Wednesday, May 25, 2022

Halaqah 8 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keempat Hadits Ibnu 'Umar RadhiyallAhu 'anhu

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 8 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keempat Hadits Ibnu 'Umar RadhiyallAhu 'anhu

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 8 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keempat Hadits Ibnu 'Umar RadhiyallAhu 'anhu

Beliau mengatakan

wa fi shohih di dalam ashohih

Terkadang seorang musonif mengatakan, wa fi shohih maksudnya adalah di dalam shohih bukhari atau di dalam shohih muslim atau shohih bukhari dan juga muslim atau kadang maknanya adalah di dalam hadits yang shohih. Jadi bisa ashohih disini maksudnya adalah nama kitab yaitu shohih bukhari shohih muslim atau maksudnya adalah sifat dari hadits yaitu wa fil haditsil shohih

Kalau misalnya ternyata hadits ini diriwayatkan oleh bukhari ataupun muslim maka dua makna ini bisa dipakai, kalau ternyata hadits ini diriwayatkan oleh bukhari saja, singkatan dari al bukhari (kho kitannya al bukhari) atau dikeluarkan oleh imam muslim saja maka dua makna ini bisa pada kalimat ashohih.

Tapi kalau misalnya ternyata hadits ini dikeluarkan oleh Abu Dawud misalnya, berarti makna ashohih disini al hadits ashohih, maka kita harus melihat dulu siapa yang mengeluarkan hadits ini

Dan hadits ini dikeluarkan oleh al Imam Al Bukhari. Berarti bisa makna wa fi shohih makna maksudnya adalah shohih Al Bukhari atau di dalam hadits yang shohih.

An Ibnu Umar, dari abdullah ibnu umar radiallahu anhuma, semoga Allah meridoi keduanya, Anna Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, bahwasannya Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda

Qola, mastalaukum wa mastalu ahllil kitabaini, perumpamaan kalian, kum disini maksudnya adalah orang-orang islam yaitu orang-orang yang memeluk agama islam, agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, islam dengan makna yang khusus. Dan perumpamaan ahlul kitabain, ahli dua kitab, yang dimaksud dengan dua kitab disini adalah at Taurat dan juga Injil. Ahlul kitab kalau maksudnya ahlul taurat maka mereka adalah al yahud, adapun ahlul injil maka mereka adalah an nashoro. Dalam Al-Quran, Allah Subahanahu wataala mengatakan, wal yahkum alhul injil, ahlul injil maksudnya An nashoro. 

Kamastalin rojulin, isa'jaro ujro, disini Nabi Shalallahu alaihi wassalam ingin menyebutkan tentang keutamaan islam dan keutamaan orang yang memeluk agama islam. Seperti seseorang yang menyewa ajir, menyewa orang-orang sewaan, fujaro adalah jamak dari ajir, menyewa beberapa orang untuk melakukan sebuah pekerjaan. 

Fa qola, kemudian laki-laki ini mengatakan, man ya'malu liamalan min gudwatin ila nisfin nahar ala qirot, siapa diantara kalian, diantara para fujaro, orang-orang yang disewa tadi, siapa diantara kalian yang mau bekerja untukku sebuah pekerjaan dari pagi sampai pertengahan siang, 'ala qirot dan dibayar dengan 1 qirot, 1 qirot itu kurang lebih 1/12 dirham, fa amilatil yahud, maka orang-orang yahudi pun bekerja, maksudnya adalah ada diantara ujaro tadi yang siap bekerja dari pagi sampai siang dan dibayar 1 qirot, maka ini adalah perumpamaan orang-orang yahudi, dan mereka siap untuk bekerja dari pagi sampai siang dibayar dengan 1/12 dirham atau 1 qirot. 

Stuma qola, kemudian laki-laki ini mengatakan, ma ya'malu li min nisfin nahar ila sholatil ash ala qirot, kali-laki ini kembali mengatakan siapa diantara kalian yang mau bekerja untukku dari pertengahan siang sampai waktu asar, saya berikan dengan sati qirot juga. Kemudian, fa amlitanashoro maka beramalah orang-orang nasranai. stuma qola, man ya'ma lu li min sholatil ashri ila antagib mas syams ala qirotoin, siapa diantara kalian yang mau bekerja dari asar sampai tenggelamnya matahari dan dia mendapatkan 2 qirot, fa antum hum, maka kalian itu adalah mereka ini yaitu muslimun. Fa godibatil yahudi wa nashoro, maka orang yahudi dan nashoro marah, wa qolu malana aksaro amalan wa aqola ajron, mereka mengatakan kenapa kami lebih banyak pekerjaannya dan ternyata lebih sedikit bayarannya. Orang yahudi misalnya dari pagi sampai siang kurang lebih 6 jam ternyata dapat 1 qirot saja. Orang Nasranai dari siang sampai asar sekitar 3 jam dapat 1 qirot saja. Sementara orang islam dari asar sampai maghrib dan dia mendapatkan 2 qirot. Maka mereka pun marah, ini sekedar permisalan.

