Tuesday, June 30, 2020

Halaqah 12 ~ Renovasi Ka'bah

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 12 ~ Renovasi Ka'bah
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 12 ~ Renovasi Ka'bah

Ketika Muhammad salallahu 'alaihi wasalam berumur 35 tahun berkumpullah orang-orang quraisy untuk merenovasi Ka'bah. Ketika bangunan sudah selesai direnovasi dan tinggal menaroh hajar aswad maka terjadi perselisihan, masing-masing kabilah merasa berhak untuk meletakan kembali hajar aswad dan mereka menganggap ini adalah sebuah kehormatan sampai hampir-hampir terjadi peperangan. Kemudian setelah itu mereka bersepakat pada hari tertentu bahwa yang pertama kali memasuki Masjidil Haram di hari tersebut dialah yang akan memberikan keputusan diantara mereka, dan ternyata yang pertama kali masuk adalah Muhammad salallahu 'alaihi wasalam.

Merekapun berkata ini adalah Al-Amin kami meridhoinya. Maka Muhammad salallahu 'alaihi wasalam meminta sebuah kain dan mengambil hajar aswad kemudian meletakan hajar aswad di atas kain tersebut. Setelah itu, bliau meminta masing-masing kabilah untuk memegang kain dan membawa hajar aswad bersama-sama menuju ke tempatnya. Sehingga ketika sudah sampai ke tempatnya, Muhammad salallahu 'alaihi wasalam mengambilnya dan meletakkan pada tempatnya. Dengan demikian selesailah renovasi Ka'bah. Demikianlah Muhammad dengan hikmahnya memadamkan api fitnah yang hampir berkobar diantara orang-orang quraisy.

Monday, June 29, 2020

Halaqah 11 ~ Pernikahan Muhammad Dengan Kadijah radhiyallāhu ’anhā

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 11 ~ Pernikahan Muhammad Dengan Kadijah radhiyallāhu ’anhā
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 11 ~ Pernikahan Muhammad Dengan Kadijah radhiyallāhu ’anhā

Pada saat berumur 25 Tahun, Muhammad salallahu 'alaihi wasalam menikah dengan Khodijah seorang wanita quraisy yang memiliki kedudukan yang tinggi dan harta yang melimpah. Ada yang mengatakan bahwa umur khodijah saat itu 28 tahun dan ada yang mengatakan 40 tahun. Kahodijah, beliau adalah Khodijah bintu Khuwailid bin Asad bin bndul Uzza bin Kusoy bin Kilab bin Murroh bin Ka'ab bin Luay Al-Qurosyiah.

Beliau adalah termasuk wanita quriasy yang baik nasabnya, harta dan akalnya, dan beliau lah wanita yang pertama kali dinikahi oleh Muhammad salallahu 'alaihi wasalam dan beliau tidak menikah dengan seorang wanitapun setelah Khodijah sampai Khodijah meninggal.

Setelah menikah dengan Khodijah telah lahir dari beliau 6 orang anak : Al-Qosim, Abdullah, Zaenab, Ruqoyah, Ummul Qulsum, dan Fatimah. Al-Qosim dan Abdullah meninggal ketika masih kecil sedangkan yang wanita semuanya menemui kenabian Muhammad salallahu 'alaihi wasalam dan masuk Islam tetapi semuanya meninggal dunia sebelum Rosulullah salallahu 'alaihi wasalam, kecuali Fatimah maka beliau meninggal 6 bulan setelah kematian Rosulullah salallahu 'alaihi wasalam.

Adapun riwayat-riwayat perincian tentang bagaimana pernikahan beliau salallahu 'alaihi wasalam seperti cerita bahwa beliau berdagang ke Syam dengan membawa harta Khodijah bintu Khuwailid dan bahwasannya Khodijah mengutus Maisyaroh seorang budak milik beliau untuk menemani Muhammad di dalam perdagangan ini kemudian ketika pulang Khodijah melihat keamanahan Muhammad dan Maisyaroh juga menceritakan kemulian akhlaq pikiran yang jernih dan kejujuran Muhammad salallahu 'alaihi wasalam dan kisah bahwa Khodijah mengutus utusan kepada Muhammad salallahu 'alaihi wasalam menawarkan kepada beliau untuk menikah kemudian Muhammad setuju dan berbicara kepada para pamannya kemudian setelah itu mereka pergi ke paman Khadijah dan meminangnya setelah itu dilangsungkan pernikahan maka riwayat-riwayat tersebut adalah lemah.

Friday, June 26, 2020

Halaqah 10 ~ Muhammad Di Bawah Tanggungan Abu Thalib

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 10 ~ Muhammad Di Bawah Tanggungan Abu Thalib
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 10 ~ Muhammad Di Bawah Tanggungan Abu Thalib

Setelah meninggal Abdul Mutholib, Abu Tholib sebagai paman berusaha menunaikan hak keponakannya dengan sebaik-baiknya bahkan mendahulukan Muhammad diantara sekian banyak putranya. Selama lebih dari 40 tahun disampingnya, melindunginya, dan membela dengan ucapan dan juga fisiknya.

