Saturday, November 30, 2019

Resume Beriman Dengan Para Rosul

Halaqah 1: Pengertian Rasulullāh Dan Dalil-Dalil Atas Wajibnya Beriman Dengan Para Rasul

Diantara pokok-pokok keimanan yang harus diimani oleh seorang hamba adalah beriman kepada para Rosul Allah. Rosulun adalah bentuk tunggal dari Rusulun. Rosulun artinya utusan, rusulun artinya utusan-utusan. Rusulullah artinya para utusan Allah. Mereka adalah manusia-manusai yang Allah pilih menjadi utusannya kepada manusia dengan membawa risalah dari Allah untuk disampaikan kepada manusia. Allah berfirman:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ

"Sungguh kami telah mengutus rosul-rosul kami dengan bukti-bukti yang nyata " (Q.S. Al-Hadid : 25)

Al-Quran, As-sunnah dan Ijma kaum muslimin menunjukkan tentang wajibnya beriman dengan para rosul Allah, dan kekufuran kepada rosul-rosul Allah adalah kekufuran kepada Allah. Semakin seseorang mendalami tentang beriman kepada para rosul secara terperinci maka akan semakin bertambah keimanannya dan akan semakin banyak manfaatnya

Friday, November 29, 2019

Halaqah 25 ~ Buah Dari Beriman Kepada Para Rasul 'Alihimus Salam

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 25 ~ Buah Dari Beriman Kepada Para Rasul 'Alihimus Salam
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-25 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Buah Dari Beriman Kepada Para Rasul 'Alihimus Salam

Diantara buah beriman kepada para rosul álahimussalam

1. Seseorang jadi mengetahui rahmat Allah dan perhatian Allah yang besar terhadap hamba-hambanya dengan cara mengutus para rosul kepada mereka supaya memberikan petunjuk kepada mereka dan menjelaskan kepada mereka tentang beribadah kepada Allah dan bagaimana cara beribadah kepada Allah karena akal manusia tidak bisa berdiri sendiri tanpa wahyu dari Allah azawazal.

Allah subhanahu wataála berfirman:

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

"Sungguh Allah telah memberikan karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rosul dari kalangan mereka sendiri yang membacakan atas mereka ayat-ayatnya dan membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan hikmah dan sungguh mereka sebelumnya berada di dalam kesesatan yang nyata" (Q.S. Ali Imron : 164)

2. Bersyukur kepada Allah atas nikmat diutusnya para rosul álaihumussalam

3. Mencintai para rosul álaihumussalam, menghormati mereka, memuji mereka sesuai dengan kedudukan mereka karena mereka adalah para utusan Allah para hamba-hamba Allah yang beribadah kepada Allah sekaligus menyampaikan risalah Allah dan menasehati para hamba Allah

Allah berfirman

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُعَزِّرُوهُ وَتُوَقِّرُوهُ

"Sesungguhnya kami telah mengutusmu sebagai seorang saksi memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan supaya kalian beriman kepada Allah dan juga rosulnya dan supaya kalian menolong dia dan menghormati dia" (Q.S. Al Fath : 8-9)

4. Mengetahui kekuasaan Allah dan bagaimana Allah memilih para nabi dan rosul

5. Mengetahui bahwa beriman dengan mereka adalah sebab kebahagiaan di dunia dan di akhirat

6. Mengetahui bahwa berpegang teguh dengan apa yang dibawa oleh para rosul álaihimussalam adalah sebab diangkatnya derajat seseorang di sisi Allah dan sebab diampuni dosanya

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Thursday, November 28, 2019

Halaqah 24 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 22 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 24 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 22 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-24 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 22 Dari 22

Diantara cara beriman kepada para rosul alahimusaalam adalah

14. Mengetahui beberapa persamaan antara nabi dan rosul

1. Mereka semua adalah manusai laki-kali dan merdeka. 

Mereka manusia maksudnya adalah bukan dari kalangan jin dan bukan dari kalangan malaikat. Allah subhanahu wataála berfirman:

وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَنْ يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَىٰ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَبَعَثَ اللَّهُ بَشَرًا رَسُولًا

"Dan tidaklah menghalangi manusia untuk beriman kepada datang kepada mereka petunjuk kecuali ucapan mereka apakah Allah mengutus seorang manusia sebagai seorang rosul" (Q.S. Al-Isro : 94)

Dan Allah mengatakan

وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ وَآتَيْنَاهُ 

"Dan kami telah memberikan Ishaq dan juga Ya'kub kepada Ibrohim dan kami jadikan kenabian dan kitab di dalam keturunannya" (Q.S. Al Ankabut : 27)

Di dalam ayat ini, Allah subhanahu wataála mengabarkan bahwasannya kenabian ada pada keturunan nabi Ibrohim álaihisalam dan keturunan nabi Ibrohim álaihisalam adalah dari kalangan manusia bukan dari jin dan bukan dari malaikat.

2. mereka yaitu para nabi dan rosul adalah dari kalangan laki-laki dan bukan dari kalangan wanita. 

Allah subhanahu wataála berfirman

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَىٰ

"Dan tidaklah kami mengutus sebelummu para rosul kecuali mereka adalah laki-laki yang kami wahyukan kepada mereka diantara penduduk negeri" (Q.S. Yusuf : 109)

Dan mereka adalah orang-orang yang merdeka dan bukan budak karena perbudakan adalah sifat yang tidak sesuai dengan kedudukan nabi dan waktu seorang budak adalah sepenuhnya bagi tuannya maka kapan dia berdakwah dan menghadapi lawan-lawannya. Adapun yang terjadi pada nabi Yusuf álaihisalam ketika beliau menjadi budak bagi salah seorang bangsawan di Mesir maka asalnya Yusuf adalah orang yang merdeka kemudian saudar-saudaranyalah yang telah menipudaya beliau. Adapun sabda rosulullah salllahu álaihi wasalam

"Tidaklah Allah mengutus seorang nabi kecuali menggembala kambing " (H.R. Al-Bukhari)

maka para nabi tersebut bukan menggembala karena dia seorang budak akan tetapi menggembala kambingnya sendiri atau menggembala kambing milik orang lain dengan dibayar sebagaimana rosulullah salallahu álaihi wasalam menggembala untuk penduduk Mekah (H.R. AL Bukhari) dan nabi Musa álaihisalam menggembala untuk seorang laki-laki yang soleh dari Madyan sebagaimana di dalam surat Al - Qosos ayat yang ke 27

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Wednesday, November 27, 2019

Halaqah 23 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 21 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 23 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 21 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-23 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 21 Dari 22

Setelah kita memahami tentang mu'jijat, al-karomah, dan al-ahwal asyaitoniyah dan hal-hal yang berikaitan dengannya maka kita lanjutkan poin-poin tentang tata cara beriman dengan para rosul.

Diantara beriman dengan para rosul diantaranya adalah:

13. Beriman dengan nama-nama para nabi dan rosul yang telah Allah sebutkan namanya di dalam Al-Quran,

Mereka berjumlah 25 orang, 18 orang diantaranya disebutkan dalam beberapa ayat yang berturut-turut di dalam surat al-anám dan 7 orang yang lain terpisah-pisah di dalam surat-surat yang lain. 18 nama yang ada dalam surat al-anám adalah Ibrohim, Ishaq, Ya'qub, Nuh, Dawud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa, Harun, Zakaria, Yahya, Isa, Ilyas, Ismail, Alyasa, Yunus, Luth álaihimussalam. Lihat surat al-anám ayat 83 sampai 86.

Adapun 7 orang yang lain mereka adalah nabi Adam 24 kali disebutkan nama nabi Adam di dalam Al-Quran, yang pertama ada di dalam surat Al-Baqoroh ayat 31. Kemudian nabi Idris disebutkan 2 kali oleh Allah di dalam Al-Quran di dalam surat Maryam ayat yang ke 56 dan al-anbiya ayat 85. Nabi Zulkifli dua kali disebutkan di dalam surat al-anbiya :85 dan suart shod : 48. Nabi Hud sepuluh kali disebutkan yang pertama dalam surat al-baqoroh ayat 111. Nabi Sholeh tujuh kali disebutkan yang pertama dalam surat al-a'raf ayat yang ke 77. Nabi Syuáib sepuluh kali disebutkan yang pertama di dalam surat al-a'raf ayat 85. Nabi Muhammad salallahu álaihi wasalam empat kali disebutkan yang pertama di dalam surat ali imron ayat 144.

