Tuesday, May 16, 2017

Materi Tematik | Maraih Ampunan Di Bulan Ramadhan (Bagian 1 dari 5)

MERAIH AMPUNAN DI BULAN RAMADHĀN, BAGIAN 01 DARI 05
klik link audio

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله نبينا محمد و آله و صحبه ومن وله
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده و رسوله
قال الله تعالى في كتابه الكريم يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و انتم مسلمون أما بعد


Yā ayuhal ikhwāh,

Alhamdulillāh, bulan Ramadhān mungkin tidak sampai seminggu lagi akan menjelang kita.

Dan tentunya, seorang mu'min dengan datangnya bulan Ramadhān memberikan angin (harapan) yang besar, karena seorang mu'min itu kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bergembira dengan keta'atan.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَاتُهُ وَسَاءَتْهُ سَيِّئَاتُهُ فَذَلِكُمْ الْمُؤْمِنُ

_"Barangsiapa yang merasa bergembira dengan amal kebaikan dia dan merasa susah dengan amal keburukan dia, maka tandanya dia seorang mu'min."_


(Hadīts Riwayat At Tirmidzi nomor 2165)

Seorang mu'min dengan datangnya bulan Ramadhān, dia menaruh harapan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk mendapatkan ampunan yang paling besar.

Oleh karena itulah seorang mu'min ketika datang bulan Ramadhān ini berada di antara dua keadaan.

Yaitu:

⑴ Berharap ampunan.
⑵ Khawatir tidak mendapatkan ampunan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kenapa khawatir?

Karena adanya hadīts yang mengancam ketika telah selesai bulan Ramadhān dia tidak mendapatkan ampunan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dalam hadīts riwayat Imām Ahmad, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

 شَقِيَ عَبْدٌ

_"Celaka seorang hamba."_

Dalam riwayat lain:

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

_"Celaka seorang hamba (semoga terhina seorang hamba), masuk padanya bulan Ramadhān kemudian dia keluar dari bulan Ramadhān dalam keadaan tidak mendapatkan ampunan Allāh Subhānahu wa Ta'āla."_

(Hadits riwayat Tirmidzi nomor 3545)

Dido'akan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan kecelakaan.

Siapa?

Orang yang masuk bulan Ramadhān kemudian ketika selesai bulan Ramadhān dia tidak meraih ampunan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Ini yang membuat kita khawatir dan cemas.

Apakah kita nanti bulan Ramadhān ini termasuk orang yang diampuni dosanya atau tidak?

Maka dari itu, yā akhi aazakumullah, berdasarkan hadīts ini bahwa seorang mu'min hendaknya bersungguh-sungguh untuk mendapatkan dan meraih ampunan Allāh di bulan Ramadhān.

Yā akhi aazakumullah.

Sebetulnya meraih ampunan di bulan Ramadhān tidaklah sulit bagi mereka yang diberikan kemudahan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kenapa?

Karena sebab-sebab untuk mendapatkan ampunan di bulan Ramadhān itu sangat banyak sekali.

Kiat agar kita bisa meraih ampunan di bulan Ramadhān, yaitu:


*⑴ Tauhīd dan Ikhlās*

Tauhīdullāh dan mengikhlāskan amal ibadah kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Sebab amalan tidak akan diterima oleh Allāh kecuali dengan dua syarat.

Yaitu:

⑴ Ikhlās.
⑵ Mutaba'atu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّين

_"Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali agar mereka beribadah hanya kepada Allāh saja, dengan mengikhlāskan ibadah itu hanya kepada Allāh."_

(QS Al Bayyinah: 5)

Pahala tauhīd sangat besar di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla, bahkan tidak ada amal yang paling berat dalam timbangan, bahkan tidak ada amalan yang merupakan sebab utama mendapatkan ampunan kecuali dengan tauhīdullāhi Jalla wa 'Alā.