Rosulullah salallahu 'alaihi wasalam tumbuh sebagai seorang pemuda yang dijaga oleh Allah terjauh dari kotoran-kotoran jahiliyah dan kebiasaan mereka. Paling menjaga kehormatan, paling baik akhlaqnya, sangat pemalu, paling jujur ucapannya, sangat menjaga amanah, jauh dari perilaku jorok dan kasar, sehingga dikenal diantara masyarakat jahiliyah sebagai seorang Al-Amin yang dapat dipercaya. Beliau dikenal banyak silaturahim, menghormati tamu, membantu yang lain di dalam kebaikan memakan dari usaha sendiri dan qonaah merasa cukup dengan apa yang Allah berikan.

Ketika beliau berumur 14 atau 15 tahun, terjadilah perang Al Fujar antara Quraisy dan Kinanah melawan Qois dan Ainan. Namun tidak ada riwayat yang shohih yang menyebutkan bahwa Muhammad salallahu 'alaihi wasalam saat itu ikut berperang.

Kemudian beliau salallahu 'alaihi wasalam sempat menghadiri sebuah kesepakatan antara bani Hasyim, bani Umayah, bain Zahroh, dan juga bani Makzum yang isi kesepakatan tersebut adalah untuk saling menolong dan saling membantu orang yang didholimi serta mengembalikan kebaikan kepada yang memiliki.

Thursday, June 25, 2020

Halaqah 09 ~ Pembelahan Dada Nabi, Meninggalnya Aminah Dan Abdul Muthalib

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 09 ~ Pembelahan Dada Nabi, Meninggalnya Aminah Dan Abdul Muthalib
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 09 ~ Pembelahan Dada Nabi, Meninggalnya Aminah Dan Abdul Muthalib

Pada tahun ke-4 atau ke-5 semenjak kelahiran nabi salallahu 'alaihi wasalam terjadi kejadian besar yang menimpa Muhammad salallahu 'alaihi wasalam. Di dalam shohih muslim, Imam Muslim meriwayatkan bahwa datang malaikan Jibril dan Muhammad salallahu 'alaihi wasalam sedang bermain bersama anak-anak. Kemudian malaikat Jibril membelah dada beliau, mengeluarkan dari jantungnya segumpal darah hitam, kemudian membuangnya dan mencuci jantungnya di dalam bejana yang terbuat dari emas yang di dalamnya ada air zamzam sehingga jantung tersebut bersih kemudian mengembalikannya seperti semula.

Datanglah anak-anak tersebut melapor kepada Halimah bahwa Muhammad telah terbunuh kemudian merekapun menyambut Muhammad dan beliau dalam keadaan sudah berubah wajahnya. Halimah sebagai ibu yang menyusui Muhammad salallahu 'alaihi wasalam merasa takut dengan kejadian aneh yang menimpa Muhammad maka diapun mengembalikan beliau kepada Ibunya sampai berumur 6 tahun.

Pada tahun itulah Aminah mengajak Muhammad putranya yang sudah yatim untuk menjiarahi kubur suaminya di kota Madinah dan bersama mereka Abdul Mutholib dan Ummu Aiman sang pembantu. Ketika kembali pulang, Aminah sakit dan meninggal di Al-Abwa sebuah kota antara Madinah dan Mekah. Jadilah Muhammad yang masih sangat kecil tersebut dan sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian hidup tidak memiliki orang tua.

Kemudian kembalilah beliau bersama kakeknya yang sangat sayang kepada beliau salallahu 'alaihi wasalam bahkan lebih disayangi daripada anak-anaknya yang lain. Dahulu Abdul Mutholib memiliki tikar di sekitar Ka'bah, tidak ada anak-anaknya yang berani duduk bersama Abdul Mutholib di atas tikar tersebut, karena menghormati bapaknya. Namun Abdul Mutholib membiarkan Muhammad duduk bersamanya di atas tikar tersebut dan mengusap punggungnya dan senang melihat apa yang dia lakukan.

Ketika berumur 8 Tahun, meninggallah Abdul Mutholib kakek yang sangat sayang kepada beliau dan sebelum meninggal Abdul Mutholib menyerahkan kepengurusan cucunya kepada Abu Tholib paman Muhammad saudara kandung Abdullah bin Abdul Mutholib.

Wednesday, June 24, 2020

Halaqah 08 ~ Muhammad shallallāhu ’alayhi wa sallam Disusui

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 08 ~ Muhammad shallallāhu ’alayhi wa sallam Disusui
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 08 ~ Muhammad shallallāhu ’alayhi wa sallam Disusui

Setelah melahirkan, Aminah mengabarkan kepada Abdul Mutholib tentang kelahiran cucunya maka datanglah Abdul Mutholib dalam keadaan sangat berbahagia kemudian memandang dan membawa masuk Muhammad ke dalam Ka'bah dan memberi nama beliau dengan Muhammad sebuah nama yang asing diantara orang-orang arab.