Diantara beriman dengan para rosul adalah meyakini adanya kekhususan-kekhususan bagi nabi Muhammad salallahu álaihiwasalam dibandingkan dengan nabi-nabi yang lain diantaraya:

1. Beliau diutus untuk segenap manusia dan jin, 

Allah subhanahu wataála berfirman:

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا

"Katakanlah wahai Muhammad wahai manusia sesungguhnya aku adalah rosulullah untuk kalian semuanya" (Q.S. Al A'raf : 158)

dan Nabi salallahu álaihi wasalam bersabda

"Dahulu para nabi diutus kepada kaumnya secara khusus dan diutus aku untuk manusia semuanya" (H.R. Al-Bukhari)

Beliau salallahu álaihiwasalam juga diutus kepada jin sebagaimana dalam kisah yang Allah subhanahu wataála sebutkan di dalam surat Al-Jin.

2. Allah telah menjadikan beliau sebagai nabi yang terakhir,

Allah subhanahu wataála berfirman

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

"Bukanlah Muhammad bapak salah seorang diantara laki-laki kalian akan tetapi dia adalah rosulullah dan penutup para nabi" (Q.S. Al-Ahzab : 40)

Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersabda

"Dahulu banu Isroil dipimpin oleh para nabi setiap kali meninggal seorang nabi digantikan nabi yang lain dan sesungguhnya tidak ada nabi setelahku" (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tuesday, November 26, 2019

Halaqah 22 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 20 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 22 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 20 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-22 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 20 Dari 22

Diantara perbedaan antara al-karomah dengan al-ahwal asyaitoniyah

4. Al-karomah menambah keimanan, ketaqwaan, dan kerendahan hati pada pemiliknya sedangkan al-ahwal asyaitoniyah menambah kekufuran dan kejauhan dari Allah azawazal.

Di dalam kitab Hilyatul Auliya Abu Nuáim rohimahullah membawakan dengan sanadnya kisah Abu Muslim Al-Khaulani seorang yang sholeh dengan Al-Aswad Al-Amsy orang yang mengaku menjadi nabi, berkata syarah bil al-khauani ketika Al-Aswad bin Khois bin Dilhimar Al-Amsy di Yaman muncul dipanggilah Abu Muslim maka Al-Amsy berkata "apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah rosulullah?" berkata Abu Muslim "Iya", kembali Al-Amsy bertanya "apakah engkau bersaksi bahwa aku adalah rosulullah?" berkata Abu Muslim "aku tidak mendengar", maka dinyalakanlah api yang sangat besar kemudian dilemparkan Abu Muslim ke dalam api tersebut tetapi beliau tidak termudhoroti. Maka penduduk kerajaan Al-Asywad Al-Amsy berkata kepadanya "apabila engaku biarkan Abu Muslim berada di negerimu maka dia akan merusak urusanmu, usirlah dia",.

Maka Abu Muslim pun datang ke kota Madinah dan saat itu rosulullah salallahu álaihi wasalam sudah wafat dan digantikan Abu Bakar kemudian Abu Muslim menambatkan untanya di pintu masjid nabawi kemudian shalat menuju salah satu tiang diantara tiang-tiang masjid maka Umar Bin Khatab melihatnya dan mendatanginya dan berkata "darimana asalmu?" Abu Muslim mengatakan "dari Yaman". berkata Umar "Apa yang dilakukan musuh-musuh Allah terhadap saudara kita yang dibakar dan tidak mempan", Abu Muslim berkata "itu adalah Abdullah Ibnu Tsaub", berkata Umar "aku meminta dengan nama Allah apakah dia adalah dirimu?" berkata Abu Muslim "Iya". Berkata Syarah Bil maka umar mencium antara kedua mata Abu Muslim kemudian membawanya dan mendudukannya antara Abu bakar dan Umar, berkata Umar Ibnu Khatab "segala puji bagi Allah yang belum mematikanku dari dunia sehingga memperlihatkan kepada diriku diantara umat Muhammad orang yang dibakar seperti dibakarnya nabi Ibrohim kekasih Allah".

Lihatlah bagaimana ucapan Abu Muslim ketika ditanya oleh Umar Bin Khatab beliau berusaha untuk menutupi identitas beliau dan mengatakan itu adalah Abdullah bin Tsaub seakan-akan orang tersebut bukan dirinya

5. Al-Karomah digunakan untuk suatu kebaikan atau perkara yang diperbolehkan sedangkan al-ahwal asyaitoniyah digunakan untuk perkara yang diharamkan seperti menyakiti orang lain atau menyombongkan diri dan lain-lain

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Monday, November 25, 2019

Halaqah 21 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 19 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 21 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 19 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-21 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 19 Dari 22

Perbedaan antara al-karomah dan al-ahwal asyaitoniyah

Diantara hal yang perlu diketahui oleh seorang muslim adalah perbedaan antara al-karomah dan al-ahwal asyaitoniyah kerena sering terjadi seseorang menganggap al-ahwal asyaitoniyah sebagai al-karomah, menganggap seorang wali syaitan sebagai wali Allah. Berikut adalah perbedaan antara al-karomah dan al-ahwal asyaitoniyah, semoga Allah subhanahu wataála memberikan taufiq kepada kita semua dan menerangi diri kita dengan ilmu agama. Diantar perbedaan antara al-karomah dan al-ahwal asyaitoniyah:

1. Dengan melihat perjalanan hidup orang tersebut. Kalau dia adalah seorang yang mu'min yang bertaqwa maka ini adalah al-karomah dan kalau sebaliknya dia bukan seorang yang mu'min dan bukan orang yang bertaqwa maka itu adalah al-ahwal asyaitoniyah. Berkata syech Abdul Aziz Ibnu Bad rohimahullah :

"Dan sesuatu yang luar biasa menjadi karomah disyaratkan orang yang mendapatkan karomah tersebut adalah orang yang istiqomah di atas iman dan mengikuti syareat, adapun apabila sebaliknya maka sesuatu yang laur biasa yang terjadi pada dirinya adalah termasuk al-ahwal asyaitoniyah"

2. Al-karomah adalah anugrah dari Allah, tidak bisa dipelajari dan diusahakan, sedangkan al-ahwal asyaitoniyah adalah bantuan dari syaitan bisa dipelajari dan diusahakan yaitu dengan berbuat sesuatu yang membuat ridho syaitan seperti berbuat kufur kepada Allah, meninggalkan shalat dan kewajiban-kewajiban yang lain, menghalalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah dan juga rosulnya dan lain-lain. Oleh karena itu al-ahwal asyitoniyah memiliki sekolah-sekolah, perguruan-perguruan untuk mempelajari perkara-perkara yang luar biasa tersebut dan disana ada buku-buku yang dijual bebas yang mengajarkan al-ahwal asyaitoniyah yang dikenal dengan al-mujarobat

3. Al-karomah tidak bisa dilawan sedangkan al-ahwal asyaitoniyah bisa dilawan dengan membaca dzikir dan doa yang datang di dalam Al-Quran dan As-sunnah. Berkata syaichul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah

"Dan demikianlah orang-orang yang ahwal asyaitoniyah, syaitan-syaitan mereka akan meninggalkan mereka apabila disebutkan disamping mereka apa yang mengusir syaitan-syaitan tersebut seperti ayat kursi"

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Friday, November 22, 2019

Halaqah 20 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 18 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 20 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 18 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-20 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 18 Dari 22

