Monday, May 30, 2022

Halaqah 10 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keenam Hadits Yang Mu'allaq

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 10 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keenam Hadits Yang Mu'allaq

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 10 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keenam Hadits Yang Mu'allaq

Disini beliau mengatakan

wa fihi, berarti kalau memang wa fihi sebelumnya adalah kembali kepada Al Bukhari maka maksud beliau wa fihi disini adalah kembali kepada shohih Al Bukhari. Meskipun nisbah yang sebelumnya penyandaran yang sebelumnya kepada Al Imam Al Bukhari ini sebagaimana sudah kita sebutkan ini tidak pas karena ternyata yang benar dikeluarkan oleh Al Imam Muslim.

Tapi maksud beliau disini wa fihi maksudnya adalah di dalam shohih bukhari karena beliau menganggap sebelumnya ini diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari.

Ta'liqon dan hadits ini adalah hadits yang mualaq, wa fihi ta'liqon di dalam shohih bukhari tapi dia adalah hadits yang mualaq, yaitu hadits yang dihilangkan sanadnya oleh musonif baik sanadnya tersebut di awal saja atau sampai pada akhir sanad. Maka ini dinamakan dengan hadits yang mualaq. Misalnya Imam Syafii meriwayatkan dari Imam Malik, Imam Malik meriwaytakan dari Nafi', Nafi' meriwayatkan dari Ibnu Umar, Ibnu Umar meriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.

Kalau Imam Syafii belum menghilangkan Malik, kemudian mengatakan Qola Nafi' maka ini dinamakan dengan mualaq, atau misalnya Nafi' juga dihilangkan oleh beliau kemudian beliau mengatakan Qola Ibnu Umar, ini juga dinamakan dengan mualaq. Atau bahkan seandainya beliau hilangkan juga Ibnu Umar dan mengatakan Qola Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, maka ini juga dinamakan dengan mualaq. Jadi mualaq bisa dihilangkan yang pertama saja atau yang pertama dan kedua, atau yang pertama kedua dan ketiga, kemudian mengatakan Qola Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam maka ini dinamakan dengan hadits yang mualaq. 

Dan hadits-hadits yang mualaq di dalam shohih bukhari ini banyak, mungkin lebih dari 1300-an, ini banyak sekali. Dan para ulama telah mempelajari hadits-hadits yang mualaq di dalam shohih bukhari dan mereka mengambil kesimpulan bahwasannya hadits-hadits yang mualaq ini di dalam shohih bukhari ini bermacam-macam. Secara umum terbagi menjadi dua ada diantara hadits-hadits yang mualaq tadi yang disebutkan oleh al imam Al Bukahri dengan jazem artinya memastikan, bagaimana cara memastikanya yaitu dengan mengucapkan qola, kalau beliau mengakatan qola maka berarti beliau sudah menjamin untuk kita jalan ini, beliau sudah menjamin untuk kita rawi-rawi yang beliau hilangkan tadi itu sudah beliau jamin, tidak ada masalah. Meskipun beliau mengucapkan qola Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, loh mana rowi-rowi nya? kalau beliau mengatakan qola berarti sudah beliau jamin, tidak usah takut. Tapi kalau beliau mengatakan qila atau mengatakan ru'yah diriwayatkan dikatakan maka ini dinamakan dengan sighotut tamrid, berarti disini ada tamrid yaitu ada siyarah tentang penyakit disini. Nah ini harus diteliti kembali. Terkadang shohih terkadang tidak shohih. 

Nah jenis yang seperti ini yaitu hadits-hadtis yang mualaq ini kalau kita mau mentakhriz hadits maka harus ditambah dengan kalimat ta'liqon, jangan antum bilang ini dikeluarkan oleh al Imam Al Bukhari padahal dia adalah hadits yang mualaq. Kalau dia adalah hadits yang mualaq di dalam hadits shohih bukhari maka antum harus menambah dengan ta'liqon. Di dalam shohih bukhari ta'loqon. 

Dan rumusnya berbeda kalau shohih bukhari maka rumusnya kho dan kalau shohih bukhari dan dia mualaq kho ta nya, kho ta berarti di dalam shohih bukhari dan dia mualaq. Kalau di shohih bukhari saja tanpa di ta'lif maka dia adalah kho ini berbeda. Yang Ashohul kitab bada kitabillah maksudnya yang ada di dalam shohih bukhari. Itu yang di dalam ushulnya. Dia adalah ahadistul ushul, hadits-hadits yang merupakan ushul nya, pokok-pokoknya, itu yang dimaksud. Makanya disini shech mengatakan wa fihi ta'loqon di dalam shohih bukhari dan dia adalah hadits yang mualaq. 

Beliau mengatakan disini babu dini yusrun, kemudian beliau mengatakan, wa qoulin nabiyu shalallahu alaihi wassalam ahabu dini ilallah al hanifi yatu samhah. Di sini beliau mengatakan wa qoulun nabiyun shalallahu alaihi wassalam tidak menyebutkan rawi-rawi antara Al Imam Al Bukhari sampai Nabi Shalallahu alaihi wassalam. Antara Imam Bukhari dengan nabi Shalallahu alaihi wassalam banyak rowi, minimal kalau tidak salah antara Imam Bukhari dengan nabi Shalallahu alaihi wassalam itu yang paling sedikit adalah 3 rowi. Disini langsung beliau mengatkaan wa qoulu an nabiyu shalallahu alaihi wassalam.

Thursday, May 26, 2022

Halaqah 9 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Kelima Hadits Abu Hurairah RadhiyallAhu 'anhu

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 9 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Kelima Hadits Abu Hurairah RadhiyallAhu 'anhu

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 9 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Kelima Hadits Abu Hurairah RadhiyallAhu 'anhu

Beliau mengatakan

wa fihi aidhon, dan di dalamnya juga, kalau kita melihat wa fihi dan di dalamnya. Ucapan ini seakan-akan dia juga berada di dalam shohih Al Bukhari. Karena hadits yang sebelumnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari. Kalau yang dimaksudkan disini wa fihi adalah dan di dalam shahih bukhari juga, maka ini wallahu alam, ini adalah sahun atau mungkin lupa atau salah di dalam meazwun, karena kalau kita melihat ternyata jadi diriwayatkan oleh Al Imam Muslim. Ini kalau yang dimaksud adalah shohih bukhari, tapi kalau yang dimaksud oleh beliau adalah maksudnya adalah di dalam hadits yang shohih maka benar. Tapi kalau kita melihat akhirnya, ahkorajul Bukhari menunjukkan bahwasannya beliau memaksudkan wa fihi disini adalah shohih bukhari, wallahu alam. Bahswasannya hadits ini yang benar diriwayatkan oleh imam muslim, bukan diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari.

wa fihi aidhon dan di dalamnya juga an abi hurairata radiallahu taala anhu, dari Abu Huarairah radiallahu taala anhu, Qola qola rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda, Adolallahu anil jumati mangkan qoblana, Allah telah menyesatkan orang-orang sebelum kita dari hari jumat, disini adalah menjadikan mereka tidak menjadikan hari jumat ini sebagai hari besar bagi mereka, hari yang utama bagi mereka. Allah menjadikan orang-orang sebelum kita itu tidak menjadikan hari jumat sebagai hari besar mereka, itu maksud dari adolallah. Allah ingin memberikan hari jumat ini kepada orang-orang yang paling Allah cintai, yaitu kaum muslimin. Allah sesatkan orang-orang sebelum kita untuk mendapatkan hari jumat ini sebagai hari raya. 

Fa kana lil yahudi yaumu sabet, maka orang-orang yahudi mereka memeliliki hari sabtu, menjadikan hari sabtu sebagai hari raya mingguan bagi mereka. Wa nashoro yaumul ahad, dan orang-orang nasrani mereka memiliki hari ahad, menjadikan hari ahad ini sebagai hari besar mingguan bagi mereka, disitulah mereka berkumpul, beribadah dan sampai sekarang demikian. Orang-orang nasrani menjadikan hari ahad ini sebagai hari raya mingguan bagi mereka disitulah mereka berkumpul dan beribadah. Demikian pula orang-orang yahudi mereka adalah ashabus sabet menjadikan hari sabtu ini sebagai hari raya mingguan bagi mereka. Menganggap mereka bahwa hari yang terbaik. 

Orang-orang yahudi menjadikan hari sabtu sebagai hari raya mereka, mereka menganggap bahwasannya hari tersebut Allah Subhanahu wataala beristirahat dari menciptakan langit dan juga bumi. Karena Allah menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari dari hari ahad sampai hari jumat, di hari sabtunya mereka meyakini bahwasannya Allah istaroh, maka disitulah mereka beribadah kepada Allah azawazal. Mereka menganggap bahwasannya hari itu adalah hari yang paling utama menurut mereka. 

Adapun orang-orang nasrani menjadikan hari ahad sebagai hari uang utama bagi mereka karena dianggap itu adalah hari yang pertama, jadi menurut mereka yang pertama itulah yang paling utama. Hari pertama dalam satu pekan adalah hari ahad, makanya dinamakan al ahad karena dia yang pertama. Yaumul isnain hari yang kedua, yaumu stulasa hari yang ketiga, yaumul arbia hari yang keempat dari kata arbaa, yaumul khamis dari kata al khamis yaitu hari kamis hari yang kelima. Maka itulah keadaan orang yahudi dan nasrani menganggap itu adalah hari yang mulia menurut mereka. 

Fa zaallahu biha fahadana li yaumil jumah, kemudian Allah mendatangkan kita mendatangkan orang-orang islam, diutus nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam dan masuklah ke dalam islam orang-orang yang masuk ke dalam agama islam, wa kazdalika hum tabulana fahadana li yaumil jumah, kemudian Allah menjunjukkan kita kepada hari jumat ini. Ditunjukkan kita bahwasannya hari yang paling mulia adalah hari jumat. Di dalam sebuah hadits, Nabi Shalallahu alaihi wassalam mengatakan inna min afdholi ayamimkum yaumal jumah, sesungguhnya termasuk hari-hari kalian yang paling afdhol adalah hari jumat. Dan beliau juga mengatakan inna yaumal jumah sayidul ayam wa a'dhomuha a indallah sesungguhnya hari jumat ini adalah pemukanya hari-hari yang dikedepankan yang diutamakan diantara hari-hari. Dan dia adalah hari-hari yang paling besar di sisi Allah. Ini yang mengabarkan siapa? Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Siapa yang mengabarkan kepada rosul? Allah azawazal. Indallah di sisi Allah hari yang paling besar hari yang diutamakan adalah hari jumat ini. Allah beritahukan ini kepada kita umat islam. 

