Friday, November 20, 2020

Halaqah 75 ~ Perang Uhud Bagian 03

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 75 ~ Perang Uhud Bagian 03

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 75 ~ Perang Uhud Bagian 03

Diantara kejaian yang terjadi sebelum perang uhud ketika di daerah asyakhaini ada beberapa orang sahabah yang umurnya baru 14 tahun atau kurang yang menawarkan diri ingin berperang bersama nabi dan para sahabat yang lain. Namun nabi Shallallahu alaihi wassalam menolak mereka semua karena dianggap belum cukup memiliki kekuatan untuk berperang kecuali 2 orang yaitu

1. Rafi' bin Khadiz, karena beliau pandai memanah

2. Samurah bin Junduf karena diketahui bahwa beliau lebih kuat daripada Rafi'

Jumlah para sahabat muda yang ditolak oleh nabi Shallallahu alaihi wassalam saat itu mencapai 14 orang diantaranya adalah Abdullah bin Umar dan ini adalah jumlah yang tidak sedikit, menunjukkan bagaimana nabi shallallahu alaihi wassalam dan para sahabat mendidik dan mentarbiah anak-anak mereka. Menawarkan diri untuk meninggal di jalan Allah padahal mereka masih muda belia tanpa ada paksaan dari seorang pun. Semoga Allah Subhanahu wata'ala memberikan taufiq kepada para orang tua untuk bisa mendidik anak-anak mereka dengan didikan para salaf

Bergeraklah pasukan kaum muslimin ke uhud dan masing-masing menempati posisi sesuai dengan yang direncanakan. Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengatur pasukan. Mereka menjadikan gunung uhud di belakang mereka, menempatkan 50 orang pemanah yang dipimpin Abdullah bin Jubair di atas gunung 'Ainaini, gunung yang berada tepat di depan gunung uhud. Mereka ditempatkan di sana untuk melindungi kaum muslimin apabila ada pasukan berkuda orang-orang musyrikin yang mencoba menyerang mereka dari belakang. Ini adalah peran yang sangat penting sampai-sampai Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengatakan kepada pasukan panah

...

"Apabila kalian melihat burung-burung mematuki kami maka janganlah kalian meninggalkan tempat kalian ini, dan apabila kalian melihat kami mengalahkan mereka dan kami menginjak-nginjak mereka maka janganlah kalian meninggalkan tempat kalian ini" (H.R. Al- Bukhari)

Di dalam sebagian riwayat yang lemah disebutkan bahwa sebelum perang antara dua pasukan, Ali bin Abi Thalib perang tanding dengan Talhah bin Usman pemegang bendera orang-orang musyrikin dan Ali pun berhasil membunuhnya. Hamzah ditantang oleh Siba' bin Abdil Uzza untuk perang tanding juga dan Hamzah pun berhasil membunuhnya. 

Kemudian terjadilah perang yang dahsyat antara kaum muslimin dan orang-orang musyrikin dan untuk memberikan semangat kepada kaum muslimin Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengambil pedang kemudian mengatakan "Siapa yang mengambil dariku pedang ini?" Maka masing-masing mereka membuka tangannya dan mengatakan "Saya" Kemudian nabi berkata "Siapa yang mengambilnya dengan haknya" Maka mereka pun terdiam kemudian berkata Abu Dujahan "Saya yang akan mengambilnya dengan haknya" Maka Abu Dujanah pun mengambilnya dan memecah pasukan musyrikin dengan pedang tadi (H.R. Muslim)

Hamzah berperang saat itu dengan semangat dan kekuatan yang luar biasa. Wahsyi budak Zubair bin Mut'im telah dijanjikan oleh majikannya apabila berhasil membunuh Hamzah, dia akan dibebaskan. Zubair melakukan ini karena balas dendam kepada Hamzah yang telah membunuh Thaimah bin Adi di perang Badr. Wahsyi pun bersembunyi di belakang batu besar dan ketika Hamzah mendekat, Wahsyi melempar tombak kecilnya ke arah Hamzah dan membunuhnya.

Pada pase pertama ini juga terbunuh Mus'ab bin Umair pemegang bendera kaum muslimin seorang da'i. Beliau terbunuh dalam keadaan tidak meninggalkan sesuatu apapun kecuali sehelai kain yang digunakan untuk mengkafani beliau. Kain kafan yang apabila digunakan untuk menutupi kepalanya, terbuka kedua kakinya dan kalau digunakan menutup kedua kakinya, terbuka kepalanya. Setelah itu Ali bin Abi Thalib beliau lah yang memegang bendera kaum muslimin.



Thursday, November 19, 2020

Halaqah 74 ~ Perang Uhud Bagian 02

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 74 ~ Perang Uhud Bagian 02

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 74 ~ Perang Uhud Bagian 02

Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari musyawarah nabi Shallallahu alaihi wassalam dengan para sahabatnya sebelum perang uhud 

1. Seorang pemimpin hendaknya dia meminta pendapat kepada orang-orang yang dia pimpin

2. Apabila seorang pemimpin sudah mengambil keputusan, maka hendaklah dia bertawakal kepada Allah dan tidak ragu-ragu supaya tertanam dalam diri orang-orang yang dia pimpin rasa percaya diri.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman

...

"Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan dan apabila dirimu sudah berazam atau bertekad maka bertwakalah kepada Allah" (Q.S. Ali Imran : 159)

Berkibarlah bendera perang, satu bendera hitam dan 3 liwa. Liwa yang pertama adalah liwa muhajirin dibawa oleh Mus'ab bin Umair yang nantinya akan diganti oleh Ali bin Abi Thalib setelah terbunuhnya Mus'ab. Liwa yang kedua adalah liwa Al-Aus yang dibawa oleh Usaid bin Hudzair. Dan liwa yang ketiga adalah liwa Al-Khadraj yang dibawa oleh Al-Hubab bin Al-Mundzir.

Terkumpulah 1000 orang, ada diantara mereka yang merupakan orang-orang munafiq. Kaum muslimin hanya memiliki dua kuda dan 100 orang saja yang memakai baju perang. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sendiri memakai dua baju perang untuk menunjukkan bahwa bertawakal kepada Allah bukan berarti meninggalkan sebab. 

Pasukan kaum muslimin bergerak menuju uhud melewati bagian barat dari Al-Harah Asyarkiyah dan ketika mendekati uhud tepatnya di daerah Asyekhoini, Abdullah bin Ubay bin Salul pemimpin orang-orang munafiq menarik diri dari pasukan kaum muslimin bersama 300 orang munafiq dengan alasan bahwa tidak akan terjadi perang. Abdullah ibnu Amr bin Haram berusaha untuk membujuk mereka untuk kembali bergabung bersama kaum muslimin namun mereka tetap tidak mau. Banu Salimah dari suku Khadraj dan banu Haristah dari suku Aus hampir terpengaruh dengan kejadian ini dan pulang ke Madinah namun Allah subhanahu wata'ala menguatkan mereka, Allah berfirman

...

"Ketika dua golongan dari pihak kalian ingin mundur karena takut padahal Allah adalah penolong mereka" (Q.S. Ali Imran : 122)

Allah menyebutkan tentang sebagian hikmah mundurnya orang-orang munafik sebelum perang tersebut yaitu untuk membersihkan barisan kaum muslimin sehingga tidak ada dintara mereka orang-orang yang kelak ketika perang justru membuat kekacauan barisan kaum muslimin dan akan menurunkan semangat perang. Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

...

"Tidaklah Allah meninggalkan orang-orang yang beriman seperti dalam keadaan kalian sekarang ini sehingga Allah membedakan antara yang jelek dengan yang baik" (Q.S. Ali Imran : 179)


Wednesday, November 18, 2020

Halaqah 73 ~ Perang Uhud Bagian 01

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 73 ~ Perang Uhud Bagian 01

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 73 ~ Perang Uhud Bagian 01

Perang ini terjadi pada tahun ke-3 Hijriyah, setahun lebih 1 bulan setelah perang Badr Qubro, tepatnya pertengahan bulan Syawal tahun ke-3 Hijriyah. Sebab perang Uhud adalah:

1. Karena orang-orang Quraisy ingin membalas dendam atas kekalahan mereka di perang Badr dimana banyak tokoh-tokoh mereka yang terbunuh.

2. Untuk menyelamatkan rute perdagangan mereka ke arah Syam yang dikuasai kaum muslimin.

3. Untuk mengembalikan kehormatan dan kemuliaan mereka yang sempat terkoyak setelah perang Badr.

Dinamakan perang uhud karena perang ini terjadi di sekitar gunung uhud, sebuah gunung yang terletak 5,5 km ke arah utara dari Masjid Nabawi. Tingginya kurang lebih 120m. Di sebelah selatannya ada gunung Aiynain yang dikenal setelah perang uhud dengan nama Jabal Ar-Rumah, yaitu gunung para pemanah. Antara jabal uhud dengan jabal ar-rumah ada lembah Khanah.

Orang-orang Quriasy sudah mempersiapkan perang ini sepulang mereka dari perang Badr, pasukan mereka mencapai kurang lebih 3000 orang, 200 pasukan berkuda, 700 orang diantaranya memakai pakaian lengkap. Pasukan sayap kanan dipimpin oleh Khalid Al-Walid dan pasukan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abi Jahl. Pasukan ini terdiri dari orang-orang musyrikin Quraisy, orang-orang kinanah dan fuhamah yang mereka masih loyal dengan orang-orang Quraisy. Mereka juga membawa beberapa wanita, ada yang mengatakan jumlahnya adalah 14 wanita diantaranya adalah Hindun istri Abu Syufyan.

Sementara itu kaum muslimin mereka sudah mengetahui akan datangnya pasukan musyrikin. Nabi Shallallahu alaihi wassalam sempat bermimpi dan mimpi para nabi adalah wahyu. Dan beliau Shallallahu alaihi wassalam mengajak para sahabatnya bermusyawarah apakah mereka tetap tinggal di kota Madinah karena kota Madinah adalah kota yang sangat kuat untuk berlindung ataukah mereka keluar untuk menyambut pasukan Quraisy di luar Madinah. Dan Nabi Shallallahu alaihi wassalam lebih cenderung pada pendapat yang pertama. Namun sebagian orang-orang Anshar mengatakan "kami tidak senang kalau kami terbunuh di jalan-jalan kota Madinah, kami dahulu di jaman jahiliyah tidak mau berperang di dalam kota Madinah, maka di dalam Islam kami lebih tidak mau, oleh karena itu sambutlah pasukan tersebut di luar kota Madinah", Nabi pun beranjak dan memakai pakaian perangnya. Akhirnya mereka pun saling menyalahkan satu dengan yang lain seraya berkata Nabi menawarkan satu perkara kemudian kalian menawarkan perkara yang lain, pergilah kamu wahai hamzah kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan katakan kepada beliau perkara kami mengikuti perkaramu. Datanglah Hamzah kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan menceritakan apa yang terjadi maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam berkata "Sesungguhnya tidak pantas bagi seorang nabi apabila sudah memakai baju perang kemudian melepaskannya sehingga dia selesai berperang"

Tuesday, November 17, 2020

Halaqah 72 ~ Dampak Perang Badr Kubro

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 72 ~ Dampak Perang Badr Kubro

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 72 ~ Dampak Perang Badr Kubro

Berita kekalahan orang-orang Quraisy dan kemenangan kaum muslimin di perang Badr memiliki pengaruh yang besar terhadap jazirah Arab baik di Mekah, Al-Madinah, maupun di tempat-tempat yang lain. Kedudukan kaum muslimin di kota Madinah semakin nampak. Orang-orang Yahudi menjadi ciut nyali mereka dan semakin terlihat kedengkian dan permusuhan mereka terhadap kaum muslimin. Mereka semakin marah mendengar hasil dari perang Badr yang sama sekali tidak mereka sangka sehingga mereka pun tidak bisa menutupi kemarahan mereka yang meledak-ledak di dalam diri mereka seperti yang dilakukan oleh bani Qoinuqo yang akhirnya ini menjadi sebab diusirnya mereka dari kota Madinah.

Diantara dampak perang Badr adalah banyaknya orang yang masuk Islam meskipun ada di antara mereka yang masuk Islam karena menjaga kepentingan-kepentingan mereka seperti orang-orang munafiqin yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul. 

Orang-orang Quraisy yang berada di Mekah hampir-hampir mereka tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Terbunuh tokoh-tokoh mereka dan jagoan-jagoan mereka. Mereka pun berniat untuk membalas kekalahan tadi. Sempat mereka mengutus Umair bin Wahbin Al-Jumahi untuk membunuh Nabi Shallallahu alaihi wassalam secara sembunyi-sembunyi. Syofwan bin Umayah menjanjikan kepadanya kalai dia terbunuh maka keluarganya akan ditanggung. Pergilah Umair ke kota Madinah namun ketika Umair sampai ke Masjid Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, Umar bin Khatab menangkapnya dan membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam kemudian bertanya kepada Umair tentang tujuan dia datang ke kota Madinah, Umair pun berdusta dan mengatakan bahwa dia datang untuk menebus tawanan. Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengabarkan kepada Umair tentang niat dia sebenarnya yaitu untuk membunuh Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan beliau juga mengabarkan tentang perjanjian antara dia dengan Syofwan. Ketika mendengar ucapan Nabi Shallallahu alaihi wassalam ini, maka tahu lah Umair bahwasannya beliau Shallallahu alaihi wassalam adalah nabi yang diwahyukan kepadanya kemudian akhirnya dia masuk Islam dan meminta izin kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam untuk mendakwahi orang-orang Mekah supaya masuk ke dalam agama Islam. 

