Thursday, November 9, 2017

Kajian 74 | Hukum Dan Keutamaan Zakat

HUKUM DAN KEUTAMAAN ZAKAT
klik link audio

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para shahābat Bimbingan Islām yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, alhamdulillāh, pada halaqah kali ini kita masuk pada bab yang baru yaitu tentang "Zakāt".

Sebelum kita membaca matan Abū Syujā', ada beberapa hal yang ingin disampaikan.

1. Hukum membayar zakāt

Sebagaimana kita ketahui bahwasanya membayar zakāt adalah salah satu rukun Islām.

Dan zakāt merupakan rukun yang penting, oleh karena itu Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ

"Dan dirikanlah shalāt dan tunaikan zakāt."

(QS An Nūr: 56 dan QS Al Muzzamil: 20)



Allāh Subhānahu wa Ta'āla menggandengkan antara shalāt, rukun yang sangat penting, dengan zakāt.

Kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّمُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

"Islām dibangun di atas 5 perkara (5 rukun), bersyahadāt bahwasanya tidak ada ilah selain Allāh dan bahwasanya Muhammad adalah Rasūlullāh, menegakkan shalāt dan menunaikan zakāt, kemudian haji dan berpuasa Ramadhān."

(Hadīts Riwayat Imam Bukhāri nomor 8 dan Muslim nomor 16)

Hadīts ini menunjukan bahwasanya menunaikan zakāt adalah salah satu pondasi (rukun) dari Islām seseorang.

Apabila seseorang meninggalkan zakāt dan dia mengetahui tentang kewajibannya, artinya dia mengingkari maka dia telah keluar dari Islām.

Sebagaimana Abū Bakr Ash Shiddīq radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhu, beliau memerangi orang yang menolak untuk membayar zakāt.

2. Keutamaan membayar zaḵāt

Di sana banyak sekali disebutkan oleh para ulamā, tentang keutamaan-keutamaan orang yang membayar zakāt.

Zakāt memiliki keutamaan yang sangat penting sekali. Dan dia memiliki atsar (pengaruh) di dalam sosial kemasyarakatan dan pengaruh dalam diri seseorang.

Diantara keutamaan-keutamaannya:

-1- Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan wasi'at tentang zakāt kepada para shahābatnya tatkala beliau mengutus shahābatnya untuk berdakwah ke negeri Yaman.

Tatkala beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) mengutus Mu'ādz bin Jabbal ke Yaman, beliau mengatakan:

إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا أَهْلَ كِتَابٍ فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوا لِذَلِكَ فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً فِي أَمْوَالِهِمْ تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ

Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum dari ahli kitab, maka hendaklah engkau perintahkan untuk menyeru kepada syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa anna Muhammadar Rasûlullâh.

Apabila mereka telah mentaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allâh Azza wa Jalla mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam.

Jika mereka telah mentaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allâh mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang faqīr diantara mereka."

(Hadīts Riwayat Imām Tirmidzi nomor 625, hadīts ini hasan shahīh)

Beliau mengatakan:

"Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum dari ahli kitāb."

Maka kemudian diperintahkan untuk:

⑴ Menyeru kepada syahadāt 'Lā ilāha illallāh wa anna Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam (Muhammad adalah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam).

⑵ Diseru kepada shalāt 5 waktu sehari semalam.

Apabila mereka telah masuk Islām dan menunaikan shalāt maka diperintah kepada mereka untuk:

⑶ Menunaikan zakāt

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

"Ajarakanlah kepada mereka bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mewajibkan di atas harta mereka shadaqah (zakāt) yang diambil dari orang kaya diantara mereka kemudian dikembalikan kepada orang faqīr diantara mereka."


-2- Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan zakāt sebagai pembersih bagi harta.

Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Ambillah dari harta-harta mereka shadaqah (zakāt) yang membersihkan dan mensucikan mereka dengan zakāt tersebut, dan do'akanlah mereka, karena sesungguhnya do'amu itu membuat mereka lebih tenang dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla Maha Mendengar dan Maha Mengetahui."

(QS At Tawbah: 103)

-3- Zakāt membangun ukhuwāh (persaudaraan).

Seorang yang berzakāt maka, maka status dia adalah saudara kita sebagai seorang Muslim.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ 

"Apabila mereka bertaubat kemudian mereka menegakan shalāt dan menunaikan zakāt, maka dia adalah saudara kalian di dalam agama."

(QS At Tawbah: 11)

Artinya berlaku pada mereka hukum-hukum saudara sebagai saudara Muslim, maka tidak boleh diambil hartanya tanpa hak dan lain sebagainya.