Abdul Mutholib kemudian mencari wanita arab baduy yang bisa menyusui Muhammad salallahu 'alaihi wasalam, sebagaimana ini adalah kebiasaan orang-orang arab kota. Yang demikian adalah untuk menjauhkan beliau dari berbagai penyakit kota dan supaya kuat badannya dan menguasai bahasa arab yang fashih. Namun saat itu banyak wanita-wanita arab baduy yang tidak mau menyusui beliau karena beliau adalah sorang anak yatim tidak memiliki ayah yang bisa membayar upah bagi mereka. Akhirnya Halimah bintu Abu Duaib As-Sa'diyah seorang wanita arab baduy dari bani Sa'ad yang sedang mencari anak-anak yang bisa disusui beliaulah yang bersedia menyusui Muhammad salallahu 'alaihi wasalam setelah awalnya tidak mau menyusui namun karena beliau merasa iba dan kasihan dan tidak ingin pulang ke bani Sa'ad dalam keadaan tidak membawa seorang bayipun maka Halimah bersedia menyusui Muhammad dan membawanya ke bani Sa'ad.

Dibawalah Muhammad ke lingkungan barunya dan Halimah merasakan berkah yang luar biasa setelah menyusui Muhammad salallahu 'alaihi wasalam, berkah dan kebaikan dalam berbagai urusannya. Setelah 2 tahun tinggal di bani Sa'ad, Muhammad salallahu 'alaihi wasalam dibawa oleh halimah kepada Ibunya untuk dikembalikan dan saat itulah Halimah meminta dan merayu Aminah untuk memberinya kesempatan lagi mengauh Muhammad karena melihat banyaknya kebaikan yang dia dapatkan dengan mengasuhnya dan supaya beliau tidak terkena wabah penyakit yang ada di Mekah. Akhirnya Aminah menyetujui permintaan tersebut.

Tuesday, June 23, 2020

Halaqah 07 ~ Kelahiran Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 07 ~ Kelahiran Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 07 ~ Kelahiran Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam

Rosulullah salalalhu 'alaihi wasalam dilahirkan di hari senin sebagaimana beliau kabarkan di dalam hadits Abu Qotadah Al Anshori yang diriwayatkan oleh Imam Mumslim bahwasannya beliau salallahu 'alaihi wasalam ditanya tentang berpuasa di hari senin, maka beliau mengatakan
...

"Di dalamnya aku dilahirkan dan di dalamnya pertama kali turun wahyu kepadaku"

Beliau dilahirkan di tahun gajah yaitu tahun 570 Masehi. Tahun dimana terjadi kejadian besar yang mengisyaratkan kejadian yang lebih besar yang menunjukkan bahwasannya Allah menginginkan kebaikan bagi manusia.

Pada tahun tersebut, Abrohah gubernur Yaman yang berada di bawah raja Habasyah membangun gereja besar dengan maksud untuk memindah haji orang-orang arab kesana, yang selama ini mereka berduyun-duyun dan berpayah-payah ke Ka'bah dari berbagai tempat yang jauh. Yang demikian membuat marah orang-orang arab yang mengagungkan Ka'bah, salah seorang dari mereka mendatangi gereja besar tersebut dan membuang hajat di dalamnya. Abrohah marah dan bersumpah untuk pergi ke Ka'bah dan menghancurkannya, maka Abrohah pergi dengan tentaranya dan membawa gajah. Orang-orang arab berusaha untuk menghalangi akan tetapi mereka tidak mampu.

Ketika sampai di luar Mekah, Abdul Mutholib sebagai pemuka Quraisy mendatangi Abrohah yang sudah mengambil 200 untanya. Abrohah setelah turun dari kursinya dan mendudukan Abdul Mutholib bersamanya sebagai penghormatan kepadanya dia bertanya kepada Abdul Mutholib "apa yang engkau inginkan dan apa keperluanmu?", berkata Abdul Mutholib "keperluanku adalah supaya raja mengembalikan kepadaku 200 unta yang dia ambil dariku", berkata Abrohah dengan nada menghina "engkau meminta kepadaku 200 unta yang aku ambil darimu dan membiarkan rumah yang itu adalah agamamu dan agama bapak-bapakmu yang aku datang untuk menghancurkannya, engkau tidak berbicara kepadaku tentang rumah ini?" berkata Abdul Mutholib "aku adalah yang memiliki unta-unta tersebut sedangkan ruamh itu dimiliki oleh Tuhan yang akan menjaganya". berkata Abrohah "dia tidak bisa mencegahku", Abdul Mutholib menjawab "itu adalah urusanmu".

Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul di atas gunung-gunung Mekah melihat apa yang akan terjadi. Abrohah bersiap-siap untuk memasuki kota Mekah dan mempersiapkan gajahnya tetapi gajah tersebut menderum di jalan ketika dipukul supaya berdiri dia enggan tetapi ketika diarahkan ke Yaman maka dia segera berlari. Dalam keadaan demikian Allah mengirimkan burung-burung yang membawa batu-batu yang apabila mengenai salah seorang dari pasukan Abrohah dia akan meninggal. berlarianlah pasukan Abrohah dan berjatuhan, Abrohahpun terkena baru di jasadnya mereka membawa Abrohah ke Yaman dan terputus jari-jarinya satu demi satu. Dan sesampai dia di Yaman Abrohah pun meninggal dunia. Dan inilah yang Allah kisahkan di dalam surat Al-Fil. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

...

"Apakah engkau tidak melihat apa yang telah dilakukan oleh Robmu kepada tentara gajah, bukankah dia telah mejadikan tipu daya mereka dalam kesia-siaan dan mengirim kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu yang terbuat dari tanah yang mengeras, maka Allah menjadikan mereka hancur seperti daun-daun yang dimakan oleh hewan ternak" (Q.S. Al-Fil : 1-5)

Kejadian ini adalah sejarah besar bagi orang-orang arab sehingga mereka menjadikan kejadian ini sebagai penanggalan. Mereka mengatakan ini terjadi di tahun gajah atau mengatkan si fulan dilahirkan beberapa tahun setelah tahun gajah dan seterusnya.

Monday, June 22, 2020

Halaqah 06 ~ Nasab Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 06 ~ Nasab Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 06 ~ Nasab Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam

Beliau adalh Muhammad Bin Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Kusyoy bin Kilab bin Murroh bin Ka'ab bin Lu'ay bin Gholid bin Fihr bin Malik bin An-Nadr bin Kinanah. Fihr memiliki gelar Quraisy dan Quraisy adalah adalah keturunan Kinanah dan Kinanah adalah keturunan Ismail bin Ibrohim 'alaihimasalam.

Rosulullah salallahu 'alaihi wasalam bersabda
...

"Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari anak Isma'il dan memilih Quraisy dari Kinanah dan memilih bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari bani Hasyim" (H.R. Imam Muslim)

Hasyim bertanggung jawab tentang air zamzam dan makanan untuk jama'ah haji, beliaulah yang pertama kali memulai dua perjalanan orang-orang quraisy, perjalanan di muslim dingin ke Yaman dan perjalanan di musim panas ke Syam dalam merangka untuk bedagang, sebagaimana di dalam Ayat, Allah subhanahu wata'ala berfirman:
...

"Karena kebiasaan orang-orang quraisy, kebiasaan mereka melakukan perjalanan di musim dingin dan musim panas" (Q.S. Qurasiy :1-2)

Suatu saat Hasyim melakukan perjalanan ke Syam untuk berdagang, ketika sampai Madinah beliau menikah dengan Salma bintu Amr salah seorang dari kabilah bani Adi bin An-Najar. Berdiam sebentar di sana kemudian melanjutkan perjalanan ke Syam, sedangkan Salma saat itu sedang mengandung Abdul Mutholib.

Meninggal Hasyim di Gaza dan Salma melahirkan anak yang diberi nama dengan Syaibah. Besar Syaibah di kota madinah dan keluarga di Mekah tidak mengetahui bahwa Hasyim memiliki anak di Madinah. Setelah kematian Hasyim maka yang memegang air zamzam dan rifadah adalah saudara beliau Al-Mutholib bin Abdul Manaf. Ketika Syaibah mulai besar maka Al-Mutholib mendengar keberadaan putra saudaranya di Madinah kemudian Al-Mutholib pergi ke kota Madinah mencari Syaibah dan ketika mekihatnya dia menangis dan memeluknya dan menaikannya di atas onta. Al-Mutholib memohon izin kepada Salma membawa Syaibah ke Mekah yang merupakan kekuasaan bapak Syaibah tanah haram milik Allah. Ketika sampai ke Mekah dan saat itu Syaibah membonceng Al-Mutholib di atas ontanya berkatalah manusia "ini adalah Abdul Mutholib" yaitu adalah budak dari Al-Mutholib. Berkata Al-Mutholib "celaka kalian ini adalah anak dari saudaraku Hasyim".

Setelah meninggal Al-Mutholib, maka Abdul Mutholib menggantikan peran beliau. Suatu saat Abdul Mutholib bermimpi melihat posisi sumur zamzam kemudian dia menggali tempat tersebut dan semenjak itulah Abdul Mutholib yang mengurus air zamzam.