Dan diantara kejadian-kejadian besar di hari tersebut bahwasannya di hari tersebut Allah ciptakan Adam, dan di hari tersebut Allah turunkan Adam ke bumi, dan di hari tersebut Allah mewafatkan Adam. Dan di dalamnya yaitu di hari jumat ada satu waktu barang siapa yang meminta kepada Allah di waktu tersebut maka Allah akan memberikan kepadanya. Dan di hari tersebut juga akan terjadi asaah. Ini menunjukkan tentang kejadian-kejadian besar yang terjadi di hari tersebut dan Allah Subhanahu wataala menjadikan hari jumat ini sebagai sayidul ayam yaitu hari yang paling mulia, yang paling utama.

Wa kadzalaika hum sab'ulana yaumal qiyamah, dan demikianlah mereka ini yaitu orang-orang yaudi dan orang-orang nasrani mereka akan berada di belakang kita. Kita diberikan dan ditunjukkan oleh Allah kepada hari yang paling mulia sementara orang-orang yahudi dan orang-orang nasrani mereka tidak diberikan yang demikian. Menunjukkan tentang keutamaan umat islam dibandingkan orang-orang yahudi dan nasranai. Berarti menunjukkan bahwasannya umat islam mereka adalah lebih utama daripada orang-orang yahudi dan nasrani, lebih utama daripada umat-umat sebelum kita, lebih utama daripada pengikutnya nabi Musa dan lebih utama daripada pengikutnya nabi Isa alahisalam. Maka demikian pula mereka di hari kiamat juga berada di belakang kita maksudnya adalah mengikuti kita maksudnya adalah di bawah kita. 

Nahnul akhiruna min ahli dunya, kita ini adalah orang-orang yang akhir diantara penduduk dunia karena nabi kita adalah nabi yang terakhir, tidak ada nabi setelah beliau Shalallahu alaihi wassalam maka kita adalah umat yang paling akhir karena nabi kita adalah nabi yang terakhir. Tidak ada lagi nabi setelah beliau sehingga tidak ada lagi umat setelah kita. Nahnul akhiruna min ahli dunya. Kita ini adalah orang-orang yang akhir di antara penduduk dunia. Wal awaluna yaumal qiyamah dan kita adalah orang yang paling awal di hari kiamat. Orang yang paling awal maksudnya adalah orang yang paling awal masuk ke dalam surga di hari kiamat. Bisa juga dan tidak ada pertentangan di dalamnya bukan hanya Al awaluna yaumal qiyamah di dalam masuk ke dalam surga tapi juga kita adalah orang yang pertama-tama dihisab diantara makhluk, sebagaimana dalam riwayat wal awaluna yaumul qiayamah al makdzidzahum qoblal kholai, jadi kita yang terakhir diantara penduduk dunia tapi kita yang pertama kali dihisab. 

Di dalam hadits yang lain, nahnul akhiruna awaluna yaumal qiyamah wa nahnu awalu man yadkhulu al janah. Kita adalah orang-orang yang terakhir maksudnya adalah di dunia. Al awaluna yaumal qiyamah kita yang pertama-tama di hari kiamat. Wa nahnua awalu man yadhul janah, dan kita adalah orang-orang yang pertama kali masuk ke dalam surga. Berarti al awaluna tadi bisa maknanya yang pertama kali dihisab dan juga maknanya yang pertama kali masuk ke dalam surga. Dan tidak ada pertentangan diantara keduanya, Allah utamakan kita dengan berbagai keutamaan. 

Maka ini menunjukkan tentang islam yang dibawa oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam karena mereka bisa demikian disebabkan karena mereka memeluk agama islam, yaitu islam yang dibawa oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam maka mereka mendapatkan keutamaan tersebut. Jadi keutamaan orang-orang islam yang disebutkan dalam hadits ini disebabkan oleh keutamaan islam yang mereka peluk, dan ini menunjukkan tentang keutamaan islam. Oleh karena itu didatangkan oleh beliau hadits ini di dalam bab ini karena dia menunjukkan keutamaan islam

Wednesday, May 25, 2022

Halaqah 8 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keempat Hadits Ibnu 'Umar RadhiyallAhu 'anhu

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 8 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keempat Hadits Ibnu 'Umar RadhiyallAhu 'anhu

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 8 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keempat Hadits Ibnu 'Umar RadhiyallAhu 'anhu

Beliau mengatakan

wa fi shohih di dalam ashohih

Terkadang seorang musonif mengatakan, wa fi shohih maksudnya adalah di dalam shohih bukhari atau di dalam shohih muslim atau shohih bukhari dan juga muslim atau kadang maknanya adalah di dalam hadits yang shohih. Jadi bisa ashohih disini maksudnya adalah nama kitab yaitu shohih bukhari shohih muslim atau maksudnya adalah sifat dari hadits yaitu wa fil haditsil shohih

Kalau misalnya ternyata hadits ini diriwayatkan oleh bukhari ataupun muslim maka dua makna ini bisa dipakai, kalau ternyata hadits ini diriwayatkan oleh bukhari saja, singkatan dari al bukhari (kho kitannya al bukhari) atau dikeluarkan oleh imam muslim saja maka dua makna ini bisa pada kalimat ashohih.

Tapi kalau misalnya ternyata hadits ini dikeluarkan oleh Abu Dawud misalnya, berarti makna ashohih disini al hadits ashohih, maka kita harus melihat dulu siapa yang mengeluarkan hadits ini

Dan hadits ini dikeluarkan oleh al Imam Al Bukhari. Berarti bisa makna wa fi shohih makna maksudnya adalah shohih Al Bukhari atau di dalam hadits yang shohih.

An Ibnu Umar, dari abdullah ibnu umar radiallahu anhuma, semoga Allah meridoi keduanya, Anna Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, bahwasannya Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda

Qola, mastalaukum wa mastalu ahllil kitabaini, perumpamaan kalian, kum disini maksudnya adalah orang-orang islam yaitu orang-orang yang memeluk agama islam, agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, islam dengan makna yang khusus. Dan perumpamaan ahlul kitabain, ahli dua kitab, yang dimaksud dengan dua kitab disini adalah at Taurat dan juga Injil. Ahlul kitab kalau maksudnya ahlul taurat maka mereka adalah al yahud, adapun ahlul injil maka mereka adalah an nashoro. Dalam Al-Quran, Allah Subahanahu wataala mengatakan, wal yahkum alhul injil, ahlul injil maksudnya An nashoro. 

Kamastalin rojulin, isa'jaro ujro, disini Nabi Shalallahu alaihi wassalam ingin menyebutkan tentang keutamaan islam dan keutamaan orang yang memeluk agama islam. Seperti seseorang yang menyewa ajir, menyewa orang-orang sewaan, fujaro adalah jamak dari ajir, menyewa beberapa orang untuk melakukan sebuah pekerjaan. 

Fa qola, kemudian laki-laki ini mengatakan, man ya'malu liamalan min gudwatin ila nisfin nahar ala qirot, siapa diantara kalian, diantara para fujaro, orang-orang yang disewa tadi, siapa diantara kalian yang mau bekerja untukku sebuah pekerjaan dari pagi sampai pertengahan siang, 'ala qirot dan dibayar dengan 1 qirot, 1 qirot itu kurang lebih 1/12 dirham, fa amilatil yahud, maka orang-orang yahudi pun bekerja, maksudnya adalah ada diantara ujaro tadi yang siap bekerja dari pagi sampai siang dan dibayar 1 qirot, maka ini adalah perumpamaan orang-orang yahudi, dan mereka siap untuk bekerja dari pagi sampai siang dibayar dengan 1/12 dirham atau 1 qirot. 

Stuma qola, kemudian laki-laki ini mengatakan, ma ya'malu li min nisfin nahar ila sholatil ash ala qirot, kali-laki ini kembali mengatakan siapa diantara kalian yang mau bekerja untukku dari pertengahan siang sampai waktu asar, saya berikan dengan sati qirot juga. Kemudian, fa amlitanashoro maka beramalah orang-orang nasranai. stuma qola, man ya'ma lu li min sholatil ashri ila antagib mas syams ala qirotoin, siapa diantara kalian yang mau bekerja dari asar sampai tenggelamnya matahari dan dia mendapatkan 2 qirot, fa antum hum, maka kalian itu adalah mereka ini yaitu muslimun. Fa godibatil yahudi wa nashoro, maka orang yahudi dan nashoro marah, wa qolu malana aksaro amalan wa aqola ajron, mereka mengatakan kenapa kami lebih banyak pekerjaannya dan ternyata lebih sedikit bayarannya. Orang yahudi misalnya dari pagi sampai siang kurang lebih 6 jam ternyata dapat 1 qirot saja. Orang Nasranai dari siang sampai asar sekitar 3 jam dapat 1 qirot saja. Sementara orang islam dari asar sampai maghrib dan dia mendapatkan 2 qirot. Maka mereka pun marah, ini sekedar permisalan.

Qola hal naqosukum min ajrikum syaian, maka dikatakan kepada mereka apakah aku mengurangi dari pahala kalian sedikitpun?

Ketika tadi ada perjanjian untuk bekerja dari pagi sampai siang untuk mendapatkan 1 qirot sudah diberikan gajinya dapat mereka sesuai dengan perjanjian. Yang kedua dari siang sampai asar juga sudah diberikan sesuai dengan perjanjian. Kalau sudah sesuai dengan perjanjian, berarti dholim atau tidak? tidak. Mereka berhak marah, mereka berhak untuk tidak ridho, berhak untuk protes ketika tidak sesuai dengan perjanjian. Perjanjiannya dari awal dari pagi sampai siang 1 qirot, sudah kerja dikasih 1 qirot. Dari siang sampai asar dapat 1 qirot, sudah kerja dikasih 1 qirot. Boleh marah kalau memang hanya diberikan 1/2 qirot misalnya, berarti yang menyewa tadi dia menyelisihi perjanjiannya. Maka ini dinamakan dengan kedholiman dan mereka boleh untuk protes, silahkan, hak mereka. Tapi kalau tidak diselisihi janjinya dan diberikan kepada mereka haknya maka mereka tidak berhak untuk protes. 

Hal naqosukum min ajrikum syaia, apakah aku telah mengurangi gaji untuk kalian sedikitpun? Qolu la, mereka mengatakan tidak. Qola dzalika fadli utihim man asya, yang demikian adalah keutamaanku aku berikan kepada siapa yang aku kehendaki. Orang yang menyewa tadi dia memberikan sesuai dengan kehendaknya, hak dia untuk memberikan si fulan lebih daripada yang lain, dan yang lain tidak bisa dia memaksa atau memprotes hak dia untuk memberikan kepada siapa yang dikehendaki kalau memang itu adalah hak bagi orang tersebut. Dan tidak dinamakan ini sebuah kedholiman. 