Dan diantara bentuk pembalasan orang-orang Quraisy adalah membunuh Khubaib dan Zaid Ibnu Addatsinah yang merupakan dua orang tawanan pada peristiwa Ar-Roji'

Monday, November 16, 2020

Halaqah 71 ~ Perang Badr Kubro Bagian 07

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 71 ~ Perang Badr Kubro Bagian 07

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 71 ~ Perang Badr Kubro Bagian 07

Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengeluarkan 4/5 dari rampasan perang dan dibagikan secara merata kepada para sahabat yang mengikuti perang Badr, baik mereka yang berperang melawan musuh secara langsung atau pun yang menjaga Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam ataupun mereka yang mengumpulkan rampasan perang. Adapun yang 1/5 maka dibagi menjadi 5 bagian 

1. Untuk Allah dan rasul-Nya, maksudnya adalah untuk kepentingan dan kemaslahatan bagi kaum muslimin secara umum

2. Untuk keluarga Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam atau ahlul bait

3. Untuk anak-anak yatim

4. Untuk orang-orang miskin

5. Untuk Ibnu Sabil atau orang-orang musafir yang kehabisan bekal

Allah subhanahu wata'ala mengatakan

ูˆَุงุนْู„َู…ُูˆุง ุฃَู†َّู…َุง ุบَู†ِู…ْุชُู…ْ ู…ِู†ْ ุดَูŠْุกٍ ูَุฃَู†َّ ู„ِู„َّู‡ِ ุฎُู…ُุณَู‡ُ ูˆَู„ِู„ุฑَّุณُูˆู„ِ ูˆَู„ِุฐِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุจَู‰ٰ ูˆَุงู„ْูŠَุชَุงู…َู‰ٰ ูˆَุงู„ْู…َุณَุงูƒِูŠู†ِ ูˆَุงุจْู†ِ ุงู„ุณَّุจِูŠู„ِ

"Dan ketahuilah oleh kalian bahwasannya apa yang kalian dapatkan dari rampasan perang maka seperlimanya adalah untuk Allah dan untuk Rosul dan keluarga nabi, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnu sabil" (Q.S. Al-Anfal : 41)

Bahkan Nabi Shallallahu alaihi wassalam juga memberikan bagian kepada para sahabat yang mereka tidak mengikuti peperangan karena tugas yang dibebankan kepada mereka di kota Madinah atau karena terluka atau patah tulang ketika perjalanan menuju ke Badr atau karena udzur-udzur yang lain. Dan diantara mereka yang tidak mengikuti peperangan dan mendapatkan tugas di kota Madinah adalah Ustman bin Afan yang disuruh oleh Nabi Shallallahu alaihi wassalam untuk menjaga Ruqoyah, istri beliau yang sakit. Dan pembagian rampasan perang ini terjadi di Shafra jalan menuju kota Madinah. Dan di perjalanan itu, Nabi Shallallahu alaihi wassalam menyuruh kaum muslimin untuk membunuh 2 orang tawanan

1. Uqbah bin Abi Mu'ith 

2. An-Nadr bin Al-Harits

Yang demikian karena keduanya dahulu mengganggu dan menyakiti Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Uqbah dia adalah orang yang telah manaruh kotoran onta yang baru melahirkan di atas punggung nabi Shallallahu alaihi wassalam ketika beliau sedang bersujud.

Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan juga para sahabatnya telah memperlakukan para tawanan tersebut dengan baik. 

Zaid bin Haritsah telah terlebih dahulu menuju kota Madinah dengan membawa kabar gembira, kaum muslimin pun menyambut berita tersebut dengan gegap gempita sambil khawatir apabila kabar tersebut tidak benar. Berkata Usamah bin Zaid "Demi Allah aku tidak percaya sampai kami melihat para tawanan"

Sungguh perang Badr ini adalah yaumul furqon yaitu hari pembeda antara yang benar dan yang batil, karena perang ini menunjukkan dengan sebenarnya bahwa aqidah lebih didahulukan daripada -hubungan kekerabatan dan seluruh kepentingan. Orang-orang muhajirin mereka memerangi kerabat mereka sendiri dan orang-orang Anshar janji mereka untuk melindungi nabi Shallallahu alaihi wassalam di kota Madinah tidak menghalangi mereka untuk terus berperang bersama nabi Shallallahu alaihi wassalam dengan dasar aqidah. Oleh karena itu, para sahabat yang mereka mengikuti perang Badr, Allah Subhanahu wata'ala memberikan keutamaan kepada mereka.

Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda:

...

"Allah telah melihat kepada Ahlu Badr dan berkata kepada mereka Kerjakanlah apa yang kalian inginkan sungguh telah diwajibkan atas kalian surga atau sungguh Aku telah mengampuni dosa kalian" (H.R. Al-Bukhari)

Mereka menduduki kedudukan yang tinggi diantara para sahabat dan bahkan secara duniawi mereka diberikan gaji yang paling besar dari negara di jaman Umar Ibnul Khatab radiallau ta'ala anhu.


Friday, November 13, 2020

Halaqah 70 ~ Perang Badr Kubro Bagian 06

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 70 ~ Perang Badr Kubro Bagian 06

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 70 ~ Perang Badr Kubro Bagian 06

Telah terbunuh 70 orang musyrikin pada perang Badr ini dan 70 yang lain ditawan oleh kaum muslimin. Sebagian mereka terbunuh di tempat-tempat yang diisyaratkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sebelumnya sisanya lari terbirit-birit meninggalkan medan perang dan meninggalkan banyak rampasan perang. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pun menyuruh para sabahat untuk melempar mayat-mayat orang-orang musyrikin di sumur-sumur yang ada di Badr kemudian beliau Shallallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya tinggal di Badr selama 3 hari dan menguburkan 14 orang sahabat yang terbunuh dan tidak ada diantara mereka satupun yang dibawa ke Madinah.

Pada hari yang ketiga Nabi Shallallahu alaihi wassalam berdiri di depan sebuah sumur yang telah dilemparkan di dalamnya 24 pembesar Quraisy yang terbunuh. Kemudian beliau memanggil nama mereka dan nama bapak mereka dan mengatakan "Apakah menyenangkan kalian seandainya kalian dulu menaati Allah dan rasul-Nya, sesungguhnya kami telah menemukan apa yang Allah janjikan untuk kami benar adanya. Apakah kalian menemukan apa yang Allah janjikan untuk kalian benar adanya"

Berkata Umar "Wahai Rasulullah mengapa engkau berbicara dengan jasad-jasad yang tidak punya arwah?"

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab "Demi dzat yang jiwaku berada di tangannya, tidaklah kalian lebih mendengar daripada mereka terhadap apa yang aku katakan"

Ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wata'ala telah menjadikan mereka saat itu bisa mendengar ucapan nabi Shallallahu alaihi wassalam supaya semakin mereka merasa terhina dan semakin menyesal atas kekufuran mereka. Nabi Shallallahu alaihi wassalam tidak berusaha mengejar Abu Sufyan karena Beliau Shallallahu alaihi wassalam memang hanya dijanjikan satu diantara dua kebaikan saja. Dan beliau sudah diberi kemenangan melawan orang-orang musyrikin. 

Nabi Shallallahu alaihi wassalam memerintahkan para sahabat untuk tidak membunuh orang-orang yang dipaksa untuk berperang dan mereka dahulu memiliki jasa bagi kum muslimin seperti Abbas bin Abdul Muthalib paman Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Akhirnya Abbas menjadi salah seorang tawanan. Nabi Shallallahu alaihi wassalam bermusyawarah dengan Abu Bakar dan Umar tentang apa yang harus dilakukan terhadap para tawanan. Abu Bakar mengisyaratkan untuk mengambil tebusan sehingga bisa dimanfaatkan tebusan tadi untuk menguatkan pasukan kaum muslimin dan berharap mereka mendapatkan hidayah. Adapun Umar maka beliau mengisyaratkan supaya tawanan dibunuh karena mereka adalah pembesar-pembesar Quraisy. Allah pun menurunkan ayat yang menunjukkan tentang benarnya pendapat Umar. Allah subhanahu wata'ala mengatakan

ู…َุง ูƒَุงู†َ ู„ِู†َุจِูŠٍّ ุฃَู†ْ ูŠَูƒُูˆู†َ ู„َู‡ُ ุฃَุณْุฑَู‰ٰ ุญَุชَّู‰ٰ ูŠُุซْุฎِู†َ ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ۚ ุชُุฑِูŠุฏُูˆู†َ ุนَุฑَุถَ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูŠُุฑِูŠุฏُ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉَ ۗ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุนَุฒِูŠุฒٌ ุญَูƒِูŠู…ٌ

ู„َูˆْู„َุง ูƒِุชَุงุจٌ ู…ِู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุณَุจَู‚َ ู„َู…َุณَّูƒُู…ْ ูِูŠู…َุง ุฃَุฎَุฐْุชُู…ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุนَุธِูŠู…ٌ

ูَูƒُู„ُูˆุง ู…ِู…َّุง ุบَู†ِู…ْุชُู…ْ ุญَู„َุงู„ًุง ุทَูŠِّุจًุง ۚ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ۚ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุบَูُูˆุฑٌ ุฑَุญِูŠู…ٌ

"Tidak pantas bagi nabi untuk memiliki tawanan sampai dia melumpuhkan musuh-musuhnya di bumi, kalian menginginkan kesenangan dunia dan Allah menginginkan akhirat, dan Allah dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana. Kalau bukan karena ketetapan Allah sebelumnya niscaya akan menimpa kalian siksaan yang besar karena tebusan yang kalian ambil. Maka makanlah dari rampasan perang yang kalian ambil sebagai makanan yang halal lagi baik dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang" (Q.S. Al-Anfal : 67 - 69)

Meskipun yang Allah utamakan saat itu sebenarnya adalah membunuh tawanan-tawanan tersebut namun ayat ini menunjukkan bahwa tebusan yang terlanjur diambil adalah dihalalkan. Dan setelah itu maka seorang pemimpin diberikan kelonggaran dan pilihan apakah dia membunuh tawanan atau mengambil tebusan atau membebaskan tanpa tebusan kecuali apabila tawanannya adalah seorang wanita atau anak-anak maka mereka tidak boleh dibunuh. Berbeda-beda jumlah tebusan yang diambil saat itu, ada yang tebusannya sampai 4000 dirham. Zaenab putri Nabi Shallallahu alaihi wassalam menebus suaminya Abul Ash bin Ar-rabi' dengan satu kalung maka para sahabat melepas Abul Ash dan mengembalikan kalung tersebut kepada Zaenab sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Adapun yang tidak memiliki tebusan maka tebusannya adalah mengajarkan anak-anak Anshar menulis.

Thursday, November 12, 2020

Halaqah 69 ~ Perang Badr Kubro Bagian 05

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 69 ~ Perang Badr Kubro Bagian 05

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 69 ~ Perang Badr Kubro Bagian 05

Peperangan ini diawali dengan adu tanding secara individu antara wakil orang-orang musyrikin dan juga wakil dari kalangan kaum muslimin. Adapun dari orang-orang musyrikin maka majulah 'Utbah bin Robi'ah dan putranya Walid bin 'Utbah serta saudara laki-lakinya yaitu Syaibah bin Rabi'ah. Kemudian dari kaum muslimin pertama munculah beberapa pemuda Anshar yang siap melawan tiga orang tersebut, namun orang-orang Quraisy menginginkan supaya lawan mereka adalah orang yang berasal dari kaum mereka sendiri yaitu dari orang Quraisy. Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam memerintahkan Hamzah bin Abdil Mutholib, Ali bin Abi Thalib dan Ubaidah bin Al-Harits untuk menghadapi tiga orang tersebut.

Terbunuhlah 'Utbah di tangan Hamzah dan Syaibah di tangan Ali, adapun Ubaidah dan Walid maka masing-masing terluka kemudian Hamzah dan Ali akhirnya membantu Ubaidah dan membunuh Walid bin 'Utbah. Kemudian membawa Ubaidah ke markas kaum muslimin. 

Hasil dari adu tanding ini sangat berpengaruh terhadap kejiwaan pasukan orang-orang Quraisy. Nabi Shallallahu alaihi wassalam menyuruh para sahabatnya untuk menghujani orang-orang Quriays dengan anak panah mereka apabila mereka mendekat. Akhirnya kedua pasukan bertemu dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam terjun sendiri di dalam peperangan tersebut dan beliau berperang dengan sangat hebat. Terbunuhlah beberapa pembesar Quraisy seperti Abu Jahl (firaun nya umat ini), Umayah bin Khalaf yang telah menyiksa Bilal radiallahu anhu. 

Allah menurunkan para malaikat ada peperangan ini, Allah Subhanahu wata'ala mengatakan:

ุฅِุฐْ ุชَุณْุชَุบِูŠุซُูˆู†َ ุฑَุจَّูƒُู…ْ ูَุงุณْุชَุฌَุงุจَ ู„َูƒُู…ْ ุฃَู†ِّูŠ ู…ُู…ِุฏُّูƒُู…ْ ุจِุฃَู„ْูٍ ู…ِู†َ ุงู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉِ ู…ُุฑْุฏِูِูŠู†َ

ูˆَู…َุง ุฌَุนَู„َู‡ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฅِู„َّุง ุจُุดْุฑَู‰ٰ ูˆَู„ِุชَุทْู…َุฆِู†َّ ุจِู‡ِ ู‚ُู„ُูˆุจُูƒُู…ْ ۚ ูˆَู…َุง ุงู„ู†َّุตْุฑُ ุฅِู„َّุง ู…ِู†ْ ุนِู†ْุฏِ ุงู„ู„َّู‡ِ ۚ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุนَุฒِูŠุฒٌ ุญَูƒِูŠู…ٌ

"Dan ketika kalian beristighosah meminta pertolongan kepada Rab kalian maka Allah mengabulkan doa kalian, Aku memberikan bantuan kepada kalian dengan 1000 malaikat yang datang bertubi-tubi. Dan tidaklah Allah menjadikan itu kecuali sebagai kabar gembira dan supaya hati kalian menjadi tenang dan tidaklah pertolongan kecuali dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana." (Q.S. Al-Anfal 9-10)

Ibnu Abbas bercerita bahwa ada seorang muslim pada peperangan tersebut yang mengejar seorang musyrik di depannya, tiba-tiba dia mendengar dari arah atas suara cambuk dan suara penunggang kuda yang mengatakan "majulah" ya haijum maka dia melihat orang musyrik di depannya sudah tersungkur dalam keadaan hidungnya dan wajahnya terdapat bekas sabetan cambuk. Kemudian dia menceritakan hal ini kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan beliau mengatakan "engkau benar ini adalah bantuan dari malaikat-malaikat yang berada di langit yang ketiga."

Yang dimaksud dengan haijum adalah nama kuda malaikat.

