Friday, November 13, 2020

Halaqah 70 ~ Perang Badr Kubro Bagian 06

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah 10.3 Sirah Nabawiyyah

๐Ÿ”Š  Halaqah 70 ~ Perang Badr Kubro Bagian 06

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah washolatu wasalamu 'ala rasulillah wa 'ala alihi wa ashhabihi ajmain

Halaqah 70 ~ Perang Badr Kubro Bagian 06

Telah terbunuh 70 orang musyrikin pada perang Badr ini dan 70 yang lain ditawan oleh kaum muslimin. Sebagian mereka terbunuh di tempat-tempat yang diisyaratkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sebelumnya sisanya lari terbirit-birit meninggalkan medan perang dan meninggalkan banyak rampasan perang. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pun menyuruh para sabahat untuk melempar mayat-mayat orang-orang musyrikin di sumur-sumur yang ada di Badr kemudian beliau Shallallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya tinggal di Badr selama 3 hari dan menguburkan 14 orang sahabat yang terbunuh dan tidak ada diantara mereka satupun yang dibawa ke Madinah.

Pada hari yang ketiga Nabi Shallallahu alaihi wassalam berdiri di depan sebuah sumur yang telah dilemparkan di dalamnya 24 pembesar Quraisy yang terbunuh. Kemudian beliau memanggil nama mereka dan nama bapak mereka dan mengatakan "Apakah menyenangkan kalian seandainya kalian dulu menaati Allah dan rasul-Nya, sesungguhnya kami telah menemukan apa yang Allah janjikan untuk kami benar adanya. Apakah kalian menemukan apa yang Allah janjikan untuk kalian benar adanya"

Berkata Umar "Wahai Rasulullah mengapa engkau berbicara dengan jasad-jasad yang tidak punya arwah?"

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab "Demi dzat yang jiwaku berada di tangannya, tidaklah kalian lebih mendengar daripada mereka terhadap apa yang aku katakan"

Ini menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wata'ala telah menjadikan mereka saat itu bisa mendengar ucapan nabi Shallallahu alaihi wassalam supaya semakin mereka merasa terhina dan semakin menyesal atas kekufuran mereka. Nabi Shallallahu alaihi wassalam tidak berusaha mengejar Abu Sufyan karena Beliau Shallallahu alaihi wassalam memang hanya dijanjikan satu diantara dua kebaikan saja. Dan beliau sudah diberi kemenangan melawan orang-orang musyrikin. 

Nabi Shallallahu alaihi wassalam memerintahkan para sahabat untuk tidak membunuh orang-orang yang dipaksa untuk berperang dan mereka dahulu memiliki jasa bagi kum muslimin seperti Abbas bin Abdul Muthalib paman Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Akhirnya Abbas menjadi salah seorang tawanan. Nabi Shallallahu alaihi wassalam bermusyawarah dengan Abu Bakar dan Umar tentang apa yang harus dilakukan terhadap para tawanan. Abu Bakar mengisyaratkan untuk mengambil tebusan sehingga bisa dimanfaatkan tebusan tadi untuk menguatkan pasukan kaum muslimin dan berharap mereka mendapatkan hidayah. Adapun Umar maka beliau mengisyaratkan supaya tawanan dibunuh karena mereka adalah pembesar-pembesar Quraisy. Allah pun menurunkan ayat yang menunjukkan tentang benarnya pendapat Umar. Allah subhanahu wata'ala mengatakan

ู…َุง ูƒَุงู†َ ู„ِู†َุจِูŠٍّ ุฃَู†ْ ูŠَูƒُูˆู†َ ู„َู‡ُ ุฃَุณْุฑَู‰ٰ ุญَุชَّู‰ٰ ูŠُุซْุฎِู†َ ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ۚ ุชُุฑِูŠุฏُูˆู†َ ุนَุฑَุถَ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูŠُุฑِูŠุฏُ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉَ ۗ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุนَุฒِูŠุฒٌ ุญَูƒِูŠู…ٌ

ู„َูˆْู„َุง ูƒِุชَุงุจٌ ู…ِู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุณَุจَู‚َ ู„َู…َุณَّูƒُู…ْ ูِูŠู…َุง ุฃَุฎَุฐْุชُู…ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุนَุธِูŠู…ٌ

ูَูƒُู„ُูˆุง ู…ِู…َّุง ุบَู†ِู…ْุชُู…ْ ุญَู„َุงู„ًุง ุทَูŠِّุจًุง ۚ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ۚ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุบَูُูˆุฑٌ ุฑَุญِูŠู…ٌ

"Tidak pantas bagi nabi untuk memiliki tawanan sampai dia melumpuhkan musuh-musuhnya di bumi, kalian menginginkan kesenangan dunia dan Allah menginginkan akhirat, dan Allah dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana. Kalau bukan karena ketetapan Allah sebelumnya niscaya akan menimpa kalian siksaan yang besar karena tebusan yang kalian ambil. Maka makanlah dari rampasan perang yang kalian ambil sebagai makanan yang halal lagi baik dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang" (Q.S. Al-Anfal : 67 - 69)

Meskipun yang Allah utamakan saat itu sebenarnya adalah membunuh tawanan-tawanan tersebut namun ayat ini menunjukkan bahwa tebusan yang terlanjur diambil adalah dihalalkan. Dan setelah itu maka seorang pemimpin diberikan kelonggaran dan pilihan apakah dia membunuh tawanan atau mengambil tebusan atau membebaskan tanpa tebusan kecuali apabila tawanannya adalah seorang wanita atau anak-anak maka mereka tidak boleh dibunuh. Berbeda-beda jumlah tebusan yang diambil saat itu, ada yang tebusannya sampai 4000 dirham. Zaenab putri Nabi Shallallahu alaihi wassalam menebus suaminya Abul Ash bin Ar-rabi' dengan satu kalung maka para sahabat melepas Abul Ash dan mengembalikan kalung tersebut kepada Zaenab sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. Adapun yang tidak memiliki tebusan maka tebusannya adalah mengajarkan anak-anak Anshar menulis.

No comments:

Post a Comment