Maka ini adalah mastal, permisalan yang disebutkan oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam beliau ingin menunjukan tentang keutamaan orang islam dibandingkan dengan orang yahudi dan orang nasrani. Diaman orang islam ini amalan mereka sedikit lebih ringan daripada orang-orang yahudi dan nasrani. Agama kita sebagaimana kita tahu adalah agama yang samhan dan agama ini agama yang yusron, ina hadza din yusrun, agama ini adalah agama yang mudah. Berbeda dengan agama atau ajaran yang ada di dalam agama di dalam yahudi maupun agama nasrani. Alhamdulillah.

Namun demikian kemudahan yang ada di dalamnya, tapi Allah Subhanahu wataala memberikan kepada mereka pahala yang besar. Shalat misalnya bukan 50 waktu tapi hanya 5 waktu saja dan diberikan oleh Allah azawazal pahala 50 shalat. Man za'a bil hasanati, falahu asru amsaliha, barang siapa yang datang dengan sebuah kebaikan maka dia akan mendapatkan 10 lipat dari kebaikan tersebut. Ini adalah permisalan yang disebutkan di dalam hadits ini menunjukkan tentang keutamaan orang-orang islam dibandingkan dengan orang-orang yahudi dan nasrani. Dan keutamaan ini tentunya karena agama yang mereke peluk. Darimana orang-orang islam tadi mendapatkan keutamaan tersebut? Keutamaan tersebut disebabkan oleh din, disebabkan oleh agama yang mereka peluk, yang mereka yakini, menunjukkan tentang keutamaan islam yang dibawa oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam. Barang siapa yang memeluk agama islam yang dibawa oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam maka dia akan mendapatkan keutamaan sebagaimana disebutkan permisalannya di dalam hadits ini. 

Berarti ini menunjukkan tentang keutamaan islam dari sisi ini. Bahwasannya orang yang berpegang teguh dengan islam maka dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda jauh lebih banyak daripada yang didapatkan oleh umat-umat sebelumnya, tentunya ini adalah sebuah keutamaan. Ini adalah wajhu dalalah segi pendalilan dari hadits ini menunjukkan tentang keutamaan islam yang dibawa oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam dilihat dari pahala yang didapatkan oleh kaum muslimin dimana mereka beramal dengan amalan yang sedikit tetapi mereka mendapatkan pahala yang berlipat ganda jauh lebih besar daripada yang didapatkan oleh orang-orang yahudi dan nasrani

Tuesday, May 24, 2022

Halaqah 7 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Ketiga QS Al Hadid 28 Bag 2

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 7 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Ketiga QS Al Hadid 28 Bag 2

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 7 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Ketiga QS Al Hadid 28 Bag 2

Kemudian Allah menyebutkan keutamaan apa ganjarannya, orang yang mewujudkan islam yang berdasarkan dua kalimat sahadat 

ูŠُุคْุชِูƒُู…ْ ูƒِูْู„َูŠْู†ِ ู…ِู†ْ ุฑَุญْู…َุชِู‡ِ

Allah akan memberikan kepada kalian dua bagian yang besar, kifl adalah bagian yang besar, kiflaini adalah dua bagian yang besar. Ada yang mengatakan Kiflun min rohmatihi fi dunya (ini yang pertama), dan kiflun min rohmatihi fil akhirat. Berarti dia akan mendapatkan dua bagian yang besar rahmat Allah baik di dunia maupun di akherat. Jadi di dunia, orang nya menjadi orang yang marhum, disayangi oleh Allah dan diberikan oleh Allah kasih sayang besar. Orang yang beriman maka dia akan mendapatkan kasih sayang yang khusus dengan kasih sayang yang umum. 

Adapun orang-orang yang kafir, hanya mendapatkan kasih sayang yang umum saja. Berarti kasih sayang Allah berikan kepada kita lebih besar daripada kasih sayang yang Allah berikan kepada mereka. Kita mendapatkan kiflun min rohmatillah di dunia ini, mendapatkan bagian yang besar dari rahmat Allah di dunia ini. Karena kita bukan hanya mendapatkan kenikmatan dunia, makan, minum, kita yang mendapatkan yang demikian, orang kafir bisa makan kita juga bisa makan, tapi kita punya kenikmatan iman dan islam mereka tidak memiliki yang demikian. Kita memiliki kiflun min rohmatilahi fi dunya. Kita punya bagian besar dari rahmat Allah di dunia sesuai dengan kadar ketakwaan kita dan keimanan kita kepada rosul demikian kadar ramhat yang akan kita dapatkan. Berarti keutamaan yang pertama orang yang mewujudkan islam yaitu islam yang dibawa oleh nabi Shalallahu alaihi wassalam maka dia akan mendapatkan kiflaini mirohmatillah

Adapun dahmat di Akherat maka sebagaimana kita ketahui bahwasannya satu diantara seratus rahmat Allah Subhanahu wataala itulah yang Allah turunkan di dunia, 99 Allah simpan untuk orang-orang yang beriman di akherat. Maka itu adalah Kiflun bagian yang sangat besar dari rahmat Allah yang Allah sediakan bagi orang-orang yang beriman. 

Berarti islam ini adalah sebab kita mendapatkan kiflaini min rohmatillah. Ini yang diharapkan dari kita semangat untuk mengethaui tentang islam lebih dalam. Nanti akan disebutkan tafsiru tauhid dan seterusnya setelah beliau menyebutkan fadlu tujuannya adalah supaya kita semangat untuk berislam

Dengan islam tadi, dengan takwallah dan juga iman dengan rosul, dengan sahadat yang pertama dan sahadat yang kedua maka Allah Subhanahu wataala akan 

2 ูˆَูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َูƒُู…ْ ู†ُูˆุฑًุง ุชَู…ْุดُูˆู†َ ุจِู‡ِ

Allah akan memberikan kepada kalian cahaya yang dengannya kalian akan berjalan dan cahaya di tempat yang sangat gelap maka ini adalah kenikmatan tersendiri bagi seseorang. Orang yang berjalan, yang sebelumnya dia berjalan di tempat yang gelap kemudian ada listrik dan disitu dengan terang dia melihat batu atau ada ular yang lewat dan seterusnya maka ini adalah kenikmatan yang besar. Maka Allah Subhanahu wataala disini mengupamakan islam ini sebagai sebuah cahaya. 

Cahaya di dalam kehidupan kita yang dengannya terang bagi kita apa yang ada di depan kita. Terang di dalam mengarungi perjalanan hidup, tahu apa yang harus dilakukan karena dia punya pondasi-pondasi, di dalam islam semuanya sudah diajarkan, sudah diatur, dia sudah tahu kunci-kuncinya, Allah sudah membocorkan dan sudah memberitahukan kepada kita di dunia ini demikian dan demikian. Di dalamnya ada musibah, tafakur, Allah sebutkan itu semuanya. Dan Allah berikan kepada kita kunci-kuncinya untuk menghadapi semuanya itu. 

Musuh yang tidak kelihatan, Allah berikan kepada kita bagaimana menghadapi musuh-musuh tadi. Istiazah, merukyah diri sebelum kita tidur misalnya, bagaimana kita membaca bismilahi tawakaltu alallah walahaula walakuata ilabilah sebelum kita keluar rumah. Kita tidak melihat syetan, tapi Allah tahu ketika kita baca doa ini maka dia akan pergi. Allah tahu kalau kita membaca bismillah sebelum kita masuk mandi dia tidak akan melihat aurat kita dan seterusnya. 

Maka ini adalah sesuatu yang menernagi hidup kita yang sebelumnya kita dalam keadaan hairan dalam keadaan bingung, gelap hatinya, tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi ketika kita kenal sunnah seakan-akan kita baru hidup, seakan-akan kita baru beragama islam sekarang, menjadi terang benerang kehidupan kita. Sehingga didapatkan orang yang mengenal sunnah, seakan-akan dia tidak punya masalah, bukan karena dia tidak punya masalah, ada masalah tetapi dia tahu bagaimana cara menghadapi masalah tersebut. Masalah yang besar, tapi ketika dia tahu kunci-kuncinya, sabar, tawakal, beriman dengan takdir, dan seterusnya, sesuatu yang sangat ringan bagi dia. 

Tapi orang yang tidak mengenal islam, tidak mengenal nur ini maka dia akan menghadapi dunia ini dengan kegelisahan. Ketika mendapatkan nikmat maupun ketika dia mendapatkan musibah, dia dalam keadaan resah dan geliah. Ketika dia tidak mengenal bahwasannya rezeki sudah ditakdirkan oleh Allah, mencari dunia dengan rakusnya, dengan tamaknya, apalagi melihat yang lain juga ikut rakus dan juga tamak, dia mendapatkan sesuatu dan melihat temannya, melihat tetangganya, ternyata dia mendapatkan yang lebih banyak, sakit hatinya. Dia mencarinya sudah susah dari sebelum subuh sudah berangkat dan tidak pulang kecuali jam 9 atau 8 malam dan tidak pernah melihat anaknya dalam keadaan bangun, dengan susah payah dia cari dunia tersebut. 

Dan ketika dia mendapatkannya, melihat orang yang lebih besar, sakit hatinya, hasad di dalam dirinya, ditambah lagi ada kekhawatiran karena orang yang punya harta, banyak dihasadi oleh manusia yang lain apalagi kalau dia mencari harta tidak didasari dengan iman kemudian muncul di dalam lisannya ucapan yang menyombongkan dirinya, ini semakin dibenci oleh manusia. Sesama orang-orang yang kurang keimanannya akhirnya berusaja mejegal satu dengan yang lain. 

Dia akan melihat si fulan hasad, si fulan mengucapkan ucapan yang mengancam, khawatir apabila bisnisnya nanti dijegal oleh si fulan. Kepikiran terus kalau benar-benar bisnisnya ini mandeg bagaimana, jadi meskipun dia punya uang, punya harta, punya apa yang dia inginkan tapi hatinya tidak tenang, apalagi kalau kejadian benar ternyata dia bangkrut, maka akan semakin sedih. Banyak orang kaya, dia mendapatkan apa yang dia miliki tapi dia tidak bisa tidur. Dia tidak tidur kecuali dengan obat penenang, itupun terkadang tidak cukup dengan satu harus dua, tidak tidur kecuali dengan obat penenang. Jadi itu adalah keadaan orang yang gelap hidupnya seperti itu. 

