Wednesday, November 4, 2015

Hadits ke-2 | Larangan Memutus Silaturahmi

LARANGAN MEMUTUS SILATURAHMI
klik link audio

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Kita masih dalam Bāb Al Birr wa Ash Shilah. Kita masuk pada hadits berikutnya:

وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه و سلم : "لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ" يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari shahābat Jubair bin Muth‘im radhiyallāhu Ta'āla 'anhu ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

“Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.”

(Muttafaqun ‘alaih, HR Bukhāri & Muslim).


Hadits ini merupakan ancaman bagi orang yang memutuskan silaturahmi (yaitu) bahwasanya dia tidak masuk surga.

⇒ Ini menunjukkan bahwasanya permasalahan adab atau akhlaq adalah permasalahan yang penting.

◆ Barangsiapa yang tidak berakhlaq sehingga memutuskan silaturahmi maka tidak akan masuk surga.

Sebagaimana pada pembahasan yang lalu tentang keutamaan menyambung silaturahmi yang diantaranya adalah bisa menyebabkan masuk surga, sebagaimana yang Allāh sebutkan dalam surat Ar Ra'd.

Sebaliknya, Allāh juga menjelaskan bahwa memutuskan silaturahmi merupakan salah satu sebab masuknya orang ke dalam neraka jahannam.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfiman:

وَٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوٓءُ ٱلدَّارِ

"Orang-orang yang memutuskan/melanggar perjanjian Allāh yang telah mereka ikrarkan kepada Allāh dan mereka memutuskan silaturahmi yang Allāh perintahkan supaya disambung dan mereka melakukan kerusakan di atas muka bumi, maka bagi mereka laknat dan bagi mereka tempat kembali yang buruk."

(QS Ar-Ra'd: 25)

⇒ Ini jelas ancaman.

Diantara yang menyebabkan mendapatkan laknat dan masuk ke neraka jahannam adalah memutuskan tali silaturahmi.

Demikan juga Allāh Subhanahu wa Ta'ala berfiman:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوٓا۟ أَرْحَامَكُمْ (٢٢) أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰٓ أَبْصَٰرَهُمْ (٢٣)

"Dan apakah jika kalian menguasai di atas muka bumi lantas kalian melakukan kerusakan di atas muka bumi dan kalian memutuskan silaturahmi kalian?

Maka mereka itulah orang-orang yang Allāh laknat dan Allāh menjadikan mereka tuli dan Allāh menjadikan penglihatan mereka buta."

(QS Muhammad: 22-23)

Ini ancaman yang keras juga bahwasannya orang yang memutuskan silaturahmi akan dilaknat oleh Allāh dan dibutakan penglihatan mereka dan dibuat telinga mereka menjadi tuli sehingga tidak bermanfaat bagi mereka ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

Derajat menyambung silaturahmi terhadap kerabat ada 3 tingkatan:

■ TINGKATAN PERTAMA

Tingkatan yang pertama adalah tingkatan yang paling afdhal (paling mulia) yaitu menyambung tali silaturahmi terhadap kerabat yang memutuskan silaturahmi.

Dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنَّ الْوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

"Bukanlah seorang penyambung silaturahmi sejati adalah yang menyambung silaturahmi kalau dibaiki, akan tetapi penyambung silaturahmi yang sesungguhnya yaitu jika dia diputuskan silaturahmi, dia tetap menyambungnya."

(HR Al Bukhāri)

Inilah tingkatan yang paling tinggi.

Dalam Shahih Muslim dari hadits Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'āla 'anhu:

Ada seorang lelaki berkata kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونَنِي ، وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ ، وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ.

"Ya Rasūlullāh, sesungguhnya aku mempunyai kerabat, aku menyambung silaturahmi kepada mereka namun mereka memutuskan silaturahmi kepadaku.

Aku berbuat baik kepada mereka namun mereka berbuat buruk kepadaku.

Aku bersabar dengan mereka sementara mereka berbuat kejahilan kepadaku (yaitu dengan mengucapkan kata-kata yang buruk)."

Maka kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ الْمَلَّ ، وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ

"Kalau memang engkau benar sebagaimana yang engkau katakan, maka seakan-akan engkau memasukkan debu yang panas di mulut-mulut mereka.

Dan senantiasa ada penolong dari Allāh bersamamu di atas mereka selama engkau dalam kondisi demikian."

(HR Muslim No. 2558)

⇒ Yaitu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjelaskan kalau dalam kondisi demikian, maka sesungguhnya engkau menghinakan mereka, seakan-akan engkau masukkan debu yang panas ke mulut mereka (mereka terhina/terendahkan) karena mereka berusaha berbuat buruk dan engkau terus membalas dengan kebaikan.

Ini adalah tingkat silaturahmi yang tertinggi karena seseorang menyambung silaturahmi bukan untuk mendapatkan balasan kebaikan dari kerabat tetapi karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Maka tatkala dia mendapati saudaranya berbuat buruk kepadanya maka dia tetap bersabar karena dia menyambung silaturahmi bukan karena mereka tetapi karena perintah Allāh dan berharap surga.

■ TINGKATAN KEDUA

Tingkatan kedua adalah menyambung silaturahmi jika kerabat berbuat baik.

⇒ Kalau dibaiki maka dia berbuat baik dan kalau diburuki maka dia membalas keburukan.

■ TINGKATAN KETIGA

Adapun tingkatan yang ketiga adalah tingkatan yang buruk dan haram yang menyebabkan masuk neraka yaitu memutus silaturahmi;

• Tidak menyambung silaturahmi.
• Cuek (tidak memperhatikan) kepada kerabat.
• Tidak menghubungi mereka
• Tidak berbuat baik kepada mereka bahkan berbuat kasar.

Maka ia telah melakukan perbuatan yang terancam dengan neraka jahannam.

Semoga Allāh menjadikan kita semuanya termasuk orang-orang yang menyambung silaturahmi dan menjadikan kita orang yang bersabar seandainya ada kerabat yang berbuat buruk kepada kita.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memasukkan kita semua ke dalam surga.
______________________________


🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 22 Muharram 1437H / 04 November 2015M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitabul Jami' | Bab Al-Birru (Kebaikan) Wa Ash-Shilah (Silaturahim)
🔊 Hadits ke-2 | Larangan Memutus Silaturahmi
⬇️ Download Audio:
https://drive.google.com/open?id=0B1e0BM9z9hzYbmwwMmlkSE1ndlE
____________________

وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه و سلم : "لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ" يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Jubair bin Muth‘im Radiyallāhu anhu ia berkata: Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim.”
(Muttafaqun ‘alaih).

No comments:

Post a Comment