Saturday, March 18, 2017

Materi Tematik | 10 Kiat Berumah Tangga (Bagian 06 dari 06)

10 KIAT BERUMAH TANGGA (BAGIAN 06, SELESAI)
klik link audio

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه

Kita lanjutkan pengajian kita.

Diantara perkara yang bisa meningkatkan keharmonisan rumah tangga, yaitu:


_⑺ Berusaha mengungkapkan cinta kita kepada pasangan kita._

Berusaha mengungkapkan cinta kita atau istilahnya kita "ngegombal kepada istri kita" walau terkadang ada dusta (tidak masalah) dan ini dibolehkan dalam syari'at.

Dalam hadīts:

رَخَّصَ النَّبِي صلى الله عليه وسلم مِنَ الكَذِبِ في ثَلَاثٍ: في الحَرْبِ و في الإِصْلَاحِ بَيْنَ النَّاسِ و قَوْلِ الرَّجُلِ لِإِمْرَأَتِهِ

_"Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberi keringanan untuk berbohong dalam 3 perkara:_



_① Dalam peperangan,_
_② Mendamaikan dua orang yang saling sengketa,_
_③ Perkataan seorang lelaki kepada istrinya."_

(Hadits riwayat Ahmad nomor 26018)

Dalam riwayat yang lain:

وحَدِيْثُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ و حَدِيْثُ المَرْأَةِ زَوْجَهَا

_"Seorang lelaki berbicara dengan istrinya atau sebaliknya seorang istri berbicara dengan suaminya dibolehkan dusta."_

(Hadits riwayat Muslim nomor 2605)

Jadi ada tiga dusta yang dibolehkan dan ini pendapat yang kuat sebagaimana dikuatkan oleh Ibnu Hajar rahimahullāh.

Dalam perang, kita boleh berdusta.

Misalnya kita tunjukan kepada musuh kita, kita tidak ingin menyerang padahal kita yang hendak menyerang atau sebaliknya. Kita menampakan seakan-akan kita lemah ternyata kita kuat dan sangat kuat sehingga kita bisa menyerang musuh yang lenggah. Atau sebaliknya, kita lemah lalu kita tunjukan seakan-akan kita kuat supaya musuh gentar.

Ini boleh dilakukan dalam peperangan.

Diantaranya lagi, dusta seorang lelaki yang ngobrol dengan istrinya dan sebaliknya, dusta seorang istri yang ngobrol dengan suaminya. Ini kedustaan yang menimbulkan cinta kasih diantara mereka, tapi bukan semua dusta.

Kalau misal suaminya menikah lagi trus ditanya istrinya, "Mas, apakah kamu menikah lagi?" Lalu si suami mengatakan, "Tidak." Ini tidak  boleh, ini berbohong!

⇒Yang dibolehkan adalah dusta untuk menumbuhkan cinta kasih diantara pasangan.

Misalnya:

Suaminya mengatakan, "Istriku, kamu cantik sekali hari ini," ini tidak apa-apa. Istilahnya gombal-gombal yang disukai oleh wanita.

Tulislah syair cinta untuk istri, maka antum akan dapat pahala.

Allāh ingin agar suami istri terjaga kecintaan mereka, sampai Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membolehkan bohong demi untuk menjaga mawadah antara suami dan istri.

Ini menunjukan mawadah suami istri adalah perkara yang dituntut, karena kalau kita mendapatkan kebahagiaan di rumah akan banyak sekali maslahat yang akan kita dapatkan. Anak-anak juga enak dirawat oleh ayah ibu yang bahagia. Kitapun dapat menundukan pandangan karena kita sayang kepada istri kita.

Oleh karenanya dituntut untuk menumbuhkan cinta kasih antara suami dan istri, meskipun dengan berdusta.

Di antara perkara yang lain yang bisa meningkatkan keharmonisan rumah tangga, yaitu:


_⑻ Merubah suasana._

Menurut ahli tarbiyyah, merubah suasana adalah perlu agar kita tidak terjebak pada satu suasana yang monoton.