Dia mendapatkan kenikmatan gelap tidak bisa menikmati hartanya. Ketika dia mendapatkan musihab, maka tida tidak bisa menghadapi musibah tadi dengan sabar. Kenapa ini semua, karena gelap hidupnya. Berbeda dengan orang yang berpegang teguh dengan agama islam. Dia tahu kenapa harus cari uang, ketika mendapatkan uang tahu apa yang harus dilakukan. Apakah saya melihat orang yang lebih banyak uangnya atau melihat orang yang lebih rendah daripada kita. Apa hikmah dari musibah, semakin dia pelajari islam ini dengan tekun, semakin banyak cahaya yang ada pada dirinya, sehingga semakin tenang dia mengarungi kehidupan ini. Berarti diantara keutamaan islam, bahwasannya islam ini adalah sebab kita mendapatkan cahaya. 

. Wayaz'alakum nuron tamsyuna bihi, 

3 ูˆَูŠَุบْูِุฑْ ู„َูƒُู…ْ

ditambah yang ketiga, keutamaannya, kalau kita mengikuti islam, maka Allah Subhanahu wataala akan mengampuni dosa kita. Mendapatkan rahmat dan kita akan terang kehidupan kita. Kemudian yang ketiga, kalau kita melakukan dosa maka islam tadi menjadi sebab kita diampuni dosanya. Nabi Shalallahu alaihi wassalam mengatakan

Al Islamu yajubu maqoblak

Islam itu menghapuskan dosa sebelumnya. Jadi orang yang melaksanakan islam dan islam sebagaimana yang kita tahu yang paling besar di dalam islam adalah tauhid dan itu adalah ajaran inti dari islam yaitu tauhid. Dan tauhid ini adalah sebab diampuninya dosa seseorang. Sebagaimana dalam hadits kudsi

Ya ibna adam inaka lautainasani bikurbil ardiwa khotoya, stuma lakitani ila tusyriku bihi syaia laataituka bukurobiha magfir

Tauhid ini adalah sebab seseorang mendapatkan ampunan dari Allah azawazal. 

Maka ini adalah keutamaan islam yang disebutkan di dalam ayat ini dia adalah tiga keutamaan yang besar dan semoga dengan penyebutan beberapa keutamaan di dalam bab pertama ini timbul semangat yang besar di dalam hati kita untuk lebih dalam mempelajari tentang apa itu islam.

Monday, May 23, 2022

Halaqah 6 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Kedua QS Yunus 104 Dan Dalil Ketiga QS Al Hadid 28 Bag 1

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 6 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Kedua QS  Yunus 104 Dan Dalil Ketiga QS Al Hadid 28 Bag 1

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 6 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Kedua QS  Yunus 104 Dan Dalil Ketiga QS Al Hadid 28 Bag 1

Beliau mengatakan

Kemudian yang kedua, Waqouli Taala, dan firman Allah 

ู‚ُู„ْ ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ุฅِู†ْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ูِูŠ ุดَูƒٍّ ู…ِู†ْ ุฏِูŠู†ِูŠ ูَู„َุง ุฃَุนْุจُุฏُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุชَุนْุจُุฏُูˆู†َ ู…ِู†ْ ุฏُูˆู†ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู„َٰูƒِู†ْ ุฃَุนْุจُุฏُ ุงู„ู„َّู‡َ ุงู„َّุฐِูŠ ูŠَุชَูˆَูَّุงูƒُู…ْ ۖ ูˆَุฃُู…ِุฑْุชُ ุฃَู†ْ ุฃَูƒُูˆู†َ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ

Katakanlah: "Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman", (Q.S. Yunus : 104)

Katakanlah wahai manusia seandainya kalian meragukan agamaku, Allah mengatakan ู‚ُู„ْ kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, ู‚ُู„ْ ya Muhammad, katakan kepada mereka, ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ, wahai manusia, kalau kalian ragu-ragu tentang agamaku, kalau kalian ragu-ragu tentang kebenaran agama ini, maka keraguan kalian tidak akan memudoroti saya, ูَู„َุง ุฃَุนْุจُุฏُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุชَุนْุจُุฏُูˆู†َ ู…ِู†ْ ุฏُูˆู†ِ ุงู„ู„َّู‡ِ, ketahuilah bahwasannya aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah selain Allah, ูˆَู„َٰูƒِู†ْ ุฃَุนْุจُุฏُ ุงู„ู„َّู‡َ ุงู„َّุฐِูŠ ูŠَุชَูˆَูَّุงูƒُู…ْ, kalau kalian ragu tentanga agamaku, ini loh agamaku, agama beliau adalah Ibadatullah La Syarikalahูَู„َุง ุฃَุนْุจُุฏُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุชَุนْุจُุฏُูˆู†َ ู…ِู†ْ ุฏُูˆู†ِ ุงู„ู„َّู‡ِ, ini agama ana, agama ana , aku tidak akan menyembah segala sesuatu yang kalian sembah selain Allah, berarti disini ada nafyunูˆَู„َٰูƒِู†ْ ุฃَุนْุจُุฏُ ุงู„ู„َّู‡َ, akan tetapi aku hanya menyembah Allah, apa disini, istbat

Inilah agama islam. Inti dari agama islam ada pada kalimat lailahailallah, inti dari agama islam al istislamu lillahi bi tauhid, ila inkiyadu bi thoah wal baroatu midal syriki, wa ahlihi. Disini ada baroah dan di dalam istbat di sini ada istislamu lillahi bi tauhid. Ini agama ana.

Apa kelebihan islam di dalam ayat ini, kelebihan islam bahwasannya di dalam islam yang disembah adalah Allah, ูَู„َุง ุฃَุนْุจُุฏُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุชَุนْุจُุฏُูˆู†َ ู…ِู†ْ ุฏُูˆู†ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู„َٰูƒِู†ْ ุฃَุนْุจُุฏُ ุงู„ู„َّู‡َ.

Apakah ketika di dalam islam yang disembah adalah Allah ini adalah kelebihan? al jawab na'am. Ini adalah sebuah kesitimewaan dan keistimewaan yang sangat istimewa. Kenapa demikian? Karena kalau yang disembah adalah Allah maka itulah yang hak. Karena Allah Subhanahu wataala, dialah yang memang berhak untuk disembah dan ini adalah sebuah keutamaan menyembah sesuatu yang memang berhak untuk disembah. Ini adalah keistimewaan keutamaan yang tidak diberikan yang tidak ada pada agama-agama yang lain. Agama yang lain ada yang menyembah patung, matahari, bulan, nabi, menyembah sesuatu yang dhoif sesuatu yang makhluk, itu yang ada di dalam agama-agama yang lain. 

Adapun islam maka di dalamnya disembah dzat yang memang berhak untuk disembah. Di dalam agama yang lain disembah sesuatu yang tidak berhak untuk disembah. Di dalam islam yu'bat al ilahul haq, disembah sesembahan yang memang berhak untuk disembah. Ini keutamaan di dalam agama islam. Adapun di dalam agama yang lain maka mereka menyembah sesuatu yang tidak berhak untuk disembah. menyembah sesembahan-sesembahan yang bathil, maka ini menunjukan tentang keutamaan agama islam.

Berarti ketika kita menyembah dzat yang memang berhak untuk disembah kita berdoa memang pada tempatnya, kita istiadzah memang pada tempatnya, kita memohon anugrah, memohon keutamaan memang pada tempatnya, akan dikabulkan. Tapi dalam agama yang lain, meminta kepada matahari, kapan matahari mengabulkannya, meminta kepada bulan, meminta kepada yesus, kapan yesus akan mengabulkan permintaannya. Disamping permintaan dia tidak dia dapatkan dia juga di akherat akan menjadi orang yang kekal di dalam neraka. Ini menunjukkan tentang keutamaan islam karena di dalam islam disembah dzat yang memang berhak untuk disembah.

Kemudian beliau mengatakan, waqouli taala dan juga firman Allah 

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุขู…ِู†ُูˆุง ุจِุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ูŠُุคْุชِูƒُู…ْ ูƒِูْู„َูŠْู†ِ ู…ِู†ْ ุฑَุญْู…َุชِู‡ِ ูˆَูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َูƒُู…ْ ู†ُูˆุฑًุง ุชَู…ْุดُูˆู†َ ุจِู‡ِ ูˆَูŠَุบْูِุฑْ ู„َูƒُู…ْ ۚ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุบَูُูˆุฑٌ ุฑَุญِูŠู…ٌ

"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al hadi : 28)

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan berimanlah dengan rosulNya, maka Allah Subhanahu wataala akan memberikan kepada kalian kiflaini dua bagian yang besar dari rahmatnya dan Allah akan memberikan bagi kalian cahaya yang kalian akan berjalan dengannya, wayagfirlakun dan Allah akan mengampuni kalian, Wallahu gofururohim, dan dialah Allah Subhanahu wataala yang maha pengampun lagi maha penyayang.

Bagaimana penunis mendatangkan ayat yang kedua dengan ayat ketiga tadi. Kalau tidak dicermati oleh sesoerang mungkin sulit dia untuk memahami maksudnya, apa yang ada di dalam ayat ini yang menunjukkan tentang keutamaan islam. Beliau menyebutkan ayat yang sampai kepada beliau ayat ini menunjukkan tentang keutamaan islam. Dan tentunya ini bukan sesuatu yang mudah. Bagaimana beliau bisa mencapai surat Al Hadid untuk yang menunjukkan tentang keutamaan islam. Ini kalau bukan yang sering baca Al Quran kemudian mentadaburi Al Quran kemudian beliau menemukan ayat ini maknanya adalah demikian. Dikumpulkan faedahnya. Kalau bukan orang yang demikian sulit untuk bisa menulis kitab seperti ini.

Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian dan berimanlah kedapa RasulNya. Bertakwa kepada Allah dan beriman dengan rosul inilah makna al islam. Di dalamnya ada dua kalimat syahadat. Itaqullah, takutlah kepada Allah, berimanlah kepada Allah, takutlah kepada Allah dan diantara makna takwa kepada Allah adalah bertauhid. Takwa diantara maknanya adalah tauhid karena takwa artinya ini adalah menjalankan perintah dan juga menjauhi larangan. Engkau menjadikan antara dirimu dengan azab Allah penghalang, itu makna takwa. Apa penghalang tersebut? menjalankan perintah dan juga menjauhi larangan.

Kalau makna takwa adalah dengan menajalankan perintah dan menjauhi larangan, apa perintah yang paling besar? tauhid, apa larangan paling besar? syirik. Berarti bertakwa kepada Allah diantara maknanya yang paling besar adalah bertauhid kepada Allah dan meninggalkan kesyirikan. Ini makna syahdat yang pertama.