Perbedaan antara al-mu'jijah dengan al-karomah

1. Al-Mu'jijah disertai dengan pengakuan sebagai seorang nabi sedangkan al-karomah tidak disertai pengakuan sebagai seorang nabi tetapi terjadi al-karomah dengan sebab dia mengikuti dan beriman dengan nabi dan istiqomah di atasnya

2. Al-Mu'jijah terjadi pada seorang nabi dan nabi adalah manusia laki-laki yang merdeka sedangkan al-karomah bisa terjadi pada seorang jin atau manusia, hamba sahaya atau orang yang merdeka, seorang laki-laki ataupun perempuan. Kalau mereka adalah orang-orang yang sholeh seperti yang terjadi pada Maryam dan juga Safinah maula salallahu álaihiwasalam

3. Al-Mu'jijah sesuatu yang luar biasa di semua tempat dan masa sedangkan al-karomah adalah sesuatu yang luar biasa menurut tempat dan masa tertentu saja. Oleh karena itu apa yang terjadi pada Maryam álaihasalam berupa ditemukannya berupa makanan musim panas di musim dingin dan sebaliknya adalah sesuatu yang biasa di jaman sekarang

4. Di dalam Al-Mu'jijah seorang nabi diperintahkan untuk menampakkannya sedangkan al-karomah maka seorang wali diperintahkan untuk menyembunyikannya

5. Manfaat al-mu'jijah adalah untuk umum sedangkan manfaat al-karomah biasanya untuk khusus orang tersebut

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Thursday, November 21, 2019

Halaqah 19 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 17 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 19 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 17 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-19 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 17 Dari 22

AL-AHWAL ASYAITONIYAH

Setelah kita mengetahui tentang al-karomah yang Allah berikan kepada walinya maka kita hendaklah mengenal tentang al-ahwal asyaitoniyah atau keadaan-keadaan syetan. Al-ahwal Asyaitoniyah keadaan-keadaan syetan adalah perkara-perkara yang diluar kebiasaan yang terjadi pada wali syetan sebagai istidroj. Wali syetan adalah para pengikut syetan dan penolong syetan dan yang dimaksud dengan istidroj adalah dibiarkan supaya bertambah kekufurannya kemudian diazab.

Dan diantara dalil yang menunjukkan adanya wali-wali syetan adalah firman Allah

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Dan orang-orang yang kafir maka wali-walinya adalah toghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan mereka adalah penduduk neraka mereka kekal di dalamnya" (Q.S. Al-Baqoroh : 257)

dan Allah berfirman:

وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ

"Dan sesungguhnya syetan-syetan mewahyukan kepada wali-walinya untuk mendebat kalian" (Q.S. Al-Anám : 121)

Dan diantara contoh al-ahwal asyaitoniyah apa yang disebutkan oleh Syaihul Islam Ibnu Taimiyah di dalam kitab beliau Al-Furqon Baina Auliyaurohman wa Auliyausyaiton. Syaihul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan di dalam kitab ini diantara contoh al-awhal asyaitoniyah

1. Apa yang terjadi pada Musailamah Al-Kadzdzab ketika dia mengaku sebagai seorang nabi dia mengabarkan beberapa perkara yang goib dengan wahyu dari syaiton

2. Apa yang terjadi pada Al-Aswad Al-'Ansy yang mengaku sebagai nabi mengabarkan tentang beberapa perkara goib dari wahyu dari syaiton sehingga tentara kaum muslimin takut syaiton akan mengabarkan kepadanya tentang mereka sampai tentara kaum muslimin takut apabila syaiton akan mengabarkan kepada Al-Aswad Al-'Ansyi tentang mereka

3. Kisah Al-Harits Ad-Dimasyqy yang mengaku sebagai nabi di jaman Abdul Malik bin Marwan setiap kali ditangkap dan dipenjara datang syaitan dan melepaskan ikatan di kakinya dan melindungi dia dari senjata. Manusia saat itu melihat rombongannya berjalan di udara ketika dia tertangkap ada orang yang menikamnya dengan tombak namun tidak mempan, maka berkata Abdul Malik engkau tidak menyebut nama Allah kemudian ketika dia menyebut nama Allah dan menikamnya mempanlah tombaknya dan meninggallah Al-Harits

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Wednesday, November 20, 2019

Halaqah 18 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 16 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 18 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 16 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-18 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 16 Dari 22

Meyakini adanya al-karomah adalah termasuk pokok aqidah ahlu sunnah wal jamaah

Diantara dalil dari As-sunnah atas adanya al-karomah

1. Kisah Abu bakar As-sidik rodiallahu anhu ketika memberi makan sebagian ahlu Suffah yang datang kepada beliau, setiap kali mereka mengambil satu suapan maka makanannya justru bertambah banyak. Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim

2. Kisah dua orang sahabat nabi salallahu álaihi wasalam yaitu Usaid bin Hudhair dan 'Abbad bin Bisyr semoga Allah meridoi keduanya ketika keduanya keluar dari sisi nabi salallahu álaihi wasalam di suatau malam yang gelap gulita dan di depan mereka ada cahaya kemudian ketika mereka berpisah terbagilah cahaya tersebut menjadi dua. Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari

3. Kisah Juraiz, seorang laki-laki yang sholeh dari kalangan bani Isroil yang dituduh berzina dengan seorang wanita yang mengaku hamil karena Juraiz, kemudian ketika wanita tersebut melahirkan maka Juraiz mengusap kepala bayi tersebut sehingga bayi tersebut bisa menyebutkan siapa sebenarnya bapaknya. Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim

Kemudian disana ada beberapa keterangan yang berkaitan dangan al-karomah
  1. Al-Karomah yang paling agung bagi seorang hamba adalah istiqomahnya dia di atas jalan yang lurus
  2. Al-Karomah bagi para wali Allah adalah ayat atau mu'jijah bagi para nabi, karena wali Allah tidak mendapatkannya kecuali karena keimanan dia kepada rosul tersebut
  3. Al-Karomah akan tetap ada sampai akhir zaman
  4. Al-Karomah tidak dijadikan ukuran seseorang lebih afdol daripada orang yang tidak mendapatkan al-karomah. Yang demikian karena al-karomah terjadi diantaranya untuk menguatkan keimanan orang tersebut oleh karena itu al-karomah di zaman sahabat rodiallahuanhum lebih sedikit daripada al-karomah di zaman tabiín kerena iman dan keyakinan para sahabat lebih kuat daripada keimanan dan juga keyakinan para tabiín
  5. Jangan sampai seseorang terjerumus ke dalam pengingkaran terhadap al-karomah seperti orang-orang falasifah dan juga mu'tajilah, dan jangan sampai seseorang berlebih-lebihan di dalam masalah al-karomah seperti orang-orang yang menjadikan al-karomah sebagai ukuran kewalian
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tuesday, November 19, 2019

Halaqah 17 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 15 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 17 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 15 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-17 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 15 Dari 22

13. Meyakini adanya al-karomah adalah termasuk pokok aqidah ahlussunnah wal jamaah

Berkata syaikhul Islam rohimahullah di dalam kitab beliau Al-Aqidah Al-Wasithiyah

"Termasuk pokok-pokok ahlussunnah adalah membenarkan karomah para wali dan perkara-perkara di luar kebiasaan yang Allah jalankan pada diri mereka"

Keyakinan tentang adanya al-karomah berdasarkan dalil-dalil dari Al-Quran, As-Sunnah dan juga Ijma. Adapun dari Al-Quran

1. Kisah Maryam dengan nabi Zakaria álaihimasalam, 

Dimana nabi Zakaria álaihisalam adalah orang yang menanggung makanan bagi Maryam yang telah mengkhususkan dirinya untuk beribadah kepada Allah namun sesuatu yang luar biasa setiap kali Zakaria memasuki mihrob Maryam dia mendapatkan makanan. Allah subhanahu wataála berfirman:

كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Setiap kali Zakaria memasuki mihrab Maryam beliau mendapatkan di sisi Maryam rizki, Zakaria berkata wahai Maryam darimana engkau mendapatkan makanan ini, Maryam menjawab ini adalah dari sisi Allah sesungguhnya Allah memberikan rizki kepada siapa yang dikehendaki tanpa perhitungan" (Q.S. Ali Imron : 37)

Ibnu Katsir menyebutkan di dalam tafsirnya bahwa nabi Zakaria álaihisalam menemukan di dalam mihrab Maryam buah-buahan musim dingin ketika musm panas dan buah-buahan musim panas ketika musim dingin.

