📘 Silsilah Ilmiyyah Si.8 Beriman Kepada Para Rasul Allāh
🔊 Halaqah 16 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 14 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.
Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain
Halaqoh yang ke-16 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 14 Dari 22
Diantara perkara aqidah yang berkaitan dengan Al-Mu'jijah adalah
Beriman dengan Al-Karomah
Al-Karomah secara bahasa adalah pemberian, adapun secara syareat maka yang dimaksud dengan Al-Karomah adalah sebuah perkara diluar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali Allah.
Sebuah perkara diluar kebiasaan maksudnya karomah bukan pemberian atau kenikmatan biasa, yang dimaksud dengan kebiasaan adalah kebiasaan manusia di zaman tersebut, yang terjadi pada seorang wali Allah berarti karomah tidak terjadi pada seorang nabi dan tidak pula pada seorang wali syaiton. Yang dimaksud dengan wali Allah adalah setiap orang yang beriman dan bertaqwa sebagaimana firman Allah:
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
"Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada takut atas mereka dan mereka tidak bersedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa" (Q.S. Yunus : 62 - 63)
Iman dan taqwa tidak akan terwujud kecuali dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, dan perintah yang paling besar adalah tauhid kepada Allah dan larangan yang paling besar adalah syirik kepada Allah
Apabila seseorang menyekutukan Allah atau mengajak manusia menyekutukan Allah maka dia bukan wali Allah. Apabila seseorang mengajak kepada bidáh maka dia bukan wali Allah. Apabila seseorang meninggalkan shalat lima waktu maka dia buka wali Allah. Seorang wali Allah diukur dari keimanan dan ketaqwaan bukan dari sekedar kesaktian atau dari kemampuan yang luar biasa. Seandainya dia beriman dan bertaqwa maka dia adalah wali Allah meskipun tidak memiliki kesaktian yang luar biasa. Namun sebaliknya orang yang memiliki kesaktian tetapi tidak bertaqwa dan beriman maka dia bukan wali Allah.
Seorang wali Allah bukan berarti dia tidak pernah berdosa, dia berdosa sebagaimana manusia yang lain namun dia bukan yang terus-menerus melakukan dosa dan apabila dia berdosa maka dia bersegera di dalam bertaubat kepada Allah
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
🔊 Halaqah 16 ~ Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 14 Dari 22
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.
Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ála rosulillah waála alihi washohbihi ajmain
Halaqoh yang ke-16 dari silsilah ilmiah beriman kepada para rosul Allah, Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian 14 Dari 22
Diantara perkara aqidah yang berkaitan dengan Al-Mu'jijah adalah
Beriman dengan Al-Karomah
Al-Karomah secara bahasa adalah pemberian, adapun secara syareat maka yang dimaksud dengan Al-Karomah adalah sebuah perkara diluar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali Allah.
Sebuah perkara diluar kebiasaan maksudnya karomah bukan pemberian atau kenikmatan biasa, yang dimaksud dengan kebiasaan adalah kebiasaan manusia di zaman tersebut, yang terjadi pada seorang wali Allah berarti karomah tidak terjadi pada seorang nabi dan tidak pula pada seorang wali syaiton. Yang dimaksud dengan wali Allah adalah setiap orang yang beriman dan bertaqwa sebagaimana firman Allah:
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
"Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada takut atas mereka dan mereka tidak bersedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa" (Q.S. Yunus : 62 - 63)
Iman dan taqwa tidak akan terwujud kecuali dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, dan perintah yang paling besar adalah tauhid kepada Allah dan larangan yang paling besar adalah syirik kepada Allah
Apabila seseorang menyekutukan Allah atau mengajak manusia menyekutukan Allah maka dia bukan wali Allah. Apabila seseorang mengajak kepada bidáh maka dia bukan wali Allah. Apabila seseorang meninggalkan shalat lima waktu maka dia buka wali Allah. Seorang wali Allah diukur dari keimanan dan ketaqwaan bukan dari sekedar kesaktian atau dari kemampuan yang luar biasa. Seandainya dia beriman dan bertaqwa maka dia adalah wali Allah meskipun tidak memiliki kesaktian yang luar biasa. Namun sebaliknya orang yang memiliki kesaktian tetapi tidak bertaqwa dan beriman maka dia bukan wali Allah.
Seorang wali Allah bukan berarti dia tidak pernah berdosa, dia berdosa sebagaimana manusia yang lain namun dia bukan yang terus-menerus melakukan dosa dan apabila dia berdosa maka dia bersegera di dalam bertaubat kepada Allah
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya
Wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
No comments:
Post a Comment