Wednesday, November 11, 2020

Halaqah 68 ~ Perang Badr Kubro Bagian 04

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 68 ~ Perang Badr Kubro Bagian 04

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 68 ~ Perang Badr Kubro Bagian 04

Ketika orang-orang musyrikin mulai mendekat maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda "Janganlah salah seorang diantara kalian maju sehingga aku berada di depannya". Dan ketika orang-orang musyrikin mulai bergerak mendekati pasukan kaum muslimin Beliau Shallallahu alaihi wassalam mengatakan "Bangikitlah kalian menuju surga yang lebarnya selebar langit dan bumi"

Berkat Umair Ibnul Humam Al-Anshari "Wahai Rasulullah, surga yang lebarnya selebar langit dan bumi ?" Beliau mengatkaan "Iya" Berkata Umair "Bakhin, Bakhin" sebuah kata di dalam bahasa arab yang mereka gunakan untuk pengagungan sebuah perkara.

Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mengatakan "Apa yang menyebabkan kamu mengucapkan bakhin bakhin?" Umair berkata "Tidak, Demi Allah wahai Rasulullah, tidaklah aku mengucapkannya kecuali ingin menjadi penduduk surga" Beliau berkata "Engkau termasuk penduduk surga"

Kemudian beliau mengeluarkan beberapa kurma dari tempat anak panahnya dan memakannya kemudian berkata "Kalau aku masih harus hidup sampai aku menghabiskan kurma ini tentulah ini kehidupan yang lama" Kemudian beliau segera melempar kurma-kurma tadi yang ada bersama beliau dan berperang kemudian terbunuh

Umar Ibnul Khatab menceritakan bahwa ketika perang Badr Nabi Shallallahu alaihi wassalam melihat orang-orang musyrikin yang jumlahnya 1000 orang dan melihat para sahabatnya yang jumlahnya hanya 319. Kemudian beliau menghadap ke arah kiblat dan mengangkat kedua tangan beliau seraya berdoa "Ya Allah wujudkanlah apa yang telah engkau janjikan kepadaku, Ya Allah berikanlah apa yang telah engkau janjikan kepadaku, ya Allah seandainya golongan dari kaum muslimin ini binasa niscaya engkau tidak akan disembah" Dan terus menerus beliau Shallallahu alaihi wassalam mengangkat kedua tangannya menghadap kiblat sampai terjatuh selendang dari kedua bahu beliau. Datanglah Abu Bakar dan mengambil selendang tersebut kemudian meletakannya di bahu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam kemudian berdiri di belakang nabi dan mengatakan "Wahai Nabi Allah, sudah cukup permohonanmu kepada Allah, sesungguhnya Allah akan mewujudkan janjinya kepadamu"

Maka Allah menurunkan firmanya 

ุฅِุฐْ ุชَุณْุชَุบِูŠุซُูˆู†َ ุฑَุจَّูƒُู…ْ ูَุงุณْุชَุฌَุงุจَ ู„َูƒُู…ْ ุฃَู†ِّูŠ ู…ُู…ِุฏُّูƒُู…ْ ุจِุฃَู„ْูٍ ู…ِู†َ ุงู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉِ ู…ُุฑْุฏِูِูŠู†َ

"Ketika kalian meminta pertolongan kepada Rab kalian kemudian Allah mengabulkan doa kalian, sesungguhnya Aku akan menolong kalian dengan 1000 malaikat yang turun bertubi-tubi" (Q.S. Al-Anfal : 9)

Maka Allah pun menurunkan malaikat-malaikat, keluar nabi Shallallahu alaihi wassalam dari kubahnya dan mengatakan perkumpulan mereka akan dikalahkan dan mereka akan lari terbirit-birit.

Tuesday, November 10, 2020

Halaqah 67 ~ Perang Badr Kubro Bagian 03

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 67 ~ Perang Badr Kubro Bagian 03

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 67 ~ Perang Badr Kubro Bagian 03

Setelah Nabi Shallallahu alaihi wassalam melihat semangat kekompakan dan keberanian para sahabat untuk berperang, mulailah beliau mengatur pasukan. Beliau menunjuk Mush'ab bin Umair sebagai pembawa liwa yang berwarna putih dan memberikan dua royah yang berwarna hitam kepada Ali bin Abi Thalib dan Sa'ad bin Muadz sementara Qios bin Abi Sha'sha'ah di bagian belakang. Yang dimaksud dengan liwa adalah bendera yang besar dan yang dimaksud dengan royah adalah bendera yang kecil.

Orang-orang musyrikin berselisih pendapat sebagian mereka ingin kembali ke Mekah tanpa berperang karena menganggap musuh mereka adalah keluarga mereka sendiri namun Abu Jahl tetap menginginkan untuk berperang, akhirnya pendapatnyalah yang dimenangkan kemudian mereka mengirim mata-mata untuk mengetahui jumlah kaum muslimin. Berkata Abu Jahl

...

"Ya Allah siapa diantara kami yang memutus silaturahim dan datang dengan apa yang kami tidak tahu maka binasakanlah dia besok"

Orang-orang Islam telah sampai ke Badr dan sudah melihat tempat peperangan sebelum kedatangan orang-orang musyrikin. Ali bin Abi Thalib radiallahuanhu menceritakan bahwa pasukan kaum muslimin pada malam tersebut malam tanggal 17 ramadhan bermalam dalam keadaan mereka tertidur sementara di depan mereka dalam jarak yang tidak jauh ada pasukan orang-orang musyrikin. Sempat turun hujan gerimis pada malam tersebut sehingga para sahabat berlindung di bawah pohon sementara Nabi Shallallahu alaihi wassalam di malam tersebut dalam keadaan shalat meminta kepada Allah sampai datang waktu pagi. Diantara doa beliau "Ya Allah seandainya golongan ini binasa maka engkau tidak akan disembah lagi"

Ketika datang waktu fajar maka Beliau Shallallahu alaihi wassalam memanggil para sahabatnya untuk melakukan shalat kemudian beliau mengimami dan setelah itu beliau berbicara dan mengobarkan semangat para sahabat untuk berperang.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

ุฅِุฐْ ูŠُุบَุดِّูŠูƒُู…ُ ุงู„ู†ُّุนَุงุณَ ุฃَู…َู†َุฉً ู…ِู†ْู‡ُ ูˆَูŠُู†َุฒِّู„ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ู…ِู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ู…َุงุกً ู„ِูŠُุทَู‡ِّุฑَูƒُู…ْ ุจِู‡ِ ูˆَูŠُุฐْู‡ِุจَ ุนَู†ْูƒُู…ْ ุฑِุฌْุฒَ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ِ ูˆَู„ِูŠَุฑْุจِุทَ ุนَู„َู‰ٰ ู‚ُู„ُูˆุจِูƒُู…ْ ูˆَูŠُุซَุจِّุชَ ุจِู‡ِ ุงู„ْุฃَู‚ْุฏَุงู…َ

"Ketika Allah mengantukan kalian supaya kalian merasa aman dan menurunkan hujan untuk kalian untuk membersihkan kalian dari waswas shaitan untuk menguatkan hati kalian dan supaya kaki-kaki orang-orang yang beriman tidak goyah" (Q.S. Al-Anfal : 11)

Di pagi hari tanggal 17 Ramadhan beliau mempersiapkan paskan dan menyusun pasukan secara bershaf-shaf dan ini adalah cara yang belum pernah dilakukan oleh orang-orang Arab sebelumnya. Allah subhanahu wata'ala mengatakan:

ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠُุญِุจُّ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠُู‚َุงุชِู„ُูˆู†َ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِู‡ِ ุตَูًّุง ูƒَุฃَู†َّู‡ُู…ْ ุจُู†ْูŠَุงู†ٌ ู…َุฑْุตُูˆุตٌ

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalannya dalam keadaan berbaris mereka seperti bangunan yang kuat" (Q.S. Ash-Shaf : 4)

Dan dengan usulan dari Sa'ad bin Mu'ad radiallahu anhu kaum muslimin membuat kubah yang kecil untuk nabi Shallallahu alaihi wassalam supaya beliau terjaga dan supaya bisa mengatur pasukan dari kubah tersebut

Monday, November 9, 2020

Halaqah 66 ~ Perang Badr Kubro Bagian 02

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 66 ~ Perang Badr Kubro Bagian 02

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 66 ~ Perang Badr Kubro Bagian 02

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mengetahui jumlah pasukan Quraisy dari onta yang disembelih untuk makan dalam satu hari. Satu onta adalah untuk makan sehari 100 orang. Dan mereka setiap harinya menyembelih 10 onta sehingga diketahui bahwa jumlah pasukan orang-orang Quraisy kurang lebih 1000 orang. Beliau juga mengetahui info tentang pasukan Quraisy dari sebagian mereka yang telah tertawan oleh pasukan muslimin. Sebagian pasukan mjuslimin merasa tidak siap berperang menghadapi musuh karena tujuan utama mereka semula adalah untuk menghadang rombongan dagan Quraisy. Allah subhanahu wata'ala mengatakan

ูƒَู…َุง ุฃَุฎْุฑَุฌَูƒَ ุฑَุจُّูƒَ ู…ِู†ْ ุจَูŠْุชِูƒَ ุจِุงู„ْุญَู‚ِّ ูˆَุฅِู†َّ ูَุฑِูŠู‚ًุง ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ ู„َูƒَุงุฑِู‡ُูˆู†َ

"Sebagaimana Allah telah mengeluarkan dirimu wahai Muhammad dari rumahmu dengan kebenaran dan sesungguhnya sebagian orang-orang yang beriman tidak menyukainya" (Q.S. Al-Anfal : 5)

Di sisi yang lain orang-orang Anshar pada bai'at aqobah yang kedua telah menbaiat Nabi Shallallahu alaihi wassalam untuk menjaga beliau dan menolong beliau di kota Madinah. Dan tidak membaiat Beliau Shallallahu alaihi wassalam untuk berperang di luar kota Madinah. Sehingga kita mengetahui bahwasannya pasukan-pasukan yang diutus sebelumnya untuk berperang keluar dari kota Madinah hanya terdiri dari orang-orang Muhajirin. Karena dalam peperangan ini ada orang-orang Anshar bahkan mereka adalah mayoritas maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam bermusyawarah dengan para sahabatnya khususnya orang-orang Anshar.

Berkata Al Mikdad bin Amr ketika mendengar kabar dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam tentang orang-orang Quraisy, "Wahai Rasulullah, lakukan sesuai dengan yang Allah tampakkan kepadamu, maka kami akan bersamamu, Demi Allah kami tidak berkata kepadamu seperti ucapan bani Israil kepada Musa, pergilah kamu dan Rabmu kemudian berperanglah kami duduk di sini, akan tetapi pergilah kamu dan Rabmu dan berperanglah kami akan berperang bersama kalian maka demi dzat yang telah mengutusmu dengan benar seandainya engkau membawa kami masuk ke dalam tanah niscaya kami akan bersunggung-sungguh bersamamu sehingga engkau sampai tujuan. 

Berkata Nabi "Baik" kemudian beliau mendoakan kebaikan bagi mereka. Kemudian beliau meminta pendapat Anshar "Berikanlah Isyarat kepadaku wahai manusia" Berkata Saad bin Mu'ad sebagai pemuka orang-orang Anshar "Demi Allah sepertinya engkau menginginkan kami wahai Rasululullah" Beliau mengatkan "Iya". 

Sa'ad bin Mu'ad berkata "Sungguh kami telah beriman denganmu dan membenarkan dirimu bersaksi bahwa apa yang engkau bawa adalah benar dan kami telah memberikan kepadamu janji-janji kami untuk senantiasa mendengar dan taat kepadamu, maka lakukanlah wahai Rasulullah apa yang engkau inginkan kami akan bersamamu, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, seandainya engkau membawa kami ke laut kemudian engkau masuk ke dalamnya nisaya kami akan masuk bersamamu, tidak ada diantara kami yang ketinggalan seorangpun, dan kami tidak benci engkau mempertemukan dengan musuh-musuh kami besok, sungguh kami adalah orang-orang yang bersabar dalam berperang, jujur ketika bertemu dengan musuh, semoga Allah memperlihatkan kepadamu tentang kami apa yang membuat sejuk matamu, maka berjalanlah di atas berkah Allah"

Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam sangat berbahagia dengan ucapan Sa'ad bin Mu'ad kemudian beliau berkata "Berjalanlah kalian dan berbahagialah karena Allah telah menjanjikan kepadaku satu diantara dua golongan, Demi Allah aku telah melihat tempat-tempat terbunuhnya mereka"

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad yang sohih.

Yang dimaksud dengan dua golongan

1. Rombongan pedagang yang dipimpin oleh Abu Syufyan

2. Pasukan orang-orang Quraisy

Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam dijanjikan oleh Allah mendapatkan satu diantara keduanya. Lihat Surat Al-Anfal ayat yang ke -7

ูˆَุฅِุฐْ ูŠَุนِุฏُูƒُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฅِุญْุฏَู‰ ุงู„ุทَّุงุฆِูَุชَูŠْู†ِ ุฃَู†َّู‡َุง ู„َูƒُู…ْ ูˆَุชَูˆَุฏُّูˆู†َ ุฃَู†َّ ุบَูŠْุฑَ ุฐَุงุชِ ุงู„ุดَّูˆْูƒَุฉِ ุชَูƒُูˆู†ُ ู„َูƒُู…ْ ูˆَูŠُุฑِูŠุฏُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฃَู†ْ ูŠُุญِู‚َّ ุงู„ْุญَู‚َّ ุจِูƒَู„ِู…َุงุชِู‡ِ ูˆَูŠَู‚ْุทَุนَ ุฏَุงุจِุฑَ ุงู„ْูƒَุงูِุฑِูŠู†َ

Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,

Friday, November 6, 2020

Halaqah 65 ~ Perang Badr Kubro Bagian 01

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 65 ~ Perang Badr Kubro Bagian 01

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 65 ~ Perang Badr Kubro Bagian 01

Orang-orang Quraisy masing mengirimkan rombongan-rombongan dagang ke Syam meskipun diancam oleh orang-orang Islam. Rombongan dagang Abu Sufyan yang besar sedang membawa uang yang banyak milik orang-orang Quraisy dijaga sekitar 30 atau 40 orang. Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam ketika mengetahui hal ini beliau mengirim mata-mata untuk melihat kondisi rombongan Abu Sufyan. Dan ketika mendapatkan kabar akan lewatnya rombongan Abu Sufyan segera Beliau Shallallahu alaihi wassalam mengajak para sahabatnya yang sudah siap untuk keluar bersama beliau. Suapay tidak kehilangan kesempatan, maka keluarlah 319 orang, 100 diantaranya Muhajirin dan sisanya adalah Anshar dengan persiapan seadanya  tanpa persiapan perang dan Nabi Shallallahu alaihi wasalam menyuruh Abdullah bin Umi Maktum untuk mengimami manusia selama ditinggal oleh beliau. Dan saat itu kaum muslimin yang bersama Nabi Shallallahu alaihi wassalam hanya memiliki 70 onta. Mereka pun bergantian dalam maniki onta dan Nabi Shallallahu alaihi wassalam saat itu bergantian dengan Abu Lubabah dan Ali bin Abi Thalib dalam menaiki satu onta. Dan ini menunjukkan kekuatan Nabi Shallallahu alaihi wassalam yang saat itu berumur 55 tahun dan keinginan beliau yang besar untuk mendapatkan pahala dari Allah.