2. Kisah Ashabul Kahfi yang Allah sebutkan di awal-awal surat Al-kahfi ketika mereka tidur dalam waktu yang lama tanpa memakan makanan dan tidak rusak badan mereka

Allah subhanahu wataála berfirman:

وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا

"Dan mereka tinggal di gua mereka selama 300 tahun dan tambah 9 tahun" (Q.S. Al-Kahfi : 25)

Ada yang mengatakan 300 tahun bila dihitung dengan tahun Syamsiah dan 309 tahun apabila dihitung dengan tahun Qomariyah

3. Kisah Istri Firáun yang bernama Aasiyah dimana Allah memperlihatkan rumah Aasiyah di dalam surga ketika sedang diazab oleh Firáun

Allah subhanahu wataála berfirman:

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

"Dan Allah telah membuat permisalan bagi orang-orang yang beriman dengan istri Firáun ketika dia berkata wahai Robku bangunkanlah untukku di sisimu rumah di dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firáun dan amalannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dholim" (Q.S. At-Tahrim : 11)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Monday, November 18, 2019

Halaqah 16 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 14 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 16 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 14 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-16 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 14 Dari 22

Diantara perkara aqidah yang berkaitan dengan Al-Mu'jijah adalah

Beriman dengan Al-Karomah

Al-Karomah secara bahasa adalah pemberian, adapun secara syareat maka yang dimaksud dengan Al-Karomah adalah sebuah perkara diluar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali Allah.

Sebuah perkara diluar kebiasaan maksudnya karomah bukan pemberian atau kenikmatan biasa, yang dimaksud dengan kebiasaan adalah kebiasaan manusia di zaman tersebut, yang terjadi pada seorang wali Allah berarti karomah tidak terjadi pada seorang nabi dan tidak pula pada seorang wali syaiton. Yang dimaksud dengan wali Allah adalah setiap orang yang beriman dan bertaqwa sebagaimana firman Allah:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

"Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada takut atas mereka dan mereka tidak bersedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa" (Q.S. Yunus : 62 - 63)

Iman dan taqwa tidak akan terwujud kecuali dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, dan perintah yang paling besar adalah tauhid kepada Allah dan larangan yang paling besar adalah syirik kepada Allah

Apabila seseorang menyekutukan Allah atau mengajak manusia menyekutukan Allah maka dia bukan wali Allah. Apabila seseorang mengajak kepada bidáh maka dia bukan wali Allah. Apabila seseorang meninggalkan shalat lima waktu maka dia buka wali Allah. Seorang wali Allah diukur dari keimanan dan ketaqwaan bukan dari sekedar kesaktian atau dari kemampuan yang luar biasa. Seandainya dia beriman dan bertaqwa maka dia adalah wali Allah meskipun tidak memiliki kesaktian yang luar biasa. Namun sebaliknya orang yang memiliki kesaktian tetapi tidak bertaqwa dan beriman maka dia bukan wali Allah.

Seorang wali Allah bukan berarti dia tidak pernah berdosa, dia berdosa sebagaimana manusia yang lain namun dia bukan yang terus-menerus melakukan dosa dan apabila dia berdosa maka dia bersegera di dalam bertaubat kepada Allah

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Friday, November 15, 2019

Halaqah 15 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 13 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 15 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 13 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.


Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-15 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 13 Dari 22

Ayat-ayat yang Allah berikan kepada nabi Muhammad salallahu álaihi wasalam sangat banyak, hal ini menunjukkan keutamaan beliau di sisi Allah dan menunjukkan betapa pentingnya risalah yang beliau bawa karena risalah beliau adalah risalah yang terakhir dan tidak ada lagi risalah setelah risalah beliau salallahu álaihi wasalam.

Dan diantara ayat-ayat atau mu'jijah-mu'jijah tersebut

1. Al-Isra dan Al-Mi'raj

Al-Isro adalah dijalankannya nabi Muhammad salallahu álaihi wasalam di waktu malam dari Al-Masjidil Haram yang ada di Mekah ke Al-Masjidil Aqso yang ada di Palestina. Allah subhanahu wataála berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

"Maha suci Dzat yang telah menjalankan hambanya di malam hari dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqso yang kemi berkahi sekitarnya untuk kami tunjukkan kepadanya sebagian dari ayat-ayat kami, sesungguhnya dia maha mendengar lagi maha melihat" (Q.S. Al-Isra : 1)

Al-Mi'raj adalah diangkatnya nabi Muhammad salallahu álaihi wasalam ke langit kemudian ke sidrotul muntaha. Nabi salallahu álaihi wasalam bersabda:

"Maka Allah mengangkatku ke langit dunia" (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Dua perjalanan yang jauh yang dilakukan dalam waktu yang sangat singkat menunjukkan kekuasaan Allah dan bahwasannya Muhammad salallahu álaihi wasalam adalah nabi utusan Allah.

2. Terbelahnya bulan

Allah subhanahu wataála berfirman:

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ

"Telah dekat kiamat dan bulan telah terbelah dan apabila mereka melihat satu ayat mereka berpaling dan mengatakan ini adalah sihir yang terus menerus" (Q.S. Al-Qomar ; 1 - 2)

Berkata Anas bin Malik rodiallahu anhu

"Sesungguhnya penduduk Mekah telah meminta rosulullah salallahu álaihi wasalam untuk menunjukkan satu tanda kekuasaan maka beliau salallahu álaihi wasalam memperlihatkan kepada mereka terbelahnya bulan" (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

3. Batu yang mengucapkan salam kepada baliau

Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersabda:

"Sungguh aku mengetahui sebuah batu di Mekah dahulu mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus menjadi nabi, sungguh aku mengetahuinya sekarang" (H.R. Muslim)

4. Kabar beliau tentang mati syahidnya Umar Ibnu Khatab dan Ustman Ibnu Affan semoga Allah meridoi keduanya

Berkata Anas bin Malik roduallahu anhu:

"Nabi salallahu álaihi wasalam naik ke atas gunung uhud dan bersama beliau Abu Bakar, Umar, dan Ustman, maka bergetarlah gunung uhud nabi salllahu álaihi wasalam kemudian menendang gunung uhud dengan kaki beliau seraya berkata tenanglah wahai uhud tidak ada di atasmu kecuali seorang nabi, seorang sidik, dan dua orang syahid" (H.R. Al-Bukhari)

Benarlah apa yang dikatakan rosulullah salallahu álaihi wasalam karena Umar dan Ustman dibunuh dan meninggal dalam keadaan syahid

5. Menangisnya batang pohon kurma 

Berkata Jabir Ibnu Abdillah semoga Allah meridoi keduanya

"Dahulu Masjid Nabawi beritangkan batang pohon kurma maka dahulu nabi salallahu álaihi wasalam apabila khutbah beliau berdiri di dekat salah satu batang tersebut, ketika dibuatkan mimbar kemudian beliau berkhutbah di atasnya maka kami mendengar suara batang kurma tersebut seperti suara unta yang sedang hamil 10 bulan, sampai datang nabi salallahu álaihi wasalam kemudian beliau meletekan tangannya pada batang tersebut maka diamlah batang tersebut" (H.R. AL-Bukhari)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Thursday, November 14, 2019

Halaqah 14 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 12 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 14 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 12 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-14 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 12 Dari 22

contoh lain Ayat yang menunjukan keangungan Allah

4. Mu'jijat nabi Mumammad berupa Al-Qurán

Di jaman beliau salallahu álaihi wasalam bahasa arab mencapai jaman keemasan, penyair-penyair bertebaran berlomba menyombongkan kefasihannya dan kedalamannya di dalam berbahasa, maka Allah subhanahu wataála dengan hikmahnya menjadikan ayat yang paling besar bagi nabi Muhammad salallahu álaihi wasalam adalah sebuah kitab yang diturunkan yang tidak mampu seorang pun menandinginya. Seandainya berkumpul seluruh manusia dan jin membuat yang semisal dengan Al-Quran niscaya mereka tidak mampu. Jangankan satu Al-Alquran 10 surat pun mereka tidak mampu dan jangankan 10 surat satu surat pun mereka tidak akan mampu.