Misalnya:

√ Sesekali rubah tempat tidur
√ Mengajak istri dan anak-anak jalan-jalan keluar
√ Sesekali anak-anak dititipkan kepada neneknya, lalu pergi berdua dengan istri


_⑼ Suami dan istri membicarakan nostalgia-nostalgia yang indah._

Diantara obrolan-obrolan suami istri adalah membicarakan nostalgia-nostalgia yang indah dan ini akan menumbuhkan cinta kasih.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam suatu hari berjalan bersama Aisyah dan para shahābat, Aisyah radhiyallahu anha berkata:


خَرَجْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ وَأَنَا جَارِيَةٌ لَمْ أَحْمِلِ اللَّحْمَ وَلَمْ أَبْدُنْ فَقَالَ لِلنَّاسِ: " تَقَدَّمُوا " فَتَقَدَّمُوا، ثُمَّ قَالَ لِي: " تَعَالَيْ حَتَّى أُسَابِقَكِ " فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ، فَسَكَتَ عَنِّي حَتَّى إِذَا حَمَلْتُ اللَّحْمَ وَبَدُنْتُ وَنَسِيتُ، خَرَجْتُ مَعَهُ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ، فَقَالَ لِلنَّاسِ: " تَقَدَّمُوا " فَتَقَدَّمُوا ثُمَّ قَالَ: " تَعَالَيْ حَتَّى أُسَابِقَكِ " فَسَابَقْتُهُ، فَسَبَقَنِي، فَجَعَلَ يَضْحَكُ، وَهُوَ يَقُولُ: " هَذِهِ بِتِلْكَ

_Aku keluar bersama nabi shallallahu alaihi wa sallam di sebagian safar beliau. Dan aku masih kecil (remaja) yang belum gemuk. Maka beliau berkata kepada para shahabat:_

_"Kalian jalan duluan."_

_Mereka (para shahabat) akhirnya pergi terlebih dahulu. Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata kepadaku:_

_"Ayo kita lomba lari."_

==>Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengajak 'Āisyah lomba lari, maka lomba larilah antara 'Āisyah dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

_Maka aku berlomba dengannya dan aku yang menang. Waktu kala Nabi hanya diam-diam saja._

==>'Āisyah masih kecil masih remaja belum gemuk sehingga ketika lomba lari dengan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kalah  karena saat itu Nabi sudah berumu.

_Sampai aku mulai gemuk dan aku lupa bahwa aku sudah mulai gemuk, aku keluar lagi bersama beliau dalam sebuah safarnya._

==>Kemudian berjalanlah waktu dan 'Āisyah menjadi gemuk, waktu 'Āisyah gemuk Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengajak 'Āisyah lomba lagi. Saat itu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam juga sedang bersafar dengan para shahābat dan para shahābat diminta berjalan terlebih dahulu.

_Maka beliau berkata kepada para shahabat:_

 _"Kalian jalan duluan."_

_Maka merekapun jalan duluan. Kemudian beliau berkata:_

 _"Ayo kita lomba lari."_

_Maka aku lomba dengannya dan akhirnya beliau yang menang. Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tertawa dan berkata:_

_"Ini untuk membayar kekalahanku yang dulu."_

(Hadits riwayat Ahmad nomor 25075)

Subhānallāh

Berarti Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ingat masa indah, lomba lari itu kenangan yang indah.

Antum sekali-kali bernostalgia dengan istri antum agar bisa menumbuhkan cinta kasih antara suami dan istri.


_⑽ Apa yang kita lakukan jika terjadi keributan antara suami dengan istri._

Namanya kehidupan, rumah tangga tidak akan luput dari masalah dan ini adalah pernak pernik kehidupan.

Tatkala terjadi keributan antara kita dengan istri kita jangan kita menuduh bahwa istri kita kurang bertaqwa, atau jangan menuduh diri kita juga kurang bertaqwa.

Ingatlah bahwasanya rumah tangga terbaik yang ada adalah rumah tangga Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, juga terjadi problematika dalam rumah tangganya. Meskipun tidak banyak tetapi terjadi keributan antara Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan istri-istrinya.

Kalau itu terjadi dirumah tangga Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sementara Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah orang yang paling mulia, istri-istrinya adalah orang yang paling mulia, bagaimana lagi dengan kita? Maka Wajar bila terjadi problematika.

Yang menjadi masalah bagaimana sikap kita menghadapi problem atau masalah antara kita dengan pasangan kita?

• Yang pertama | Apabila timbul pertikaian atau permasalah yang harus diperhatikan jadikanlah diri anda termasuk dari problem.

Kalau anda menjadikan problem tersebut tertumpu pada pasangan anda, maka anda akan merendahkan dia dan berusaha menyalahkan dan tidak berusaha mencari solusi. Namun tatkala anda menjadikan saya juga termasuk problem, maka kita berusaha mencari solusi.

Kenapa?

Karena anda juga merasa bersalah.

Bisa jadi istri kita yang salah, namun akar dari kesalahan tersebut mungkin dari kita.

√ Mungkin kita kurang perhatian
√ Mungkin kita kurang dakwahi
√ Mungkin kita tidak penuhi janji kita kepadanya sehingga pasangan kita marah-marah

Sebenarnya akar masalah kembali kepada kita. Atau karena kita bermaksiat di luar sehingga dampaknya sikap istri kita kepada kita sebagaimana perkataan para salaf, "Saya mengetahui dampak dari maksiat dari  sikap istri."

