Monday, June 1, 2020

Halaqah 01 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Pertama

📘 Daurah Tematik
🔊  Halaqah 01 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Pertama
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Alahamdulillahi ladzi hadana lihadza wama kuna linahtadiya laula anhadanallah
Asyhaduala ilaha ilallah wahdahulasyarikalah waasyhaduana Muhammadan abduhu warosuluhu
Allahuma sholi wasalim wabarik ala nibiyina Muhammad wa ala alihi wasohbihi ajma'in

Ikwah sekalian dan juga akhwat rohimani warohimakumullah

Materi yang akan kita sampaikan adalah penjelasan dari sebuah hadits yang agung diantara hadits-hadits Rosulullah salallahu álaihi wasalam dan hadits ini disebutkan oleh Al Imam An Nawawi rohimahullah di dalam kitab beliau Al Arbain An Nawawiyah. Sebuah kitab yang masyhur dikarang oleh Al Imam An Nawawi berisi tentang 42 hadits yang merupakan pokok-pokok ajaran agama islam dan disebutkan hadits ini pada hadits yang ke 28 dan ini menunjukan tentang kedudukan hadits ini di masa para ulama Ahlusunnah Wal Jamaah karena di dalamnya disebutkan tentang diantara pokok ajaran agama Islam. Dan senantiasa para ulama, mereka terus menggali dan mendalami hadits-hadits Rosulullah salallahu álaihi wasalam yang merupakan wahyu yang Allah turunkan sebagaimana firma Allah azawazal

وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ


Dan tidaklah Muhammad berbicara dari hawa nafsunya, apa yang dia ucapkan adalah wahyu yang diwahyukan kepada beliau salallahu álaihi wasalam. (Q.S. An Najm : 3-4)

Sehingga para ulama terus mereka menggali apa yang diucapkan oleh Nabi salallahu álaihi wasalam, mengambil faedah, merenungi apa yang diucapkan oleh beliau salallahu álaihi wasalam dan Insya Allah yang akan kita sampaikan ini adalah bagian dari usaha kita menyebarkan sunnah dan mengenalkan hadits-hadits nabi salallahu álaihi wasalam kepada umat.

Ikwah sekalian yang dirahmati Allah azawajal, beliau (An Nawawi) mengatakan rohimahullah : Hadits yang ke 28:

عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قاَلَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظًةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوْبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةً مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا قَالَ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَي اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

Hadits Kedua Puluh Delapan

Dari Abu Najih Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat (mauidhoh) kepada kami dengan nasihat yang (1) membuat hati menjadi bergetar dan (2) mata menangis, maka kami berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sepertinya ini adalah wasiat dari orang yang akan berpisah, maka berikanlah wasiat kepada kami.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku berwasiat kepada kalian agar (1) bertakwa kepada Allah, (2) mendengar dan taat meskipun kalian dipimpin seorang budak. Sungguh, orang yang hidup di antara kalian sepeninggalku, ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, (3) wajib atas kalian berpegang teguh pada sunnahku dan Sunnah khulafaur rosyidin al-mahdiyyin (yang mendapatkan petunjuk dalam ilmu dan amal). Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, (4) serta jauhilah setiap perkara yang diada-adakan, karena setiap bidah adalah sesat.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih). [HR. Abu Daud, no. 4607 dan Tirmidzi, no. 2676. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih].

عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللهُ

Dari abu Najih dan ini adalah kunyah dan nama sahabatnya adalah Irbadh ibnu Sariyah seorang sahabat yang mulia semoga Allah meridoi beliau. Beliau menceritakan

قاَلَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظًةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوْبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ

Beliau mengatakan rosulullah salallahu álaihi wasalam telah memberikan mauiodhoh (nasihat) kemudian disifati nasihat yang disebutkan atau yang dilakukan oleh nabi salallahu álaihi wasalam dengan dua sifat:

1. وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوْبُ
Nasehat tersebut menjadikan hati-hati kami bergetar, menjadikan hati-hati kami takut

2.  وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ
Dan menjadikan mata kami berlinang, berlinang air mata

Yang dimaksud dengan mauidhoh di dalam bahasa arab adalah nasehat yang isinya ada dorongan untuk melakukan sesuatu dinamakan dengan Targhib atau di dalamnya ada usaha untuk menakut-nakuti dari sesuatu. Disebutkan misalnya pahala yang besar dinamakan dengan Targhib. Atau di dalamnya ada Takhbis Tarhib yaitu menakut-nakuti dari sesuatu, disebutkan tentang ancaman di dunia atau ancaman di neraka, maka ini dinamakan dengan mauidhoh.

Dan dahulu rasulullah salallahu álaihi wasalam melakukan mauidhoh ini dilakukan secara jarang oleh beliau salalallhu álaihi wasalam artinya beliau tidak melakukan mauidhoh ini setiap hari. Muidhoh yang isinya adalah dorongan dan juga nasehat yang isinya adalah manakut-nakuti supaya takut dengan maksiat, takut dengan neraka dan seterusnya, ini dilakukan oleh nabi salallahu álaihi wasalam tidak setiap hari. Disebutkan di dalam hadits. "kana ya takhowanuha" : dahulu nabi salallahu álaihi wasalam menjarangkannya

Kenapa demikian? karena yang namanya hati ini bisa bosan apabila setiap hari diberikan mauidhoh maka yang namanya hati bisa bosan sehingga hikmah dari nabi salallahu álaihi wasalam memberikan nasehat ini (maudihoh ini) kepada para sahabatnya yang secara jarang dan sebagian sahabat dahulu memberikan mauidhoh sepekan sekali.

