Monday, August 10, 2015

Materi Tematik | Kekuatan dan Keajaiban Doa

KEKUATAN DAN KEAJAIBAN DO’A
klik link audio

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Siapa manusia di atas muka bumi ini yang tidak mengalami masalah.
Setiap kita, setiap manusia, pasti menghadapi problematika.

Ada yang diliputi kesedihan karena memikirkan kekurangan harta.
Ada yang diliputi kesedihan karena memikirkan hutang yang bertumpuk-tumpuk.
Ada yang diserang dengan kegundah-gulanaan karena mengharapkan anugerah anak yang tidak datang-datang.
Dan ada jua yang bersedih karena merasakan penderitaan penyakit yang tidak kunjung sembuh.

Banyak orang yang mencari solusi dari problematika yang dihadapinya.


Tentunya, tidak mengapa manusia berusaha untuk menghilangkan kesulitan yang dia hadapi. Bahkan dia harus berusaha.

Akan tetapi, solusi yang paling utama yang terkadang dilupakan oleh seorang mukmin adalah solusi do’a.

Do’a merupakan solusi yang pertama, bukan solusi yang terakhir.
Bahkan dia adalah solusi yang pertama sebelum usaha yang lain dilakukan.

Bukankah para ulama menyatakan bahwasanya do’a adalah “senjatanya mukmin”,

Yakinlah bahwasanya segala problematika, segala masalah, jika Allāh berkehendak,  Allāh hanya mengatakan, “Kun, fayakun,” maka hilanglah dengan sekejap mata segala problematika.

Solusi yang terbaik adalah  do’a yang tulus yang diucapkan seorang hamba dalam waktu beberapa menit yang keluar dari hati yang sangat dalam, bisa menghilangkan problematika yang mungkin telah dialami dalam waktu yang panjang.

Lihatlah, bagamana para nabi berdo’a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Para nabi, orang-orang yang sholeh juga diuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Mereka juga mengalami problematika, juga mengalami kesedihan.

Lihatlah Nabi Ayyub ‘alaihi salam yang pernah diuji Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan penyakit.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman, menyebutkan tentang kisah Nabi Ayyub ‘alaihi salam:
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

“(ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang’." (QS. Al-Anbiya: 83)

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

“Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allāh.” (QS. Al-Anbiya: 84)

Dan ingatlah bagaimana Nabi Ayyub ‘alaihi salam, tatkala dia berkata kepada Rabbnya,

“Ya Allāh, aku ditimpa dengan pederitaan, ditimpa dengan penyakit dan Engkau adalah zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Suatu kalimat yang keluar dari Nabi Ayyub ‘alaihi salam dengan do'a yang tulus dari hati yang dalam, Allāh hilangkan penyakit yang dialaminya bertahun-tahun.

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla, “Kami kabulkan permintaanya dan Kami hilangkan penyakit yang dialaminya.”

Demikian juga Allāh sebutkan tentang Nabi Yunus ‘alaihi salam:
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zholim."
(QS Al-Anbiya: 87).

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ

Maka Kami telah memperkenankan doanyadan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.
(QS Al-Anbiya: 88).

Nabi Yunus ‘alaihi salam, tatkala ditelan ikan paus kemudian dia tenggelam dalam tiga kegelapan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan bahwa Nabi Yunus ‘alaihi salam menyeruh dalam kegelapan-kegelapan.

Beliau berada dalam kegelapan perut ikan paus, berada dalam kegelapan malam dan berada dalam kegelapan lautan.

Tidak ada yang bisa menyelamatkannya kecuali Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Maka Nabi Yunus kemudian mengatakan, “Ya Allāh, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, ya Allāh.  Aku termasuk orang-orang yang berbuat zholim.”

Apa kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla?
“Kamipun mengabulkan do'a Nabi Yunus, Kami selamatkan dia dari  kesedihan.”

Kemudian Allāh tutup firman Nya dengan mengatakan,
“Dan demikinalah kami selamatkan orang –orang yang beriman.”
Artinya apa?

Keselamatan ini bukan hanya khusus kepada Nabi Yunus ‘alaihi salam saja, tetapi juga kepada kaum  mukminin.

Allāh sebutkan lagi dalam surat yang sama tentang Zakaria:

وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.”
(QS Al-Anbiya: 89).

Nabi Zakaria berdo’a ingin mendapatkan anak, “Ya Rabbku, jangan Engkau biarkan aku sendiri.”

Maka Allāh kabulkan permintaan Nabi Zakaria ‘alaihi salam.

Saya ingin mengajak saudaraku sekalian untuk merenungkan bahwasannya do’a merupakan senjata yang pertama, bukan yang terakhir.
Bukan berarti saya mengajak untuk tidak berusaha.

Usaha terus dijalankan karena Allāh memerintahkan kita untuk berusaha.
Nabi memerintahkan untuk berusaha, tetapi do’a merupakan senjata yang pertama .

Dan jangan pernah kita meremehkan do’a. Doa sering mendatangkan keajaiban.