Ketika ABu Sufyan mendengar usaha kaum muslimin untuk menghadang rombongannya maka dia mengambil jalan lain yang lebih dekat ke pantai dan mengutus Dhamdham bin Amr Al-Gifari menuju ke Mekah untuk meminta bantuan kepada penduduk Mekah. Maka penduduk Mekah setelah mendengar kabar yang sangat mengagetkan, menyakitkan dan menghinakan dan bisa mengganggu perekonomian mereka di kemudian hari, segera mereka mempersiapkan diri untuk mengamankan harta mereka. Mereka kerahkan seluruh kemampuan baik tentara, pasukan berkuda, dan harta mereka sehingga jumlah mereka sampai 1000 orang dan bersama mereka 200 kuda dan pada biduanita. Ketika sampai di Juhfah sebuah daerah dikat dengan Badr datang kabar bahwa rombongan dagang mereka selamat. Maka sebagian pasukan ada yang memilih pulang adapun sebagian besar yang lain maka tetap ingin melakukan perjalanan dengan tujuan untuk memberi pelajaran kepada kaum muslimin sehingga tidak mengganggu perdagangan mereka kembali dan juga untuk mengumumkan dan memberitahu kepada orang-orang arab tentang kekuatan besar mereka.

Thursday, November 5, 2020

Halaqah 64 ~ Perpindahan Kiblat

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 64 ~ Perpindahan Kiblat

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 64 ~ Perpindahan Kiblat

Nabi Shallallahu alaihi wassalam dahulu ketika di Mekah melakukan shalat dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis dan menjadikan Ka'bah antara beliau dengan Baitul Maqdis. Ketika beliau hijrah ke kota Madinah, beliau shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama kurang lebih 16 bulan. Orang-orang Anshar, mereka shalat menghadap ke Baitul Maqdis kurang lebih 3 tahun, dan pada pertengahan bulan Rajab tahun  ke-2 Hijriyah yaitu 2 bulan sebelum terjadinya perang Badr terjadilah perpindahan kiblat.

Orang-orang yahudi ketika melihat Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya shalat menghadap ke Baitul Maqdis mereka bergembira, mereka mengatakan sambil mengejek "Muhammad menyelisihi kita tetapi dia mengikuti kiblat kita". Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam berharap wahyu turun dan beliau berkeinginan seandainya kiblat berubah menjadi ke arah ka'bah. Allah pun mengabulkan keinginan beliau. Allah Subhanahu wata'ala berkata:

ู‚َุฏْ ู†َุฑَู‰ٰ ุชَู‚َู„ُّุจَ ูˆَุฌْู‡ِูƒَ ูِูŠ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ۖ ูَู„َู†ُูˆَู„ِّูŠَู†َّูƒَ ู‚ِุจْู„َุฉً ุชَุฑْุถَุงู‡َุง ۚ ูَูˆَู„ِّ ูˆَุฌْู‡َูƒَ ุดَุทْุฑَ ุงู„ْู…َุณْุฌِุฏِ ุงู„ْุญَุฑَุงู…ِ ۚ ูˆَุญَูŠْุซُ ู…َุง ูƒُู†ْุชُู…ْ ูَูˆَู„ُّูˆุง ูˆُุฌُูˆู‡َูƒُู…ْ ุดَุทْุฑَู‡ُ  

"Sungguh kami telah melihat bulak-baliknya wajahmu ke arah atas maka sungguh kami akan memalingkan wajahmu ke arah kiblat yang engkau ridhai maka pailngkanlah wajahmu ke arah Al-Masjidil Haram dan dimanapun kalian berada maka hendaklah kalian hadapkan wajah-wajah kalian ke arahnya"(Q.S. Al-Baqoroh : 144)

Ibnu Hajar rahimahullah di dalam fathul bari menyebutkan setelah mengumpulkan beberapa riwayat bahwa shalat menghadap ke Ka'bah yang pertama yang beliau lakukan adalah shalat dhuhur di Masjid Bani Salimah atau yang sekarang dikenal dengan Masjid Kiblatain. Dan shalat menghadap ke Ka'bah yang pertama yang beliau lakukan di Masjid Nabawi adalah shalat ashar. Adapun di Quba maka penduduk Quba melakukan shalat pertama menghadap Ka'bah adalah ketika shalat subuh.

Perpindahan kiblat ini membuat orang yahudi marah, mereka mengatakan bahwa kebaikan adalah dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis, maka Allah menurunkan firmanNya 

 ู„َูŠْุณَ ุงู„ْุจِุฑَّ ุฃَู†ْ ุชُูˆَู„ُّูˆุง ูˆُุฌُูˆู‡َูƒُู…ْ ู‚ِุจَู„َ ุงู„ْู…َุดْุฑِู‚ِ ูˆَุงู„ْู…َุบْุฑِุจِ ูˆَู„َٰูƒِู†َّ ุงู„ْุจِุฑَّ ู…َู†ْ ุขู…َู†َ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงู„ْูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْุขุฎِุฑِ ูˆَุงู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉِ ูˆَุงู„ْูƒِุชَุงุจِ ูˆَุงู„ู†َّุจِูŠِّูŠู†َ

"Bukanlah kebaikan itu kalian memalingkan wajah-wajah kalian ke arah timur dan barat akan tetapi kebaikan adalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan para malaikat dan kitab serta para nabi" (Q.S. Al-Baqoroh : 177)

Dan mereka bertanya-tanya apa yang memalingkan Muhammad dan para shabatnya dari Baitul Maqdis maka Allah menurunkan firmannya 

ุณَูŠَู‚ُูˆู„ُ ุงู„ุณُّูَู‡َุงุกُ ู…ِู†َ ุงู„ู†َّุงุณِ ู…َุง ูˆَู„َّุงู‡ُู…ْ ุนَู†ْ ู‚ِุจْู„َุชِู‡ِู…ُ ุงู„َّุชِูŠ ูƒَุงู†ُูˆุง ุนَู„َูŠْู‡َุง ۚ ู‚ُู„ْ ู„ِู„َّู‡ِ ุงู„ْู…َุดْุฑِู‚ُ ูˆَุงู„ْู…َุบْุฑِุจُ ۚ ูŠَู‡ْุฏِูŠ ู…َู†ْ ูŠَุดَุงุกُ ุฅِู„َู‰ٰ ุตِุฑَุงุทٍ ู…ُุณْุชَู‚ِูŠู…ٍ

"Maka akan berkata orang-orang yang bodoh diantara manusia apa yang memalingkan mereka dari kiblat mereka yang dahulu mereka menghadapnya, katakanlah wahai Muhammad milik Allah timur dan juga barat, Allah memberikan petunjuk siapa yang dikehendaki kepada jalan yang lurus" (Q.S. Al-Baqoroh : 142)

Diantara hikmah dipindahkannya kiblat adalah untuk ujian bagi orang-orang yang beriman apakah mereka mengikuti Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam atau tidak, Allah subhanahu wata'ala mengatakan:

ูˆَูƒَุฐَٰู„ِูƒَ ุฌَุนَู„ْู†َุงูƒُู…ْ ุฃُู…َّุฉً ูˆَุณَุทًุง ู„ِุชَูƒُูˆู†ُูˆุง ุดُู‡َุฏَุงุกَ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุงุณِ ูˆَูŠَูƒُูˆู†َ ุงู„ุฑَّุณُูˆู„ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุดَู‡ِูŠุฏًุง ۗ ูˆَู…َุง ุฌَุนَู„ْู†َุง ุงู„ْู‚ِุจْู„َุฉَ ุงู„َّุชِูŠ ูƒُู†ْุชَ ุนَู„َูŠْู‡َุง ุฅِู„َّุง ู„ِู†َุนْู„َู…َ ู…َู†ْ ูŠَุชَّุจِุนُ ุงู„ุฑَّุณُูˆู„َ ู…ِู…َّู†ْ ูŠَู†ْู‚َู„ِุจُ ุนَู„َู‰ٰ ุนَู‚ِุจَูŠْู‡ِ ۚ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู„َูƒَุจِูŠุฑَุฉً ุฅِู„َّุง ุนَู„َู‰ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‡َุฏَู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ۗ ูˆَู…َุง ูƒَุงู†َ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„ِูŠُุถِูŠุนَ ุฅِูŠู…َุงู†َูƒُู…ْ ۚ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุจِุงู„ู†َّุงุณِ ู„َุฑَุกُูˆูٌ ุฑَุญِูŠู…ٌ

"Dan tidaklah kami menjadikan kiblat yang dahulu engkau menghadapnya kecuali supaya kami mengeathui siapa yang mengikuti rasul dari orang-orang yang murtad, dan sungguh ini adalah berat kecuali bagi orang-orang yang Allah berikan hidayah dan tidaklah Allah subhanahu wata'ala menyia-nyiakan keimanan kalian, sesungguhnya Allah maha penyantun dan penyayang bagi manusia" (Q.S. Al-Baqoroh : 143)

Wednesday, November 4, 2020

Halaqah 63 ~ Awal Mula Disyariatkan Jihad

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 63 ~ Awal Mula Disyariatkan Jihad

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 63 ~ Awal Mula Disyariatkan Jihad

Tujuan jihad di dalam Islam adalah untuk membebaskan manusia dari penghambaan kepada selain Allah menuju ke penghambaan kepada Allah saja rabul 'alamin. Allah berfirman:

ูˆَู‚َุงุชِู„ُูˆู‡ُู…ْ ุญَุชَّู‰ٰ ู„َุง ุชَูƒُูˆู†َ ูِุชْู†َุฉٌ ูˆَูŠَูƒُูˆู†َ ุงู„ุฏِّูŠู†ُ ูƒُู„ُّู‡ُ ู„ِู„َّู‡ِ

"Dan perangilah mereka sehingga tidak ada kesyirikan dan jadilah agama ini semuanya adalah milik Allah"(Q.S. Al-Anfal : 39)

Awal mula disyareatkannya jihad bagi kaum muslimin diarahkan ke sebelah barat kota Madinah. Yang demikian memiliki tiga tujuan

1. Mengancam jalan perdagangan orang-orang Quraisy ke Syam

2. Membuat perjanjian dengan suku-suku dan kabilah-kabilah yang ada di daerah tersebut supaya bisa bekerja sama dalam memerangi orang-orang Quraisy atau minimal mereka netral tidak berpihak, karena pada asalnya kabilah-kabilah tersebut cenderung membela Quraisy dan bekerja sama dengan mereka karena merekalah yang mengamankan perdagangan ke Syam dan setiap tahun kabilah-kabilah tersebut berhaji ke kota Mekah dan orang-orang Quraisy merekalah yang menjadi penduduk kota Mekah, demikian pula mereka cenderung kepada orang-orang Quraisy karena kesamaan aqidah yaitu aqidah berhala yang mereka miliki

3. Tujuannya adalah untuk menampakkan kekuatan kaum muslimin di depan orang-orang yahudi dan sisa-sisa orang musyrikin yang masih ada di kota Madinah

Peperangan pertama dinamakan dengan peperangan Abwa sebuah tempat yang berjarak 24 mil dari kota Madinah. Peperangan yang pertama ini tidak terjadi pertumpahan darah namun mereka berhasil mengadakan perjanjian perdamaian dengan kabilah Dhamrah bin Qinanah. Sebuah pasukan kaum muslimin juga dikirim ke sebuah daerah yang bernama Syaiful Bahr untuk mencegat rombongan dagang orang-orang Quraisy. Dari sinilah orang-orang Quraisy menyadari bahwa perdagangan mereka terancam.

Apa yang dilakukan oleh kaum muslimin bukanlah seperti perampok jalanan karena 

1. Saat itu kaum muslimin sedang berperang dan orang yang sedang berperang dituntut untuk melemahkan musuh baik secara ekonomi maupun kekuatan manusia.

2. Mereka melakkan itu untuk mengambil harta mereka yang dahulu diambil oleh orang-orang Quraisy ketika kaum muslimin meninggalkan kota Mekah dan hijrah ke kota Madinah

Tuesday, November 3, 2020

Halaqah 62 ~ Disyari'atkannya Jihad Fi Sabilillah

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 62 ~ Disyari'atkannya Jihad Fi Sabilillah

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 62 ~ Disyari'atkannya Jihad Fi Sabilillah

 Yang dimaksud dengan Jihad di dalam syareat Islam adalah berperang di jalan Allah untuk meninggikan kalimat Allah. Jihad tidak disyareatkan di Mekah karena saat itu kaum muslimin sedikit dan lemah. Yang diperintahkan saat itu adalah bersabar, menambah keimanan, menjaga ibadah, berdakwah dan tidak diperintahkan untuk mengangkat senjata dan melawan kaum musyrikin. Saat itu mereka masih hidup bersama orang-orang musyrikin tidak memiliki tempat khusus untuk pasukan, yang mereka miliki hanyalah darul arqom sebagai tempat untuk mempelajari agama islam. Dan ini adalah bagian dari hikmah di dalam dakwah seandainya saat itu sudah disyareatkan jihad, niscaya orang-orang Islam akan dihabisi semenjak awal munculnya

Ketika kaum muslimin berhijrah ke kota Madinah, memiliki kekuatan dan kemampuan baik jumlah pasukan maupun senjata dan mereka memiliki daerah sendiri barulah disyareatkan jihad. 