Wa aminu birosulihi, dan berimanlah kalian kepada rosulNya, berimanlah yakinlah bahwasannya dia adalah hamba Allah dan juga rosul. Kalau sudah beriman dengan rosul maka beriman dengan seluruh apa yang beliau kabarkan. Beliau mengabarkan tentang tauhid, hari akhir, malaikat, takdir, para rosul dan seterusnya. Berarti beriman dengan rosul di dalamnya ada makna syahadat yang kedua. Syahadat yang pertama dan kedua ini adalah dasar dari islam. Dengannya lah orang masuk ke dalam agama islam. Berarti orang-orang yang beriman hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan berimanlah dengan rosulNya. Disini Khitobnya orang-orang yang beriman. Berarti maksudnya adalah hakiku takwallah wa hakiku al iman bi rosul. Wujudkanlah benar-benar tentang ketakwaan kepada Allah dan wujudkanlah tentang beriman dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Wujudkanlah dua kalimat sahadat, praktekan dua kalimat ini dalam kehidupan kalian sehari-hari. Berarti disini orang-orang yang beriman disuruh untuk mewujudkan islam.

Friday, May 20, 2022

Halaqah 5 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan QurAn Surat Al-Maidah Ayat 3

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 5 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan QurAn Surat Al-Maidah Ayat 3

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 5 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan QurAn Surat Al-Maidah Ayat 3

Beliau menyebutkan ayat yang pertama yaitu firman Allah 

Alyauma akmaltu lakum dinakum, wa atmamtu alaikum nikmati waraditu lakumul islamadin

Dianatara yang menunjukkan tentang keutamaan islam yaitu agama islam yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang mencakup islam yang dhohir, penyerahan diri yang dhohir maupun penyerahan diri yang batin. Adalah firman Allah di dalam surat al maidah ayat yang ke 3, yang artinya

"Pada hari ini aku telah sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan Aku telah sempurnakan atas kalian mikmatku, dan Aku ridhoi islam sebagai agama bagi kalian."

Di dalam ayat ini, ada keutamaan islam dari beberapa segi

1. Islam adalah agama yang sempurna, dengan firman Allah

al yauma akmaltu lakum dinakum

"Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian"

Dan kesempurnaan sebuah agama menunjukkan tentang kelebihannya dan keistimewaannya. Sempurna bisa diamalkan di setiap tempat, bisa diamalkan di setiap daerah. Adapun yang tidak sempurna mungkin dia bisa diamalkan di sebagian waktu saja atau di sebagian daerah saja, di sebagian kaum saja tidak pada sebagian yang lain. Tapi agama islam bisa dipakai di setiap tempat dan bisa dipakai di setiap waktu. ila yaumil qiyamah. Siapa saja yang memakai agama islam dimana saja, orang afrika, atau orang suku manapun, ketika mereka mengamalkan agama ini maka bisa dia amalkan. Seprimitip apapun suku, kalau dia mengamalkan agama ini bisa, bukan sesuatu yang mustahil, bisa diamalkan dan cocok bagi dia bagi siapa saja

Sisi kesempurnaan yang lain seluruh perkara telah di atur di dalam agama islam. Allah telah menyempurnakan agama islam ini untuk nabi Shalallahu alaihi wassalam. Seluruh perkara mulai dari perkara yang sekecil apapun yang mungkin diremehkan oleh manusia seperti buang air kecil, buang air besar, maka di dalam islam diatur oleh Allah azawazala. Sudah diatur menghadap kemana ketika buang air, ketika cebok pakai tngan kanan atau tangan kiri, ketika beristijmar berapa minimalnya. Dan diatur dalam islam ketika mau masuk kamar mandi mendahulukan kaki kanan atau kaki kiri, apa yang kita baca, bagaimana ketika keluar, ini diatur di dalam agama kita dan urusan-urasan seperti ini diremehkan dan dianggap remeh oleh manusia, tapi diatur di dalam agama islam karena di dalamnya ada kebaikan untuk diri kita. Jangan kita anggap ketika kita memulai dan masuk kamar mandi dengan kaki kiiri ini tidak ada hikmahnya, jangan kita anggap ketika kita keluar dari kamar mandi menahulukan kaki kanan ini tidak ada hikmahnya, pasti disana ada hikmahnya manjfaatnya bagi kita. Jangan kita anggap ketika membaca bismillah ketika kita masuk kamar mandi ini tidak ada hikmahnya. Setiap yang disyareatkan di dalam agama islam ini pasti disana ada hikmah dibalik itu semua.

Aliman man alimaham wajahilah man jahilah

"Tahu orang yang tahu dan tidak tahu orang yang tidak tahu"

Tapi kita yakin bahwasannya Allah subhanahu wataala, Dia telah Al alimul hakim, Dialah yang maha bijaksana. Tidaklah Allah subhanahu wataala melakukan sesuatu dalam keadaan abasan, dalam keadaan sia-sia, pasti disana ada hikmahnya

Di dalam masalah seperti ini saja diurus oleh Allah azawazal, apalagi perkara yang lebih besar dari itu. Semuanya diurus oleh Allah, masalah pernikahan diurus oleh Allah, disebutkan tentang syareatnya. Masalah warisan juga disebutkan oleh Allah azawajal, ibadah yang berkaitan dengan fisik, berkaitan dengan harta ada di dalam agama islam, ibadah mau cari yang wajib mau cari yang sunah ada, mau ibadah yang berkaitan dengan anggota badan atau dengan lisan lengkap, sehingga orang yang tidak bisa melakukan ibadah dengan anggota badannya bisa dengan lisannya. Bahkan disana ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, tawakal, khauf, seandainya disana tidak bisa berucap maka disana ada ibadah yang berkaitan dengan hatinya.

Di dalam islam ada ruksoh, ada keringanan dan di dalam islam diajarkan tentang masalah aqidah dengan sangat lengkap. Apa yang kita butuhkan ada di dalam Al-Quran tianggal kita mau mempelajari lebih dalam atau tidak.

Sudah berlalu tentang ucapan Ibnu Iyainah yang dinukilkan oleh syech Soleh al usaimin ketika membahas masalah muruahm ditanya oleh murid-muridnya, engkau telah beristimbat dari Al-Quran berbagai hal dan semua hal, kalau masalah muruah darimana engkau dapatkan, kemudian beliau menyebutkan

Khuzdilafwa wa'mur bilurfi wa arid anil jahil

Jadi semua ada di dalam Al-Quran, ma faroquna bil kitabi minsin, kami tidak sia-siakan di dalam Al-Quran sedikit pun. Semuanya disebutkan oleh Allah.

Ini menunjukkan tentang keutamaan agama islam. Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam adalah agama yang sempurna, Silahkan antum bandingkan antara agama yang kita peluk ini dengan agama yang lain, dengan agama Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, faudho kacau di dalam agama mereka.

Di dalam agama kita ada aqidah, ibadah, akhlaq, semua hak diatur oleh Allah azawazal, diantaranya hak seorang guru, hak seorang murid, hak seorang anak diatur semuanya di dalam Al-Quran.

Sudah kita sebutkan permisalan tentang keutamaan kesempurnaannya yaitu dengan sebuah jalan yang dilalui oleh banyak orang dan dia adalah jalan yang sepurna. Disana ada peraturan dan jalan teresbut mulus, jalan tersebut lebar, dan dia adalah satu jalan atau satu arah misalnya, dan aman dijaga oleh pihak-pihak keamanan dan disediakan rest area dan yang nyaman, tempat ibadah yang nyaman, maka ini adalah keistimewaan dan keutamaan tersendiri dari jalan tersebut.

Maka ketahuilah bahwasannya islam ini adalah jalan yang sempurna, agama yang sempurna. Ini satu sisi dari keutamaan islam yang disebutkan dalam ayat ini.

2. Islam nikmat Allah yang besar

Kemudian Allah mengatakan

waatmamtu alaikum nikmati

"Dan Aku sempurnakan atas kalian nikmatku,"

menunjukkan bahwasannya islam ini adalah nikmat yang besar, nikmat Allah yang besar atas kita, sehingga dengan islam ini kita menjadi terang benderang hidupnya, tahu apa yang harus kita kerjakan, untuk apa kita hidup, bagaimana sikap kita ketika tertimpa musibah, bagaimana sikap kita ketika gagal melamar orang, tahu sikap apa yang harus difahami, oh kita sudah istikharah dan sudah sudah dikatakan dalam istikharah Ya Allah kalau memang ini baik, mudahkanlah, kalau tidak baik palingkan saya dari perkara ini. Meka tenang hatinya Alhamdulillah, Insya Allah, Allah akan mendatangkan yang lebih baik dan itulah yang paling baik bagi kita. Terus dijalani hidupnya, tidak terlalu kepikiran dengan perkara tersebut. Terang benderang hidupnya. Darimana kita mendapatkan keterangan tadi, karena kita memeluk agama islam, Alhamdulillah. Dan banyak perkara apa bila kita cermati kita baru merasakan bahwasannya ini adalah nikmat, Alhamdulillah yang telah memberikan hidayah kepada islam.

Jadi islam ini adalah nikmat dari Allah subhanahu wataala, dia adalah agama yang sempurna dan dia adalah agama yang merupakan nikmat dari Allah

3. islam ini adalah agama yang dirihoi oleh Allah

waraditu lakumul islamadin

"Dan aku Ridhoi bagi kalian islam ini sebagai agama bagi kalian"

Allah ridho, artinya kalau kita mengikuti islam ini maka Insya Allah kita akan sampai pada ridho Allah, dan ketika Allah ridho kepada kita manusia maka ini adalah anugrah yang sangat besar, dan inilah yang kita cari, seorang muslim berusaha bagaimana dia melakukan sesuatu yang menjadikan Allah itu ridho dengannya, bagaimana Allah itu senang dengan dia, Allah ridho dan sendang dengan kita. Ketika dia mengetahui bahwasannya islam inilah agama yang dirihoi oleh Allah, maka dia berusaha untuk mengamalkan apa yang ada di dalamnya, karena Allah sudah meridhoi agama ini.

Adapun yang lain, maka Allah tidak ridho, dan barang siapa yang mencari agama yang tidak diridhoi oleh Allah maka Allah tidak akan menerimanya

wama yabtaghi goiral islamidinan fala yukbalamin, wa hua fil akhiroti minal khisirin

"Barang siapa yang mencari selain agama islam, (karena selain agama islam tidak diridhoi oleh Allah), maka tidak akan diterima darinya dan di akherat dia termasuk orang-orang yang merugi"

Merugi karena dia sudah menghabiskan umurnya di atas sebuah agama yang tidak dirihoi oleh Allah, mungkin disitu dia beramal memberikan makan orang miskin, menyumbang ke anak yatim dan seterusnya, tapi bukan di atas agama yang dirihoi oleh Allah azawazal, sehingga tidak diterima amalan-amalan tersebut dan dia di akherat termasuk orang-orang yang merugi.