Adapun Abdullah bapak Rosulullah salallahu 'alaihi wasalam maka beliau adalah anak yang paling baik diantara anak-anak Abdul mutholib paling terhormat dan paling dicintai. Abdul Mutholib memilihkan untuk Abdullah Aminah bintu Wahb bin Abdul Manaf bin Zahroh bin Kilab, dan dia adalah termasuk wanita termulia diantara wanita-wanita quraiys, bapaknya adalah pemuka bani Zahroh.

Setelah menikah, Abdul Mutholib mengutus Abdullah ke Madinah untuk suatu keperluan, kemudian Abdullan meninggal di Madinah dan Rosulullah salallahu 'alaihi wasalam ada di rahim Aminah. Abdullah meninggalkan 5 ekor unta dan Ummu Aiman seorang budak wanita dari habasyah yang kelak akan mengasuh Rosulullah salallahu 'alaihi wasalam.

Friday, June 19, 2020

Halaqah 05 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 04 Dari 04

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 05 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 04 Dari 04
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 05 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 04 Dari 04

Masih ada diantara ahli jahiliyah sisa-sisa ajaran nabi Ibrohim 'alaihi salam seperti pengagunggan terhadap rumah Allah, Tawaf, Haji, Umrah, Wukuf di arafah, bermalam di mujdalifah, dan lain-lain. Namun mereka membuat bid'ah di dalamnya seperti misalnya orang-orang quraisy melakukan wukuf di Mujdalifah dan bukan di Arafah yang demikian dengan alasan mereka yaitu orang-orang quraisy adalah penduduk tanah haram sehingga menurut mereka mereka harus wukuf di tanah haram padahal ini menyelisihi ajaran nabi Ibrohim 'alaihisalam.

Namun perlu diketahui bahwasannya ahli jahiliyah selain memiliki kebiasaan-kebiasaan yang buruk dan keyakinan-keyakinan yang menyimpang sebagaimana sudah berlalu penjelasannya mereka juga memilliki sifat-sifat yang mulia diantaranya

1. Al-Karom yaitu kedermawanan. Mereka saling berlomba di dalam memuliakan tamu, terkadang datang tamu dan tuan rumah tidak memiliki harta kecuali 1 ontanya yang merupakan kehidupan dia dan keluarganya maka dia menyembelih onta tersebut untuk menghormati tamunya

2. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menyempurnakan pernjanjian dengan orang lain

3. Mereka adalah orang yang sangat menjaga kehormatan dirinya. mereka dikenal sebagai orang yang sangat pemberani, memiliki kecemburuan yang besar dan mereka rela mengorbankan diri mereka untuk menjaga kehormatan mereka

4. Mereka adalah orang-orang yang sangat teguh apabila sudah memiliki tekad dan tidak mudah mundur

Thursday, June 18, 2020

Halaqah 04 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 03 Dari 04

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 04 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 03 Dari 04
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 04 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 03 Dari 04

Orang-orang jahiliyah tidak menghargai wanita, menikahi wanita dengan jumlah tanpa batas, menikahi dua saudari sekaligus, menikah dengan istri bapaknya apabila dicerai oleh sang bapak atau ditinggal mati, itu semua biasa di zaman jahiliyah. Ada diantara mereka yang mengubur hidup-hidup anak wanita yang tidak berdosa hanya karena takut dipermalukan dengan sebab wanita tersebut.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:
....

"Dan apabila anak wanita yang dikubur ditanya dengan sebab dosa apa dia dibunuh" (Q.S. At-Takwir : 8-9)

Wanita menjadi harta warisan sebagaimana barang yang diwariskan, tersebar perjinahan dan pelacuran pada seluruh tingkatan masyarakat, tersebar minuman keras dan perjudian, ada diantara mereka yang membunuh anak karena takut menjadi miskin atau karena kemiskinan yang sudah menimpa dia, mereka panatik terhadap kabilahnya dan membela orang yang berasal dari satu kabilah baik dia salah atau benar.

Orang-orang jahiliyah sangat taklid kepada nenek moyangnya di dalam usuran agam, memandang bahwa adat istiadat nenek moyang itulah yang paling baik.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:
....

"Dan apabila dikatakan kepada mereka kesinilah kalian kepada apa yang diturunkan oleh Allah dan kepada rosul mereka mengatakan cukuplah bagi kami apa yang kami dapatkan di atasnya bapak-bapak kami meskipun bapak-bapak mereka tidak mengetahui sesuatu dan tidak mendapatkan petunjuk" (Q.S. Al-Maidah : 104)

Mereka senang berperang dengan kabilah lain dan mudah sekali menumpahkan darah, berperang karena sebab yang sepele kemudian berperang selama puluhan tahun dan terbunuh ribuan manusia.

