Thursday, November 19, 2015

Tausiyah Singkat | Kesempurnaan Agama Islam

KESEMPURNAAN AGAMA ISLAM
klik link audio

بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــــــــم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد


Kaum Muslimin,

Kesempurnaan sebuah agama adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa bagi pemeluk agama tersebut.

Dan alhamdulillāh, Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mengabarkan di dalam Al Qurān bahwasanya agama kita (agama Islam) adalah agama yang sudah disempurnakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:


ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬اۚ

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku telah menyempurnakan bagi kalian kenikmatan bagi kalian dan Aku telah ridhai Islam ini sebagai agama kalian.”

(QS Al Māidah: 3)

⇒ Ini menunjukkan tentang kesempurnaan agama ini dan bahwasanya Islam adalah agama yang sempurna.

Al Imām Ibnu Katsīr rahimahullāh, ketika beliau menafsirkan ayat ini, beliau mengatakan:

◆ Bahwasanya ini adalah kenikmatan yang paling besar yang Allāh berikan kepada umat ini karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menyempurnakan bagi umat ini agama.

◆ Tidak ada yang halal, kecuali apa yang Allāh halalkan. Dan tidak ada yang haram, kecuali apa yang Allāh haramkan. Dan tidak ada agama, kecuali apa yang Allāh syariatkan.

⇒ Ini menunjukkan tentang kenikmatan kesempurnaan sebuah agama.

Oleh karena itu, orang-orang Yahudi, ketika mereka mengetahui tentang ayat-ayat ini mereka berkata kepada 'Umar bin Khaththāb radhiyallāhu 'anhu:

"Ada sebuah ayat yang ada di dalam sebuah kitab kalian, apabila ayat tersebut turun kepada kami, orang-orang Yahudi, niscaya kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai Hari Raya.

Maka 'Umar berkata:

'Apakah ayat tersebut?'

Mereka mengatakan:

'Yaitu firman Allāh':

ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬اۚ

⇒ Ini menunjukkan kepada kita, sekali lagi, tentang kenikmatan kesempurnaan agama Islam ini.

Oleh karena itu sebagai seorang Muslim maka hendaklah dia bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang telah memberikan taufik dan hidayah kepadanya sehingga dia bisa memeluk sebuah agama yang telah disempurnakan oleh Allāh 'Azza wa Jalla.

Kaum Muslimin yang dimuliakan oleh Allāh,

Dan sebagai tuntutan keyakinan kita tentang kesempurnaan agama ini, adalah diharamkannya kita membuat perkara (amalan-amalan) yang baru (bid’ah) di dalam agama ini.

Karena orang yang membuat bid’ah di dalam agama maka seakan-akan dia telah menganggap agama ini belum sempurna sehingga perlu di sana tambahan syariat yang baru.

Dan ini adalah perkara yang tentunya membahayakan agama seorang Muslim.

Bagaimana dia mengatakan bahwasanya agama ini adalah agama yang kurang yang dengan lisannya maupun dengan keadaannya?

Padahal Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah menyempurnakan agama Islam ini.

Demikian pula, orang yang melakukan bid’ah di dalam agama, maka seakan-akan dia telah menganggap dan menuduh bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengkhianati risalah Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Padahal Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, sebagai seorang Nabi, telah melaksanakan tugasnya.

Di dalam sebuah hadits, Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:

إنه لم يكن نبي قبلي إلا كان حقا عليه أن يدل أمته على خير ما يعلمه لهم وينذرهم شر ما يعلمه لهم

“Sesungguhnya tidak ada Nabi sebelumku kecuali wajib baginya untuk menunjukkan umatnya kebaikan yang dia tahu dan wajib baginya untuk mengingatkan umatnya kejelekan yang dia tahu.”

(HR Muslim)

⇒ Ini menunjukkan bahwa setiap Nabi, mereka sudah menyampaikan risalah dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Nah, kalau kita menganggap bahwasanya di sana ada amalan yang belum disampaikan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam berarti kita telah menuduh Beliau mengkhianati risalah Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Orang yang melakukan bid’ah (amalan yang tidak pernah diajarkan oleh Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam) seakan-akan menganggap bahwasanya ada syariat yang belum disampaikan oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Al Imām Malik rahimahullāh, guru dari Imām Syāfi'ī rahimahullāh mengatakan:

من ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة ، فقد زعم أن رسول الله صلى الله عليه وسلم خان الرسالة لأن الله يقول (اليوم أكملت لكم دينكم و أتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا), فما لم يكن يومئذ دينا لا يكون اليوم دينا

“Barangsiapa yang membuat bid’ah di dalam agama Islam kemudian dia menganggap bid’ah tersebut adalah bid’ah yang hasanah (baik) maka sungguh dia telah menyangka (telah menuduh) Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengkhianati risalah Allāh.

Karena sesungguhnya Allāh telah mengatakan, 'Pada hari ini Aku telah sempurnakan agama ini bagi kalian.'

Maka sesuatu yang saat itu bukan termasuk agama Islam maka pada hari ini juga bukan termasuk agama.”

Ini adalah ucapan Imām Mālik yang meninggal pada 179 H dan beliau adalah guru dari Imām Syāfi'ī rahimahullāh.

⇒ Menunjukkan kepada kita tentang bahayanya melakukan bid’ah di dalam agama ini.

Itulah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga yang sedikit ini bermanfaat.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
______________________________




➖➖➖➖➖➖➖
🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 07 Shafar 1437 H / 19 November 2015 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Abdullah Roy, MA
🔊 Tausiyah Singkat | Kesempurnaan Agama Islam
⬇ Download Audio:
https://goo.gl/m0W2Mq
🌐 Sumber:
https://m.youtube.com/watch?v=okwr3r1FIxE
➖➖➖➖➖➖➖

No comments:

Post a Comment