1. Dan tahap pertama disyareatkannya jihad adalah izin untuk membela diri. Allah subhanahu wataรกla berfirman:

ุฃُุฐِู†َ ู„ِู„َّุฐِูŠู†َ ูŠُู‚َุงุชَู„ُูˆู†َ ุจِุฃَู†َّู‡ُู…ْ ุธُู„ِู…ُูˆุง ۚ ูˆَุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุนَู„َู‰ٰ ู†َุตْุฑِู‡ِู…ْ ู„َู‚َุฏِูŠุฑٌ

"Diizinkan bagi orang-orang yang diperangi karena mereka didholimi, sesungguhnya Allah maha mampu menolong mereka" (Q.S. Al Haj : 39)

2. Kemudian tahap yang kedua diizinkan kaum muslimin berperang untuk membela diri dan aqidah sebagaimana firman Allah:

ูˆَู‚َุงุชِู„ُูˆุง ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠُู‚َุงุชِู„ُูˆู†َูƒُู…ْ ูˆَู„َุง ุชَุนْุชَุฏُูˆุง ۚ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ู„َุง ูŠُุญِุจُّ ุงู„ْู…ُุนْุชَุฏِูŠู†َ

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian dan janganlah kalian berlebihan, sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang berlebihan" (Q.S. Al-Baqoroh : 190)

3. Dan yang ketiga, diperintahkan kaum muslimin untuk memerangi orang-orang musyrikin dan memulai di dalam berperang supaya semakin tersebar aqidah islamiyah tanpa dihalang-halangi. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

ูˆَู‚َุงุชِู„ُูˆู‡ُู…ْ ุญَุชَّู‰ٰ ู„َุง ุชَูƒُูˆู†َ ูِุชْู†َุฉٌ ูˆَูŠَูƒُูˆู†َ ุงู„ุฏِّูŠู†ُ ูƒُู„ُّู‡ُ ู„ِู„َّู‡ِ

"Dan perangilah mereka sehingga tidak ada kesyirikan dan jadilah agama ini semuanya milik Allah" (Q.S. Al-Anfal : 39)

Dan Allah subhanahu wata'ala berfirman:

ูƒُุชِุจَ ุนَู„َูŠْูƒُู…ُ ุงู„ْู‚ِุชَุงู„ُ ูˆَู‡ُูˆَ ูƒُุฑْู‡ٌ ู„َูƒُู…ْ ۖ ูˆَุนَุณَู‰ٰ ุฃَู†ْ ุชَูƒْุฑَู‡ُูˆุง ุดَูŠْุฆًุง ูˆَู‡ُูˆَ ุฎَูŠْุฑٌ ู„َูƒُู…ْ ۖ ูˆَุนَุณَู‰ٰ ุฃَู†ْ ุชُุญِุจُّูˆุง ุดَูŠْุฆًุง ูˆَู‡ُูˆَ ุดَุฑٌّ ู„َูƒُู…ْ ۗ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูŠَุนْู„َู…ُ ูˆَุฃَู†ْุชُู…ْ ู„َุง ุชَุนْู„َู…ُูˆู†َ

"Telah diwajibkan atas kalian berperang dan dia adalah sesuatu yang kalian benci dan terkadang kalian membenci sesuatu padahal dia adalah lebih baik bagi kalian dan terkadang pula kalian mencintai sesuatu dan dia adalah jelek bagi kalian dan Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengatahui" (Q.S. Al-Baqoroh : 216)

Jihad disyareatkan sampai hari kiamat, Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengatakan 

...

"Barang siapa yang meninggal dunia dan dia tidak berjihad dan tidak meniatkan dalam dirinya untuk berjihad maka dia meninggal di atas cabang kenifakan" (H.R. Muslim)

Hukum berjihad adalah fardu kifayah kecuali apabila negeri kaum muslimin diserang oleh musuh maka dalam keadaan demikian wajib atas semuanya untuk membela. Jihad sebagaimana ibadah-ibadah yang lain memiliki hukum-hukum, aturan-aturan sebagaimana dalam ilmu fiqih kapan disyareatkan kapan tidak, apa syarat-syaratnya, apa rukun-rukunnya, siapa yang dihalalkan darahnya dan siapa yang diharamkan darahnya, maka kewajiban seseorang adalah mempelajari agama Allah azawazal dan tidak beramal kecuali berdasarkan ilmu.

Monday, November 2, 2020

Halaqah 61 ~ Peperangan Bani Quraizhah

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 61 ~ Peperangan Bani Quraizhah

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 61 ~ Peperangan Bani Quraizhah

Setelah diusir orang-orang bani Nadhir masih menyimpan di dalam hati mereka dendam yang besar kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya. Mereka berusaha memanas-manasi orang-orang musyrikin Quraisy dan ahzab yang terdiri dari orang-orang yahud dan juga yang lain untuk menyerang kota Madinah. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa mereka datang ke kota Mekah dan diantara mereka adalah Salam bin Abil Huqaiq dan Qinanah bin Abil Huqaiq serta Huyaiy bin Akhtof. Kemudian dengan sebab inilah terjadi perang Khandak dimana 10.000 orang-orang kafir yang terdiri dari orang-orang Quraisy, orang-orang Khotofan dan orang-orang yahudi menyerang dan mengepung kota Madinah. Peperangan ini terjadi di bulan Syawal tahun ke-5 Hijriyah.

Setelah terjadi perang Khandak, terjadilah perang bani Qurazhah yaitu di akhir Dzulqo'dah tahun ke-5 Hijriyah. Sebabnya karena bani Quraizhah telah membatalkan perjanjian antara mereka dengan Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Mereka telah membatalkan perjanjian tersebut karena dipanas-panasi oleh Huyaih bin Akhtof diwaktu dimana kaum muslimin dalam keadaan genting dikepung oleh 10.000 pasukan perang dari kalangan orang-orang kafir. Ringkasnya Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengepung bani Qurazhah selama 25 hari setelah itu mereka menyerah dan siap menerima dengan hukum Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.

Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam memutuskan untuk membunuh laki-laki mereka dan ditawan wanita dan anak-anak mereka sebagai balasan bagi orang-orang yang telah berkhianat dan bekerja sama dengan musuh. Pengkhianatan mereka kepada kaum muslimin akibatnya bisa fatal karena akibat dari pengkhianatan tadi adalah terbunuhnya kaum muslimin dan diambilnya harta mereka dan ditawan wanita dan anak-anak mereka. Oleh karena itu bani Quraizhah dihukum dengan yang semisalnya sebagai balasan yang setimpal bagi mereka.

Friday, October 30, 2020

Halaqah 60 ~ Pengusiran Bani Nadhir

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 60 ~ Pengusiran Bani Nadhir

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 60 ~ Pengusiran Bani Nadhir

Pengusiran bani Nadhir terjadi setelah perang Badr, disana ada dua sebab pengusiran mereka:

1. Karena usaha mereka untuk membunuh Rasulullahi Shallallahu alaihi wassalam setelah perang Badr. Kisahnya setelah orang-orang Quriasy menulis surat kepada mereka, mengancam mereka jika tidak memerangi Nabi Shallallahu alaihi wassalam maka mereka akan diperangi orang-orang Quraisy. Bani Nadhir kemudian berajam untuk mengkhianati Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Mereka meminta kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam supaya menemui mereka bersama 30 orang sahabah dan mereka juga akan membawa 30 orang pendeta mereka untuk mendengar dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Mereka mengatakan "Seandainya para pendeta ini membenarkan beliau maka orang-orang yahudi semuanya akan beriman"

Ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan 30 orang sahabatnya mulai mendekat, orang-orang yahudi mengusulkan supaya Nabi dan 3 orang sahabatnya berkumpul berkumpul bersama 3 orang pendeta yahudi. Apabila 3 pendeta yahudi tersebut menerima, maka bani Nadhir semuanya akan beriman dan masing-masing dari 3 pendeta tadi sudah dibekali dengan tombak kecil untuk membunuh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Akan tetapi rencana ini bocor. Seorang wanita yahudi membocorkan kabar ini kepada saudaranya seorang muslim. Setelah muslim ini mengabarkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam, Nabi pun segera pulang tanpa menemui mereka. Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengepung bani Nadhir dan memerangi mereka, mereka pun menyerah dan bersedia untuk meninggalkan kota Madinah dan diusir dengan syarat boleh membawa seluruh harta mereka yang bisa dibawa dengan unta-unta mereka kecuali senjata maka mereka akan meninggalkan senjata-senjata tersebut.

2. Nabi Shallallahu alaihi wassalam pergi ke bani Nadhir untuk meminta bantuan kepada mereka dalam membayar tebusan dua orang kafir yang memiliki perjanjian dengan kaum muslimin yang keduanya dibunuh secara tidak sengaja oleh seorang muslim Amr Ibnu Umayah Adhomari.

Ketika Nabi Shallallahu alaihi wassalam sedang duduk bersandar ke tembok mereka pun berkeinginan melemparkan batu dari atas Beliau Shallallahu alaihi wassalam untuk membunuh beliau. Wahyu pun datang kepada beliau Shallallahu alaihi wassalam kemudian beliau bersegera ke kota Madinah dan menyuruh para sahabat untuk mengepung.

Setelah dikepung 6 hari, akhirnya mereka menyerah dan bersedia diusir dari Madinah dengan syarat boleh membawa harta-harta mereka yang bisa mereka bawa dengan unta kecuali senjata.

Disebutkan di dalam Al-Quran surat Al-Hasr ayat yang ke-5 bahwa Nabi dan para sahabatnya membakar dan memotong sebagian pohon kurma milik orang yahudi bani Nadhir selama pengepungan. Setelah mereka diusir maka sebagian bani nadhir tinggal di Khaibar seperti Huyaiy bin Aqtof, Salaf bin Abi Huqaiq, dan Qinanah bin Ar robi' dan sebagian besar mereka pergi ke Syam. Pengusiran bani Nadhir ini mengakibatkan beberapa hal diantaranya:

1. Melemahnya kekuatan yahudi dan orang-orang munafiq di Madinah

2. Menguatnya Islam di kota Madinah 

3. Orang-orang yahudi sekarang mengetahui bahwa orang-orang munafiq tidak bisa dipercaya janjinya, mereka tidak menolong bani nadhir ketika diperangi dan mereka tidak keluar bersama bani Nadhir ketika bani Nadhir diusir dari Madinah

4. Orang-orang Muhajirin yang sebelumnya mereka tinggal di tanah-tanah orang Anshor dan rumah-rumah mereka akhirnya mereka memiliki rumah dan tanah sendiri

Thursday, October 29, 2020

Halaqah 59 ~ Penghianatan Ka'ab bin Al Asyraf Terhadap Perjanjian

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 59 ~ Penghianatan Ka'ab bin Al Asyraf Terhadap Perjanjian

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 59 ~ Penghianatan Ka'ab bin Al Asyraf Terhadap Perjanjian

Ka'ab bin Al Asyraf bapaknya adalah orang arab dan ibunya adalah orang yahudi dari bani nadzir. Dia adalah seorang tukang syair yang sangat memusuhi dan membenci Islam. Menangnya kaum muslimin di perang Badr pada tahun 2 Hijriyah memicu kemarahannya. Dia mendatangi kota Mekah, mencela Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan menyemangati orang-orang kafir Quraisy untuk berperang membalas kekalahan mereka di perang Badr. Ketika kembali ke Madinah, maka Ka'ab bin Al Asyraf merayu wanita-wanita kaum muslimin dengan syair-syair nya. Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam memerintahkan supaya Ka'ab bin Al Asyraf dibunuh.

Al Imam Al Bukhari di dalam shahihnya telah menyebutkan kisah dibunuhnya Ka'ab bin Al Asyraf. Riangkasnya bahwa Muhammad bin Maslamah Al Anshori menunjukkan kesiapannya dalam melaksanakan perintah Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Dan beliau meminta izin untuk menggunakan tipu daya. Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengizinkan karena Ka'ab bin Al Asyraf sudah menjadi muharits yaitu memerangi kaum muslimin sehingga halal darahnya. Maka Maslamah mendatangi Ka'ab dengan pura-pura ingin berhutang kurma untuk diserahkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan dia berpura-pura menunjukkan kebenciannya kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Maka Ka'ab pun meminta sebuah tanggungan berupa wanita-wanita atau anak-anak. Maka Muhammad meminta maaf tidak bisa memberikan tanggungan dengan wanita atau anak-anak, dia menawarkan supaya tanggungan tadi berupa senjata. Ka'ab pun menyetujui. Datanglah Muhammad bersama Abu Nailah dia adalah saudara sepersusuan dari Ka'ab bin Al Asyraf, ditambah tiga orang sahabat yang lain. Mereka pun memanggil Ka'ab dan berjalanlah Ke'ab bersama mereka. Kemudian merekapun membunuh Ka'ab bin Al Asyraf dengan pedang-pedang mereka.

Orang-orang yahudi tidak terima dengan apa yang terjadi maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengabarkan bahwa Ka'ab telah menghianati perjanjian karena dia menghina Nabi Shallallahu alaihi wassalam sebagai kepala negara dan karena Ka'ab telah dekat dengan musuh-musuh kaum muslimin, bahkan mendorong mereka untuk berperang melawan kaum muslimin.

Adapun membunuh Ka'ab dengan tipu daya maka ini diperbolehkan karena Ka'ab adalah seorang yang memerangi dan perang adalah sebuah tipu daya sebagaimana di dalam hadits. Maka takutlah setelah itu orang-orang yahudi dan orang-orang musyrikin dan Nabi Shallallahu alaihi wassalam akhirnya mengajak mereka untuk menulis kembali perjanjian supaya menguatkan perjanjian yang sudah dilakukan sebelum perang Badr.

