Thursday, May 25, 2017

Materi Tematik | Menyambut Bulan Ramadhan (Bagian 4 dari 6)

MENYAMBUT BULAN RAMADHĀN, BAGIAN 04 DARI 06
klik link audio

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.


Kita membahas tentang "Menyambut bulan Ramadhān".

Bagaimana agar kita bisa mencintai Ramadhān?

Yaitu kita lihat bagaimana keistimewaan-keistimewaan yang terdapat pada bulan Ramadhān.

Bulan Ramadhān kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

√ Syaithān-syaithān diikat
√ Pintu-pintu surga dibuka
√ Pintu-pintu neraka ditutup
√ Setiap malam Allāh memerdekakan hambanya dari api neraka.

Di antaranya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:


لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ . وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

_"Orang yang berpuasa itu diberikan oleh Allāh dua kegembiraan (yaitu) gembira ketika berbuka dan gembira ketika bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allāh daripada minyak kesturi yang paling wangi."_

(Hadīts Riwayat Bukhāri nomor 1894 dan Muslim nomor 1151)

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan orang yang berpuasa itu gembira ketika berbuka, gembira ketika 'Idul Fitr.

Dan yang paling besar gembiranya adalah ketika bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Di antara keistimewaan bulan Ramadhān adalah bau mulut orang  yang berpuasa di sisi Allāh lebih wangi dari minyak kesturi.

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

_"Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi disisi Allāh daripada minyak kesturi yang paling wangi."_

Di antara keistimewaan bulan Ramadhān adalah untuk meraih ampunan dari Allāh itu mudah. Makanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:

وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

_"Allāh setiap malam bulan Ramadhān memerdekakan hamba-hambanya dari api neraka."_

(Hadīts Riwayat At Tirmidzi, Ibnu Mājah)

Setiap malam, bayangkan!

Allāh memerdekakan hamba-hambanya dari api neraka.

Adapun hadīts yang tersebar di masyarakat bahwa Ramadhān terbagi menjadi 3 (tiga) Sepuluh pertama ampunan, sepuluh kedua rahmat dan sepuluh ketiga pemerdekaan dari api neraka, ini hadīts lemah karena di dalamnya ada perawi dhaif yang bernama 'Ali bin Zaid Al Quda'ah. Ini tidak bisa dijadikan hujjah.

Kata para ulamā ini mungkar karena bertabrakan dengan hadīts yang hasan yang mengatakan bahwa memerdekakan api neraka itu terjadi setiap malam.

Maka bayangkan! Ternyata di bulan Ramadhān untuk mendapatkan kesempatan 'itqunminanar jdiselamatkan dan dimerdekakan dari api neraka) itu mudah.

Kemudian di antara keutamaan bulan puasa adalah pahala di bulan puasa dilipat gandakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Karena itu adalah waktu yang mulia dan para ulamā mengatakan:

"Apabila amal bertabrakan dengan waktu yang mulia (bertepatan) dengan waktu yang mulia maka amal shālih itu akan dilipatgandakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Jadi kita harus berusaha memotivasi diri kita untuk bisa mencintai bulan Ramadhān. Karena orang yang mencintai bulan Ramadhān asalnya dari imān.

Orang yang mencintai bulan Ramadhān cintanya karena Allāh dan karena Imān. Tapi orang yang membenci bulan Ramadhān itu menunjukkan kurang keimānannya bahkan tidak berimān kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kemudian perkara yang hendaknya kita lakukan sebelum bulan Ramadhān yang lainnya adalah:

*⑸ Menempa kesabaran dan hendaknya kesabaran di bulan Ramadhān harus lebih extra lagi.*

Bulan Ramadhān adalah hari-hari penuh kesabaran, bagaimana tidak, di waktu siang yang biasanya kita makan minum, kita tidak boleh makan, tidak boleh minum, tidak boleh jima'.

Dalam keadaan perut kosong, terkadang orang yang perutnya kosong mudah marah, demikian pula kalau kita sedang puasa mudah terpancing emosi, kenapa?

Karena kondisi kita lapar, disinilah kita diuji kesabaran kita untuk tidak marah.

Memang perlu kesabaran, kita langsung terpikir: saya harus sabar.

Nagaimana caranya sabar?

Ingat! Kesabaran kita di bulan Ramadhān itu manfaatnya besar sekali.

_⑴ Orang yang bersabar pahalanya tidak akan diberikan oleh Allāh dengan batasan._

Allāh berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ

_"Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu diberikan pahala dengan tanpa batasan."_

(QS Az Zummar: 10)

⇒Puasa itu kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam merupakan ibadah khusus untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Allāh berfirman:

 كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ

_"Setiap amalan anak Ādam itu untuk dirinya, kecuali puasa karena puasa itu untuk Ku (kata Allāh) dan aku yang langsung memberikan balasan kepadanya."_

Berapa kali kita bersabar sebentar untuk menyenangkan Allāh?

Kita berpikir kalau saya tidak bersabar berpuasa ngeri juga.

Kalau sabar di dunia ada manfaatnya, tetapi kalau sabarnya di neraka tidak ada manfaatnya.

Lebih baik kita sabar di dunia daripada sabar di neraka.

Puasanya umat islām lebih mudah dibandingkan puasanya sebelum umat Islām.

Sebelum umat Islām, puasanya 24 jam. Jadi misalnya jam 6 pagi sahur maka berbukanya jam 6 pagi keesokan harinya.

Kemudian orang-orang Nashrāni di zaman sekarang membuat bid'ah, mereka berpuasa dari makanan besar, kalau makan makanan kecil tidak apa-apa.

Ini tidak pernah disyariatkan oleh Nabi 'Īsā, dan nabi Mūsā 'alayhissalām. Mereka membuat-buat ibadah.

Alhamdulillāh, ternyata umat Islām diberikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla kemudahan semudah-mudahnya. Puasa itu dari terbit fajar sampai terbenam matahari.

Setelah terbenam matahari sampai terbit fajar lagi silahkan makan, Alhamdulillāh  mudah.

Masa puasa hanya setengah hari saja tidak bisa?

Makanya sabar, sabar, sabar, supaya kita bisa berpuasa dibulan Ramadhān.

In syā Allāh kita bisa, yang penting kita mendapat pahala besar di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.


Bersambung kebagian 5 (lima), In syā Allāh.

______________________

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 28 Sya'ban 1438 H / 25 Mei 2017 M
👤 Ustadz Abu Yahya Badru Salam, Lc
📔 Materi Tematik | Menyambut Bulan Ramadhan (Bagian 4 dari 6)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AYBS-MenyambutRamadhan-04
🌐 Sumber: https://youtu.be/FfCa4yQUNOQ
-----------------------------------

No comments:

Post a Comment