Monday, May 30, 2022

Halaqah 10 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keenam Hadits Yang Mu'allaq

 ๐Ÿ“˜ Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Fadhlul Islam Bagian Pertama

๐Ÿ”Š  Halaqah 10 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keenam Hadits Yang Mu'allaq

๐Ÿ‘ค Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Bismillahirohmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, washolatu wasalamu ala rosulillah wa ala alihi wa ashabihi waman walah.

Halaqah 10 ~ Bab 01 Fadhlul Islam - Pembahasan Dalil Keenam Hadits Yang Mu'allaq

Disini beliau mengatakan

wa fihi, berarti kalau memang wa fihi sebelumnya adalah kembali kepada Al Bukhari maka maksud beliau wa fihi disini adalah kembali kepada shohih Al Bukhari. Meskipun nisbah yang sebelumnya penyandaran yang sebelumnya kepada Al Imam Al Bukhari ini sebagaimana sudah kita sebutkan ini tidak pas karena ternyata yang benar dikeluarkan oleh Al Imam Muslim.

Tapi maksud beliau disini wa fihi maksudnya adalah di dalam shohih bukhari karena beliau menganggap sebelumnya ini diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari.

Ta'liqon dan hadits ini adalah hadits yang mualaq, wa fihi ta'liqon di dalam shohih bukhari tapi dia adalah hadits yang mualaq, yaitu hadits yang dihilangkan sanadnya oleh musonif baik sanadnya tersebut di awal saja atau sampai pada akhir sanad. Maka ini dinamakan dengan hadits yang mualaq. Misalnya Imam Syafii meriwayatkan dari Imam Malik, Imam Malik meriwaytakan dari Nafi', Nafi' meriwayatkan dari Ibnu Umar, Ibnu Umar meriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.

Kalau Imam Syafii belum menghilangkan Malik, kemudian mengatakan Qola Nafi' maka ini dinamakan dengan mualaq, atau misalnya Nafi' juga dihilangkan oleh beliau kemudian beliau mengatakan Qola Ibnu Umar, ini juga dinamakan dengan mualaq. Atau bahkan seandainya beliau hilangkan juga Ibnu Umar dan mengatakan Qola Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, maka ini juga dinamakan dengan mualaq. Jadi mualaq bisa dihilangkan yang pertama saja atau yang pertama dan kedua, atau yang pertama kedua dan ketiga, kemudian mengatakan Qola Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam maka ini dinamakan dengan hadits yang mualaq. 

Dan hadits-hadits yang mualaq di dalam shohih bukhari ini banyak, mungkin lebih dari 1300-an, ini banyak sekali. Dan para ulama telah mempelajari hadits-hadits yang mualaq di dalam shohih bukhari dan mereka mengambil kesimpulan bahwasannya hadits-hadits yang mualaq ini di dalam shohih bukhari ini bermacam-macam. Secara umum terbagi menjadi dua ada diantara hadits-hadits yang mualaq tadi yang disebutkan oleh al imam Al Bukahri dengan jazem artinya memastikan, bagaimana cara memastikanya yaitu dengan mengucapkan qola, kalau beliau mengakatan qola maka berarti beliau sudah menjamin untuk kita jalan ini, beliau sudah menjamin untuk kita rawi-rawi yang beliau hilangkan tadi itu sudah beliau jamin, tidak ada masalah. Meskipun beliau mengucapkan qola Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, loh mana rowi-rowi nya? kalau beliau mengatakan qola berarti sudah beliau jamin, tidak usah takut. Tapi kalau beliau mengatakan qila atau mengatakan ru'yah diriwayatkan dikatakan maka ini dinamakan dengan sighotut tamrid, berarti disini ada tamrid yaitu ada siyarah tentang penyakit disini. Nah ini harus diteliti kembali. Terkadang shohih terkadang tidak shohih. 

Nah jenis yang seperti ini yaitu hadits-hadtis yang mualaq ini kalau kita mau mentakhriz hadits maka harus ditambah dengan kalimat ta'liqon, jangan antum bilang ini dikeluarkan oleh al Imam Al Bukhari padahal dia adalah hadits yang mualaq. Kalau dia adalah hadits yang mualaq di dalam hadits shohih bukhari maka antum harus menambah dengan ta'liqon. Di dalam shohih bukhari ta'loqon. 

Dan rumusnya berbeda kalau shohih bukhari maka rumusnya kho dan kalau shohih bukhari dan dia mualaq kho ta nya, kho ta berarti di dalam shohih bukhari dan dia mualaq. Kalau di shohih bukhari saja tanpa di ta'lif maka dia adalah kho ini berbeda. Yang Ashohul kitab bada kitabillah maksudnya yang ada di dalam shohih bukhari. Itu yang di dalam ushulnya. Dia adalah ahadistul ushul, hadits-hadits yang merupakan ushul nya, pokok-pokoknya, itu yang dimaksud. Makanya disini shech mengatakan wa fihi ta'loqon di dalam shohih bukhari dan dia adalah hadits yang mualaq. 

Beliau mengatakan disini babu dini yusrun, kemudian beliau mengatakan, wa qoulin nabiyu shalallahu alaihi wassalam ahabu dini ilallah al hanifi yatu samhah. Di sini beliau mengatakan wa qoulun nabiyun shalallahu alaihi wassalam tidak menyebutkan rawi-rawi antara Al Imam Al Bukhari sampai Nabi Shalallahu alaihi wassalam. Antara Imam Bukhari dengan nabi Shalallahu alaihi wassalam banyak rowi, minimal kalau tidak salah antara Imam Bukhari dengan nabi Shalallahu alaihi wassalam itu yang paling sedikit adalah 3 rowi. Disini langsung beliau mengatkaan wa qoulu an nabiyu shalallahu alaihi wassalam.

No comments:

Post a Comment