Allah subhanahu wataála berfirman:

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

"Katakanlah seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Quran niscaya mereka tidak akan bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun sebagian mereka membantu sebagian yang lain" (Q.S. Al-Isro : 88)

Dan Allah berfirman:

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Ataukah mereka berkata Muhammad telah mengada-ngada, katakanlah hendaklah kalian datangkan 10 surat yang dibuat-buat yang semisal dengan Al-Quran dan panggilah semampu kalian orang-orang selain Allah kalau kalian adalah orang-orang yang benar, kalau mereka tidak mampu memenuhi tantanganmu maka ketahuilah bahwa Al-Quran diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain dia, apakah kalian menyerahkan diri" (Q.S. Hud : 13-14)

Dan Allah berfirman:

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

"Dan seandainya kalian ragu terhadap apa yang kalian turunkan kepada hamba kami maka datangkanlan satu surat dan panggilah oleh kalian saksi-saksi kalian selain Allah kalau kalian adalah orang-orang yang benar, seandainya kalian tidak bisa melakukannya dan kalian pasti tidak akan bisa melakukannya maka takutlah dengan neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang disediakan untuk orang-orang yang kafir" (Q.S. Al-Baqoroh : 23-24)

Mereka orang-orang kafir meragukan Al-Quran dan mengatakan bahwasannya Al-Quran bukan dari Allah tetapi dari Muhammad dan dialah yang membuatnya maka Allah menantang mereka kalau memang itu buatan manusia seharusnya mereka juga bisa membuatnya apalagi mereka adalah orang-orang arab yang fasih dan ahli didalam bahasa arab. Namun ternyata tidak ada diantara mereka yang bisa membuat yang semisal dengan Al-Quran dan ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah kalamullah dan bukan kalam Muhammad salallahu álaihi wasalam. Apalagi mereka mengetahui bahwa nabi Muhammad salallahu álaihi wasalam adalah seorang yang tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis dan beliau bukan tukang syair. Ini semua menunjukkan bahwa Al-Quran adalah ayat atau mu'jijah yang menunjukkan kebenaran nabi Muhammad salallahu álaihi wasalam dan kebenaran apa yang beliau bawa dan seharusnya ini semua menjadikan mereka beriman dan mengikuti beliau salallahu álaihi wasalam.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Wednesday, November 13, 2019

Halaqah 13 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 11 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 13 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 11 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-13 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 11 Dari 22

Diantara hikmah Allah menjadikan ayat-ayat seorang nabi atau mu'jijat mereka adalah sesuatu yang sesuai dengan keadaan kaumnya dan lebih dahsyat supaya lebih menunjukkan kebenaran kenabian nabi tersebut, diantara contohnya:

1. Kaum nabi Sholeh atau kaum Tsamud yang terkenal sebagai kaum yang kuat dan biasa memahat gunung untuk dijadikan rumah. 

Allah subhanahu wataála berfirman:

وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا

"Dan ingatlah oleh kalian diwaktu Allah menjadikan kalian pengganti-pengganti yang berkuasa sesudah kaum Ád dan memberikan tempat bagi kalian di bumi, kalian mendirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kalian memahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah" (Q.S. Al-A'raf : 74)

Ketika nabi Sholeh álaihisalam mendakwahi mereka, mereka meminta supaya beliau mendatangkan ayat atau tanda kebenaran beliau, akhirnya mereka meminta supaya keluar dari batu keras yang sudah mereka tentukan unta merah yang sedang hamil 10 bulan. Setelah nabi Sholeh álaihisalam mengambil perjanjian dari mereka supaya beriman kalau permintaan dikabulkan, beliaupun berdoa kepada Allah maka bergetarlah batu besar tersebut dan kelaur darinya unta dengan sifat yang mereka inginkan. Tentunya hal ini lebih dahsyat daripada hanya memahat gunung untuk dijadikan rumah.

2. Sihir di zaman nabi Musa álaihisalam sangat banyak dan tersebar dan mereka adalah kaum yang sangat mengagungkan sihir dan tukang sihir.

Dan diantara sihir mereka adalah menipu mata manusia, seperti menyihir manusia sehingga mereka melihat tali dan tongkat seakan-akan dia adalah ular. Oleh karena itu diantara ayat yang Allah berikan kepada nabi Musa adalah berubahnya tongkat menjadi ular secara hakekat dan bukan hanya tipuan mata dan tangan yang bersinar setelah dimasukan ke dalam saku secara hakekat dan bukan hanya tipuan mata. Allah berfirman:

فَأَلْقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ
وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ

"Lalu Musa melemparkan tongkatnya tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya dan dia mengeluarkan tangannya tiba-tiba tangan itu menjadi putih bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya" (Q.S. Al-A'raf : 107 - 108)

Maka para tukang sihir akhirnya mengetahui bahwa nabi Musa álaihisalam memang diutus oleh Allah dan merekapun masuk Islam dan sangat kuat keislamannya.

3. Ilmu kedokteran di zaman nabi Isa álaihisalam sangat populer, 

Oleh karena itu Allah subhanahu wataála menguatkan nabi Isa dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan penyakit dan penyembuhannya yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang dokter seahli apapun dia. Allah berikan dia álaihisalam kemampuan menyembuhkan orang yang buta dari lahir, menyembuhkan orang yang berpenyakit kusta, bahkan menghidupkan orang yang sudah mati. Allah berfirman:

وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي ۖ وَتُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِي

"Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan sizinKu kemudian engkau meniupnya lalu menjadi seekor burung yang sebenarnya dengan seizinKu dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizinKu dan ingatlah ketika engaku mengeluarkan orang mati dari kubur menjadi hidup dengan seiinKu" (Q.S. Al-Maidah 110)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tuesday, November 12, 2019

Halaqah 12 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 10 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 12 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 10 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-12 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 10 Dari 22

Diantara cara beriman dengan para rosul adalah

12. Keyakinan bahwa Allah telah menguatkan mereka dengan tanda-tanda kekuasaannya sebagai pembenaran terhadap kenabian mereka

Tanda-tanda kekuasaan ini telah tersebar di kalangan kaum muslimin dengan nama Mu'jijat. Al-Mu'jijat adalah jamak dari Al-Mu'jijah yang secara bahasa artinya adalah yang melemahkan orang lain sehingga tidak bisa mendatangkan yang semisalnya. Lafaz ini tidak ada di dalam Al-Quran dan Al-Hadits, yang sering digunakan adalah kata Al-Ayat dan Al-Bayinat. Al-Ayat artinya adalah tanda-tanda kekuasaan dan Al-Bayinat artinya adalah bukti-bukti yang jelas.