Maka ayat ini menunjukkan tentang keutamaan agama islam dilihat dari tiga sisi



Thursday, May 19, 2022

Halaqah 4 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Makna Islam Yang Dimaksud

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 4 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Makna Islam Yang Dimaksud

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 4 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Makna Islam Yang Dimaksud

Beliau mangatakan

wabihi nastaain

dan dengan nya kami memohon pertolongan

Mendatangkan kalimat ini padahal sebelumnya sudah mengucapkan bismillahirohmanirahim, karena mungkin ada diantara pembaca yang tidak menyadari bahwasannya di dalam kalimat bismillah ada disana makna istianah sehingga beliau dinampakkan disini dan mengatakan wa bihi nastain, dan didahulukan bihi untuk menunjukkan penguatan dan pengkhususan bahwasannya istianah ini hanya kepada Allah, asalnya wa nastainu bihi, tapi didahulukan disini jar dan juga majrur untuk menunjukkan pengkhususan penguatan, dan bahwasannya istianah ini hanya kepada Allah saja.

Dan ucapan beliau nastain, siyarah bahwasannya yang butuh pertolongan bukan hanya beliau saja tapi juga furo yang membaca dan mengambil faedah dari kitab ini juga mereka semuanya dan tidak terkecuali butuh untuk mendapatkan pertolongan dari Allah. Sebagaimana penulis butuh pertolongan dari Allah dalam menulisnya, maka furo dan orang yang membaca dan mengambil faedah dari kitab ini juga butuh pertolongan dari Allah subhanahu wataala untuk memahami kitab ini dan berusaha untuk mengamalkannya.

Dan kitab yang ada di hadapan kita lain dengan kitab Al Usulu stalastah atau Qowaidul Arba', atau kitabut tauhid yang mungkin relatif lebih mudah dalam memahami maksud dari penulis. Adapun kitab ini kita perlu taamun perlu kita berulang-ulang melihat apa maksud penulis kenapa beliau mendatangkan ayat ini, kenapa beliau mendatangkan hadits ini di dalam bab ini, maka tentunya kalau kita melihat tabiat kitab tersebut demikian, kita sangat butuh dengan pertolongan Allah azawazal

Dalam kitab yang mudah sekalipun, kita butuh pertolongan dari Allah, apalagi di dalam kitab yang memerlukan kesungguhan di dalam memahaminya. Dan nanti akan kita lihat bagaimana tidak bisa menghindari awal kita memahami maksud kenapa penulis disini mendatangkan ayat ini dan kenapa beliau mendatangkan hadits ini. Perlu kita diulang, terkadang sudah berulang kali pun kita belum memahami, Wallahu alam apa yang dimaksud oleh penulis dalam masalah ini.

Sebagian ulama ada yang mensifati syech Muhammad bin Abdul Wahab... ketika beliau membahas kitabutahuid itu hampir sama dengan yang dilakukan oleh Al Imam Al Bukhari di dalam shohih Al Bukhari, hampir sama atau meniru apa yang dilakukan oleh al Imam Al Bukhari di dalam Shohihnya. Beliau mendatangkan ayat di awal atau mendatangkan hadits dan terkadang kita tidak memahami dari awal. Pertama kali kita membaca, kita belum belum faham apa maksud beliau. Perlu disana diputar lagi otak kita, diulang lagi membacanya sehingga kita baru memahami. Dan di akhir ketika kita memahami barulah kita mengetahui atau kita terheran-heran bagaimana Al Imam Al Bukhari bisa sampai kepada pemahamannya. Maksudnya dari sekian ribu ayat dan dari sekian ribu hadits yang beliau hafal tapi beliau mengkonsentrasikan kepada satu kalimat. Satu kalimat ini kemudian dengannya beliau masukan hadits ini di dalam bab tersebut. Sehingga shohih Al Bukhari ini bukan kitab yang bisa dengan mudah diadopsi oleh seseorang perlu disana pemahaman yang kuat dan kesabaran untuk bisa mengajarkan kitab semisal Shohih Al Bukhari. Sehingga sebagian ada yang karena dia mungkin merasa tidak mampu, banyak yang lebih memilih kitab yang lain untuk mengajarkan hadits-hadits. Seperti misalnya mengajarkan Sunan At Tirmiji, sunan Abi Dawud, Shohih Muslim, padahal shohih Bukhari lebih Shohih dan dia adalah Ashohu kitabin ba'da kitabillah, Kenapa mereka memilih itu bukan karena mereka menganggap remeh Shohih Al Bukhari, tidak, tapi lebih mudah dalam mengajarkannya.

Kemudian beliau mengatakan

Babu Fadli Al Islam

Bab tentang keutamaan islam. yang dimaksud dengan Fadl adalah keutamaan atau keistimewaan, Mizah keutamaan artinya kelebihan. Babu Fadli Islam, berarti di dalam bab ini beliau akan menyebutkan keutamaan-keutamaan yang ada di dalam islam. Dan yang dimaksud dengan islam disini adalah Islam yang dibawa oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam yaitu dinul islam.

Islam ada 3 makna

Makna yang paling umum, Islam maknanya adalah agama seluruh para nabi, kemudan yang kedua adalah Islam sebagai agamanya nabi Muhammah Shalallahu alaihi wassalam, itu lebih khusus daripada yang pertama. Islam yang ketiga lebih khusus lagi dia adalah satu derajat di dalam agama islam yang dibawa oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam.

Yang dimaksud Fadlu islam disini adalah islam yang kedua yaitu islam dengan makna agamanya Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Maka maksud beliau babu fadlu islam bab tentang keutamaan islam maksudnya adalah islam yang mengumpulkan di dalamnya amalan yang dhohir dan amalan yang batin, bukan maksudnya adalah islam dengan yang dimaksud adalah satu martabat saja di dalam agama islam. Sebagaimana kita tahu bahwa islam secara bahasa artihnya adalah menyerahkan dan al islam adalah al istismalu lilahi bi tauhid. Adapun yang dimaksudkan beliau al inkiyadu lahu bi thoah wal baroatu mina syirki wa ahlihi maka ini adlaah konsekuensi dari yang pertama.

Apa konsekuensi dari menyerahkan diri kepada Allah dengan tauhid, kalau sudah pasrah menyerahkan diri kepada Allah dengan tauhid maka konsekuensinya adalah harus tunduk dengan ketaatan. Kalau memang kita sudah pasrah, Allah menyuruh kita shalat, zakat, dan seterusnya, maka kita harus Al inkiyad. Ini adalah konsekuensi dari pasrahnya kita kepada Allah dengan tauhid. Dan diantara konsekuensinya, kalau kita memang sudah menyerahkan diri kepada Allah dengan mengesakan Allah dengan ibadah yang namanya Tauhid berarti hanya menyembah Allah saja konsekuensinya kita harus berlepas diri dari kesyirikan dan harus berlepas diri dari orang-orang yang menyekutukan Allah

Berarti islam yang sebenarnya adalah islam secara bathin maupun islam secara dhohir. Makanya tadi kita katakan babu fadlu islam, islam disini maknanya dinu Muhammadin Shalallahu alaihi wassalam dan agama Muhammad mencakup perkara yang dhohir maupun yang batin. Apa kelebihan islam yaitu islam yang mencakup di dalamnya pasrah batin kita dan pasrah dohir kita. Dinul islam dengan mencakup dua makna ini, apa kelebihannya. Ketika membahas tentang tafsiru islam nanti akan dibahas tentang apa itu mencakup amalan yang dohir dan batin. Dan disini beliau menyebutkan keutamaan islam. Kenapa beliau mendahulukan menyebutkan tentang keutamaan, baru setelah itu menyebutkan tentang kewajiban, baru setelah itu menyebutkan tentang tafsirnya. Maksudnya adalah supaya kita semangat di awal untuk mempelajari tentang islam ini, karena nanti akan membaca ayat, hadits, ucapan para salaf yang menunjukkan tentang keutamaan islam. Maka dengan diawali kitab ini dengan penyebutan Fadlu Islam diharapkan kita akan rindu tertarik dan sendang untuk mempelajari lebih lanjut tentang islam ini. Sehingga beliau akhirkan tentang pembahasan tentang wajibnya islam dan beliau akhirkan tentang tafsir islam

Wednesday, May 18, 2022

Halaqah 3 ~ Tafsir Basmallah dan Hikmahnya Bag 02

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 3 ~ Tafsir Basmallah dan Hikmahnya Bag 02

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 3 ~ Tafsir Basmallah dan Hikmahnya Bag 02

Faedah memulai kitab dengan bismilahirohmanirohim adalah ingin mendapatkan pertolongan. Ingin mendapatkan pertolongan kemudahan dari Allah azawazal untuk menulis kitab ini, karena untuk menulis sebuah kitab ini perlu beberapa hal sehingga kitab tersebut bisa dibaca dan difahami oleh manusia. Diantaranya dia harus pandai merangkai fikiran, darimana dia mulai, sehingga bisa menggiring manusia untuk bisa memahami apa yang diinginkan penulis. Oleh karena itu kita mengetahui akal seseorang dilihat dari kitabnya. Ketika kita melihat kitabnya kitab yang mantiqi, yang murotad, bisa difahami, berurutan maka kita mengetahui tentang akal orang tersebut. Oleh karena itu dikatakan orang yang menulis kitab pada hakekatnya dia sedang menampakan akalnya ini kepada manusia. 

Kemudian juga di dalam pemillihan kata, bukan hanya sekedar merangkai fikiran tapi juga di dalam memilih kata ini bukan sesuatu yang mudah. Bagaimana dia mendatangkan kata-kata yang jami, yang menyeluruh, dan diwaktu yang sama dia difahami oleh pembacanya. Di dalam memilih dalil baik dari Al Quran maupun di dalam hadits, memilih ucapan para ulama, para salaf, maka ini perlu taufik dan juga perlu pertolongan dari Allah azawazal. Kalau tidak maka jadilah kitab tersebut kitab yang mungkin tidak beraturan, menyantumkan disitu yang sebenarnya tidak diperlukan, dan meninggalkan sesuatu yang sebenarnya lebih penting daripada itu. Maka seseorang perlu meminta pertolongan kepada Allah azawazal dan kalau tidak ada pertolongan dari Allah maka tidak mungkin seseorang bisa menulis meskipun hanya satu huruf 

laulallah mahtadiana wala tasodakna walasolaina

Kalau bukan karena Allah niscaya kita tidak akan mendapatkan hidayah dan niscaya kita tidak akan bisa bersodakoh dan niscaya kita tidak akan bisa melakukan shalat.