Wednesday, June 17, 2020

Halaqah 03 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 02 Dari 04

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 03 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 02 Dari 04
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 03 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 02 Dari 04

Orang-orang arab jahiliyah beriman dengan para dukun, tukang ramal, dan ahli nujum. Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa yang akan datang. Tukang ramal mereka adalah orang-orang yang mengaku mengetahui barang yang dicuri atau barang yang hilang dengan malakukan amalan-amalan tertentu seperti melihat pada mangkok dan lain-lain. Ahli nujum mereka adalah orang-orang yang melihat bintang untuk mengetahui apa yang terjadi di alam semesta di masa yang akan datang, apabila turun hujan mereka mengatakan hujan ini adalah dengan sebab bintang ini dan itu.

Diantara keyakinan orang-orang jahiliyah adalah Thiyaroh yaitu merasa sial karena sesuatu. Apabila memiliki hajat, mereka menerbangkan burung bila burung tersebut terbang ke kanan mereka melanjutkan hajatnya dan apabila terbang ke kiri maka mereka tidak melanjutkan hajatnya. Demikian pula mereka merasa sial dengan adanya seekor hewan yang lewat di hadapan mereka, merasa sial dengan hari tertentu atau bulan tertentu dan lain-lain

Tuesday, June 16, 2020

Halaqah 02 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 01 Dari 04

📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 02 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 01 Dari 04
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 02 ~ Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 01 Dari 04

Keagamaan orang arab dahulu sebagian besar mengikuti dakwah Nabi Ismail 'alaihisalam ketika beliau mengajak mereka mengikuti millah Ibrohim yaitu mengesakan Allah dalam beribadah dan tidak menyekutukan Allah sedikitpun. 

Kemudian berlalu waktu dan merekapun lupa dengan Tauhid meskipun masih tersisa sebagian ajaran-ajaran Tauhid pada diri mereka. Kemjudian datang Amr bin Luhay Al Khuzai yang melakukan safar ke Syam melihat mereka menyembah berhala kemudian pulang ke Mekah dengan membawa salah satu berhala yang bernama Hubal dan menarohnya di dalam Ka'bah kemudian mengajak orang-orang untuk menyekutukan Allah dan merekapun mengikuti. 

Akhirnya penduduk yang ada di sekitar kota Mekah mengikuti orang-orang Mekah. Mereka menyembah berhala, terjerumus kepada penyembahan selain kepada Allah, stiap kabilah memiliki berhala, setiap kita memiliki berhala, setiap rumah memiliki berhala bahkan di dalam Ka'bah Baitullah yang dibangun oleh Nabi Ibrohim untuk beribadah kepada Allah di hadapannya ada kurang lebih 360 berhala dan diantara berhala mereka yang paling lama dan paling besar adalah 3 Manah, Al-Lath, dan Al-Uzza

Allah subhanahu wata'ala berfirman
....

"Bagaimana pendapat kalian tentang Al-Lata dan Al-Uzza dan yang ketiga adalah Manah, apakah bagi kalian anak laki-laki dan bagi Allah anak wanita?"(Q.S. An-Najm : 19-21)

Dantara kesyirikan mereka mereka menyembelih untuk berhala sebagaimana firman Allah azawazal
....

"Dan apa yang disembelih untuk berhala"(Q.S. Al-Maidah : 3)

Dan mereka mengkhususkan sebagian makanan atau minuman untuk berhala mereka sebagaimana firman Allah azawazal:
.....

"Dan mereka menjadikan bagi Allah bagian dari apa yang Allah ciptakan berupa tanaman dan hewan ternak kemudian mereka mengatakan ini adalah untuk Allah atas persangkaan mereka dan ini adalah untuk sesembahan-sesembahan kami" (Q.S. Al-An'am : 136)

Dan mereka berdadzar untuk berhala. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
....

"Dan mereka berkata ini adalah hewan-hewan ternak dan tanaman yang haram tidak boleh memakannya kecuali orang-orang yang kami izinkan dengan persangkaan mereka" (Q.S. Al-An'am : 138)

Dan diantara keyakinan mereka bahwa berhala-berhala tersebut akan memberikan syafaat bagi mereka di sisi Allah. Allah subhanahu wata'ala berfirman:
....

"Dan mereka menyembah kepada selain Allah apa yang tidak memudhoroti mereka dan tidak memberikan manfaat dan mereka mengatakan yaitu sesembahan-sesembahan tersebut adalah pemberi syafaat bagi kami di sisi Allah" (Q.S. Yunus : 18)  

Monday, June 15, 2020

Halaqah 01 ~ Pengertian Sirah Dan Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyyah


📘 Silsilah Ilmiyyah 10.1 Sirah Nabawiyyah
🔊  Halaqah 01 ~ Pengertian Sirah Dan Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyyah
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.


Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi washohbihi ajmain

Halaqah 01 ~ Pengertian Sirah Dan Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyyah

Siroh artinya adalah jalan. Sirah nabawiyah adalah perjalanan hidup Nabi salallahu 'alaihi wasalam. mempelajari perjalanan hidup Nabi salallahu 'alaihi wasalam adalah sangat penting bagi kehidupan seorang muslim karena beberapa hal:

1. Diantara bentuk cinta kita kepada beliau alallahu 'alaihi wasalam, karena setiap umat pasti mencintai pembesarnya dan semakin besar kecintaan mereka terhadap pembesarnya maka akan semakin banyak menyebutnya dan mengingatnya

2. Salah satu cara untuk mengenal ucapan beliau salallahu 'alaihi wasalam dan perilaku beliau yang hendaknya dicontoh dan diteladani oleh seorang muslim. Allah subhanau wata'ala mengatakan:
....

