Tuesday, February 20, 2018

Tafsir Juz 30 | Surat Al Kāfirūn, An Nashr Dan Al Lahab (Bagian 07)

Tafsir Surat Al Lahab bagian 03
klik link audio

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه


Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita lanjutkan dari tafsir Juz'amma surat Al Masad,

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

Allāh mengatakan:

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

"Celaka kedua tangan Abū Lahab, dan benar dia celaka."

مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

"Tidaklah berfaedah kepadanya, harta bendanya dan apa yang dia usahakan."



⇛ Dalam sebagian riwayat menyatakan bahwa Abū Lahab mengatakan:

"Kalau saya masuk neraka, saya akan tebus neraka dengan harta dan anak-anak."

Maka turunlah ayat ini:

مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

"Tidak ada faedahnya di akhirat kelak harta, anak-anak, kabilah, jabatan, pangkat, kedudukan, penghormatan manusia, semuanya tidak bermanfaat di ākhirat."

⇛Yang bermanfaat hanyalah amal shālih.

Sekarang kita punya harta bertumpuk-tumpuk, punya harta segunung, tidak ada faedahnya. Kita meninggalpun tidak membawa harta, bagaimana harta tersebut bisa bermanfaat bagi kita?

Tidak ada manfaatnya.

Apalagi di Arab Saudi, seorang kaya raya ketika meninggal tidak ada yang dia bawa. Bahkan tidak ada uang yang dikeluarkan karena kain kafan pun dia gratis, penyelengaraan jenazahpun gratis. Tidak ada uang yang dia keluarkan untuk kemashalatan dia saat meninggal. Tidak ada, demuanya gratis.

Harta tidak ada yang bermanfaat bagi dia sama sekali.

Oleh karenanya kita harus yakin, Allāh mengatakan:

مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

"Tidak akan berfaedah hartanya dan anak-anak."

Kita punya anak 100 pun tidak akan bisa menolong kita di ākhirat. Kita punya harta sebanyak apapun, kita punya anak buah sebanyak apapun, kita punya pegawai sebanyak apapun, kita punya jabatan setinggi apapun, tidak bermanfaat bagi kita. Di ākhirat tidak ada jabatan, cuma 2 model, yaitu :

⑴ Penghuni Neraka
⑵ Penghuni Surga

⇛Itu adalah jabatan, kondisi, di ākhirat.

Kata Allāh:

مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

"Tidak akan berfaedah baginya, harta bendanya dan apa yang dia usahakan."

⇛ Kata para ulamā, "mākasab" disini adalah anak-anaknya.

Anaknya tidak bisa menolong dia.

سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ

"Dia akan dimasukkan kedalam api neraka yang bergejolak."

⇛ Jadi Abū Lahab dimasukan kedalam "lahab". Lahab artinya menyala-nyala.

⇛ Dia bergelar Abū Lahab, akan dimasukan kedalam api yang "lahab" (menyala-nyala). Dimasukan dan di panggang oleh api yang menyala-nyala tersebut.

Subhānallāh, ini diantara surat yang isinya adalah mukjizat.

⇛Allāh mengabarkannya diawal dakwah Nabi dan surat ini turun diawal dakwah Nabi.

Allāh mengatakan bahwa Abū Lahab ini akan masuk kedalam neraka Jahannam. Ini menunjukan bahwa Abū Lahab tidak bakalan menjadi muslim, tidak akan masuk Islām.

Tentang Fir'aun saja Allāh mengatakan kepada Nabi Musa:

اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (٤٣) فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ (٤٤)

"Pergilah kalian berdua kepada Fir'aun. Sesungguhnya dia telah melakukan hal yang melampaui batas, sampaikanlah kepada dia dengan perkataan yang lembut, semoga dia takut dan dia sadar"

(QS Thāha: 43-44)

Allāh tidak mengabarkan kepada Nabi Musa bahwa Fir'aun akan masuk neraka Jahannam tapi Allāh mengatakan pergilah kepada Fir'aun, dakwahilah dia dengan perkataan yang lembut siapa tahu dia sadar.

Allāh tidak mengabarkan hal yang ghaib ini. Sehingga:

√ Masih ada kesempatan untuk Fir'aun sadar.

√ Allāh tidak mengabarkan bahwasanya dia (Fir'aun) akan di neraka Jahannam.

Berbeda dengan Abū Lahab, Allāh mengatakan di awal dakwah Nabi, kata Allāh:

سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ

"Ini Abū Lahab akan masuk neraka Jahannam."

Oleh karenanya Abū Lahab tidak mungkin masuk Islām.

Dan benar terbukti. Seandainya Abū Lahab masuk Islām maka bathillah pernyataan Allāh disini karena ternyata Abū Lahab tidak masuk Islām. Ini mukjizat, ternyata Abū Lahab meninggal dalam keadaan kāfir dan tidak pernah masuk Islām.

Dan ini sama seperti Allāh mengatakan:

وَلا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ


"Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri."

(QS Al Jumu'ah: 7)

Allāh mengatakan kepada orang-orang Yahudi yang menyatakan bahwasanya kalaupun mereka masuk Neraka maka cuma sebentar dan mereka menyatakan bahwa mereka adalah umat terbaik.