Qola hal naqosukum min ajrikum syaian, maka dikatakan kepada mereka apakah aku mengurangi dari pahala kalian sedikitpun?

Ketika tadi ada perjanjian untuk bekerja dari pagi sampai siang untuk mendapatkan 1 qirot sudah diberikan gajinya dapat mereka sesuai dengan perjanjian. Yang kedua dari siang sampai asar juga sudah diberikan sesuai dengan perjanjian. Kalau sudah sesuai dengan perjanjian, berarti dholim atau tidak? tidak. Mereka berhak marah, mereka berhak untuk tidak ridho, berhak untuk protes ketika tidak sesuai dengan perjanjian. Perjanjiannya dari awal dari pagi sampai siang 1 qirot, sudah kerja dikasih 1 qirot. Dari siang sampai asar dapat 1 qirot, sudah kerja dikasih 1 qirot. Boleh marah kalau memang hanya diberikan 1/2 qirot misalnya, berarti yang menyewa tadi dia menyelisihi perjanjiannya. Maka ini dinamakan dengan kedholiman dan mereka boleh untuk protes, silahkan, hak mereka. Tapi kalau tidak diselisihi janjinya dan diberikan kepada mereka haknya maka mereka tidak berhak untuk protes. 

Hal naqosukum min ajrikum syaia, apakah aku telah mengurangi gaji untuk kalian sedikitpun? Qolu la, mereka mengatakan tidak. Qola dzalika fadli utihim man asya, yang demikian adalah keutamaanku aku berikan kepada siapa yang aku kehendaki. Orang yang menyewa tadi dia memberikan sesuai dengan kehendaknya, hak dia untuk memberikan si fulan lebih daripada yang lain, dan yang lain tidak bisa dia memaksa atau memprotes hak dia untuk memberikan kepada siapa yang dikehendaki kalau memang itu adalah hak bagi orang tersebut. Dan tidak dinamakan ini sebuah kedholiman. 

Maka ini adalah mastal, permisalan yang disebutkan oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam beliau ingin menunjukan tentang keutamaan orang islam dibandingkan dengan orang yahudi dan orang nasrani. Diaman orang islam ini amalan mereka sedikit lebih ringan daripada orang-orang yahudi dan nasrani. Agama kita sebagaimana kita tahu adalah agama yang samhan dan agama ini agama yang yusron, ina hadza din yusrun, agama ini adalah agama yang mudah. Berbeda dengan agama atau ajaran yang ada di dalam agama di dalam yahudi maupun agama nasrani. Alhamdulillah.

Namun demikian kemudahan yang ada di dalamnya, tapi Allah Subhanahu wataala memberikan kepada mereka pahala yang besar. Shalat misalnya bukan 50 waktu tapi hanya 5 waktu saja dan diberikan oleh Allah azawazal pahala 50 shalat. Man za'a bil hasanati, falahu asru amsaliha, barang siapa yang datang dengan sebuah kebaikan maka dia akan mendapatkan 10 lipat dari kebaikan tersebut. Ini adalah permisalan yang disebutkan di dalam hadits ini menunjukkan tentang keutamaan orang-orang islam dibandingkan dengan orang-orang yahudi dan nasrani. Dan keutamaan ini tentunya karena agama yang mereke peluk. Darimana orang-orang islam tadi mendapatkan keutamaan tersebut? Keutamaan tersebut disebabkan oleh din, disebabkan oleh agama yang mereka peluk, yang mereka yakini, menunjukkan tentang keutamaan islam yang dibawa oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam. Barang siapa yang memeluk agama islam yang dibawa oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam maka dia akan mendapatkan keutamaan sebagaimana disebutkan permisalannya di dalam hadits ini. 

Berarti ini menunjukkan tentang keutamaan islam dari sisi ini. Bahwasannya orang yang berpegang teguh dengan islam maka dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda jauh lebih banyak daripada yang didapatkan oleh umat-umat sebelumnya, tentunya ini adalah sebuah keutamaan. Ini adalah wajhu dalalah segi pendalilan dari hadits ini menunjukkan tentang keutamaan islam yang dibawa oleh Nabi Shalallahu alaihi wassalam dilihat dari pahala yang didapatkan oleh kaum muslimin dimana mereka beramal dengan amalan yang sedikit tetapi mereka mendapatkan pahala yang berlipat ganda jauh lebih besar daripada yang didapatkan oleh orang-orang yahudi dan nasrani

No comments:

Post a Comment