Wednesday, October 28, 2020

Halaqah 58 ~ Bani Qainuqa' Membatalkan Pejanjian Dan Diusir

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 58 ~ Bani Qainuqa' Membatalkan Pejanjian Dan Diusir

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 58 ~ Bani Qainuqa' Membatalkan Pejanjian Dan Diusir

Orang-orang yahudi tidak konsisten dengan perjanjian yang sudah dibuat bersama kaum muslimin bahkan mereka cenderung memusuhi perjanjian ini yang menyebabkan mereka diusir dari kota Madinah. Bani Qoinuqo menampakan kemarahan dan hasad mereka ketika kaum muslimin menang di perang Badr yang terjadi pada tahun ke-2 hijriyah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda kepada mereka "Wahai orang-orang yahudi masuklah ke dalam agama islam sebelum menimpa kalian apa yang menimpa Quraisy" Bani Qoinuqo mengatakan "Wahai Muhammad kamu jangan tertipu, kamu membunuh sebagian orang-orang Quraisy yang mereka tidak tahu cara berperang, seandainya kamu memerangi kami nisacaya kamu akan tahu bahwa kami adalah orang-orang yang bisa berperang dan kamu belum pernah berperang dengan orang-orang seperti kami"

Ada riwayat yang lemah yang menyebutkan bahwa salah seorang dari yahudi bani Qounuqo mengikat pakaian seorang muslimah yang sedang berada di pasar bani Qoinuqo. Maka ketika wanita ini berdiri tersingkaplah hijabnya dan dia berteriak. Datanglah seorang muslim yang kemudian membunuh orang yahudi tadi. Kemudian muslim ini dikeroyok oleh orang-orang yahudi dan meninggal dunia setelah itu keluarga muslim tadi meminta pertolongan kepada kaum muslimin yang lain.

Adapun pengusiran bani Qoinuqo maka ini adalah kabar yang benar dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari di dalam Shahihnya. Dan disebutkan oleh Ibnu Isyhaq bahwa bani Qoinuqo yang merupakan sekutu Abdullah Ibnu Ubay Ibnu Salul dikepung oleh Nabi Shallallahu alaihi wassalam selama 15 malam dan yang memegang bendera saat itu adalah Hamzah bin Abi Thalib kemudian merekapun mau menyerah dengan syarat harta mereka diserahkan kepada Nabi dan kaum muslimin sementara istri dan anak-anak mereka bawa. Ubadah Ibnu Shomit beliaulah yang saat itu bertanggung jawab dalam pengusiran bani Qoinuqo dan beliau semenjak saat itu berlepas diri dari sekutu-sekutunya dari kalangan orang-orang yahudi. Dan Muhammad bin Maslamah Al-Anshori saat itu bertanggung jawab untuk mengambil harta dari orang-orang bani Qoinuqo.

Demikianlah diusir orang-orang bani Qoinuqo karena mereka menampakkan permusuhan dan menyelisihi perjanjian yang bisa menyebabkan ketidakstabilan kota Madinah bukan karena mereka tidak mau masuk islam

Tuesday, October 27, 2020

Halaqah 57 ~ Aturan-Aturan Di Antara Penduduk Madinah

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 57 ~ Aturan-Aturan Di Antara Penduduk Madinah

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 57 ~ Aturan-Aturan Di Antara Penduduk Madinah

Nabi Shallallahu alaihi wassalam sebagai pemimpin kota Al-Madinah telah mengatur hubungan diantara penduduk Madinah. Aturan-aturan tersebut tertulis supaya masing-masing pihak mengetahui hak dan kewajibannya. Aturan-aturan tertulis tadi dikenal di dalam kitab-kitab yang lama dengan Al-Kitab atau As-Shohifah dan sebagian penulis memberi nama dengan Dustur atau Al-Qstiqoh.

Diantara yang mendatangkan teks aturan-aturan ini adalah Muhammad bin Isyhaq yang meninggal pada tahun 151 Hijriyah. Sebagian isi aturan-aturan ini ada di dalam shohih Al-Bukhari dan Muslim, Musnad Ahmad, Sunan abi Dawud, Ibnu Majah dan juga At-Tirmidzi.

Aturan-aturan tadi terbagi menjadi dua:

1. Aturan yang berkaitan dengan perdamaian dengan orang-orang yahudi dan aturan-aturan ini ditulis sebelum terjadinya perang Badr

2. Penjelasan kewajiban dan hak kaum muslimin antara Muhajirin dan Anshor dan ini dibuat setelah terjadinya perang Badr

Disebutkan di dalam sebagian riwayat bahwa aturan-aturan yang berkaitan dengan Muhajirin dan Anshor digantungkan di pedang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam yang bernama Dzulfiqor dan pedang ini termasuk rampasan perang ketika perang Badr.

Diantara isi aturan-aturan tersebut

1. Umat Islam adalah umat yang satu

2. Orang-orang yang beriman wajib untuk melawan orang yang berbuat dholim atau dosa atau permusuhan atau kerusakan diantara orang-orang yang beriman meskipun itu adalah anak salah seorang diantara mereka

3. Seorang mu'min tidak dibunuh karena membunuh orang kafir

4. Tidak boleh seorang mu'min menolong orang kafir atas seorang mu'min

5. Ibrohim telah mengharamkan kota Mekah dan Nabi Shallallahu alaihi wassalam telah mengharamkan kota Madinah

6. Al-Madinah adalah tanah haram dari bukit air sampai tempat demikian

7. Barang siapa yang membuat sesuatu yang baru yaitu dosa atau bid'ah dan melindungi orang yang membuat perkara yang baru maka dia mendapat laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia

8. Jaminan kaum muslimin adalah satu, orang yang paling rendah diantara mereka diterima jaminannya

9. Orang-orang yahudi yang mengikuti kita maka dia berhak ditolong tanpa didholimi dan tanpa menolong orang yang memusuhi mereka

10. Perdamaian orang-orang yang beriman itu satu, tidak boleh seseorang yang beriman melakukan perdamaian tanpa mu'min yang lain

11. Sesungguhnya setiap apa yang diperselisihkan dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya

12. Orang-orang yahudi mengeluarkan hartanya bersama orang-orang yang beriman selama mereka diperangi

Itu adalah sebagian dari isi aturan-aturan tersebut

Monday, October 26, 2020

Halaqah 56 ~ Ahlus Suffah

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 56 ~ Ahlus Suffah

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 56 ~ Ahlus Suffah

Ahlu Suffah adalah sekelompok orang-orang yang fakir dari kalangan Muhajirin di jaman Nabi Shallallahu alaihi wassalam yang mereka tidak memiliki tempat tinggal sehingga Nabi Shallallahu alaihi wassalam menempatkan mereka di bagian belakang masjid nabawi. Pembuka mereka adalah Abu Hurairah. Dahulu Nabi Shallallahu alaihi wassalam apabila ingin mengundang Ahlu Suffah beliau memanggil Abu Hurairah. Selain orang-orang Muhajirin ada sebagian kecil orang-orang Anshar yang tinggal bersama mereka karena ingin hidup juhud meskipun dia memiliki rumah di Madinah seperti Ka'ab bin Malik Al Anshori, Hanzolah bin Abi Amir Al Anshori dan Haristah bin An Nu'man Al Anshari. 

Jumlah Ahlu Suffah kurang lebih 70 orang, terkadang bertambah dan terkadang berkurang. Diantara nama-nama mereka:

1. Abu Dzar

2. Wasilah bin Al Asqo

3. Salman Al Farizi

4. Huzaifah bin Al Yaman

5. Khabab bin Al Alard

6. Zaid Ibnul Khatab

7. Abdullah bin Mas'ud

8. Safinah, budak Nabi Shallallahu alaihi wassalam

9. Bilal bin Rabah

10. Suhaib Ar Rumi

11. Al Irbath ibnu Sariah

Dan lain-lain

Mereka mengkhususkan diri mereka untuk menuntut ilmu, beribadah kepada Allah dan berjihad. Dalam waktu-waktu senggang mereka, mereka gunakan untuk shalat, beri'tikaf, membaca Al-Quran, mempelajari ayat-ayat Allah, berdzikir, dan sebagian mereka menggunakan waktunya untuk belajar menulis. Sehingga sebagian mereka dikenal dengan ilmu dan hafalan haditsnya, seperti Abu Hurairah dan sebagian dikenal mengetahui hadits-hadits tentang fitnah seperti Hudzaifah ibnu Yaman, dan sebagian mereka dikenal dengan kedalaman ilmunya di dalam Al-Quran seperti Abdullah bin Mas'ud.

Meskipun mereka adalah ahli ilmu dan ibadah namun mereka tidak ketinggalan ikut serta di dalam kegiatan masyarakat dan berjihad di jalan Allah. Ada diantara mereka yang meninggal ketika perang Badr seperti Sofyan bin Baidho, ada yang meninggal ketika perang Uhud seperti Hanzolah, ada yang meninggal ketika perang Al-Yamamah seperti Zaid Ibnu Khatab dan lain-lain.

Ahlu Suffah memiliki pakaian yang sederhana, terkadang pakaian mereka tidak bisa menjaga mereka dari dingin dan tidak menutupi tubuh mereka secara sempurna. Makanan mereka kebanyakan adalah kurma. Dahulu Nabi Shallallahu alaihi wassalam sering mengundang mereka dan beliau memohon maaf kepada mereka jika makanan yang dihidangkan tidak enak. Sering mereka menahan lapar, terkadang sebagian mereka pingsan ketika shalat. Dan dahulu Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya sangat memperhatikan Ahlu Suffah. Beliau Shallallahu alaihi wassalam sering menjiarahi mereka, mengunjungi orang yang sakit diantara mereka, duduk bersama mereka, menasehati mereka supaya banyak membaca Al-Quran dan dzikrullah. Demikianlah keadaan para Ahlu Suffah, kemiskinan mereka dan kefakiran mereka tidak menghalangi mereka untuk menuntut ilmu, beribadah dan berjihad di jalan Allah.


Friday, October 23, 2020

Halaqah 55 ~ Saling Menyaudarakan

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 55 ~ Saling Menyaudarakan

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 55 ~ Saling Menyaudarakan

Di dalam Islam semua orang yang beriman adalah bersaudara sebagaimana di dalam ayat yang ke 10 dari surat Al hujurat. Bersaudara yang diantara konsekuensinya adalah saling tolong menolong. Ada yang mengatakan bahwa berdasarkan beberapa riwayat, dahulu nabi Shallallahu alaihi wassalam mempersaudarakan antara kaum muslimin di kota Mekah sebelum hijrahnya mereka ke kota Madinah. Beliau mempersaudarakan antara Hamzah dan Zaed bin Haristah, antara Abu Bakar dan Umar, antara Ustman bin Affan dan Abdurahman bin Auf, antara Zubair ibnul Awam dan Abdullah Ibnu Masud dan lain-lain.

Seandainya riwayat ini adalah riwayat yang benar maka persudaraan disini hanyalah terbatas saling membantu tidak sampai saling mewarisi. Adapun di kota Madinah, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam telah mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan Anshar karena kaum Muhajirin ketika mereka berhijrah ke Madinah menghadapi banyak persoalan baik ekonomi, kesehatan maupun sosial. Mereka meninggalkan keluarga dan harta mereka dan keahlian mereka adalah berdagang bukan bertani atau keterampilan yang merupakan mata pencaharian sebagian besar penduduk Madinah. Sementara kalau mereka mau berdagang mereka tidak memiliki modal. Ditambah banyak diantara mereka yang tertimpa demam kota Madinah namun para Anshar radiallahu anhum tidak pelit bahkan mereka berkorban untuk sudara mereka dari Muhajirin dan mendahulukan mereka meskipun mereka sendiri butuh. 

Nabi Shallallahu alaihi wassalam meminta orang-orang Anshar untuk membagi hasil kebun kurma mereka dan tetap meminta mereka untuk mengelola kebun kurma mereka karena mereka lebih berpengalaman. Sedangkan kaum Muhajirin maka lebih disiapkan oleh nabi Shallallahu alaihi wassalam untuk berdakwah dan berjihad. Ada yang mengatakan bahwa syareat persaudaraan ini terjadi 5 bulan setelah hijrah. Disaudarakan antara seorang Muhajirin dan seorang Anshar dan saat itu yang disaudarakan adalah 45 orang dari kalangan Muhajirin dan 45 orang dari kalangan Anshar. Syareat persaudaraan ini mengharuskan saling tolong menolong diantara mereka dalam segala perkara, saling menasehati, saling menjiarahi, saling mencintai satu dengan yang lain, bahkan saling mewarisi satu dengan yang lain.

Ketika kaum Muhajirin sudah terbiasa dengan cuaca Madinah dan mereka mulai tahu pintu-pintu rejeki dan mereka sudah mendapatkan rampasan perang di perang Badr maka dihapuskanlah saling mewarisi antara seorang Muhajir dan seorang Anshar. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

....

"Dan keluarga sebagian mereka lebih dekat kepada sebagian yang lain di dalam kitabullah" (Al Anfal : 75)

Adapun kewajiban saling tolong menolong diantara mereka maka terus ada

Thursday, October 22, 2020

Halaqah 54 ~ Pengaruh Islam Terhadap Tatanan Masyarakat Kota Madinah

๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 54 ~ Pengaruh Islam Terhadap Tatanan Masyarakat Kota Madinah

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 54 ~ Pengaruh Islam Terhadap Tatanan Masyarakat Kota Madinah

Orang-orang yahudi terus mengobarkan api peperangan antara Aus dan Kahdraj, puncaknya adalah di perang Buast yang terjadi 5 tahun sebelum hijrahnya nabi Shallallahu alaihi wassalam, dimana Aus saat itu bisa mengalahkan Khadraj padahal sebelumnya Khadraj lah yang sering mengalahkan Aus sehingga pada akhirnya Aus bersekutu dengan bani Nadhir dan bani Quraidah kemudian mengalahkan Khadraj di perang Buast.

Setelah itu, sadarlah orang-orang Aus dan Khadraj bahwa peperangan mereka selama ini menguntungkan orang-orang yahudi dalam usaha mereka menguasai kota Madinah. Oleh karena itu mereka pun berusaha untuk berdamai bahkan mereka bersepakat untuk mengangkat Abdullah bin Ubay bin Salul seorang pembesar Khadraj untuk menjadi raja Yastrib. Ini menunjukkan bagaimana Aus dan Kahdraj mereka masih menjaga kekuatannya setelah perang Buast.

Peperangan yang berkepanjangan antara dua suku ini melahirkan keinginan yang kuat untuk berdamai dan hidup tenang, dan hal ini bersamaan waktunya dengan masuknya Isalm ke kota Madinah yang mengajak kepada persaudaraan dan perdamaian. Ketika Aus dan Kahdraj masuk Islam dan berdatangan orang-orang Muhajirin maka hal ini sangat mempengaruhi tatanan kota Madinah yang sebelumnya persatuan berdasarkan kabilah sekarang menjadi persatuan yang berdasarkan aqidah. 