Imām At Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadīts Qudsi bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً

_"Wahai anak Ādam, jika kamu datang kepadaku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian kamu bertemu dengan ku (meninggal dunia) dalam keadaan kamu tidak mempersekutukan Aku sedikitpun juga, maka Aku akan datang membawa ampunan dengan sepenuh bumi."_

(Hadīts Riwayat At Tirmirdzi nomor 3540)

Subhānallāh, orang yang meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allāh, walaupun dosanya sepenuh bumi kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, maka Allāh akan datang membawa ampunan sepenuh bumi.

Tapi syaratnya satu, yaitu meninggal dalam keadaan tidak mempersekutukan Allāh sedikitpun juga.

Maka dari itulah Yā akhi, sebab yang paling besar untuk mendapat dan meraih ampunan disisi Allāh di bulan Ramadhān, yaitu yang terpenting adalah Ikhlās dan tauhīdullāh Jalla wa 'alā.

Mengikhlāskan ibadah puasa kita karena Allāh, mengikhlāskan seluruh amal kita karena Allāh.

Oleh karenya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

_"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhān karena keimānan dan mengharap pahala, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."_

(Hadīts Riwayat Bukhāri nomor 2014)

Ini adalah syarat yang harus dipenuhi agar kita mendapatkan ampunan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan ini merupakan syarat mutlak tauhīdullāhi Jalla wa 'alā (mentauhīdkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla)


*⑵ Banyak istighfār*

Memperbanyak istighfār kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Karena orang yang beristighfār dan memohon ampunan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla sungguh-sungguh pasti akan Allāh ampuni dia.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ

_"Wahai anak Ādam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, Aku akan ampuni dosa-dosamu."_

(Hduts riwayat Tirmidzi nomor 3540)

Māsyā Allāh.

Oleh karenanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menganjurkan umatnya untuk banyak beristighfār.

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا

_"Keberuntungan (pohon thūbā di dalam jannah) bagi seseorang yang mendapatkan banyak istighfār di lembar catatan amalannya."_

(Hadits riwayat Ibnu Majah nomor 3818)

Dan ketika kita banyak istghfār, kita akan diberi keuntungan yang banyak oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla di dunia dan akhirat.

⇒Di dunia orang yang banyak istighfār dibukakan pintu rejekinya.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا(١٠)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا(١١) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا( ١٢)

_"Kata Nabi Nūh 'alayhissalām: Aku berkata kepada kaumku, Wahai kaumku beristighfārlah kalian kepada Allāh, sesungguhnya Allāh Maha Pengampun, niscaya Allāh akan mengirimkan kepadamu hujan yang lebat dan Allāh akan memberikan kepadamu harta dan anak-anak, dan Allāh akan menjadikan untuk kalian kebun-kebun dan sungai-sungai yang mengalir."_

(QS Nūh: 10-12)

Dengan istighfār membuka pintu-pintu rejeki, orang yang banyak istighfār, Allāh akan buka pintu-pintu rejeki untuk dia, bahkan dengan istighfār memberikan kekuatan badan.

Sebagaimana Allāh berfirman:

 وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ

_"Dan Allāh akan tambahkan kekuatan di atas kekuatan kalian."_

(QS Hud: 52)

Kata Syaikh Abdurahman As Sa'di:

"Ayat ini menunjukan bahwa istighfār bisa memberikan kekuatan kepada tubuh."

Oleh karenanya, banyaklah istighfār.

Setiap hari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam beristighfār 100 kali, padahal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sudah diampuni dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang.

Sedangkan kita?

Kita tidak ada jaminan, maka perbanyaklah istighfār kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
______________________

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 19 Sya'ban 1438 H / 16 Mei 2017 M
👤 Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc
📔 Materi Tematik | Maraih Ampunan Di Bulan Ramadhan (Bagian 1 dari 5)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AYBS-MeraihAmpunan-01
🌐 Sumber: https://youtu.be/po6W3TBbsqE
-----------------------------------

No comments:

Post a Comment