Diucapkan oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam dan ini menunjukkan bagaimana beliau sangat bertawakal dan istianah kepada Allah Subahanahu wataala sehingga beliau mengucapkan ucapan ini. 

Dan ba di dalam ucapan bismillahhirohmanirohim adalah untuk istianah ini, ba disini fungsinya adalah untuk istianah yaitu memohon pertolongan kepada Allah.

Bismillahirohmanirrohim, dengan menyebut nama Allah. Mufrod disini diidofahkan berarti orang yang mengucapkan bismillah dia telah beristianah dengan seluruh nama Allah baik yang diajarkan kepada kita di dalam Al-Quran atau Assunnah ataupun yang tidak diajarkan kepada kita dan Allah Subahanahu wataala sebutkan di dalam ilmu goib. 

Karena nama Allah terbagi menjadi tiga. Ada yang Allah ajarkan kepada Nabi Shalallahu alaihi wassalam di dalam Sunnah. Ada diantaranya yang Allah turunkan di dalam kitab-Nya dan ada diantaranya yang Allah sembunyikan di dalam ilmu goib.

Di dalam sebuah hadits, nabi Shalallahu alaihi wassalam mengatakan

Allahuma ini as alukan bikulismin huwalak, samaita bihi nafsah, au anjaltahufi kitabik.

Yang pertama Engkau turunkan di dalam kitab-Mu, 

au alam tahu ahadan min khalkik

atau engkau ajarkan nama tersebut kepada seseorang diantara makluk-maklukMu

Ahadan min kholkika disini maksudnya adalah seorang rosul. Rosul yang diutus kepada kita berarti beliau adalah Muhammad Shalallahu alaihi wassalam.

Kemudian jenis yang ketiga

Awistartarta bihi fi ilmil goibi indak

Atau yang Engkau simpan di dalam ilmu goib di sisimu. 

Berarti disana ada 3 jenis nama Allah azawazal dan ketikat kita mengucapkan Bismillah kita telah memohon pertolongan kepada Allah, memohon pertolongan dengan menyebut seluruh nama Allah tadi.

kemudan Arrahman Arrohim. Arohman ini adalah atau keduanya adalah nama Allah yang mengandung sifat rohmah. Dan perbedaannya diantaranya ada yang mengatakan bahwa Arrohman ini mengandung sifat rohmah yang umum bagi seluruh makhluq, adapun Arrohim maka mengandung sifat rohmah yang khusus bagi orang-orang yang beriman. Allah mengatakan

Wakana bil mukminina rohiman

ini menjadi dalil bahwasannya Arrohim ini adalah nama Allah yang mengadung sifat rohmah yang Allah khususkan bagi oarng-orang yang beriman.

Dan Rahmat yang khsusu bagi orang-orang yang beriman contohnya adalah rahmat, kasih sayang yang berupa hidayah kepada islam, kepada iman, kepada sunnah, rahmat berupa masuknya mereka ke dalam surga, maka ini adalah khsusu bagi orang-orang yang beriman.

Adapun rahmat yang umum bagi seluruh manusia diantaranya adalah rizki, yang Allah berikan rizki bukan hanya orang-orang yang beriman saja, dunia, pangkat dan seterusnya ini bukan hanya Allah berikan kepada orang-orang yang beriman saja, bahkan orang-orang yang kafir Allah berikan kepada mereka semuanya itu. 

Di dalam sebuah hadits Nabi Shalallahu alaihi wassalam mengatakan

innahllaha azaqazal yuktidunya man yuhibu waman layuhib

Sesunggunya Allah Subhanahu wataala memberikan dunia ini bagi siapa yang dicintai dan bagi siapa yang tidak Allah cintai. Allah berikan dunia. Jangan kita mengira ketika diberikan dunia berarti dicintai oleh Allah

Fa alam insanu iza mabtalahu robuhu fa akromahu wa na amahu fayakulu robi akroman

Wa ama iza mabtalahu fakodaro alaihi rizqohu fayakulu robi ahanan

itu ucapan manusia, menyangkan bahwasannya kecintaan dan kehinaan itu diukur dari dunia ini, tidak, Allah memberikan dunia ini kepada siapa saja baik yang Allah cintai maupun yang tidak Allah cintai.

Maka jangan orang yang fakir menyangka bahwasannya ini adalah Allah menghinakan saya, tidak, mungkin saja Allah mencintai antum dengan cara seperti ini, karena Allah tahu apabila antum diberikan harta yang banyak nanti justru akan menjauh dari Allah, karena Allah Subhanahu wataala sayang, Allah jadikan antum seperti ini sehingga tetap istiqomah di atas agama Allah, tetep rajin menuntut ilmu dan nanti akan diberikan kenikmatan-kenikmatan tersebut di akherat.

Wala yu' ti din ila man ahaba

Dan Allah tidak memberikan agama kecuali bagi orang yang Allah cintai saja. Kalau istiqomah, islam, iman, takwa, Allah tidak berikan itu kecuali orang yang Allah cintai saja. Allah cintai dia, maka Allah berikan dia hidayah

fa man a'dohullahu din faqod ahabah

Maka barang siapa yang Allah berikan kepadanya agama, sungguh Allah telah mencintainya.

Maka lihatlah kepada diri kita masing-masing, bagaimana Allah Subhanahu wataala telah memberikan hidayah kepada masing-masing dari kita dan khusnudhon kepada Allah azawazala bahwasannya Allah Subhanahu wataala mencintai kita. Oleh karena itu kita hadapi, kita balas, kenikmatan tersebut dan rasa cinta tersebut dengan cara bersyukur. Bagaimana cara bersyukurnya, adalah berpegang teguh dengan agama ini. Sebagaimana Allah Subahanahu wataala menggerakan hati kita, memberikan hidayah kepada kita terhadap islam, dijadikan kita mau belajar, dijadikan kita mau membaca Al Quran, memperlajari agama ini, maka khusnudhonlah kepada Allah azawazal bahwasannya Allah Subhanahu wataala mencintai kita. Dan kita bersyukur dengan nikmat mahabah dari Allah Subhanahu wataala dengan cara istiqomah dan terus di atas agama Allah azawazal sampai kita meninggal dunia.

Ya ayuhaladzina amanu anitakullah hakotukotihi wala tamutuna ila wa antum muslimun


Tuesday, May 17, 2022

Halaqah 2 ~ Tafsir Basmallah dan Hikmahnya Bag 01

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 2 ~ Tafsir Basmallah dan Hikmahnya Bag 01

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 2 ~ Tafsir Basmallah dan Hikmahnya Bag 01

Beliau mengatakan Bismillahirohmanirohim

Memulai kitabnya dengan basmalah, pertama mengikuti apa yang dilakukan oleh Allah azawazal di dalam Al Quran, karena ayat yang pertama di dalam Al Quran adalah Bismillahirohmanirohim. Para ulama berselisih pendapat apakah basmalah tersebut adalah ayat yang pertama dari Al Fatihah ataukah ayat yang pertama adalah ayat yang selanjutnya yaitu Alhamdulillahirobilalamin. Dan ini adalah mastalah iztihadiah. Tapi mereka sepakat bahwasannya yang pertama kali Allah sebutkan di dalam Al Quran adalah basmalah.

Oleh karena itu, ini sebuah kitab juga. Al Quran adalah Al Kitab, Dzalikal kitabu laroiba fihi hudal lil muttaqin.

Sebagaimana Allah Subahanahu wataala memulai kitabnya dengan basmalah, maka musonif memulai kitabnya juga dengan basmalah.

Kemudian yang kedua, mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam karena baliau di dalam surat-suratnya kepada para raja yang ada di jaman beliau, mengirim suratnya kepada herokel, kepada qoisor, kepada muqouqos, dan raja-raja yang lain maka beliau memulai kitabnya dengan Bismillahirohmanirohim dan itu adalah risalah sebuah surat yang isinya adalah dakwah. Dan apa yang beliau tulis disini hakekatnya dia adalah risalah yang disini 

Bismillahirohmanirohim min Muhammad Abdillah wa Rasullihi ila Hirakeladzimiruh salamun ali man tabaan huda ama ba'du fa ini ad uka bidiayatil islam aslim taslam yu'tikallahu azroka marotaain. Fain tawalain faina alaika isma al arisiyin, kemudian beliau membaca ya ahlal kitabi taalau ila kalimatin sawain bainana wa bainakum ila qoulihi ishadu bi ana muslimun.

Sahidnya disini beliau memulai kitabnya dengan Bismillahirohmanirohim dan kitab yang ditulis pengarang hakekatnya dia adalah sebuah surat yang ditujukan kepada kita dan dia adalah berisi tentang dakwah karena dakwah terkadang dengan lisan, dan terkadang dengan tulisan. Di sini beliau sedang berdakwah menulis sebuah surat yang isinya adalah dakwah untuk manusia. Karena ini juga adalah surat dakwah maka beliau juga memulai surat dakwah beliau dengan Bismillahirohmanirohim.

Dan hikmah atau faedah dan tentunya Allah Subahanhu wataala lebih mengetahui tentang hikmah danjuga faedahnya memulai kitab dengan Bismillahirohmanirohim yang pertama maksudnya adalah untuk bertabaruk, mencari keberkahan, mencari banyaknya kebaikan. Bagaimana caranya mencari keberkahan, dengan cara memulai kitabnya dengan menyebut nama Allah, karena di dalam Al Quran Allah Subahanahu wataala mensifati namanya dengan keberkahan. Allah mengatakan

Tabaraka ismu robika dzil jalali wal ikrom

Tabarok artinya adalah berbarokah, apa yang berbarokah, nama dari rabmu. Ismu Robik disini adaah mufrod yang disandarkan, mufrod yang diidofahkan, dan mufrod yang disandarkan maka dia faedahnya adalah umum, artinya seluruh nama Allah. Jadi seluruh nama Allah adalah nama yang berbarokah sebagaimana ketika kita memahami firman Allah

wa in taudu nikmatallhi ila tuhsuha

Nikmah satu saja, nikmatallah karena disini mufrod disandarkan maka maksudnya adalah seandainya kalian menghitung nikmat-nikmat Allah, umum, dan disini isim juga disandarkan maka dia yufidul umum berarti seluruh nama-nama Allah adalah nama yang berbarokah, nama yang membawa kebaikan yang banyak. Diantara keberkahannya kalau kita menyebutkan nama Allah di dalam doa maka ini menjadi sebab dikabulkannya doa seseorang.

Walilahil asmaul husna faduhu biha

Diantara keberkahannya, barang siapa yang mengihso, menghafal, memahami maknanya, mengamalkan isinya maka ini menjadi sebab masuknya dia ke dalam surga.

