Tuesday, February 27, 2018

Kajian 94 | Muqaddimah Puasa (bagian 1)

MUQADDIMAH (BAGIAN 1 DARI 3)
klik link audio

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد


Para sahabat Bimbingan Islām yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan kaum muslimin di manapun ada berada.

Alhamdulilāh, kita panjatkan puji syukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang masih memberikan taufiq kepada kita untuk terus bersemangat belajar agama, belajar perkara yang akan menyelamatkan dunia dan akhirat kita.

Pelajaran kita, masuk pada: كتاب الصيام (Kitāb yang membahas masalah puasa).

Sebelum kita masuk pada pembahasan yang ada di dalam matan Abū Syujā', maka ana mengingatkan pada diri ana pribadi, kepada sahabat sekalian tentang keutamaan-keutamaan puasa.

Karena puasa ini adalah ibadah yang sangat mulia dan kita berharap dengan kita mengetahui keutamaan-keutamaan tersebut kita dapat menghadirkan di dalam hati kita, kita berpuasa dengan penuh semangat dan penuh harap kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.


Ikhwāh Fīddīn wa Akhawātiy Fīllāh.

⑴ Bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengandengkan amalan puasa kepada Allāh, menjadikan bahwasanya amalan itu adalah untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Menunjukkan bahwasanya amalan tersebut adalah amalan yang sangat mulia, sebagaimana yang disebutkan didalam sebuah hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu ta'āla 'anhu, bahwasanya beliau berkata, Rasūlullāh  shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda di dalam hadīts qudsi.

Allāh Ta'āla berfirman:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

"Seluruh amalan anak Ādām adalah untuk dia kecuali shiyām, karena sesungguhnya puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya."

[Muttafaqun 'alaih]

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Di sini Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengidhafahkan (menyandarkan) bahwasanya amalan puasa adalah untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla, padahal Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak butuh amalan hamba-hamba-Nya.

Allāh Maha Kaya, akan tetapi disini Allāh ingin menunjukkan bahwasanya amalan tersebut (amalan puasa) adalah amalan yang sangat mulia sehingga Allāh mengatakan:
 فَإِنَّهُ لِي

"Bahwa amalan tersebut adalah untuk-Ku.

Ini menunjukkan kemuliaan dari amalan tersebut.

⑵ Bahwasanya puasa adalah termasuk amalan yang paling afdhal di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan dia adalah amalan shālih yang tidak ada bandingannya.

Dari Abī Umāmah Al Bāhiliy radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, beliau berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ مُرْنِي بِأَمْرٍ يَنْفَعُنِي اللَّهُ بِهِ

"Yā Rasūlullāh, perintahkan saya dengan sesuatu hal yang Allāh berikan manfaatnya kepada saya dengan perkara tersebut ?"

قَالَ عَلَيْكَ بِالصِّيَامِ فَإِنَّهُ لاَ مِثْلَ لَهُ

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjawab:

"Berpuasalah kamu, karena sesungguhnya tidak ada yang semisalnya (tidak ada bandingannya)."

(Hadīts riwayat Imām Ahmad, An Nassā'i dan dishahīhkan oleh Syaikh Albāniy rahimahullāh)

⑶ Bahwasanya puasa itu adalah perisai dari penyakit syahwat dunia dan juga dari adzab di akhirat.

Sebagaimana sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Imām Bukhāri dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ

Puasa adalah perisai, maka jangan lah berbuat rafats dan berbuat sesuatu hal yang sia-sia, apabila ada seorang yang mengajak berkelahi atau mencelanya maka katakanlah, "Saya ini berpuasa, saya ini berpuasa."

(Hadīts riwayat Bukhāri nomor 1894)

Rafats adalah perkara-perkara yang terkait dengan perkara-perkara antara laki-laki dan wanita (perkara jorok) dan lain sebagainya.

Dalam hadīts yang lain yang diriwayatkan dari Abū Hurairah bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ وَحِصْنٌ حَصِينٌ مِنَ النَّارِ

"Bahwasanya puasa itu adalah perisai yang kuat dari api neraka dia akan membentengi seseorang dari api neraka."

(Hadīts riwayat Imām Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Albāniy rahimahullāh)

Kita cukupkan, semoga bermanfaat.


وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 10 Jumadal Akhir 1439 H / 27 Februari 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., M.A.
📗 Matan Abū Syujā' | KITĀBUSH SHIYĀM (كتاب الصيام)
🔊 Kajian 94 | Muqaddimah Puasa (bagian 1)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FZ-H094
〰〰〰〰〰〰〰

No comments:

Post a Comment