"Sungguh ada bagi kalian di dalam diri Rosulullah salallahu 'alaihi wasalam teladan yang baik" (Q.S. Al-Ahjab : 21)

3. Menguatkan keimanan di dalam hati karena kita akan mengenal beliau salallahu 'alaihi wasalam dari semenjak lahir sampai meninggal dunia, bagaimana beliau hidup semasa kecil, menjadi seorang pemuda, setelah menekah, setelah diangkat menjadi nabi, bagaimana beliau berdakwah, bagaimana beliau berjihad, kita akan melihat semua itu dan ini akan semakin manmbah keyakinan pada diri kita bahwa beliau adalah seorang nabi yang diutus yang mengikuti wahyu dari Allah azawazal

4. Membantu seseorang memahami ayat-ayat Al-Quran dan sebab-sebab turunnya dan memahami hadits-hadits nabi salallahu 'alaihi wasalam

5. Seseorang bisa mengenal para sahabat yang telah dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi-Nya dan menyampaikan agama ini kepada orang-orang setalah mereka dan bagaimana mereka berjihad bersama Rosulullah salallahu 'alahi wasalam sehingga hal ini akan menambah cinta kita kepada para sahabat dan menambah semangat kita untuk beramal dengan agama ini

Berkata Ali bin Husain bin Ali bin Abi Tholib yang meninggal kurang lebih pada tahun 94H
....

"Kami dahulu diajarkan peperangan-peperangan nabi dan peperangan-peperangan yang tidak diikuti oleh nabi sebagaimana kami diajari satu surat dari Al-Quran Atsar ini dikeluarkan oleh Al-Khotib Al-Bagdadi di dalam kitab beliau Al-Jami' Li Akhlaqi Rowi Wa Adabi Sami' Jilid II halaman 195

Yang dimaksud dengan ucapan beliau sebagaimana kami diajari satu surat dari Al-Quran adalah dengan diulang-ulang dan berkata Ismail Ibnu Muhammad Ibnu Saad Ibnu Abi Waqosh rohimahullah yang meninggal pada tahun 134H 
...

"Dahulu bapakku mengajarkan kami peperangan-peperangan rosulullah salallahu 'alaihi wasalam dan peperangan-peperangan yang tidak diikuti oleh beliau salallahu 'alaihi wasalam dan menyebutnya untuk kami dan blaiu berkata 'wahai anak-anakku ini adalah peninggalan-peninggalan baik nenek moyang kalian maka janganlah kalian sia-siakan'" dikeluarkan oleh Al-Khotib Al-Bagdadi di dalam kitab beliau Al-Jami' Li Akhlaqi Rowi Wa Adabi Sami' Jilid II halaman 195

Friday, June 5, 2020

Halaqah 05 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Kelima

📘 Daurah Tematik
🔊  Halaqah 05 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Kelima
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Alahamdulillahi ladzi hadana lihadza wama kuna linahtadiya laula anhadanallah
Asyhaduala ilaha ilallah wahdahulasyarikalah waasyhaduana Muhammadan abduhu warosuluhu
Allahuma sholi wasalim wabarik ala nibiyina Muhammad wa ala alihi wasohbihi ajma'in

Ikwah sekalian dan juga akhwat rohimani warohimakumullah

WASIAT KEEMPAT

Kemudian beliau berwasiat dengan wasiat yang terakhir

وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ
dan hati-hatilah kalian terhadap perkara-pereka yang diada-adakan. وَإِيَّاكُمْ ini adalah kalimat di dalam bahasa arab yang artinya adalah peringatan waspadalah kalian, menunjukkan bahwasannya setelahnya perkara yang jelek yang merupakan dosa yang memberikan kejelekan bagi kaum muslimin. Apa itu yang diperingatkan beliau salallahu álaihi wasalam? وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ .
مُحْدَثَاتِ artinya sesuatu yang diada-adakan. الأُمُوْرِ perkara, yang dimaksud disini adalah perkara agama. Hati-hatilah kalian dari perkara-perakara yang diadakan di dalam masalah agama, karena agama sudah lengkap, sudah sempurna, sebelum meninggalnya Nabi salallahu álaihi wasalam agama sudah disempurnakan oleh Allah dalam ayatnya

Thursday, June 4, 2020

Halaqah 04 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Keempat

📘 Daurah Tematik
🔊  Halaqah 04 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Keempat
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Alahamdulillahi ladzi hadana lihadza wama kuna linahtadiya laula anhadanallah
Asyhaduala ilaha ilallah wahdahulasyarikalah waasyhaduana Muhammadan abduhu warosuluhu
Allahuma sholi wasalim wabarik ala nibiyina Muhammad wa ala alihi wasohbihi ajma'in

Ikwah sekalian dan juga akhwat rohimani warohimakumullah

WASIAT KETIGA

Kemudian yang ketiga beliau mengatakan

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَي اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا

Sesungguhnya orang yang hidup diantara kalian yaitu hidup semeninggal Nabi salallahu álaihi wasalam dan melihat perubahan, melihat umat islam setelah itu, maka dia akan lihat perselisihan yang banyak.