Inna lillahi tisatanwa tisina isman miatan ila wahidan mah ahsoha dokholal janah

Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama (100 kurang satu), barang siapa yang mengihso nama-nama tersebut maka dia akan masuk ke dalam sorga. Menunjukkan bahwasannya nama-nama Allah adalah merupakan nama-nama yang berbarokah, barang siapa yang mengihso nya maka dia akan masuk ke dalam surganya Allah azawazal.

Dan orang yang memahami nama-nama Allah kemudian dia mengamalkan konsekuensi-konsekuensi dari nama-nama tersebut maka dia akan merasakan ketenangan ketentraman di dalam hidupnya

Ala bidzikrillahi tatma inul qulub

Ketahuilah bahwa dengan menyebut nama Allah, maka hati kita akan menjadi tenang. Kalau misal memang kita mengetahui bahwasannya nama-nama Allah adalah nama-nama yang berbarokah maka tentunya kita ingin memulai penulisan kitab dengan nama-nama yang berbarokah tersebut. Kita mengatakan Bismillahirohmanirohim dengan menyebut nama Allah, maka dengan demikian seseorang telah memulai kitabnya ini dengan menyebut nama-nama Allah yang berbarokah. Sehingga dia berharap semoga apa yang ditulis ini menjadi tulisan menjadi kitab yang diberkahi oleh Allah azawazal. Diturunkan di dalamnya berkah, bagaimana diturunkan di dalamnya berkah, menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat dan berfaedah bagi manusia, mudah difahami oleh mereka, tersebar, semangat seseoarang untuk memperlajarinya, semangat seorang guru untuk mengajarkannya kepada orang lain, semangat manusia untuk membeli dan memahami kitab tersebut. Siapa yang menancapkan di dalam hati-hati mereka untuk mempelajarinya, semangat untuk menyebarkannya, tidak lain kecuali adalah karena Allah azawazal. Maka ini adalah kitab yang berbarokah, mudah difahami, banyak orang yang mendapatkan hidayah, diterima oleh manusia, bukan hanya sekedar best seller saja, tapi dia menjadi sebab banyaknya orang mendapatkan hidayah. Mudah difahami dan menjadi sebab banyak diantara manusia yang mereka mendapatkan hidayah dengan sebab kitab tersebut. Itu yang kita inginkan, bahkan termasuk keberkahannya dia adalah keberkahan karena makna berkah adalah banyak manfaatnya dan langgeng, panjang, beliau sudah meninggal semenjak 200 tahun yang lalu, 200 tahun ini bukan waktu yang sebentar, tapi kitabnya terus dipelajari oleh manusia, terus ditahqiq, dihafal, dan mereka semangat menghafal kitab-kitab tersebut. Maka ini menunjukkan keberkahan. Adapun kitab-kitab yang best seller tadi ia mungkin setelah meninggal pengarangnya dia langsung bukan menjadi best seller. Keberkahan yang sebenarnya ketika keberkahan tersebut adalah langgeng baru dinamakan dengan sesuatu yang berbarokah, nah ini yang kita inginkan. Kita ingin mengarang kitab dan kalau dia semakin berbarokah maka akan semakin banyak pahala yang kita dapatkan, sebagaimana di dalam hadits

Iza mata ibnu adam inqotoa anhu amaluhu ila min stalasin

Apabila anak adam meninggal dunia maka akan terputus seluruh amalannya kecuali tiga perkara diataranya adalah ilmun yn tafa ubihi, ilmu yang diambil manfaatnya, ini adalah ilmu yang terus diambil manfaatnya oleh manusia dan ini kalau kita ingin mendapatkan yang demikian caranya adalah dengan menulis. Kalau di zaman sekarang alhamdulillah ada rekaman, kalau zaman dahulu tidak ada cara lain untuk supaya tetap ilmunya ini dimanfaatkan oleh orang kecuali dengan cara menulisnya sehingga para ulama mereka bersemangat untuk menulis, diantaranya ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat yang terus mengalir pahalanya meskipun ditinggal mati oleh yang memilikinya. Ini adalah termasuk kecerdasan orang yang cerdas itu bukan orang yang hanya sekedar padai dengan ilmu dunia tapi orang yang cerdas sebenarnya adalah orang yang beramal untuk akheratnya, karena dia ingin mendapatkan pahala yang banyak padahal waktunya hanya sempit sebentar umurnya yang sedikit bagaimana dia bisa terus mengalir kepadanya pahala tersebut sementara dia sudah meninggal dunia. 

Alkayisu man dana nafsahu kata nabi Shalallahu alaihi wassalam

wa amila lima ba' dal maut

Orang yang cerdas itu adalah orang yang memuhasabah dirinya dan dia beramal untuk apa yang akan terjadi setelah kematiannya, itu orang yang cerfas


Monday, May 16, 2022

Halaqah 1 ~ Sekilas Biografi Penulis dan Pengenalan Kitab

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 1 ~ Sekilas Biografi Penulis dan Pengenalan Kitab

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 1 ~ Sekilas Biografi Penulis dan Pengenalan Kitab

Kita sebutkan sedikit tentang tarjamah muhtasoroh dari penulis. Beliau adalah shech Muhammad bin Abdul wahab Ibnu Sulaeman At Tamimi rahimahullah. Lahir pada tahun 1115 H di tengah-tengah keluarga yang sangat perhatian tentang ilmu agama sehingga beliau bisa menyelesaikan menghafal Al Quran dan beliau masih kecil kemudian menuntut ilmu dari para ulama yang ada di negeri beliau dilanjutkan dengan perjalanan menuntut ilmu ke berbagai daerah di antaranya adalah ke Mekah dan juga Al Madinah dan setelah itu beliau terjun di medan dakwah dan memulai dakwah beliau dengan apa yang dimulai oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam. Mendakwahkan manusia kepada tauhid baik dengan lisan maupun dengan tulisan dan Alhamdulillah taufik dari Allah azawazal banyak diantara manusia yang di zaman beliau baik mereka adalah rakyat biasa maupun mereka orang-orang yang memiliki kedudukan yang mendapatkan hidayah.

Dan diantara karangan beliau adalah kitab Fadlul Islam dan diantaranya adalah Al Usulu Stalasah, Kitabutauhid, Kasyfu Subhat, Al Qowaidul Arba, Al Ustulsu sitah, Mukhtasor Sirotur Rosul, Adabul Masyi ila Sholah, Surutu Sholah wa Arkanuha wawajibatuha dan kitab-kitab yang beliau karang memiliki keistimewaan dan keutamaan yang dengannya, tentunya setelah taufik dari Allah Subhanahu wataala, banyak diambil faedah oleh manusia. Ringkas karangan-karangan beliau dan dipenuhi dengan dalil. Kitab ini kebanyakan adalah dalil dan sedikit sekali beliau mendatangkan selain Al Quran dan juga Hadits, seandainya beliau mendatangkan maka mendatangkan ucapan para salaf, ucapan seorang sahabat, tabiin, adapun ucapan beliau sendiri maka bisa dihitung dengan jari. Beliau ingin mendidik, membiasakan kita untuk berpegang dengan dalil, bukan taklid kepada manusia. Dan diantara kelebihan kitab-kitab beliau adalah beliau memperhatikan dan menulis perkara-perkara yang memang sesuatu yang wajib untuk diketahui oleh manusia, baik berupa masalah usul, aqidah, maupun hal-hal yang berkaitan dengan furu. Termasuk diantaranya kitab ini beliau akan berbicara tentang masalah islam.

Penulis meninggal dunia pada tahun 1206 H tentunya setelah meninggalkan dampak dan juga hasil yang sangat indah dan sangat berharga dan bernilai bagi kaum muslimin dan apa yang kita lihat sebuah negara yang tegak di atas Al Quran dan juga Sunnah dan banyak di sana para ulama yang berdakwah kepada Al Quran dan Sunnah, dan peraturan-peraturan yang ada di dalam negara tersebut berdasarkan Al Quran dan Sunnah. Dan manfaat yang diambil dari berbagai negara di belahan dunia ini dari negeri tersebut, yaitu negeri atau negara Al Mamlakah Al Arabiyah As Suudiyah. Ini tidak lain adalah satu diantara buah dari dakwah beliau, dakwah kepada tauhid sehingga Allah Subhanahu wataala memberikan tamkin, memberikan istislas, memberikan bagi mereka kekuasaan yang demikian adalah diantara berkahnya mengikuti dakwah Nabi Shalallahu alaihi wassalam dan juga dakwah para nabi dan rosul sebelum beliau.

Beliau memberikan judul kitab ini dengan Fadlul Islam, diambil dari bab yang pertama di dalam kitab ini, dan ini termasuk min babi tasymiatu syai bi ba'dih, memberikan nama sesuatu dengan sebagian dari sesuatu tersebut. Beliau memberi judul kitab ini dengan Fadlul Islam diambil dari bagian dari kitab ini dan bab yang pertama di dalam kitab ini adalah bab Fadulu Islam. Dan ini juga beliau lakukan ketika beliau mengarang kitab Adabul Masyi ila Sholah. Kitab ini kalau kita terjemahkan dan kita memahami maknanya, adab-adab berjalan menuju shalat. Dan beliau di dalam kitab ini tidak hanya berbicara tentang adab-adab berjalan menuju shalat. Bahkan beliau berbicara tentang tata cara shalat, bagaimana mengatur shaf, bagaimana sutrah di dalam shalat, apa kewajiban-kewajiban di dalam shalat, bukan hanya adab-adab ketika berjalan menuju shalat. Diambil judul Adabul Masyi Ila Shalat diambil dari bab yang pertama dari kitab ini, karena bab yang pertama adalah babul adabil masyi ila shalat. Dan beliau menyebutkan perkara yang lain seperti misal masalah shalat tatowu', 

Wallahu alam karena di dalam Al Quran diberikan nama sebuah surat sering diambil dari ayat yang pertama dari surat tersebut, diambil dari satu kata yang ada di dalam surat tersebut. seperti misalnya Al Falaq, atau Annas, idzaza anasrullahi walfath, An Nasr, Al Lahab, Tabatyada abi lahabiwatab, Al Gosyiyah, Hal ataka hadistul gosyiyah, Al Qoriah, Al Qoriah mal Woriah dan seterusnya.

Jelas beliau memberikan nama kitab ini dengan Fadlul Islam diambil dari bab yang pertama. Dan di dalam kitab ini bukan hanya berbicara tentang Fadlul Islam, tapi berbicara tentang bahaya bidah, kewajiban untuk masuk ke dalam agama islam, dan seterusnya, bukan hanya berbicara tentang Fadlul Islam.