Thursday, July 13, 2017

Materi Tematik | Kajian Islam Intensif Tentang Manasik Haji Dan Umroh (Bag. 4 dari 36)

KAJIAN ISLAM INTENSIF TENTANG MANASIK HAJI DAN UMROH BAGIAN 04 DARI 36
klik link audio

بســـمے الله الرّحمنـ الرّحـيـمـے
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته

Alhamdulillāh kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, shalawat dan salam semoga selalu Allāh berikan kepada Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, pada keluarga beliau, para sahabat serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat kelak.

Bapak, Ibu, Saudara-Saudari seiman yang dimulyakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.


(2) Telah kafir orang yang tidak mengakui kewajiban haji.

Kedudukan yang kedua dari ibadah haji adalah haji adalah barang siapa yang meninggalkan haji dengan sengaja karena tidak mengakui kewajiban haji, maka sungguh ia telah kafir.

Jika ada seorang yang mengaku muslim beranggapan bahwa ibadah haji tidak wajib meskipun mampu, maka orang ini telah keluar dari agama Islam.


Kedudukan yang tinggi baginya, amal ibadah haji tidak sembarangan. Dalam surat Ali ‘Imrān ayat 97:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

“Melaksanakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allāh bagi siapa yang sanggup mengadakan perjalanan ke baitullāh. Barangsiapa yang kafir/mengingkari, maka sesungguhnya Allāh Maha Kaya atas alam semesta ini.”

Ini adalah menjadi dasar pokok syarat-syarat ibadah haji, yaitu harus mampu/sanggup.

Sanggup yang bagaimana?

Bukan yang bermodal nekat.

Terutama saya peringatkan kepada kawan-kawan yang berusaha untuk membantu teman-temannya menunaikan ibadah haji bersama-sama, maka jagalah amanah orang. Jangan diterlantarkan, karena doa orang yang dizhalimi itu terkabul, terutama di tempat-tempat suci. Hati-hati.

Misal:

Jamaah haji dimasukkan ke dalam satu kamar yang sempit untuk 100 orang. Kemudian ada yang merokok. Belum lagi bersatunya laki-laki dan perempuan. Belum lagi sulit air, sulit makan. Padahal dijanjikan macam-macam.

Hati-hati terhadap doanya orang yang terzhalimi, karena terkabul.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

 اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

"Berhati-hatilah kamu terhadap do'anya orang yang dizhalimi karena antara do'anya dan Allāh tidak ada penghalangnya."

Ayat ini (Ali ‘Imrān ayat 97), menunjukkan, bahwa, “Barangsiapa yang kafir/mengingkari,” maksudnya tidak percaya atau tidak mengakui kewajiban menunaikan ibadah haji, maka sesungguhnya Allāh Maha Kaya atas alam semesta ini.

Tidak butuh Allāh Subhānahu wa Ta'āla terhadap haji kita, tetapi kita yang membutuhkannya.

Ini kedudukan yang tinggi yang dimiliki oleh Haji.


(3) Kerugian bagi siapa yang mampu akan tetapi tidak melaksanakan haji dan umrah.

Kedudukan yang ketiga dari ibadah haji adalah:

Bagi siapa yang sebenarnya mampu, tetapi dia tidak menunaikan ibadah haji atau umrah, maka yang dia dapatkan hanya kerugian.

Artinya kedudukan haji yang tinggi adalah, saking tingginya di sisi Allāh, jika seandainya ada seorang muslim mampu menunaikan ibadah haji, diluaskan rizkinya, disehatkan badannya, tapi dia tidak menunaikan ibadah haji/umrah, maka yang dia dapat hanyalah kerugian.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban nomor 3703 dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallāhu 'anhu, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

"إنَّ عبدًا أصححت له جسمه، وأوسعت عليه في معيشته، فمضى عليه خمسة أعوام لا يَفِد إلي لمحروم".

“Sesungguhnya seorang hamba yang aku telah sehatkan badannya, aku luaskan rizkinya, selama lima tahun, dia tidak memenuhi panggilan/undanganku, maka niscaya dia adalah orang yang sangat merugi.”