Deisifati mauidhoh yang disebutkan oleh nabi salallahi alaihi walasam dengan dua sifat:

1. وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوْبُ

Maudihoh tersebut menjadikan hati kami menjadi takut berarti apa yang disampaikan beliau salallahu álaihi wasalam tadi adalah masuk ke dalam hati para sahabat rodhiallahu anhu sehingga hati-hati mereka benar-benar terpengaruh dan menjadikan hati mereka takut yaitu takut kepada Allah, takut dengan adzabnya

2. وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ

Nasehat tersebut menjadikan air mata kami berlinang. Menunjukan bahwasannya mauidhoh yang disampaikan nabi salalllahi álaihi wasalam tadi sekali lagi dia adalah nasehat yang dalam. Disebutkan di dalam sebuah riwayat mauidhotan balighoh nasehat yang sangat dalam dan nasehat yang baligh maksudnya adalah nasehat yang disitu penasehatnya menggunakan kata-kata yang fasih, kata-kata yang ringkas, kata-kata yang singkat tapi mengena pada hati manusia. Oleh karena itu seseorang apabila ingin menasehati dengan makna yang tadi kita sebutkan diutamakan dia memilih kata-kata yang bisa mengena dan bisa mempengaruhi orang yang mendengarnya sebagaimana ini dilakukan oleh nabi salallahu álaihi wasalam.

Dan ini menunjukkan tentang bagaimana lembutnya hati para sahabat rodiallahu anhum sehingga mudah hati mereka bergetar ketika mendengarkan nasehat dari nabi salallahu álaihi wasalam dan mudah mata mereka menangis ketika mendengarkan nasehat dari nabi salallahu álaihi wasalam. Dan Allah telah memuji di dalam Al-Quran orang-orang yang beriman dimana mereka apabila mendengar ayat-ayat Allah subhanahu wataála bergetar hati mereka, sebagaimana firman Allah azawazal

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka takut hati mereka"

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا

"Dan abala dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah subhanahu wataála maka ayat-ayat tersebut menambah keimanan di dalam hati mereka"

(Q.S. Al-Anfal : 2)

Dan Allah juga menceritakan sebagian orang beriman yang lain yang apabila mereka mendengar apa yang telah diturunkan oleh Allah kepada nabinya, mereka menangis, sebagaimana firman Allah

وَإِذَا سَمِعُوا۟ مَآ أُنزِلَ إِلَى ٱلرَّسُولِ تَرَىٰٓ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ ٱلدَّمْعِ

"Engkau melihat mata-mata mereka mengalir air mata yaitu apabila mereka mendengar apa yang Allah turunkan kepada rosulnya maka engkau melihat bahwasannya mata mereka mengalir dengan air mata.

(Q.S. Al Maidah : 83)

Maka ini menunjukkan bagaimana para sahabat rodiallahu anhum memiliki hati yang lembut. Dan hati yang keras adalah hati yang susah mereka untuk menangis karena Allah subhanahu wata'ala. Apabila seseorang melihat dia susah untuk menangis karena Allah dan susah hatinya untuk bergetar ketika mendengar nasehat maka hendaklah dia segera mengoreksi hatinya memperbanyak istigfar dan hendaklah dia sadar bahwasannya ini semua tidak terjadi kecuali karena banyaknya dosa yang dia lakukan.

Kemudian فَقُلْنَا ketika mendengar nasehat ini maka kami berkata

 يَا رَسُوْلَ اللهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةً مُوَدِّعٍ

Ya Rosulullah, sepertinya nasehat ini adalah nasehat seorang yang ingin berpisah.

Ketika mereka mendengar nasehat ini dan di dalam nasehat tersebut beliau mengucapkan nasihat yang dalam seakan-akan beliau sebentar lagi akan meninggalkan para sahabat nabi salallahu álaihi wasalam sehingga sebagian mereka mengatakan ya rosulullah seakan-akan ini nasehat orang yang akan berpisah.

فَأَوْصِنَا

Maka berikanlah nasihat kepada kami

Dan ini adalah perkiraan sahabat melihat dari kata-kata yang digunakan oleh nabi salallahu álaihi wasalam, kemudian mereka mengatakan فَأَوْصِنَا berikanlah wasiat kepada kami. Yang dimaksud wasiat adalah nasehat yang dikuatkan bukan nasehat biasa. Kenapa mereka meminta wasiat? karena mereka melihat kata-kata yang digunakan oleh nabi salallahu álaihi wasalam mengira bahwasannya beliau sebentar lagi akan meninggalkan para sahabat rodiallahu anhu. Dan biasanya orang yang akan berpisah maka dia akan berwasiat dengan wasiat-wasiat yang agung karena dia tahu bahwasannya setelah ini dia tidak akan bisa memberikan wasiat lagi, tidak bisa memberikan nasihat maka dia memilih tentunya wasiat-wasiat yang paling penting bagi oarng-orang yang dia cintai yang sebentar lagi akan ditinggalkan. Maka fikih para sahabat disini ketika mereka melihat dan mengira kata-kata tersebut adalah kata-kata orang yang akan berpisah akhirnya mereka meminta wasiat kepada rosulullah salallahu álaihi wasalam

Mungkin itu yang bisa kita sampaikan wallahu taála a'lam
Wabilahi taufiq wal hidayah wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh 

No comments:

Post a Comment