Tuesday, June 2, 2020

Halaqah 02 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Kedua

📘 Daurah Tematik
🔊  Halaqah 02 ~ Wasiat Perpisahan Rasūlullāh ﷺ Bagian Kedua
👤 Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, Alahamdulillahi ladzi hadana lihadza wama kuna linahtadiya anhadanallah
Asyhaduala ilaha ilallah wahdahulasyarikalah waasyhaduana Muhammadan abduhu warosuluhu
Allahuma sholi wasalim wabarik ala nibiyina Muhammad wa ala alihi wasohbihi ajma'in

Ikwah sekalian dan juga akhwat rohimani warohimakumullah

WASIAT PERTAMA

Kemudian akhirnya Nabi salallahu álaihi wasalam karena diminta untuk memberikan wasiat akhirnya beliau pun memberikan wasiat.

Beliau mengatakan أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ

Aku wasiatkan kalian dengan bertaqwa kepada Allah.

Ini adalah wasiat yang pertama yang diberikan Rosulullah salallahu álaihi wasalam kepada para sahabat saat itu dan ini wasiat untuk kita semuanya. Wasiat yang paling agung dan tidak ada wasiat yang lebih besar (agung) daripada wasiat ini yaitu wasiat untuk bertaqwa kepada Allah ajawajal. Dia adalah sebab kesuksesan kita di dunia dan di akhirat sebab kita mendapatkan seluruh kebaikan di dunia dan juga di akhirat. Seluruh kebaikan di dunia adalah dengan sebab taqwa, dan seluruh kebaikan di akhirat adalah dengan sebab taqwa. Oleh karena itu beliau salallahu álaihi wasalam menjadikan wasiat ini menjadi wasiat yang pertama sebelum yang lain dan inilah wasiat Allah subhanahu wataála untuk orang-orang yang terdahulu dan juga orang-orang yang akan datang sebagaimana firman Allah ajawajal

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ

Referensi: https://tafsirweb.com/1663-quran-surat-an-nisa-ayat-131.html

Dan sungguh kami (yaitu Allah subhanahu wataála) telah mewasiatkan kepada orang-orang ahlul kitab sebelum kalian dan juga kalian (yaitu kum muslimin) supaya kalian bertaqwa kepada Allah subhanahu wataála

(Q.S. An-Nisa : 131)

Ini adalah wasiat Allah lil awalina wal akhirin (untuk orang-orang terdahulu dan juga yang akan datang). Oleh karena itu didahulukan oleh Rosulullah salallahu álaihi wasalam sebelum wasiat yang lain karena orang yang bertaqwa sekali lagi dia akan mendapatkan kebaikan di dunia dan juga di akhirat.

Diantara keutamaan bertaqwa diberikan dia jalan keluar dalam setiap permasalahan, Allah mengatakan

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا


Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah maka akan diberikan dia jalan keluar

(Q.S. Ath Tholaq : 2)

Permasalahan apa saja sesulit apapun kalau dia bertaqwa kepada Allah maka Allah akan berikan jalan keluar. wallahu ála quli syaiin qodir. Allah maha mampu untuk melakukan segala sesuatu.

Barangsiapa yang ingin mendapatkan kemuliaan di dalam setiap urusannya, urusan keluarganya, urusan kantornya, urusan masyarakatnya, maka hendaklah dia berpegang dengan taqwa kepada Allah dan Taqwa adalah sebab seseorang mendapatkan rejeki dari arah yang dia tidak sangka. sebagaimana firman Allah

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Dan Allah akan memberikan rezeki dari arah yang dia tidak sangka

(Q.S. Ath Tholaq ; 3)

Barangsiapa yang ingin diberkahi rezekinya, diberikan rezeki dari arah yang tidak dia sangka maka hendaklah dia berpegang dengan ketaqwaan. Dan Allah menjanjikan bagi sebuah daerah, sebuah negeri yang mereka bertaqwa kepada Allah maka Allah akan membukakan berkah dari langit maupun dari bumi bagi negeri tersebut sebagaimana firman Allah azawazal

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ

Seandainya penduduk negeri mereka bertaqwa dan juga beriman maka akan kami bukakan bagi mereka berkah-berkah dan dari langit maupun dari bumi

(Q.S. Al-A'raf : 96)

Dan masih banyak disana keutamaan-keutamaan bertaqwa.

Demikian pula keselamatan mereka di akhirat sebabnya adalah kataqwaan yang dia miliki di dunia mulai dari semenjak dia sakarotul maut, taqwa ini berpengaruh, masuk ke dalam alam kubur maka taqwa ini juga memiliki peran ketika dia dibangkitkan ketika dia dikumpulkan oleh Allah azawazal, ketika dihisab, ketika dihitung timbangannya, ketika dia melewati jembatan di atas jahanam, maka semuanya akan kita lihat bahwasannya ketaqwaan akan berpengaruh.

Allah mengatakan

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
Sesungguhnya bagi oarng-orang yang bertaqwa kesuksesan, keberuntungan.

(Q.S. An Naba : 31)

إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى جَنَّٰتٍ وَعُيُونٍ

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mereka di dalam surga-surga dan di dalam mata air-mata air

(Q.S. Al Hijr : 45)

Menunjukan bahwasannya yang akan masuk ke dalam surga adalah orang-orang yang bertaqwa. Intinya kebaikan dunia dan akhirat didapatkan dengan taqwa.

Apa yang dimaksud dengan Taqwa?
Para ulama telah memberikan definisi yang banyak tentang ketaqwaan ini. Dan definisi taqwa yang banyak dimunculi para ulama adalah ucapan Thalaq bin Hubaib ketika beliau mengatakan bahwasannya taqwa adalah

an ta'mana bi tho'atilah ála nuri minallah tarju tawadullah, wa antadruka maksyiatullah ála nuri minallah takhofu adzaballah

Yang dimaksud dengan taqwa, yang tadi kita sebutkan kebaikannya di dunia dan juga di akhirat, adalah engkau mengamalkan ketaátan kepada Allah, menjalankan perintah, melakukan kewajiban, melakukan perkara yang mustahab di atas cahaya dari Allah (di atas cahaya dari Allah maksudnya dengan dalil dari Al-Quran maupun dari Hadits) engkau mengharap pahala dari Allah. Berarti menjalankan perintah berdasarkan dalil. Kalau tidak berdasarkan dalil bukan taqwa namanya. Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan meskipun menurut manusia baik tapi kalau tidak ada dalilnya maka bukan termasuk taqwa. Engkau mengharap pahala dari Allah, menjalankan perintah berdasarkan dalil dan niatnya dalam hati adalah mengharapkan pahala. Kalau niatnya bukan mengharapkan pahala dari Allah berarti bukan taqwa seperti orang yang beramal sholeh tapi niatnya ingin punjian dari manusia itu bukan taqwa. Taqwa menjalankan perintah berdasarkan dalil kemudian dia mengharap pahala dari Allah yaitu melakukannya dengan ikhlash.

Kemudian beliau mengatakan dan engkau meningkalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan dalil yaitu tidak boleh seseorang mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah ketika dia meninggalkan kemaksiatan maka juga harus berdasarkan dalil yaitu mengetahui bahwasannya amalan ini diharamkan maka dia tinggalkan atau amalan ini dimakruhkan maka dia tinggalkan karena itu makruh. Tidak boleh seseorang mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah. Mengatakan ini haram padahal tidak ada dalil yang mengharamkan maka ini bukan taqwa namanya. Taqwa adalah meninggalkan kemaksiatan dengan dalil.

Kemudian yang ke-3 adalah meninggalkan kemaksiatan tersebut karena takut dari adzab Allah bukan karena malu kepada manusia atau supaya dikatakan sebagai orang yang soleh, orang yang alim, karena dia tahu bahwasannya kelak akan ada azdab bagi orang yang melakukan kemaksiatan tadi sehingga dia meninggalkan.

Nah ini baru dikatakan sebagai taqwa. Kalau tidak demikian maka tidak dikatakan sebagai taqwa. Ini menunjukan bahwasannya orang yang ingin bertaqwa maka dia harus tolabul ilmi, maka dia harus belajar karena disebutkan tadi melaksanakan perintah berdasarkan dalil dan meninggalkan larangan berdasarkan dalil, berarti harus tholabul ilmi, harus belajar. Tidak mungkin seseorang bisa mewujudkan taqwa kepada Allah kecuali apabila dia belajar agama.

Ini wasiat yang pertama yaitu wasiat bertaqwa dan banyak di dalam Al-Quran Allah menyuruh orang-orang yang beriman untuk bertaqwa

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam

(Q.S. Ali Imron : 102)

dan Allah mengatakan

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar (Q.S. Al Ahzab : 70)

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rosul-Nya, maka sungguh, dia memang dengan kemenangan yang agung (Q.S. Al-Ahzab : 71)

dan Allah juga menyuruh manusia secara umum untuk bertaqwa kepada Allah

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ

Wahai manusia, bertaqwalah kamu kepada Rabbmu (Q.S. An Nisa : 1)

dan Allah juga mengatakan kepada nabinya

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ ٱتَّقِ ٱللَّهَ

Wahai nabi hendaklah engkau bertaqwa kepada Allah (Q.S. Al Ahzab : 1)

kenapa? karena dibalik taqwa ini ada kebaikan yang banyak di dunia maupun di akhirat

Itu adalah wasiat yang pertama

Mungkin itu yang bisa kita sampaikan wallahu taála a'lam
Wabilahi taufiq wal hidayah wassalamu álaikum warahmatullahi wabarakatuh 

No comments:

Post a Comment