Ini keutamaan ibadah haji.

Jika sudah kita pahami, maka kita akan semangat untuk menunaikan ibadah haji, karena kita tahu kedudukan ibadah haji itu sangat tinggi.

Sekarang kita akan membahas keistimewaan/keutamaan orang yang menunaikan ibadah haji.

Sebelumnya saya akan cerita, saya pernah menyebarkan sebuah tulisan tentang keutamaan orang yang menunaikan ibadah haji. Antara lain ada 11 keutamaan.

Ada seseorang yang membacanya, dia memberikan komentar, “Jadi, orang seperti saya tempatnya di neraka dong, karena saya orang miskin tidak mungkin menunaikan ibadah haji, tidak mungkin mendapatkan keistimewaan yang luar biasa dari 11 keistimewaan tersebut.”

Coba lihat, bagaimana dia benar-benar terenyuh hatinya dengan keistimewaan ibadah haji tersebut.

Ini tentu jawabannya sangat mudah, ketika anda tidak diberi keluasan rizki oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka tidak wajib bagi anda untuk menunaikan ibadah haji.

Ketika seseorang tidak sanggup, maka tidak wajib menunaikan ibadah haji, tidak akan ditanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan in syā Allāh akan dimasukan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla ke dalam surga dengan amal ibadah lainnya. Bahkan mungkin lebih tinggi daripada orang-orang yang menunaikan ibadah haji.

Tetapi yang ingin saya petik dari cerita ini adalah, bagaimana orang tersebut semangat, merasa rugi, ketika terpampang di depannya 11 keutamaan ibadah haji.

Oleh karena itu, jika nanti di lapangan ketika pelaksanaan ibadah haji, mungkin tidak begitu lancar, ada yang sedikit dibohongin. Di Mina dijanjikan ada tenda ternyata tidak ada tenda, kemudian dijanjikan bimbingan ternyata dibiarkan saja.

Para ikhwan yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, ketika kita menunaikan ibadah haji seperti itu, ingat ! Setiap amalan pasti ada rintangannya dan itu sudah dinyatakan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadits Muslim:

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ

“Surga itu diliputi dengan sesuatu yang dibenci.”

(HR Muslim nomor 5049, versi Syarh Muslim nomor 2822)

Artinya, kita akan melewati yang kita dibenci.

Berwudhu harus sempurna meskipun dalam keadaan musim dingin.

Benci dan sulit bagi kita tetapi kita lewati, pasti dibelakangnya ada surga dan kebaikan, nikmat, anugrah, pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Begitu juga, nanti ketika mengerjakan ibadah haji, mungkin tidak lancar, saya berdoa semoga diberi kelancaran dan dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla serta akhirnya pulang mendapatkan haji mabrur (āmīn).

Jika tidak lancar, maka ingat ! Keistimewaan-keistimewaan ini. Maka akan bertambah semangat. Yang kita cari bukan itu kok, yang kita cari bukan penginapan, bukan tempat mandi, tapi yang kita cari adalah 1, 2, 3 dst...

Tetapi ini bukan alasan bagi penyelenggara ibadah haji untuk semena-mena terhadap kawan-kawannya dengan misalnya mengatakan:

“Anda kan nyari hari mabrur, masa nyari kamar di sini.”

Ini tidak benar juga. Karena kita butuh fit dalam amal ibadah, tidak ingin sakit dan sengsara ketika mengerjakan amal ibadah tersebut.

Mudah-mudahan ini bermanfaat.
صلى الله على نبينا محمد
و السّلام عليكم ورحمة الله وبر كا ته


Bersambung ke bagian 05, In syā Allāh
________

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 19 Syawwal 1438H / 13 Juli 2017M
👤 Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
📔 Materi Tematik | Kajian Islam Intensif Tentang Manasik Haji Dan Umroh (Bag. 4 dari 36)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-ManasikHaji-04
🌐 Sumber: http://www.youtube.com/playlist?list=PLsGyF7LoLNd_MRjTZehq0ykcPfYDjef_i
-----------------------------------

No comments:

Post a Comment