Penduduk Madinah yang sebelumnya terdiri dari orang-orang yahudi dan orang-orang musyrikin sekarang terjadi menjadi tiga 

1. orang-orang yang beriman, terdiri dari sebagian besar orang Aus dan Khadraj yang masuk Islam, orang-orang Quraisy yang berhijrah dan beberapa orang dari kabilah-kabilah arab yang berhijrah.

2. orang-orang yahudi yang terdiri dari tiga suku

3. orang-orang munafiqin yang mereka adalah sebagian kecil dari orang-orang Aus dan Khadraj yang dahulunya mareka adalah musyrikin kemudian menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran mereka

Wednesday, October 21, 2020

Halaqah 53 ~ Masyarakat Madinah Sebelum Hijrah

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 53 ~ Masyarakat Madinah Sebelum Hijrah

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 53 ~ Masyarakat Madinah Sebelum Hijrah

Yastrib adalah nama lama dari kota Madinah. Daerah yang subur dan banyak air, dikelilingi oleh Al harah dari empat arah mata angin. Al Harah adalah daerah yang berbatu hitam seperti terbakar. Al Harah di sebelah barat Madinah dinamakan Al Waghirah dan Al Harah di sebelah timur dinamakan Waqim. Gunung uhud di sebelah utara kota Madinah dan di sebelah barat dayanya Bukit Air. 

Yastrib ini adalah kota lama, diantara yang sudah lama tinggal di sana adalah orang-orang yahudi dan orang-orang arab dari suku Aus dan Khadraj. Adapun orang-orang yahudi maka mereka mulai berdatangan sejak abad pertama dan kedua masehi. Mereka meninggalkan Syam melarikan diri dari kekejaman orang-orang Romawi kemudian mereka membuat perkampungan di kota Madinah dan sekitarnya. Di sana ada tiga kabilah yahudi di kota Madinah.

1. Bani Nadhir 

2. Bani Quraidah

Dua kabilah ini tinggal di Harah Waqim yang merupakan daerah yang paling subur di kota Madinah

3. Bani Qionuqo

Jumlah pasukan perang tiga kabilah ini kurang lebi 2000 orang dan mereka orang-orang yahudi menguasai kota Madinah baik secara politik, ekonomi maupun pemikiran.

Adapun orang-orang Arab yang datang ke kota Madinah setelah orang-orang yahudi yaitu suku Aus dan Khadraj maka mereka terpaksa menempati tempat yang lain yang tidak ditinggali oleh orang yahudi dimana tempat tersebut adalah tempat yang kurang subur.

Orang-orang Aus dan Khadraj menisbahkan diri mereka ke suku Al Azd dari Yaman yang meninggalkan negeri Yaman semenjak kurang lebih tahun 207 Masehi. Ada yang mengatakan bahwa mereka hijrah dari Yaman karena runtuhnya bendungan Ma'rib dan terjadinya banjir besar. Suku Aus tinggal di samping bani Quraidah dan bani Nadhir di daerah Awali, daerah yang agak tinggi di kota Madinah. Dan Khadraj tinggal di samping bani Qoinuqo di sebuah daerah yang rendah di kota Madinah. Tempat tinggal Aus lebih subur daripada tempat tinggal Khadraj. Jumlah pasukan Aus dan Kahdraj semuanya kurang lebih 4000 orang. Karena jumlah yang banyak inilah orang-orang yahudi yang sudah tinggal sebelumnya di kota Madinah khawatir akan dikuasai oleh orang-orang Arab tersebut, maka mereka berusaha menyulut permusuhan dan peperangan diantara orang-orang Aus dan Kahdraj.

Tuesday, October 20, 2020

Halaqah 52 ~ Tinggalnya Rasลซlullฤh shallallฤhu ’alayhi wa sallam Di Rumah Abu Ayyub AlAnshari Radhiyallฤhu ’anhu

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 52 ~ Tinggalnya Rasลซlullฤh shallallฤhu ’alayhi wa sallam Di Rumah Abu Ayyub AlAnshari Radhiyallฤhu ’anhu

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 52 ~ Tinggalnya Rasลซlullฤh shallallฤhu ’alayhi wa sallam Di Rumah Abu Ayyub AlAnshari Radhiyallฤhu ’anhu

Setelah masuk kota Madinah, beliau Shallallahu alaihi wassalam berjalan menaiki ontanya setiap kali melewati rumah seorang pembesar Anshar maka pembesar tersebut meminta kepada nabi Shallallahu alaihi wassalam untuk bertamu di rumahnya. Maka beliau Shallallahu alaihi wassalam berkata "biarkan onta ini berjalan karena dia diperintahkan". Ternyata onta tadi menderum di depan rumah Abu Ayub AL Anshari, maka tinggalah beliau di rumah Abu Ayub Al Anshari dan di dalam riawayat Ibnu Saad dalam kita beliau At Tobaqot disebutkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalm tinggal di sana selama 7 bulan.

Dan rumah Abu Ayub ada dua tingkat. Abu Ayub meminta kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam supaya berkenan tinggal di atas karena Abu Ayub dan Ummu Ayub tidak nyaman berada di atas nabi Shallallahu alaihi wassalam. Namun beliau Shallallahu alaihi wassalam menolak dan mengatakan bahwa di bawah lebih nyaman bagi beliau dan bagi yang bertamu kepada beliau.

Orang-orang Anshar sangat mencintai orang-orang Muhajirin. Mereka memberikan kepada kaum muhajirin harta dan tempat tinggal dan mendahulukan kepentingan muhajirin daripada kepentingan mereka sendiri. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

...

"Dan orang-orang yang tinggal di Madinah dan mereka sudah beriman sebelumnya, mereka mencintai orang-orang yang hijrah kepada mereka dan tidak menemukan di dalam jiwa mereka rasa hasad terhadap apa yang diberikan kepada orang-orang muhajirin dan mereka mendahulukan orang-orang muhajirin di atas diri-diri mereka sendiri meskipun mereka dalam keadaan butuh dan barang siapa yang dijaga dari kebakhilan dirinya sendiri maka merekalah orang-orang yang beruntung" (Q.S. Al-Hasr : 9)

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam di dalam shahih Al-Bukhari beliau memuji orang-orang Anshar dan mengatakan:

...

"Kalau bukan karena hijrah nisacaya aku adalah termasuk orang-orang Anshar"

Hijrah adalah suatu ujian tersendiri bagi kaum Muhajirin. Mereka berpindah ke kota Madinah sebuah daerah yang baru yang berbeda iklim dan cuacanya dari kota Mekah. Madinah adalah daerah perkebunan kurma, kelembaban kota Madinah lebih tinggi daripada kota Mekah. Sebagian Muhajirin ketika mereka berhijrah ditimpa oleh demam diantaranya adalah Abu Bakar dan Bilal.

Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda:

"Ya Allah jadikanlah kecintaan kami kepada Madinah sama dengan kecintaan kami kepada kota Mekah atau lebih, dan jadikanlah dia sehat, dan berkahilah untuk kami di dalam sho dan mud nya dan pinahkanlah demamnya ke Al-Juhfah" (H.R. Al-Bukhari)

Selain itu, tempat tinggal yang seadanya, makanan yang seadanya, meninggalkan harta dan keluarga yang mereka cintai di Mekah ini adalah ujian tersendiri bagi mereka. Namun para Muhajirin berusaha mengalahkan itu semua untuk menyelamatkan aqidah dan agama mereka.

Monday, October 19, 2020

Halaqah 51 ~ Sampai Ke Kota Madinah

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 51 ~ Sampai Ke Kota Madinah

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 51 ~ Sampai Ke Kota Madinah

Setelah melewati perjalanan yang panjang dan menegangkan maka pada tanggal 12 Rabiul Awal hari senin menjelang siang sampailah nabi dan Abu Bakar di Quba sebuah daerah 5 km di sebelah selatan kota Madinah. Tinggal di daerah ini bani Amr bin Auf. Di dalam soheh Al Bukhari disebutkan bahwa beliau Shallallahu alaihi wassalam tinggal di Quba selama 14 hari dan membangun di sana pondasi masjid Quba. 

Ketika beliau berazam dan berkehandak untuk memasuki kota madinah maka beliau mengirim utusan ke bani An Nazar. Dan kaum muslimin di kota Madinah sebelumnya telah mendengar keluarnya nabi Shallallahu alaihi wassalam dari Mekah. Setiap pagi mereka menunggu nabi Shallallahu alaihi wassalam di pinggiran kota Madinah dan apabila telah terasa panasnya matahari maka merekapun pulang ke rumahnya, demikianlah setiap hari.

Sehingga ketika di hari Nabi Shallallahu alaihi wassalam datang, merek manunggu sampai pertengahan hari kemudian pulang. Datanglah Nabi Shallallahu alaihi wassalam sementara mereka sudah masuk ke dalam rumah-rumah mereka. Seorang yahudi melihat nabi kemudian diapun memanggil kaum muslimin, keluarlah mereka dan menyambut nabi Shallallahu alaihi wassalam dan bergembira dengan kegembiraan yang luar biasa. 

Telah menyambut beliau saat itu 500 orang Anshar. Mereka mengelilingi nabi dan Abu Bakar, kemudian berjalanlah mereka semuanya memasuki kota Madinah. Mereka berkata, datang nabiullah, datang naibullah sebagaimana disebutkan di dalam shoheh Al-Bukhari laki-laki dan juga wanita mereka naik ke atas rumah-rumah mereka untuk melihat rasulullah Shallallahu alaihi wassalam orang yang sangat mereka tunggu. Anak-anak kecil berpencar di jalan seraya mengatakan ya Muhammad, ya rasulullah, ya Muhammad ya rasulullah sebagaimana disebutkan di dalam shoheh muslim.

Berkata Al-Bara ibnu Azib "Aku tidak melihat penduduk Madinah bergembira, lebih dari kegembiraan mereka dengan kedatangan rasulullah Shallallahu alaihi wassalam" sebagaimana hal ini disebutkan di dalam Shoheh Al-Bukhari.

Adapun riwayat yang menyebutkan bahwa mereka menyambut nabi Shallallahu alaihi wassalam dengan Tolaal Badru Alaina, maka tidak ada di sana riwayat yang shoheh.

Friday, September 18, 2020

Halaqah 50 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 05 Dari 05

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.2 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 50 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 05 Dari 05

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 50 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 05 Dari 05

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan Abu Bakar radiallahu anhu sangat berhati-hati ketika berbicara dengan manusia selama perjalanan hijrah. Abu Bakar radiallahu anhu setiap kali ditanya tentang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam beliau mengatakan "laki-laki ini menunjukkan aku jalan" (H.R. Al-Bukhari)

Orang yang mendengar menyangka bahwa maksud beliau adalah orang yang mahir dan mengetahui jalan-jalan, padahal maksud beliau radiallahu anhu adalah yang menunjukkan jalan kebaikan. 

Dan telah Sohih bahwa beliau dan Abu Bakar mengambil jalan yang dekat dengan pantai bukan jalan yang biasa dilewati oleh manusia sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari.

Dan diantara kisah yang terjadi ketika hijrah adalah kisah hinggahnya Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan Abu Bakar di kemah Abu Ma'bad. Berkata Abu Ma'bad "Demi Allah kami tidak punya kambing, kambing-kambing kami dalam keadaan bunting tidak memiliki susu" Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam berkata "Bagaimana dengan kambing yang itu?" Maka didatangkan kepada beliau dan beliau mendoakan dengan barokah dan diperaslah susunya kemudian mereka pun meminumnya. Berkata Abu Ma'bad "Apakah engkau adalah yang dikatakan oleh orang-orang Quraisy bahwa engkau keluar dari agama mereka?" Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab "Sesungguhnya mereka telah mengatakan" Berkata Abu Ma'bad "Aku bersaksi bahwa apa yang engkau bawa adalah benar dan aku akan mengikutimu" Nabi berkata "Jangan, sampai engkau mendengar bahwa kami telah menang" Maka Abu Ma'bad pun mengikuti nabi Shallallahu alaihi wassalam setelah itu. (H.R. Al Bazzar dengan sanad yang hasan)

Diantara faedah yang bisa kita ambil dari hijrah ini 

1. Disyareatkannya hijrah dari negeri syirik menuju negeri tauhid untuk menyelamatkan agama dan akidah seseorang

2. Mengambil sebab keselamatan tidak bertentangan dengan beriman dengan takdir dan tawakal kepada Allah azawazal

Thursday, September 17, 2020

Halaqah 49 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 04 Dari 05

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.2 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 49 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 04 Dari 05

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 49 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 04 Dari 05

Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan Abu Bakar As Sidik radiallahu anhu meninggalkan gua di malam hari, berjalan ke kota Madinah dalam keadaan dicari oleh orang-orang musyrikin yang mereka ingin mendapatkan hadiah 100 unta bagi yang membunuh beliau Shallallahu alaihi wassalam dan Abu Bakar atau menawan keduanya.

Suroqoh bin Malik menceritakan bahwa ketika dia duduk bersama kaumnya, tiba-tiba ada seseorang yang datang mengabarkan bahwa dia melihat 3 orang baru saja lewat, dia menyangka mereka ini adalah Muhammad dan sahabatnya. Suroqoh segera mengisyaratkan kepada orang tersebut untuk diam kemudian surohoh mempersiapkan diri dan mengambil kuda serta senjatanya dan segera menyusul Muhammad dan Abu Bakar As Sidik untuk mendapatkan hadiah 100 ekor unta. Setelah beberapa kali terjatuh dari kudanya, dia tetap melanjutkan perjalanan untuk mengejar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan Abu Bakar. Dan ketika melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan Abu Bakar, tiba-tiba kedua kaki depan kuda tersebut tenggelam ke bumi dan terjatuhlah Suroqoh dari kudanya kemudian dia menyadari bahwa dia tidak akan bisa mengganggu Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. Dia pun memanggil dan mengatakan "Saya Suroqoh bin Ju'sum, tunggulah aku, aku ingin berbicara, demi Allah kalian tidak perlu ragu dan aku tidak akan melakukan apa yang kalian benci" Setelah disuruh oleh nabi Shallallahu alaihi wassalam maka Abu Bakar berkata kepada Suroqoh "Apa yang engkau inginkan" Suroqoh berkata "Tulislah sebuah tulisan sebagai tanda antara diriku dan dirimu" Setelah ditulis oleh Abu Bakar maka Suroqoh menyimpannya di tempat anak panahnya kemudian kembali dan tidak membeberkan kejadian ini kepada siapapun.

Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam di dalam sirohnya dengan sanad yang shohih

Disebutkan di dalam shohih Al-Bukhari bahwa ketika Suroqoh mendekat, Nabi Shallallahu alaihi wassalam tidak menoleh sedikit pun yang banyak menoleh adalah Abu Bakar As Sidik khawatir dengan keselamatan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dan dalam Shohih Bukhari juga disebutkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam mendoakan kejelekan untuk kuda tersebut.

Wednesday, September 16, 2020

Halaqah 48 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 03 Dari 05

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.2 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 48 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 03 Dari 05

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 48 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 03 Dari 05

Di dalam Musnad Ahmad rohimahullah dengan sanad yang hasan disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pergi dari rumahnya menuju gua. Ketika rumah beliau dikepung oleh orang-orang musyrikin yang ingin membunuh beliau Shallallahu alaihi wassalam. Maka Ali bin Abi Thalib radiallahu anhu memakai pakaian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan tidur di tempat tidur beliau. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam melewati kepungan orang-orang musyrikin tanpa dilihat oleh orang-orang musyrikin tersebut, setelah berpesan kepada Ali supaya mengabarkan kepada Abu Bakar agar menyusulnya.

Ketika datang Abu Bakar, Ali mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pergi ke arah sumur maimun. Kaum musyrikin melempari Ali yang berselimut dan menyangka beliau adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.

Di dalam mustadrok Al Hakim, disebutkan bahwa Abu Bakar As Sidik membawa 5000 atau 6000 dirham untuk keperluan hijrah nabi Shallallahu alaihi wassalam dan baliau.

Orang-orang musyrikin berusaha mencari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan Abu Bakar sampai ke gunung Tsaur dan berada di mulut gua. Berkata Abu Bakar "Ya Rasulullah, seandainya salah seorang dari mereka melihat tempat kedua kakinya berpijak niscaya dia akan melihat kita" Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam berkata dengan tawakal dan keyakinan yang kuat "Wahai Abu Bakar, apa pendapatmu dengan dua orang yang ketiga adalah Allah" (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Allah subhanahu wata'ala berfirman

 ุซَุงู†ِูŠَ ุงุซْู†َูŠْู†ِ ุฅِุฐْ ู‡ُู…َุง ูِูŠ ุงู„ْุบَุงุฑِ ุฅِุฐْ ูŠَู‚ُูˆู„ُ ู„ِุตَุงุญِุจِู‡ِ ู„َุง ุชَุญْุฒَู†ْ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ู…َุนَู†َุง

"Salah satu diantara dua orang ketika keduanya di dalam gua, ketika dia berkata kepada sahabatnya Janganlah engkau bersedih sesungguhnya Allah bersama kita" (Q.S. At Taubah : 40)

Orang-orang musyrikin telah mengumumkan adanya hadiah bagi orang yang membunuh keduanya atau menawannya sebagaimana di dalam soheh Al Bukhari dan setelah 3 hari sebagaimana telah dijanjikan sebelumnya datangalah Abdullah bin Quraiqith seorang penunjuk jalan yang mahir yang telah disewa di dalam hijrah ini dengan membawa dua unta yang telah diserahkan sebelumnya oleh Abu Bakar kepada Abdullah. Abdullah bin Uraqith adalah seorang musyrik dari bani Ad Dail. Kemudian keduanya naik unta dan berjalan Abdullah bin Uraiqith di depan keduanya.

Tuesday, September 15, 2020

Halaqah 47 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 02 Dari 05

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.2 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 47 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 02 Dari 05

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 47 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 02 Dari 05

Setelah baiat aqobah yang kedua, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tinggal di Mekah sampai bulan Shafar. Kaum muslimin telah ke Madinah dan tidak tersisa di kota Mekah kecuali sedikit diantaranya adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Abu Bakar radiallahuanhu telah menyiapkan untuknya dan untuk Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam unta yang digunakan untuk berhijrah. Beliau radiallahuanhu menunggu sehingga Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam diizinkan oleh Allah untuk berhijrah. 

Orang-orang musyrikin Quraisy berusaha untuk membunuh beliau Shallallahu alaihi wassalam, Allah berfirman:

ูˆَุฅِุฐْ ูŠَู…ْูƒُุฑُ ุจِูƒَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูƒَูَุฑُูˆุง ู„ِูŠُุซْุจِุชُูˆูƒَ ุฃَูˆْ ูŠَู‚ْุชُู„ُูˆูƒَ ุฃَูˆْ ูŠُุฎْุฑِุฌُูˆูƒَ ۚ ูˆَูŠَู…ْูƒُุฑُูˆู†َ ูˆَูŠَู…ْูƒُุฑُ ุงู„ู„َّู‡ُ ۖ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุฎَูŠْุฑُ ุงู„ْู…َุงูƒِุฑِูŠู†َ

"Dan ketika orang-orang kafir ingin membuat makar kepadamu supaya mereka menahanmu di Mekah atau membunuhmu atau mengusirmu, mereka membuat makar dan Allah membalas makar mereka dan Allah adalah sebaik-baik yang membalas makar." (Q.S. Al-Anfal : 30)

Allah subhanahu wataรกla telah mengijinkan beliau Shallallahu alaihi wassalam untuk hijrah ke kota Madinah. Biasanya beliau Shallallahu alaihi wassalam setiap hari mendatangi rumah Abu Bakar As Sidik pagi dan sore namun ketika beliau diijinkan hijrah beliau datang di waktu dhuhur dengan menutupi wajah beliau Shallallahu alaihi wassalam dengan kain. Kemudian beliau Shallallahu alaihi wassalam mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa beliau telah diijinkan untuk hijrah dan beliau memilih waktu siang karena rata-rata manusia berada di dalam rumahnya karena panas, dan beliau menutup wajah beliau karena keadaan sekitar yang membahayakan beliau Shallallahu alaihi wassalam yaitu orang-orang Quraisy sudah berazam untuk membunuh beliau Shallallahu alaihi wassalam. Abu Bakar As Sidik berbahagia karena akan menemani Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam di dalam hijrah ini.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan Abu Bakar akhirnya bertemu di sebuah gua di gunung Tsaur dan bersembunyi di sana 3 malam dan bermalam bersama keduanya Abdullah bin Abu Bakar dan saat itu beliau adalah seorang pemuda dan meninggalkan keduanya sebelum subuh. Ketika datang waktu pagi beliau sudah bersama orang-orang Quraisy di Mekah dan tidaklah beliau mendengar sebuah pembicaraan tentang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan Abu Bakar kecuali dia memahaminya kemudian mengabarkannya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan Abu Bakar di malam hari.

Amir ibnu Fuhairah, budak Abu Bakar As Sidik, menggembala kambing menghilangkan jejak Abdullah bin Abi Bakar sementara Asma bintu Abu Bakrin membawakan makanan untuk keduanya.

Monday, September 14, 2020

Halaqah 46 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 01 Dari 05

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.2 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 46 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 01 Dari 05

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 46 ~ Hijrah Ke Madinah Bagian 01 Dari 05

Dalil-dalil menunjukkan bahwa dipilihnya madinah sebagai tempat hijrah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam adalah dengan wahyu dari Allah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda:

....

"Aku melihat di dalam mimpi bahwa aku berhijrah dari Mekah ke sebuah daerah yang memiliki banyak pohon kurma maka aku menyangka bahwa tempat itu adalah Al Yamamah atau Hajar ternyata dia adalah Al Madinah yaitu Yatsrib" (H.R. Al Bukhari dan Muslim)

Dan beliau Shallallahu alaihi wassalam bersabda:

inni uritu daro hijrotikum dzata nakhlin baina labaitaini

"Aku diperlihatkan di dalam mimpi negeri hijrah kalian diantara dua labah" (H.R. Al Bukhari)

Labah adalah daerah yang berbatu hitam, negeri diantara dua labah adalah Al Madinah.

Abu Salamah bin Abul Asad adalah orang yang pertama kali hijrah dari Mekah ke kota Al Madinah setelah dia pulang dari Habasyah. Berkata Ummu Salamah "Sesungguhnya Abu Salamah adalah orang yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam" (H.R. Muslim sohih)

Mus'ad bin Umair dan Ibnu Umi Maktum adalah termasuk orang-orang yang pertama berhijrah. Keduanya mengajari manusia Al-Quran. Kemudian berdatangan setelah mereka kaum Muhajirin seperti Bilal bin Rabah, Saad bin Abi Waqosh, Ammar bin Yasir, Umar Ibnu Khatab bersama 20 orang Shabat (H.R. Al Bukhari)

Orang-orang Quraisy berusaha dengan segala cara untuk mencegah dan menghalangi hijrah mereka ke kota Madinah dan membuat kegaduhan di depan orang-orang Muhajirin. Terkadang dengan melarang membawa harta mereka, terkadang dengan melarang membawa istri dan anak-anak mereka seperti kisah Abu Salamah dan terkadang dengan usaha mengambalikan mereka ke Mekah seperti yang terjadi pada Ayash bin Abi Robi'ah. Namun semua itu tidak menghentikan gerakan hijrah ini karena orang-orang muhajirin sudah sangat siap untuk meninggalkan harta, keluarga dan dunia mereka demi menyelamatkan aqidah dan agama mereka. Dan kaum muhajirin banyak yang singgah ke Quba sebelum datangnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.

Friday, September 11, 2020

Halaqah 45 ~ Bai'at Aqabah Kedua Bagian 02 Dari 02

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.2 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 45 ~ Bai'at Aqabah Kedua Bagian 02 Dari 02

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 45 ~ Bai'at Aqabah Kedua Bagian 02 Dari 02

Demikianlah orang-orang Anshor membaiat Nabi Shallallahu alaihi wassalam untuk taat menolong dan untuk perang sehingga Ubadah bin Ashomit menamakan baiat ini sebagai baiat perang. 

Berkata Kaab bin Malik Al Anshori salah satu peserta baiat menceritakan secara terperinci peristiwa baiat. Beliau mengatakan:

Kami keluar bersama rombongan haji kaum kami yang masih musyrikin sementara kami sudah shalat dan sudah paham. Kemudian kami keluar untuk haji dan kami janjian dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam untuk bertemu di Al-Aqobah ketika hari-hari tasyriq dan kami menyembunyikan urusan kami ini dari orang-orang musyrikin. Maka kami tidur pada malam tersebut bersama kaum kami di kemah-kemah mereka kemudian ketika berlalu sepertiga malam kami keluar dari kemah-kemah kami untuk memenuhi janji Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Kami menyelinap seperti menyelinapnya qoton yaitu nama jenis burung, sehingga kami berkumpul di Syiab di Al Aqobah dan jumlah kami 73 laki-laki dan bersama kami 2 wanita diantara istri-istri kami Nusaibah bintu Ka'ab dan Asma bintu Amr. Maka kami berkumpul di Syiab menunggu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sehingga datanglah beliau bersama Abbas bin Abdul Muthalib dan saat itu Abbas di atas agama kaumnya tapi dia ingin menghadiri urusan keponakannya dan meyakinkan keamanan beliau. 

Ketika Nabi duduk maka yang pertama kali berbicara adalah Abbas bin Abdul Muthalib. Beliau menjelaskan bahwa sekarang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam di bawah perlindungan kaumnya bani Hasyim akan tetapi beliau ingin hijrah ke Madinah oleh karena itu Abbas ingin meyakinkan penjagaan orang-orang Anshar terhadap berliau. Kalau memang mereka tidak mampu untuk menjaga beliau maka silakan mereka meninggalkan beliau dari sekarang. Maka orang-orang Anshar pun meminta supaya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam berbicara sendiri dan mengambil syarat-syarat untuk diri beliau dan Allah azawazal. 

Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam berbicara dan membacakan Al-Quran, beliau mendakwahi kepada Islam dan menyemangati mereka kemudian berkata "Aku baiat kalian untuk menjagaku sebagaimana kalian menjaga istri dan anak kalian". Maka Al-Bara bin Ma'rur mengambil tangan Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan berkata "Iya dan demi Allah yang mengutusmu dengan kebenaran sungguh kami akan melindungimu sebagaimana kami melindungi pakaian kami bagian bawah, maka baiatlah kami ya Rasulullah, demi Allah kami adalah ahli perang, kami warisi hal ini dari generasi ke generasi" 

Maka Abul Haisam bin Aptihan bertanya "Ya Rasulullah sesungguhnya antara kami dan orang-orang Yahudi memiliki hubungan dan kami akan memutusnya, apakah jika kami memutusnya kemudian Allah menampakkanmu, engkau akan kembali kepada kaummu dan meninggalkan kami?" Tersenyumlah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan berkata "Darah dengan darah, kehancuran dengan kehancuran, aku dari kalian dan kalian dariku, aku memerangi orang yang kalian perangi dan berdamai dengan orang yang kalian berdamai dengannya" 

Kemudian beliau berkata "Keluarkanlah 12 orang wakil supaya menjadi wakil bagi kaumnya" Merekapun mengeluarkan 12 orang, 9 orang dari Khazraz dan 3 orang dari Aus. Kemudian Nabi meminta mereka untuk kembali ke tempat masing-masing dan merekapun mendengar syaitan berteriak mengingatkan orang-orang Quraisy.

Berkata Al-Abbas bin Ubadah "Demi Allah yang mengutusmu dengan kebenaran, kalau engkau ingin maka kami akan memerangi orang-orang yang ada di Mina besok dengan pedang-pedang kami" Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda "Aku belum diperintahkan untuk berperang, tapi kembalilah kalian ke tempat-tempat kalian"

Maka kembalila mereka ke tempat mereka dan di pagi hari datang beberapa pembesar Quraisy bertanya kepada mereka tentang kabar baiat kepada nabi dan ajakan mereka kepada nabi untuk hijrah. Maka orang-orang musyrikin Khazraz dan Aus bersumpah bahwa mereka tidak melakukannya dan kaum muslimin saat itu saling melihat satu dengan yang lain.

Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam di dalam sirohnya dengan sanad yang hasan

Demikianlah selesai baiat dengan baik dan kembalilah orang-orang Anshar ke kota Madinah menunggu hijrahnya Nabi Shallallahu alaihi wassalam.