Oleh karenanya tatkala timbul permasalahan antara kita dengan istri kita, jadikanlah kita bagian dari problem dan ini langkah yang tepat sehingga kita berusaha mencari solusi.

• Yang Kedua|Tatkala terjadi problem kita bahas di tempat dan waktu yang pas.

Jangan lagi ada permasalahan kemudian kita membentak-bentak istri kita di hadapan anak kita. Jangan!

Kasihan anak-anak melihat orang tuanya bertengkar.

Ikhwān, kalau anda marah sama istri, tahan. Jangan marah didepan anak-anak, kasihan anak-anak. Kenapa kita tidak bisa tahan emosi?

Seharusnya orang yang mengikuti sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam lebih utama menahan emosi (lebih sabar) bukan lebih emosional.

Sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengajarkan kita untuk lebih sabar menahan emosi kita.

Oleh karenanya ketika kita marah dengan istri kita, kita lihat kondisi, jangan kita lampiaskan. Begitu marah langsung melampiaskan, ini tidak benar!

Sebagai orang yang berimān kita harus lihat kapan waktunya kita melampiaskan emosi kita, di mana dan kapan waktu yang tepat. Jangan di hadapan anak-anak!

Kita ingin mencari solusi kita bukan dendam, ingat istri kita punya jasa yang banyak sudah mengandung anak kita, sudah mengurus kita, dia punya kesalahan wajar manusia semua punya kesalahan.

Oleh karenanya kita bicarakan masalah tersebut di tempat dan waktu yang pas.

• Yang Ketiga| Waktu terjadi permasalahan kita bahas permasalahan kita satu persatu, jangan mengungkit-ungkit masalah yang lain dulu.

Saya ingatkan kepada ibu-ibu, ibu-ibu kalau sudah marah-marah dia bisa mengungkit semua masalah dan mereka memiliki hapalan yang kuat dalam urusan ini.

Kita suami terkadang binggung karena kita banyak yang dipikir, sehingga mau mikir kesalahan dia (istri) kita lupa. Tapi istri dia punya hapalan yang kuat memikirkan kesalahan suami.

Ibu-ibu, bila ada masalah dengan suami bahas satu persatu. Jadilah wanita yang berakal karena kita ingin mencari solusi. Dan jangan diungkap seluruhnya di dalam satu tempat, karena ini berarti tidak mencari solusi.

• Yang Keempat| Berusaha agar permasalahan tersebut hanya kita yang membahas jangan sampai keluar.

Sebagian ibu-ibu apabila sedang ribut dengan suaminya cerita ke teman-teman yang lain. Dia curhat tetapi kepada banyak teman. Ibu-ibu bila mau curhat, curhatlah pada satu teman wanita cari solusi yang amanah.

Jangan curhat kepada banyak teman karena ini berarti membongkar aib suaminya, ini tidak benar!

Kalau masalah di dalam rumah usahakan jangan sampai keluar jangan sampai cerita kepada teman yang tidak amanah, bahkan bila perlu orang tua jangan sampai tahu, kita selesaikan sendiri.

Ini di antara perkara yang harus kita perhatikan.

Dan terakhir saya tutup dengan perkataan Abū Darda Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu kepada istrinya, riwayat ini sanadnya lemah tetapi sering dinukil oleh para ulamā karena maknanya yang indah.

Abu Darda Radhiyallāhu Ta'āla 'anhu pernah berkata kepada istrinya:

إذا غضبتُ فَـرَضيِّني، وإذا غضبتِ رضيتك

_"Kalau saya marah maka berusahalah meredam marah saya dan kalau kamu marah saya berusaha untuk meredam marahmu."_

Oleh karenanya bila suami sudah emosi, istri mencoba menenangkan suami, demikian juga suami yang baik bila istri sudah emosi tenangkan istrinya. Kalau tidak, tidak akan berjalan kehidupan rumah tangga.

Ini sekedar teori yang bisa kami sampaikan, yang kita perlukan adalah pengamalan dan kita perlu melatih diri kita untuk pengamalan.

Demikian kajian kita pada kesempatan kali ini, semoga Allāh mencatatnya sebagai amalan kebajikan kita di akhirat kelak.


سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
________________

🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 19  Jumadal Akhir 1438 H / 18 Maret 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📔 Materi Tematik | 10 Kiat Berumah Tangga (Bagian 06 dari 06)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-Tmk-10KiatBerumahTangga-06
🌐 Sumber: https://youtu.be/HY0qr4kfSdo
-----------------------------------

No comments:

Post a Comment