Wednesday, June 3, 2020

Halaqah 03 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Ketiga

📘 Daurah Tematik
🔊  Halaqah 03 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Ketiga
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Alahamdulillahi ladzi hadana lihadza wama kuna linahtadiya laula anhadanallah
Asyhaduala ilaha ilallah wahdahulasyarikalah waasyhaduana Muhammadan abduhu warosuluhu
Allahuma sholi wasalim wabarik ala nibiyina Muhammad wa ala alihi wasohbihi ajma'in

Ikwah sekalian dan juga akhwat rohimani warohimakumullah

WASIAT KEDUA

 وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ

Wasiat yang kedua adalah mendengar dan taat, maksudnya adalah kepada penguasa, yaitu orang yang sudah Allah jadikan dia pemimpin kita, penguasa kita, pemerintah kita maka kita diperintahkan untuk mendengar dan taat dan ini adalah wasiat dari nabi kita Muhammad salallahu 'alaihi wasalam. Dari sekian banyak perintah maka beliau menjadikan mendengar dan taat kepada penguasa ini sebagai wasiat setelah bertaqwa keapda Allah azawazal. Dan ini menunjukkan tentang keutamaan mendengar dan taat kepada pemerintah dan juga penguasa dan juga pemimpin. Dan ini adalah aqidah ahlusunnah wal jamaah yang telah menyimpang di dalamnya sebagian aliran aqidah ahlusunnah waljamaah dalam mendengar dan taat kepada penguasanya, sebagaimana ini tercantum di dalam kitab-kitab aqidah apabila antum membaca kitab-kitab ahlusunnah waljamaah dari zaman dahulu sampai sekarang maka mereka para ulama akan menyebutkan diantara aqidah ahlusunnah wal jamaah adalah mendengar dan taat kepada penguasa yang sah. Dalil-dalil yang banyak diantaranya hadits ini.

Tuesday, June 2, 2020

Halaqah 02 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Kedua

📘 Daurah Tematik
🔊  Halaqah 02 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Kedua
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Alahamdulillahi ladzi hadana lihadza wama kuna linahtadiya anhadanallah
Asyhaduala ilaha ilallah wahdahulasyarikalah waasyhaduana Muhammadan abduhu warosuluhu
Allahuma sholi wasalim wabarik ala nibiyina Muhammad wa ala alihi wasohbihi ajma'in

Ikwah sekalian dan juga akhwat rohimani warohimakumullah

WASIAT PERTAMA

Kemudian akhirnya Nabi salallahu álaihi wasalam karena diminta untuk memberikan wasiat akhirnya beliau pun memberikan wasiat.

Beliau mengatakan أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ

Aku wasiatkan kalian dengan bertaqwa kepada Allah.

Monday, June 1, 2020

Halaqah 01 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Pertama

📘 Daurah Tematik
🔊  Halaqah 01 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Pertama
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Alahamdulillahi ladzi hadana lihadza wama kuna linahtadiya laula anhadanallah
Asyhaduala ilaha ilallah wahdahulasyarikalah waasyhaduana Muhammadan abduhu warosuluhu
Allahuma sholi wasalim wabarik ala nibiyina Muhammad wa ala alihi wasohbihi ajma'in

Ikwah sekalian dan juga akhwat rohimani warohimakumullah

Materi yang akan kita sampaikan adalah penjelasan dari sebuah hadits yang agung diantara hadits-hadits Rosulullah salallahu álaihi wasalam dan hadits ini disebutkan oleh Al Imam An Nawawi rohimahullah di dalam kitab beliau Al Arbain An Nawawiyah. Sebuah kitab yang masyhur dikarang oleh Al Imam An Nawawi berisi tentang 42 hadits yang merupakan pokok-pokok ajaran agama islam dan disebutkan hadits ini pada hadits yang ke 28 dan ini menunjukan tentang kedudukan hadits ini di masa para ulama Ahlusunnah Wal Jamaah karena di dalamnya disebutkan tentang diantara pokok ajaran agama Islam. Dan senantiasa para ulama, mereka terus menggali dan mendalami hadits-hadits Rosulullah salallahu álaihi wasalam yang merupakan wahyu yang Allah turunkan sebagaimana firma Allah azawazal