Allah subhanahu wataála berfirman:

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ

"Dan sungguh kami telah memberikan kepada Musa Al-kitab yaitu At-Taurah dan kami susulkan setelahnya para rosul dan kami berikan keapda Isa Ibnu Maryam Al-Bayinat" (Q.S. Al-baqoroh : 87)

Berkata Ibnu Katsir rohimahullah ketika menafsirkan ayat ini

"Oleh karena itu Allah memberikan kepada beliau yaitu nabi Isa Al-Bayinat dan maksudnya adalah Al-Mu'jijat"

Dan Allah subhanahu wataála berfirman:

وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ

"Dan seorang rosul tidaklah mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin Allah" (Q.S. Ar-Rad : 38)

Rasulullah salallahu álaihi wasalam bersabda:

"Tidaklah ada seorang nabi kecuali diberi tanda-tanda kekuasaan yang beriman dengannya manusia dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diwahyukan kepadaku maka aku berharap bahwa aku yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat" (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Pengertian Ayah atau Mu'jijah adalah sesuatu di luar kebiasaan diiringi dengan tantangan dan pengakuan sebagai nabi tidak ada yang bisa melawannya Allah sajalah yang menciptakannya sebagai pembenaran dan penguatan bagi para nabinya. Yang dimaksud dengan:

  1. Sesuatu mencakup ucapan dan perbuatan. 
  2. Di luar kebiasaan maksudnya di luar sesuatu yang menjadi kebiasaan manusia. 
  3. Diiringi dengan tantangan dan pengakuan sebagai nabi, kalimat ini membedakan antara ayat dengan karomah. 
  4. Tidak ada yang bisa melawannya, kalimat ini membedakan antara ayat dengan sihir dan amalan syetan, 
  5. Allah sajalah yang menciptakannya artinya ini bukan terjadi karena kehendak nabi akan tetapi karena kehendak Allah azawazal dan Dialah yang menciptakannya
Allah berfirman:

وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ

"Dan tidaklah seorang rosul bisa mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin Allah" (Q.S. Ar-Rad : 38)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Monday, November 11, 2019

Halaqah 11 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 09 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 11 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 09 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-11 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 09 Dari 22

Diantara cara beriman dengan para rosul adalah

11. Wajib beriman kepada para rosul secara terperinci maupun secara global

Iman yang terperinci maksudnya adalah beriman dengan nama-nama, kabar-kabar, kisah-kisah para nabi yang datang di dalam Al-Quran dan Sunnah yang sohihah. Adapun iman secara global maka yang dimaksud adalah beriman bahwa Allah memiliki nabi-nabi dan rosul-rosul selain yang tersebut namanya di dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Allah subhanahu wataála berfirman:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ

"Dan sungguh kami telah mengutus para rosul sebelummu diantara mereka ada yang kami kisahkan kepadamu dan diantara mereka ada yang tidak kami kisahkan kepadamu" (Q.S. Gofir : 78)

Barangsiapa yang mendustakan dan mengingkari kenabian salah seorang dari pada nabi yang telah disepakati kenabiannya maka pada hakekatnya dia telah mengingkari seluruh nabi, yang demikian karena inti ajaran para nabi álaihumussalam adalah sama dan mendustakan sebagian mereka sama dengan mendustakan yang lain. Oleh karena itu, Allah subhanahu wataála berfirman:

كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ

"Kaum Nuh telah mendustakan para rosul" (Q.S. Asy-Syuáro : 105)

Mereka dianggap mendustakan para rosul padahal tidak diutus kepada mereka kecuali nabi Nuh yang demikian karena mendustakan seorang nabi sama dengan mendustakan semuanya. Dan Allah berfirman:

كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ

"Kaum Ád mendustakan para rosul" (Q.S. Asy-Syuáro ; 123)

Dan Allah berfirman:

كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ

"Kaum tsamud mendustakan para rosul" (Q.S. Asy-Syuáro : 141)

Dan Allah berfirman:

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ الْمُرْسَلِينَ

"Kaum Luth telah mendustakan para rosul" (Q.S. Asy-Syu'aro ; 160)

Dan tidak datang kepada kaum nabi Nuh, äd, Tsamud, dan kaum nabi Luth kecuali seorang rosul saja. Namun ketika mereka kafir terhadap rosul tersebut maka pada hakekatnya mereka telah kafir kepada semua rosul.

Orang yahudi yang mengaku beriman dengan nabi Musa álaihisalam, dan oarng-orang nasrani yang mengaku beriman dengan nabi Isa álaihisalam kalau mereka kafir terhadap nabi Muhammad salallahu álaihiwasalam, telah mengetahui kedatangan beliau maka mereka akan masuk kedalam neraka. Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersabda:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلَا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ


"Demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tangannya, tidaklah mendengar seorangpun dari umat ini baik yahudi maupun nasrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak beriman dengan yang aku bawa kecuali dia masuk ke dalam neraka" (H.R. Muslim)

Adapun apabila kenabian seseorang masih diperselisihkan seperti Khadir, maka ada orang yang mengatakan beliau adalah nabi dan ada yang mengatakan bahwa beliau adalah wali bukan nabi. Dalam keadaan demikian, maka orang yang mengatakan beliau adalah wali dan bukan nabi tidak dikafirkan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Friday, November 8, 2019

Halaqah 10 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 08 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 10 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 08 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-10 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 08 Dari 22

Diantara cara beriman dengan para rosul adalah

10. Keyakinan yang mendalam bahwasannya Allah telah memberikan keistimewaan bagi para nabi dan rosul

Diantaranya

1) Wahyu

Allah berfirman:

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ

"Sesungguhnya kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana kami wahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelah dia" (Q.S. An-Nisa : 163)

2) Apabila meninggal dunia, tidak diwarisi dan keluarganya tidak berhak mewarisi hartanya

Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersabda:

"Kami tidak diwarisi apa yang kami tinggalkan adalah shadaqoh" (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Yang dimaksud dengan kami disini adalah seluruh para nabi, oleh karena itu ketika rosulullah salallahu álaihi wasalam meninggal dan datang Fatimah kepada Abu bakar As-sidik untuk mengambil warisannya maka Abu Bakar mengabarkan kepada Fatimah dengan hadits ini.

3) Nabi dikubur di tempat dia meninggal dunia

Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersabda:

"Tidaklah Allah mencabut nyawa seorang nabi kecuali ditempat yang dia seneng untuk dikuburkan di tempat tersebut" (H.R. At Tirmizi dan Ibnu Majah) disohihkan oleh shech Al-Albani rohimahullah

4) Tanah tidak akan memakan jasad para nabi

Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersabda:

"Sesungguhnya Allah azawazal mengharamkan atas bumi supaya dia tidak memakan jasad-jasad para nabi" (H.R. Abu Dawud, An Nasai dan Ibnu Majah) disohihkan oleh shech Al-Albani rohimahullah

5) Mereka terjaga dari dosa besar atau maksum
dan telah berlalu pembahasan tentang hal ini pada halaqah yang ke-6

6) Para nabi tidur matanya tetapi tidak tidur hatinya

Anas bin Malik rodiallahuanhu berkata

"Dan nabi salallahu álaihi wasalam tidur kedua matanya dan tidak tidur hatinya, dan demikainlah para nabi tidur mata-mata mereka dan hari-hati mereka tidak tidur" (H.R. Al Bukhari)

7) Para nabi hidup di dalam kuburan mereka dalam keadaan shalat
Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersabda:

"Para nabi, mereka dalam keadaan hidup di dalam kuburan-kuburan mereka dalam keadaan mereka melakukan shalat"

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Thursday, November 7, 2019

Halaqah 09 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 07 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 09 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 07 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-9 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 07 Dari 22

Diantara cara beriman dengan para rosul adalah

9. Keyakinan yang kuat bahwa seluruh nabi dan rosul álaihimussalam telah bersepakat dalam berdakwah kepada tauhid dan mengingatkan mereka dari kesyirikan

Allah subhanahu wataála berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

"Dan sungguh kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rosul supaya kalian hanya menembah kepada Allah dan jauhilah togut" (Q.S. An-Nahl : 36)

Yang dimaksud togut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah

Dalam ayat yang lain, Allah mengatakan:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

"Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang rosulpun kecuali kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku maka hendaklah kalian menyembah hanya kepadaku" (Q.S. Al-Anbiya : 25)

Dan Allah subhanahu wataála mengatakan:

وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ

"Dan ingatlah saudara kaum ád ketika dia memberikan peringatan kepada kaumnya yang tinggal di bukit-bukit pasir dan telah berlalu para rosul yang memberikan peringatan sebelum dia dan setelah dia supaya kalian tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah" (Q.S. Al-Ahqof : 21)

