apa yang menyebabkan seorang Arābi tadi bangkit dari duduknya kemudian mengatakan, "Untuk siapa bangunan itu, Yā Rasūlullāh?"
Itu tak lain dan tak bukan, apa yang menjadi permulaan dari hadīts ini, sebuah ruangan di surga bagian dalamnya tampak dari luar bagian luarnya tampak dari dalam.
Kalau di zaman kita sekarang ini mungkin kita bisa mengatakan, "ah.... Itu mudah sekali" cukup dindingnya terbuat dari kaca, selesai urusan (selesai masalah).
Namun kalau demikian tidaklah sampai membuat Arābi ini bangun dari duduknya, karena apa? Karena seorang shahābat tahu bahwasanya apa yang tergambar di surga kelak, apa yang Allāh janjikan di surga kelak jauh melebihi harapan kita semua.
Kita tahu, bahwasanya surga itu adalah sesuatu yang mata ini tidak pernah menatapnya, telingga ini tidak pernah mendengar tentang keindahannya dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia.
Oleh karenanya, Shahābat tadi bangun dari duduknya kemudian mengatakan, "Untuk siapa bangunan yang sangat indah?” untuk siapa bangunan yang sampai detik ini kita tidak pernah membayangkan. Bagaimana sebuah bangunan tampak dalamnya terlihat dari luar dan tampak luarnya terlihat dari dalam?
Maka inilah bukti yang pertama kemahakuasaan Allāh dan bahwasanya sangat congkak lah bagi seorang arsitektur sehandal apapun ia tatkala ia bisa mengatakan, "Bangunannya melebihi keindahannya dibanding ciptaan siapapun".
Karena ada ciptaan dari Allāh Jalla wa 'Āla yang tidak bisa ia bayangkan, tidak bisa ia ciptakan dan tidak bisa ia desain.
Faedah kedua hadīts ini adalah orang-orang yang dia mendapatkan sebuah ruangan sempurna tadi, ruangan yang sangat indah adalah 4 golongan, yaitu:
⑴ Orang-orang yang senantiasa memperbaiki lisannya (baik lisannya).
Maka mari di antara ketika ingin sebuah spot terbaik, sebuah bangunan yang mana di sana ada kondisi terbaik, ada titik-titik terbaik, ruangan terbaik maka hendaknya ketika kita mengharapkan itu di surga kelak memperbaiki lisan kita.
Jangan lisan kita memecah belah, jangan lisan kita menghindarkan persatuan atau bahkan lisan kita menyakiti hati-hati banyak orang.
⑵ Bagi orang yang senantiasa memberikan makanan, dia tidak pelit kepada dirinya, dia mudah berbagi kepada orang lain, dia sadar baawasanya orang lain memiliki hak terhadap apa yang ia miliki.
⑶ Bagi orang yang senantiasa merutinkan puasa sunnahnya, ketika dia sudah berazam untuk melaksanakan puasa Senin Kamis, maka kemudian dia tidak mudah untuk memberika udzur kepada dirinya.
Ketika dia sudah berazam untuk berpuasa Dāwūd, dia tidak mudah kemudian melepaskan azamnya, dia senantiasa konsekuen dengan puasa yang ingin ia rutinkan.
⑷ Orang-orang yang tatkala orang lain tidur, tatkala manusia lain tidur dia bangkit untuk berdiri menghadap kepada Rabbnya, Rabbul Jālāli Wal Ikrām, untuk bersujud, untuk menundukan dahinya dan menundukan segala sesuatu apa yang ada dalam dirinya, apa yang ia miliki tunduk kepada kekuasaan Allāh Jallla wa 'Āla
Maka Mā'syiral muslimīn rahimani wa rahimakumullāh sekali lagi, sebagai bahan motivasi siapa di antara kita, ketika kita melihat pemandangan yang sangat indah, pantai di depan kita, pegunungan di belakang kita, siapa yang tidak ingin memiliki bangunan, memiliki rumah seperti ini?
Mari, seandainya kita tidak memilikinya di dunia ini, maka minimal kita memiliki azam untuk senantiasa berupaya, beramal shālih, agar kelak mendapatkan bangunan yang kelak kita inginkan di surga.
Surga tempat terindah, tidak ada tempat terindah selain surganya Allāh Jalla wa 'Āla
Ini mungkin yang bisa saya sampaikan.
آخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
-----------------------------------------
🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 03 Jumadal Ūla 1439 H / 20 Januari 2018 M
👤 Ustadz Nur Rosyid Abu Rosyidah
📔 Materi Tematik | Arsitek Bangunan Terbaik
⬇ Download Audio: BiAS-RAR-ArsitekBangunanTerbaik
🌐 Sumber: https://youtu.be/xfECO2q8lVk
----------------------------------
klik link audio
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد الله، الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات وبفضله إهتد المنتهون,الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه, ولا حول و لا قوة إلا بالله
Mā'syiral muslimīn, Ikhwātal imān ahābakumullāh.
Saudara-saudaraku sekalian yang mencintai sunnah dan dicintai oleh Allāh, jikalau kita mencermati keadaan di bumi kita Indonesia yaitu negeri yang gemah ripah loh jinawi yang penuh dengan kekayaan alam, maka banyak turis-turis yang datang ke Indonesia menyangka dan mengira bahwasanya Indonesia ini adalah surga dunia.
Dengan keindahannya, pantai, pegunungan, bebatuan dan lain sebagainya, maka tidak sedikit yang mengira bahkan termasuk orang kita sendiri yang tinggal di bumi kita (Indonesia) mengira dan menyangka bahwasanya Indonesia ini adalah surga.
Namun, saudara-saudara ku sekalian, tahukah engkau bahwa sejatinya apa yang telah Allāh janjikan kepada kita di surga kelak jauh melebihi dugaan kita.
Jauh melebihi prasangka-prasangka kita, baik itu seorang desainer sekalipun, baik itu seorang arsitek sekalipun, maka apa yang telah Allāh janjikan kepada kita jauh melebihi itu semua.
Kita ambil satu contoh, siapa yang tidak ingin di antara kita memiliki sebuah rumah yang dengan pemandangan luar biasa indahnya, ketika menatap ke depan ada pantai, di belakang ada gunung, siapa yang tidak ingin?
Namun, kalau kita melihat apa yang Allāh janjikan kepada kita sejatinya jauh, jauh dan jauh sekali keindahan nya dengan apa yang telah kita bayangkan.
Māsyā Allāh......
Dengan keindahan seperti ini, inilah yang dikatakan oleh orang-orang luar sana sebagai surganya dunia, Indonesia kita tercinta.
Namun coba kita perhatikan satu hadīts yang diriwayatkan oleh Imām Tirmidzi rahimahullāh dan dihasankan oleh Syaikh Albāniy rahimahullāh, ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjanjikan kepada kita satu ruangan, satu ruangan di surga kelak yang mana ruangan ini adalah ruangan spesial.
Kalau kita sudah memiliki rumah, wajar ! Kita memiliki satu spot terbaik, satu ruangan terbaik, entah itu ruang tamu, ruang kerja, ruang belajar dan lain sebagainnya.
Namun coba kita lihat dan kita simak hadīts berikut ini, ketika Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengagetkan para shahābatnya, beliau mengatakan:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا
Bahwasanya di surga itu ada satu ruangan yang ruangan tersebut bagian dalamnya tampak dari luar dan bagian luarnya tampak dari dalam.
Maka sampai disini shahābat yang saat itu sedang duduk bersama Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam langsung bangkit dan mengatakan:
فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّه
"Wahai Rasūlullāh, untuk siapa ruangan tersebut?"
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
⑴ Bagi orang yang senantiasa memperbaiki lisannya.
⑵ Bagi orang yang senantiasa mengikuti atau terus menerus berpuasa baik itu puasa sunnah maupun dia tidak bolong-bolong dalam puasa Ramadhānnya
⑶ Dan barangsiapa yang ia senantiasa memberikan makanan kepada faqīr-faqīr miskin
⑷ Orang senantiasa dia bangkit di malam harinya untuk mengerjakan shalāt dua raka'at (shalāt sunnah) tatkala manusia lain sedang tertidur.
Maka mā'syiral muslimīn, rahimani wa rahimakumullāh.
Sejatinya apa yang menyebabkan seorang Arābi tadi bangkit dari duduknya kemudian mengatakan, "Untuk siapa bangunan itu, Yā Rasūlullāh?"
Itu tak lain dan tak bukan, apa yang menjadi permulaan dari hadīts ini, sebuah ruangan di surga bagian dalamnya tampak dari luar bagian luarnya tampak dari dalam.
