Tuesday, October 20, 2020

Halaqah 52 ~ Tinggalnya Rasūlullāh shallallāhu ’alayhi wa sallam Di Rumah Abu Ayyub AlAnshari Radhiyallāhu ’anhu

 📘 Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

🔊  Halaqah 52 ~ Tinggalnya Rasūlullāh shallallāhu ’alayhi wa sallam Di Rumah Abu Ayyub AlAnshari Radhiyallāhu ’anhu

👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 52 ~ Tinggalnya Rasūlullāh shallallāhu ’alayhi wa sallam Di Rumah Abu Ayyub AlAnshari Radhiyallāhu ’anhu

Setelah masuk kota Madinah, beliau Shallallahu alaihi wassalam berjalan menaiki ontanya setiap kali melewati rumah seorang pembesar Anshar maka pembesar tersebut meminta kepada nabi Shallallahu alaihi wassalam untuk bertamu di rumahnya. Maka beliau Shallallahu alaihi wassalam berkata "biarkan onta ini berjalan karena dia diperintahkan". Ternyata onta tadi menderum di depan rumah Abu Ayub AL Anshari, maka tinggalah beliau di rumah Abu Ayub Al Anshari dan di dalam riawayat Ibnu Saad dalam kita beliau At Tobaqot disebutkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalm tinggal di sana selama 7 bulan.

Dan rumah Abu Ayub ada dua tingkat. Abu Ayub meminta kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam supaya berkenan tinggal di atas karena Abu Ayub dan Ummu Ayub tidak nyaman berada di atas nabi Shallallahu alaihi wassalam. Namun beliau Shallallahu alaihi wassalam menolak dan mengatakan bahwa di bawah lebih nyaman bagi beliau dan bagi yang bertamu kepada beliau.

Orang-orang Anshar sangat mencintai orang-orang Muhajirin. Mereka memberikan kepada kaum muhajirin harta dan tempat tinggal dan mendahulukan kepentingan muhajirin daripada kepentingan mereka sendiri. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

...

"Dan orang-orang yang tinggal di Madinah dan mereka sudah beriman sebelumnya, mereka mencintai orang-orang yang hijrah kepada mereka dan tidak menemukan di dalam jiwa mereka rasa hasad terhadap apa yang diberikan kepada orang-orang muhajirin dan mereka mendahulukan orang-orang muhajirin di atas diri-diri mereka sendiri meskipun mereka dalam keadaan butuh dan barang siapa yang dijaga dari kebakhilan dirinya sendiri maka merekalah orang-orang yang beruntung" (Q.S. Al-Hasr : 9)

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam di dalam shahih Al-Bukhari beliau memuji orang-orang Anshar dan mengatakan:

...

"Kalau bukan karena hijrah nisacaya aku adalah termasuk orang-orang Anshar"

Hijrah adalah suatu ujian tersendiri bagi kaum Muhajirin. Mereka berpindah ke kota Madinah sebuah daerah yang baru yang berbeda iklim dan cuacanya dari kota Mekah. Madinah adalah daerah perkebunan kurma, kelembaban kota Madinah lebih tinggi daripada kota Mekah. Sebagian Muhajirin ketika mereka berhijrah ditimpa oleh demam diantaranya adalah Abu Bakar dan Bilal.

Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda:

"Ya Allah jadikanlah kecintaan kami kepada Madinah sama dengan kecintaan kami kepada kota Mekah atau lebih, dan jadikanlah dia sehat, dan berkahilah untuk kami di dalam sho dan mud nya dan pinahkanlah demamnya ke Al-Juhfah" (H.R. Al-Bukhari)

Selain itu, tempat tinggal yang seadanya, makanan yang seadanya, meninggalkan harta dan keluarga yang mereka cintai di Mekah ini adalah ujian tersendiri bagi mereka. Namun para Muhajirin berusaha mengalahkan itu semua untuk menyelamatkan aqidah dan agama mereka.

No comments:

Post a Comment