Disebutkan oleh para ahli tafsir seperti Ibnu Katsir rahimahullah, kenapa Nabi Zakaria setelah menikah sekian lama, setelah mencapai masa tua, baru kemudian beliau meminta agar dianugerahi seorang anak?

Jawabnya, karena Nabi Zakaria melihat keajaiban yang terjadi pada Maryam binti Imran.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allāh menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata, 'Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?' Maryam menjawab, 'Makanan itu dari sisi Allāh.' Sesungguhnya Allāh memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab."
(QS: Ali Imran Ayat: 37)

Tatkala Zakaria masuk ke kamar/mihrab Maryam, Zakaria mendapati ada rizki yang Allāh berikan kepada Maryam.

Maka Zakaria bertanya, “Wahai Maryam, dari mana engkau dapatkan rizki ini?”

Kata Maryam, “Ini semua dari sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla,” padahal Maryam tidak keluar dari rumahnya.

Seharusnya makanan tersebut diantarkan oleh Zakaria, ternyata tiba-tiba ada makanan disitu. Maka ini menakjubkan Zakaria ‘alaihi salam.

Disebutkan oleh para ahli tafsir, Allāh memberikan buah –buahan yang tidak muncul kecuali dimusim panas dan Allāh hidangkan dimusim dingin.

Dan sebaliknya, tatkala musim panas Allāh hidangkan buah-buahan yang tidak tumbuh kecuali dimusim dingin.
Dari situ lah, maka saat itu juga Zakaria berdo’a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dia melihat  ternyata Allāh bisa mendatangkan makanan atau buah-buahan yang tidak tumbuh kecuali dimusim dingin, Allāh munculkan dimusim panas dan sebaliknya.

Sehingga, walaupun dia melihat dirinya sudah tua dan istrinya dalam keadaan mandul, tidak menjadikan zakaria putus asa, diapun berdo’a kepadaAllāh Subhānahu wa Ta'āla.

Sebagaimana Allāh sebutkan do’a Zakaria, kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا

"(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria,"

إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا

"Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut."

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا

"Ia berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku'."
(QS: Maryam Ayat: 2-5)

Ternyata Allāh kabulkan permintaan Zakaria ‘alaihi salam.

Dari  sini kita yakin, terkadang do’a melakukan berbagai macam keajaiban.

Hanyasaja do’a tersebut harus kita keluarkan dari hati yang tulus dengan penuh adab  dengan pengharapan kepada Alah Subhanahu wa Ta’ala dan yakin bahwasanya Allāh Maha Mengabulkan segala do’a.

Oleh kerenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ

“Berdo’alah kepada Allāh dalam keadaan yakin akan dikabulkan”
(Hadits Riwayat Tirmidziy, dihasankan Syaikh Al Albani)

Berdo’alah kalian  kepada Allāh dalam keadaan yakin bahwasanya Allāh akan mengabulkan do’a kalian.

Dan ketahuilah, bahwasannya Allāh tidak akan mengabulkan do’a dari hati yang lalai.

Tatkala berdoa perlu:
-  keseriusan
-  keyakianan
-  husnuzhon kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla
-  pilih waktu-waktu yang mustajab.

Pada sepertiga malam yang terakhir, tatkala Allāh turun ke langit dunia, Allāh menyatakan:

“Apakah ada diantara hamba-hambaKu yang beristighfar akan aku ampuni, apakah ada diantara hambaKu yang meminta akan aku kabulkan permohonannya.”

Barangsiapa yang bangun ditengah malam kemudian dibuka dengan shalat malam, kemudian berdo’a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan hati yang tulus dengan penuh pengharapan dengan husnuzhon kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka sulit untuk tidak dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karenanya jangan pernah meremehkan do’a.

Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
“Janganla engkau mengejek do’a dan jangan engkau meremehkan do’a.  Engkau tidak tau apa yang dilakukan oleh do’a. Doa itu ibarat panah-panah yang dilepaskan ditengah malam, tidak akan meleset. Pasti suatu saat akan mengena, tetapi untuk mengena itu butuh waktu.”

Oleh karenanya seorang tatkala berdo’a dimalam hari, yakinlah suatu saat pasti dikabulkan oleh allah Subhanahu wa Ta’ala, cepat atau lambat.
Allāh yang lebih mengetahui apa yang terbaik bagi hamba –hamba Nya.

Marilah kitra bersama-sama berdo’a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan penuh keyakinan dan pengharapan, niscaya Allāh akan menghilangkan segala probematika  yang kita hadapi dengan do’a yang tulus.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ditranskrip oleh:
Tim Transkrip BiAS
➖➖➖➖➖➖➖


🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 22 Syawal 1436 H / 7 Agustus 2015 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
▶  Kekuatan dan Keajaiban Do'a
📺 Video Source
https://www.youtube.com/watch?v=ANbkR9Jt4a0
⬇ Download Audio
https://drive.google.com/open?id=0B1e0BM9z9hzYcmhnaHN1dHlxOGs
-----------------------------------

No comments:

Post a Comment