Tiga ayat di atas menunjukkan bahwasannya setiap rosul dan setiap nabi inti dakwah mereka satu yaitu tauhid. Allah subhanahu wataála telah menceritakan di dalam Al-Quran beberapa kisah nabi 'alahimussalam dan dakwah mereka di antara kaumnya. Allah subhanahu wataála menceritakan tentang nabi Nuh álaihisalam

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ

"Sungguh kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya maka dia berkata wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia" (Q.S. Al-A'raf : 59)

Dan Allah subhanahu wataála menceritakan tentang nabi Hud álaihisalam, Allah mengatakan:

وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ

"Dan kami telah mengutus kepada kaum ád suadara mereka Hud álaihisalam, dia berkata wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah tidak ada sesembahan yang berhak disembah oleh kalian kcuali Dia, mengapa kalian tidak bertaqwa" (Q.S. Al-A'raf : 65)

Dan Allah subhanahu wataála mengatakan:

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ

"Dan kami telah mengutus kepada kaum tsamud saudara mereka Sholeh, dia berkata wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia" (Q.S. Al-A'raf :73)

Dan Allah subhanahu wataála berfirman tentang nabi Syuáib alaihisalam:

وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ

"Dan kami telah mengutus kepada madyan saudara mereka Syuáib, dia berkata wahai kaumku sembahlah Allah kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah kecuali dia" (Q.S. Al-A'raf : 85)

Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwasannya masing-masing dari para nabi dan rosul berdakwah kepada tauhid yang merupakan inti dari ajaran mereka. Adapun hukum-hukum seperti tata cara ibadah atau halal dan haram maka kadang-kadang terjadi perbedaan, Alalh berfirman:

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا

"Masing-masing telah kami jadikan syareat dan juga cara" (Q.S. Al-Maidah : 48)

Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersabda:

الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

"Para nabi adalah saudara sebapa, ibu-ibu mereka berbeda tetapi agama mereka satu" (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Di dalam hadits ini, para nabi diumpamakan seperti saudara-saudara dari satu bapak berlainan ibu maksudnya sama-sama berdakwah kepada tauhid meskipun dengan cara ibadah yang berbeda.

Berkata Al-Imam An-Nawawi rohimahullah

"Maka yang dimaksud dengannya adalah pokok-pokok dari tauhid dan pokok ketaatan kepada Allah taála meskipun berbeda caranya"

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Wednesday, November 6, 2019

Halaqah 08 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 06 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 08 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 06 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-8 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 06 Dari 22

Diantara cara beriman dengan para rosul adalah

8. Keyakinan bahwa Allah telah melebihkan sebagian nabi dan rosul di atas sebagian yang lain tanpa merendahkan dan melecehkan harga diri dan kedudukan yang lain

Allah subhanahu wataála berfirman:

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ

"Itu adalah para rosul kami telah muliakan sebagian mereka di atas sebagian yang lain" (Q.S. Al-Baqoroh : 253)

Dan Allah berfirman:

 وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَىٰ بَعْضٍ

"Dan sungguh kami telah memuliakan sebgaian nabi di atas sebagian yang lain" (Q.S. Al-Isro : 55)

Adapun ayat yang bernunyi:

لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ

"Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari rosul-rosulnya" (Q.S. Al-Baqoroh : 285)

Maka yang dimaksud membeda-bedakan disini adalah beriman dengan sebagian rosul dan mengingkari sebagian yang lain, seperti orang yang beriman dengan nabi Isa álaihisalam dan kufur dengan nabi Muhammad salallahu álaihi wasalam.

Dan sebaik-baik nabi adalah ulul ajmi yang artinya orang-orang yang memiliki kesabaran yang kuat. Allah subhanahu wataála berfirman:

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ

"Maka bersabarlah engkau sebagaimana ulul ajmi diantara para rosul telah bersabar" (Q.S. Al-Ahqof : 35)

Menurut sebagian ulama yang dimaksud dengan ulul ajmi adalah lima orang, mereka adalah nabi Nuh, Ibrohim, Musa, Isa dan nabi Muhammad álaihimussalam. Nama-nama mereka telah terkumpul di dalam dua ayat dari surat Al-Ahzab dan surat Ay-Syuro. Allah subhanahu wataála berfirman:

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

"Dan ketika kami mengambil perjanjian dari pada nabi darimu, Nuh, Ibrohim, Musa dan Isa ibnu Maryam dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kuat" (Q.S. Al-Ahzab :7)

Dan Allah mengatakan:

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ

"Allah telah menyareatkan bagi kalian dari agama apa yang Allah wasiatkan kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrohim, Musa dan Isa" (Q.S. Asy-Syuro : 13)

Kelima nabi inilah dan juga nabi Adam yang tersebut di dalam hadits tentang asyafa'aatul uzma yang sudah kita sebutkan di dalam silsilah beriman dengan hari akhir. Dan sebaik-baik ulul azmi adalah dua orang nabi yang keduanya adalah kholilullah (kekasih Allah) beliau berdua adalah nabi Ibrohim álaihisalam dan nabi Muhammad salallahu álaihi wasalam. Dalilnya adalah firman Allah

وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

"Dan Allah telah menjadikan Ibrohim sebagai kekasihnya" (Q.S. An-Nisa : 125)

Dan Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersaabda:

"Maka sesungguhnya Allah taála telah menjadikan aku sebagai kekasih sebagaimana Allah telah menjadikan Ibrohim sebagai kekasih" (H.R. Muslim)

Dan sebaik-baik kekasih Allah adalah nabi Mumammad salallahu álaihi wasalam. Rosulullah salallahu álaihi wasalam bersaabda:

"Aku adalah pemuka anak-anak Adam pada hari kiamat" (H.R. Muslim)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tuesday, November 5, 2019

Halaqah 07 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 05 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 07 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 05 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-7 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 05 Dari 22

Diantara cara beriman dengan para rosul adalah

7. Waspada dari ghuluw atau berlebihan terhadap para rosul álaihimussalam

Seperti menganggap beliau mengetahui yang goib atau mensifati beliau dengan sifat-sifat ketuhanan dan Allah azawazal telah melarang ahlul kitab dari sikap guluw dengan firmannya:

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ

"Wahai ahlul kitab, janganlah kalian berlebih-lebihan di dalam agama kalian dan janganlah kalian berkata atas nama Allah kecuali kebenaran, sesungguhnya Isa bin Maryam adalah Roasulullah dan kalimatnya yang dia lemparkan kepada Maryam dan dia adalah ruh darinya, maka berimanlah kalian kepada Allah dan rosul-Nya dan janganlah kalian katakan Tuhan itu tiga" (Q.S. An Nisa 171)

Dan rosulullah salallahu álaihi wasalam telah melarang kita untuk mengikuti langkah-langkah mereka, beliau saallahu álaihi wasalam bersabda:

"Janganlah kalian memujiku dengan berlebihan sebagaimana orang nasrani berlebih-lebihan didalam memuji Ibnu Maryam, sesungguhnya aku adalah hamba Allah dan rosul-nya" (H.R. Al Bukhari sohih)

Dan diantara bentuk ghuluw orang-orang nasrani adalah mengatakan Isa anak Allah, orang yahudi mengatakan Ujair adalah anak Allah. Allah berfirman:

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ ۖ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

"Telah berkata orang-orang yahudi bahwa Ujair adalah anak Allah dan berkata orang-orang nasrani bahwa Al Masih adalah anak Allah, demikianlah ucapan-ucapan mereka dengan mulut-mulut mereka, mereka menyamai ucapan yang kafir sebelum mereka, Allah melaknat mereka lalu bagaimana mereka berpaling" (Q.S. At Taubah : 30)

Padahal para rosul álaihimussalam tidak memiliki sedikitpun rububiyah dan uluhiyah, yaitu sifat-sifat ketuhanan. Mereka tidak mengetahui yang goib kecuali setelah diberitahu oleh Allah azawazal. Allah berfirman:

عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا
إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ 