Allāh menyatakan, bahwasanya kalau mereka mau masuk surga, maka mintalah kematian dan mereka, kata Allāh, tidak akan meminta kematian selamanya.

Oleh karenanya tidak dikenal satu orang Yahudipun di zaman Nabi yang kemudian mengatakan, saya ingin mati karena kami, orang Yahudi, pasti masuk surga, tidak ada!

Sehingga ini menunjukan bahwa mereka ragu dengan pernyataan mereka bahwasanya mereka masuk akan surga.

Karena kalau mereka yakin mereka akan masuk surga, maka kata Allāh, "Silahkan minta mati."

Dan ini sama dengan orang-orang Nasrani.

Orang-orang Nasrani juga memiliki pemikiran yang tidak logis. Mereka punya aqidah bahwasanya dosa-dosa mereka sudah ditebus oleh Yesus kristus atau Īsā.

Yesus kristus atau Īsā diutus untuk menebus dosa-dosa mereka sehingga mereka sudah bersih dari dosa-dosa dan mereka pasti masuk surga sehingga sering mereka mengejek orang-orang Islām.

Mereka mengatakan, "Agama kamu tidak menjamin surga, agama kami menjamin surga."

Kenapa?

Karena Yesus sudah diutus kemudian telah menebus dosa-dosa mereka.

Kita katakan, "Kalau kalian yakin masuk surga, ya sudah bunuh diri saja. Untuk apa hidup di dunia lama lama, sedangkan kamu tahu bahwa di surga kenikmatan sangat enak dan lezat, tidak bisa dibandingkan dengan dunia. Lalu  untuk apa kalian berlama-lama di dunia?"

Tapi ini tidak pernah dilakukan oleh orang-orang Nasrani.

Beda dengan Islām, Islām mengajarkan bahwasanya seseorang tidak tahu bagaimana akhir hayatnya, maka dia berusaha terus beramal shālih. Semakin tinggi amal shalihnya semakin tinggi surganya. Dan dia tidak pernah merasa aman dari dosa-dosanya.

Setelah itu Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan:

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

"Dan begitu pula istrinya membawa kayu bakar."

Tentang masalah ini ada beberapa pendapat dikalangan ahli tafsir.

⇛ Istri Abū Lahab (ummu Jamil), suami istri ini kompak. Ummu Jamil sering mencela Nabi dhallallāhu 'alayhi wa sallam.

Sebagaimana disebutkan, tatkala turun surat Adh Dhuha dia mengatakan, "Kenapa Muhammad, apakah temanmu meninggalkan engkau, sudah beberapa hari tidak kelihatan?"

Dia mencela Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Demikian pula disini disebutkan:

⇛Dia mengangkat kayu bakar.

Ada yang mengatakan bahwasanya ummu Jamil (istrinya Abū Lahab) suka melakukan namimah dan kayu bakar adalah untuk menyalakan permusuhan.

Jadi suaminya (Abū Lahab), tatkala Nabi ceramah dia pun ikut ceramah. Begitupula istrinya, dia selalu mengobarkan namimah agar masyarakat memusuhi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Ini pendapat bahwa istrinya sering kelakukan namimah mengadu domba.

Pendapat yang lain mengatakan:

⇛ Ummu Jamil, dia membawa kayu bakar dan duri-duri lalu di letakan di jalan Nabi di malam hari dengan tujuan agar Nabi menginjak duri-duri tersebut.

Ada juga yang mengatakan bahwa cerita  inu tentang ākhirat.

⇛ Di ākhirat nanti suaminya di bakar dan dia membawa kayu bakar untuk membakar suaminya atau dia membantu proses dibakar suaminya.

Wallāhu Ta'āla a'lam bi shawab, intinya istrinya ikut serta dalam kelakukan suaminya yang menentang dakwah.

Kata Allāh:

فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

"Dan di lehernya ada tali dari sabut."

"Masad" ada yang mengatakan:

√ Sabut atau semacam tumbuhan yang dibuat semacam kalung.

√ Ada juga yang mengatakan besi.

Jadi Allāh akan mengalungkan dia dengan kalung dari api neraka Jahannam, apakah api neraka tersebut berupa kayu yang terbakar ataukah besi yang di bakar oleh Allāh yang melekat pada dadanya.

Disebutkan karena Ummu Jamil punya kalung yang mahal dan dia mengatakan saya akan menginfaqkan kalung ini untuk memusuhi dakwah Muhammad. Oleh karenanya balasannya Allāh memberikan dia kalung yang merupakan api neraka Jahannam yang akan menyiksa dia di ākhirat kelak.

Kemanapun dia pergi kalung panas tersebut menyertai dia, dan ini merupakan adzab yang pedih yang Allāh berikan kepada Abū Lahab dan istrinya.

Ini lah tafsir ringkas yang bisa kita sampaikan pada kesempatan hari ini dari surat Al Masad.

 Demikian wabillāhi taufiq.

والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ


🖋Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
------------------------------------------

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 03 Jumadal Akhir 1439 H / 20 Februari 2018 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
📗 Tafsir Juz 30 | Surat Al Kāfirūn, An Nashr Dan Al Lahab (Bagian 07)
📖 Tafsir Surat Al Lahab bagian 03
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-Tafsir-H0207
~~~~~~~

No comments:

Post a Comment