Kalau di zaman kita sekarang ini mungkin kita bisa mengatakan, "ah.... Itu mudah sekali" cukup dindingnya terbuat dari kaca, selesai urusan (selesai masalah).
Namun kalau demikian tidaklah sampai membuat Arābi ini bangun dari duduknya, karena apa? Karena seorang shahābat tahu bahwasanya apa yang tergambar di surga kelak, apa yang Allāh janjikan di surga kelak jauh melebihi harapan kita semua.
Kita tahu, bahwasanya surga itu adalah sesuatu yang mata ini tidak pernah menatapnya, telingga ini tidak pernah mendengar tentang keindahannya dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia.
Oleh karenanya, Shahābat tadi bangun dari duduknya kemudian mengatakan, "Untuk siapa bangunan yang sangat indah?” untuk siapa bangunan yang sampai detik ini kita tidak pernah membayangkan. Bagaimana sebuah bangunan tampak dalamnya terlihat dari luar dan tampak luarnya terlihat dari dalam?
Maka inilah bukti yang pertama kemahakuasaan Allāh dan bahwasanya sangat congkak lah bagi seorang arsitektur sehandal apapun ia tatkala ia bisa mengatakan, "Bangunannya melebihi keindahannya dibanding ciptaan siapapun".
Karena ada ciptaan dari Allāh Jalla wa 'Āla yang tidak bisa ia bayangkan, tidak bisa ia ciptakan dan tidak bisa ia desain.
Faedah kedua hadīts ini adalah orang-orang yang dia mendapatkan sebuah ruangan sempurna tadi, ruangan yang sangat indah adalah 4 golongan, yaitu:
⑴ Orang-orang yang senantiasa memperbaiki lisannya (baik lisannya).
Maka mari di antara ketika ingin sebuah spot terbaik, sebuah bangunan yang mana di sana ada kondisi terbaik, ada titik-titik terbaik, ruangan terbaik maka hendaknya ketika kita mengharapkan itu di surga kelak memperbaiki lisan kita.
Jangan lisan kita memecah belah, jangan lisan kita menghindarkan persatuan atau bahkan lisan kita menyakiti hati-hati banyak orang.
⑵ Bagi orang yang senantiasa memberikan makanan, dia tidak pelit kepada dirinya, dia mudah berbagi kepada orang lain, dia sadar baawasanya orang lain memiliki hak terhadap apa yang ia miliki.
⑶ Bagi orang yang senantiasa merutinkan puasa sunnahnya, ketika dia sudah berazam untuk melaksanakan puasa Senin Kamis, maka kemudian dia tidak mudah untuk memberika udzur kepada dirinya.
Ketika dia sudah berazam untuk berpuasa Dāwūd, dia tidak mudah kemudian melepaskan azamnya, dia senantiasa konsekuen dengan puasa yang ingin ia rutinkan.
⑷ Orang-orang yang tatkala orang lain tidur, tatkala manusia lain tidur dia bangkit untuk berdiri menghadap kepada Rabbnya, Rabbul Jālāli Wal Ikrām, untuk bersujud, untuk menundukan dahinya dan menundukan segala sesuatu apa yang ada dalam dirinya, apa yang ia miliki tunduk kepada kekuasaan Allāh Jallla wa 'Āla
Maka Mā'syiral muslimīn rahimani wa rahimakumullāh sekali lagi, sebagai bahan motivasi siapa di antara kita, ketika kita melihat pemandangan yang sangat indah, pantai di depan kita, pegunungan di belakang kita, siapa yang tidak ingin memiliki bangunan, memiliki rumah seperti ini?
Mari, seandainya kita tidak memilikinya di dunia ini, maka minimal kita memiliki azam untuk senantiasa berupaya, beramal shālih, agar kelak mendapatkan bangunan yang kelak kita inginkan di surga.
Surga tempat terindah, tidak ada tempat terindah selain surganya Allāh Jalla wa 'Āla
Ini mungkin yang bisa saya sampaikan.
آخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
-----------------------------------------
🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 03 Jumadal Ūla 1439 H / 20 Januari 2018 M
👤 Ustadz Nur Rosyid Abu Rosyidah
📔 Materi Tematik | Arsitek Bangunan Terbaik
⬇ Download Audio: BiAS-RAR-ArsitekBangunanTerbaik
🌐 Sumber: https://youtu.be/xfECO2q8lVk
----------------------------------
No comments:
Post a Comment