"Dialah Allah yang mengetahui perkara yang goib maka tidaklah dia menampakan perkara yang goib kepada siapapun kecuali orang yang Allah ridoi dari kalangan para rosul" (Q.S. Al Jin : 26-27)

Dan mereka juga tidak bisa memberikan manfaat dan mudorot kecuali dengan kehendak Allah. Allah berfirman:
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
"Katakanlah aku tidak memiliki untuk diriku sendiri manfaat dan mudhorot kecuali apabila Allah menghendaki dan seandainya aku mengetahui perkara yang goib niscaya aku akan memperbanyak kebaikan dan tentunya aku tidak akan ditimpa kejelekan, tidaklah aku kecuali sebagai pemberi peringatan dan pemberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman" (Q.S. Al A'raf : 188)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Monday, November 4, 2019

Halaqah 06 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 04 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 06 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 04 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-6 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 04 Dari 22

Cara beriman kepada para rosul Allah mengandung beberapa perkara:

6. Meyakini bahwa mereka maksum yaitu terjaga dari dosa besar seperti zina, mencuri, menipu, sihir, membuat berhala dan lain-lain

Dan ini adalah kesepakatan umat, adapun orang yahudi dan nasrani maka mereka menganggap para nabi dan rosul melakukan dosa besar. Seperti keyakinan bahwa nabi Harun dialah yang membaut berhala dan keyakinan bahwa nabi Ibrohim mengorbankan istrinya Sarah kepada Firaáun dan seperti keyakinan bahwa nabi Luth alaihisalam mabuk dan lain-lain.

Adapun dosa kecil, maka menurut sebagian besar ulama terkadang seorang nabi melakukan dosa kecil namun tidak sampai berhubungan dengan wahyu dan dengan cepat sekali mereka bertaubat kepada Allah azawazal

Nabi Adam álaihisalam, beliau dilarang untuk memakan buah tertentu di dalam surga akan tetapi beliau melanggarnya kemudian beliau mengatakan

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Beliau berkata, wahai Rob kami, kami telah mendholimi diri kami sendiri dan seandainya engkau tidak mengampuni dosa kami dan menyayangi kami niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi" (Q.S. Al-A'raf : 23)

Nabi Nuh alaihisalam meminta kepada Allah supaya menyelamatkan anaknya yang kafir maka Allah azawazal menegur beliau dan menasehati beliau kemudian beliau langsung meminta ampun kepada Allah seraya berkata:

قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Nuh berkata, wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari meminta kepadamu sesuatu yang aku tidak memiliki ilmu tentangnya, dan seandainya engkau tidak mengampuni aku dan menyayangi aku niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi" (Q.S. Hud : 47)

Nabi Musa álaihisalam pernah memukul orang kipti atau orang mesir yang berakibat terbunuhnya orang tersebut, ini adalah dosa kecil karena pukulan nabi Musa álaihisalam sebenarnya tidak mematikan dan beliau salallahu álaihi wasalam juga tidak bermaksud untuk membunuh. Nabi musa álaihisalam mengiringi kesalahan ini dengan taubat kepada Allah. Allah berfirman:

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Musa berdoa : wahai Rabku, sesungguhnya aku mendholimi ridiku sendiri maka ampunilah aku, maka Allahpun mengampuni beliau, sesungguhnya Allah adalah dzat yang maha pengampun lagi maha penyayang" (Q.S. Al-Qosos : 16)

Nabi Yunus álaihisalam pernah marah meninggalkan kaumnya karena mereka tidak menerima dakwah beliau dan setelah ditelan ikan yang besar beliaupun segera meminta ampun kepada Allah. Allah berfirman:

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (yaitu Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah lalu dia menyangka bahwa kami tidak akan menyulitkannya maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali engaku, maha suci engkau sungguh aku termasuk orang-orang yang dholim" (Q.S. Al-Anbiya : 87)

Nabi Muhammad salallahu álaihi wasalam ketika sedang mendakwahi pembesar Qurais datang kepada beliau Ibnu Ummi Maktum ingin bertanya tentang sesuatu maka beliau bermuka masam dan berpaling, Allah pun menurunkan firmannya:

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ
أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ
أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ

"Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling karena seorang buta telah datang kepadanya dan tahukah engkau wahai Muhammad barangkali dia ingin menyucikan dirinya atau dia ingin mendapatkan pengajaran yang memberi manfaat kepadanya" (Q.S. Ab Basa 1-4)

Setelah itu, Rasulullah salallahu álaihi wasalam pun memuliakannya sebagaimana dikabarkan oleh Anas bin Malik rodiallahu anhu, diriwayatkan oleh Abu Ya'la di dalam musnadnya

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh

Friday, November 1, 2019

Halaqah 05 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 03 Dari 22

📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊  Halaqah 05 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 03 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain

Halaqoh yang ke-5 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 03 Dari 22

Cara beriman kepada para rosul Allah mengandung beberapa perkara:

5. Meyakini dengan keyakinan yang dalam bahwa mereka yaitu para rosul adalah manusia, menimpa mereka apa yang menimpa manusia yang lain, mereka makan, minum, mencari rejeki, menikah, memiliki keturunan, tertimpa sakit, terbunuh, meninggal dan lain-lain.

Allah subhanahu wataála berfirman:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ

"Katakanlah sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian diwahyukan kepadaku" (Q.S. Al-Kahfi : 110)

Dan Allah subhanahu wataála berfirman:

 قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلَّا بَشَرًا رَسُولًا

"Kataknlah maha suci robku, tidaklah aku kecuali seorang manusia yang diutus" (Q.S. Al-Isro : 93)

Mereka makan, minum, dan mencari rejeki. Allah subhanahu wataála berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ

"Dan tidaklan kami mengutus sebelummu seorang rosul kecuali mereka memakan makanan dan pergi ke pasar" (Q.S. Al Furqon : 20)

Mereka menikah dan memiliki keturunan. Allah subhanahu wataála berfirman:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً ۚ

"Dan sungguh kami telah mengutus para rosul sebelummu dan kami telah menjadikan bagi mereka istri-istri dan keturunan" (Q.S. Ar Ra'd : 38)

Mereka ditimpa sakit. Allah subhanahu wataála berfirman tentang nabi Ibrohim:

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

"Dan apabila aku sakit, maka Allah dialah yang menyembuhkan aku" (Q.S. Asy Syu'ara' : 80)

Dan Allah subhanahu wataála berfirman tentang nabi Ayub:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

"Dan ingatlah Ayub ketika dia memanggil Rab-nya, sesungguhnya aku telah ditimpa sakit dan engkau adalah dzat yang maha penyayang" (Q.S. Al-Anbiya : 83)

Dari Abdullah Ibnu Masudin roduallahu anhu, beliau berkata aku memasuki rasulullah salallahu álaihi wasalam sedangkan beliau dalam keadaan demam, maka kau berkata wahai Rasulullah sesungguhnya engkau demam dengan demam yang sangat, beliau mengatakan (salallahu álaihi wasalam) Iya, sesungguhnya aku tertimpa demam sebagaimana dua orang diantara kalian tertimpa demam (H.R. Al Bukhori)

Mereka (yaitu para Rasulullah) meninggal dunia sebagaimana firman Allah azawajal

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ

"Sesungguhnya engkau akan meninggal dan merekapun akan meninggal" (Q.S. Az Zumar : 30)

Dan Allah mengatakan:

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ ۖ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ

"Dan tidaklah kami jadikan bagi seorang manusia sebelummu kekekalan, apakah seandainya engkau meninggal dunia maka mereka akan kekal? " (Q.S. Al Anbiya : 34)

Dan ada diantara mereka yang mati terbunuh. Allah subhanahu wataála berfirman:

لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ

"Sungguh Allah telah mendengar ucapan orang-orang yang mengatakan, sesungguhnya Allah fakir dan kami adalah orang-orang yang kaya, sungguh kami akan menulis apa yang mereka ucapkan dan pembunuhan mereka kepada para nabi tanpa haq dan kami akan katakan rasakanlah adzab yang membakar ini" (Q.S. Ali Imron : 181)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh