Friday, March 17, 2017

Materi Tematik | 10 Kiat Berumah Tangga (Bagian 05 dari 06)

10 KIAT BERUMAH TANGGA (BAGIAN 05)
klik link audio

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه

Kita lanjutkan pengajian kita.

Diantara perkara yang bisa meningkatkan keharmonisan rumah tangga, yaitu:


_⑹ Perbanyak melakukan hal-hal romantis._

Ada teman saya, baru menikah akhirnya cerai, kenapa?

Karena istrinya tidak bisa romatis. Ketika suaminya pulang dari kantor istrinya hanya diam, padahal suaminya ketika pulang kantor ingin disambut istrinya.

Kalau di Arab Saudi sebelum laki-laki dan wanita menikah ada daurah tentang rumah tangga. Diajari supaya mereka bisa hidup dengan romantis dan indah kehidupan mereka.

Dan kita dianjurkan berbuat romantis agar suami atau istri semakin cinta. Dan ingat, meningkatkan keharmonisan rumah tangga dituntut dalam syari'at.


Kita ambil contoh sederhana saja misalnya:

Istri kita sedang tidur dan selimutnya terbuka, maka antum ambilah selimutnya dan selimuti lagi istri antum. Kan indah seperti ini! Antum cium keningnya, antum belai-belai rambutnya, maka istri antum akan mengatakan, "Māsyā Allāh suamiku perhatian."

Itu indah, dan antum dapat pahala.

Antum akan keluar rumah lalu antum mencium istri antum, dapat pahala.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam sunan Abū Dāwūd sebelum keluar rumah kemasjid Beliau mencium istrinya.

Apakah antum pernah melakukan?

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mandi bareng bersama istrinya.

'Āisyah Radhiyallāhu 'anhā mengatakan:

كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءِ وَاحِدٍ يُبَادِرُنِي وَأُبَادِرُهُ حَتَّى يَقُولَ دَعِي لِي وَأَقُولُ أَنَا دَعْ لِي قَالَ سُوَيْدٌ يُبَادِرُنِي وَأُبَادِرُهُ فَأَقُولُ دَعْ لِي دَعْ لِي

_Aku pernah mandi bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari satu bejana. Beliau mendahuluiku dan aku pun mendahului beliau, hingga beliau berkata:_

_"Tinggalkan untukku."_

_Aku juga berkata: "Tinggalkan untukku."

_Beliau mendahuluiku dan aku mendahului beliau, lalu aku katakan:_

_"Tinggalkan untukku, tinggalkan untukku."_

(Hadīts Riwayat Hadits Nasā'i Nomor 239)

Jadi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mandi bersama 'Āisyah dan bercanda dalam mandi itu, ini sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Yā Akhi, antum mandi bareng lalu siram-siraman, maka seluruh dengki, kejengkelan akan gugur bersama gugurnya air-air tersebut.

Diantara perkara yang sangat menakjubkan adalah kisah Shafiyyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā.

Shafiyyah adalah seorang wanita Yahūdiyyah yang keluarganya diperangi oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan para shahābat. Suatu hari ayahnya meninggal dunia dibunuh oleh para shahābat atas perintah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Suaminya juga dibunuh oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam atau atas perintah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Saudaranya juga dibunuh atas perintah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Dalam hari yang sama kerabatnya meninggal semua.

Setelah itu Syafiyyah dinikahi oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Sebagai seorang manusia wajar bila Syafiyyah dendam kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, kenapa?

Karena ayah, suami dan saudaranya dibunuh atas perintah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Akan tetapi hal tersebut (dendam) tidak ada di dada Syafiyyah, karena hati Syafiyyah telah ditawan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan sikap romantis Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, dengan akhlaq Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang mulia terhadap Shafiyyah.

Oleh karenanya di awal pernikahan, perhatikan!

Di awal pernikahan tatkala Shafiyyah hendak naik diatas unta, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menegakan lututnya agar pahanya diinjak Shafiyyah sehingga  Shafiyyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā bisa naik ke atas unta dan ini dilihat banyak shahābat.

Ini luar biasa, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tawādhu' terhadap istrinya sehingga ditegakkan lututnya agar pahanya diinjak oleh istrinya supaya bisa naik ke atas unta.

Siapa yang pernah demikian?

Mungkin tidak seperti itu, tetapi yang mirip seperti itu. Contohnya bila antum naik mobil mau pergi sama istri misalnya, jangan supir yang membukakan pintu buat istri antum, tapi antumlah yang harus membukakan pintu untuk istri antum.

"Sayangku, silahkan." atau "Permaisuriku, silahkan." Indahkan seperti itu.

Setelah dia masuk baru tutup pintu, baru antum naik, istri akan merasa disayang dan istri akan merasa senang. Tunjukan bahwa anda sayang kepada istri anda.

Seperti inilah yang membuat Shafiyyah lupa terhadap semua kejadian yang telah menimpa keluarganya, karena Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam telah menawan hatinya.

Dalam Shahīh Bukhāri, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sedang 'itikaf dimasjid Nabawi.

Hakekat 'itikaf memutuskan segala hubungan dengan makhluq lalu menyambung hubungan dengan Al Khāliq (Pencipta), jadi kita tujuan 'itikaf adalah untuk beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, sampai-sampai Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam membuat semacam kemah-kemahan agar dia bisa konsentrasi beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Tatkala malam hari Shafiyyah datang mengunjungi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam di masjid Nabawi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ngobrol bersama Shafiyyah, bisa kita katakan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memutuskan ibadah Beliau demi mengobrol  dengan istrinya (Shafiyyah) karena beliau ingin menawan hati istrinya.

Waktu istrinya mau pulang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam keluar dari masjid dan mengantar pulang istrinya dan ini dijadikan dalīl oleh para ulamā bahwasanya orang yang sedang 'itikaf boleh keluar dari masjid kalau darurat.

Waktu itu malam hari, sementara siapa yang mengantar Shafiyyah kalau bukan suaminya (Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam).

Setelah mengantar Shafiyyah, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kembali lagi ke masjid Nabawi.

Seseorang bila sedang 'itikaf boleh dia keluar, misalnya panitia tidak menyediakan makanan, maka dia boleh keluar sekedar membeli makanan, lalu kembali lagi ke masjid.

Perhatikan, bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam meskipun sedang 'itikaf, ngobrol bersama Shafiyyah. Bahkan mengantar Shafiyyah pulang ke rumahnya. Inilah yang menawan hati Shafiyyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā.

Oleh karenanya istri senang kalau kita romantis.

Lihat, 'Āisyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhā, tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

 "Wahai, 'Āisyah apakah engkau tidak ingin melihat orang-orang Habasyah bermain-main di masjid?"

Kata 'Āisyah: "Iya, saya ingin melihat."

Maka 'Āisyahpun melihat orang-orang Habasyah, mereka bermain perang-perangan di masjid Nabawi.

Waktu itu 'Āisyah melihatnya melalui jendela di dalam rumah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam. Kemudian 'Āisyah meletakan dagunya di pundak Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan menempelkan pipinya dengan pipi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, "Cukup wahai 'Āisyah, sudah lama engkau menonton orang-orang Habasyah."

Kata 'Āisyah, "Belum, yā Rasūlullāh."

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membiarkan 'Āisyah menonton kemudian tidak lama Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan, "Sudah cukup, wahai 'Āisyah."

Kata 'Āisyah, "Belum, yā Rasūlullāh."

Sampai tiga kali Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakannya. Kemudian 'Āisyah mengatakan:

"Saya tidak menonton orang-orang tersebut bermain di masjid Nabawi tapi agar mereka tahu bagaimana kedudukan saya di sisi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam."

Jadi 'Āisyah sedang pamer sedang dekat dengan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, dan ini wajar sifat perempuan.

Maka kita harus pengertian dalam hal ini kita berusaha romantis kepada istri kita dan ini butuh belajar.

Diantara perkara yang menunjukan keromantisan juga jangan lupa kalau istri kita berbuat baik jangan lupa kita mengucapkan, "Syukran yā Habibatiy."

Intinya, antum mengucapkan terima kasih.

Latih diri. Setiap istri atau suami melakukan kebaikan katakan terima kasih kepadanya, ini berlaku untuk semuanya bila mereka berbuat baik perlu penghargaan.

Saya ingatkan kepada para wanita juga, lelaki itu ingin dihormati,

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ

_"Lelaki adalah pemimpin keluarga."_

(QS An Nisā': 34)

Lelaki ingin istri menunjukkan ketundukan kepada suaminya. Sampai di antara perkara  yang disukai oleh sebagian suami meskipun dia sedang bersafar, bila istrinya akan keluar rumah dia memberi tahu suaminya (izin kepada suaminya) dan ini merupakan penghargaan kepada suami dan menambah cinta suami kepada istri.

Tatkala suami tahu istrinya menghargainya maka dia semakin cinta kepada istrinya.


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
________________________


 🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 18  Jumadal Akhir 1438 H / 17 Maret 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📔 Materi Tematik | 10 Kiat Berumah Tangga (Bagian 05 dari 06)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-Tmk-10KiatBerumahTangga-05
🌐 Sumber: https://youtu.be/HY0qr4kfSdo
-----------------------------------

No comments:

Post a Comment