Jadi pemahaman ayat tersebut:

"Sesungguhnya orang-orang yang mufsidīn (merusak) dimuka bumi, kemudian meninggalkan shalāt dan menolak untuk membayar zakāt maka tidak ada ukhuwāh bagi mereka."

-4- Zakāt memasukan seseorang yang membayarnya (menunaikan) zakāt tersebut ke dalam surga yang abadi.

Sebagaimana hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, bahwasanya seorang 'A'rabi datang kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan dia berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ . قَالَ " تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوبَةَ وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ " . قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا شَيْئًا أَبَدًا وَلاَ أَنْقُصُ مِنْهُ . فَلَمَّا وَلَّى قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم " مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا

"Wahai Rasūlullāh, tunjukanlah kepadaku satu amalan yang apabila saya mengamalkanya (mengerjakannya) saya masuk surga?"

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata:

"Sembahlah Allāh dan janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun dan tunaikanlah shalāt yang diwajibkan, tunaikanlah zakāt yang diwajibkan dan berpuasa dibulan Ramadhān."

Kemudian 'Arabi (Baduy) tersebut berkata:

"Demi jiwaku yang ada ditanganNya (Allāh Subhānahu wa Ta'āla) saya tidak akan menambah dari hal ini."

Tatkala orang tersebut berpaling, maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang senang untuk melihat seseorang yang dia adalah penduduk ahli Jannah, maka lihatlah orang ini."

(Hadīts Riwayat Imam Muslim nomor 14 dan Imām Bukhāri nomor 1397)

-5- Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjanjikan kepada orang yang mengeluarkan zakāt bahwasanya mereka akan mendapatkan kemenangan/keberhasilan/kesuksesan di dunia dan di akhirat.

 Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ * الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ * وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ *

"Sungguh beruntung orang-orang yang berimān, yaitu yang mereka khusyu' di dalam shalātnya dan mereka berpaling dari perkara-perkara yang melalaikan dan juga mereka adalah orang-orang yang menunaikan zakātnya."

(QS Al Mu'minun: 1-4)

Kemudian pada ayat berikutnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan golongan orang-orang yang menang dan menjanjikan mereka sebagai pewaris dari Firdaus A'la.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

أُولَٰئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ * الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ *

"Mereka itulah yang disebutkan yang pertama bahwa merekalah yang mewarisi Firdaus di mana mereka didalamnya kekal abadi."

(QS Al Mu'minun: 10-11)

Disini kita bisa melihat bagaimana pentingnya zakāt.

-6- Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengandengkan antara zakāt dan shalāt.

Shalāt merupakan rukun yang sangat penting dan dia adalah rukun yang kedua. Maka di sana bisa kita ketahui betapa pentingnya zakāt karena zakāt digandengkan dengan sesuatu yang sangat penting.

Oleh karena itu Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ

"Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakāt."

(QS An Nūr: 56 dan QS Al Muzzamil: 20)

Dan banyak lagi ayat-ayat yang lainnya.

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

"Orang-orang yang mendirikan shalāt dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka."

(QS Al Anfāl: 3)

أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

"Mereka adalah orang-orang yang berimān dengan keimānan yang hakiki (keimānan yang benar) mereka mendapatkan derajat disisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla, serta ampunan dan rezeki yang mulia."

(QS Al Anfāl: 4)

_-7- Zakāt bisa menjadi benteng bagi pemiliknya.-

√ Benteng dari segala keburukan.
√ Benteng dari kehancuran.
√ Benteng dari kebangkrutan.

Karena, zakāt tersebut adalah sebagai penjaga.

Sebagaimana yang diriwayatkan dari Hasan secara marfu' beliau mengatakan:

 حَصِّنُوا أَمْوَالَكُمْ بالزَّكاةِ، وَدَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ، وَاسْتَقْبِلُوا أَمْوَاجَ الْبَلَاءِ بِالدُّعَاءِ والتضرع

"Jagalah harta-harta kalian dengan zakāt, dan obatilah orang-orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah, dan hadapilah gelombang musibah dengan do'a dan juga memohon kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan (tadara) memohon ampunan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

(Hadīts Riwayat Abū Dāwūd di dalam Kitāb Marasilnya)

Dan juga hadīts Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh shahābat Jābir bin Abdillāh, dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam beliau bersabda:

إذا أَدَّيْتَ زكاة مالك فقد أذهبت عنك شره

"Apabila kalian telah menunaikan zakāt hartamu, maka engkau telah menghilangkan keburukannya."

(Hadīts ini diriwayatkan oleh Imām Hakim di dalam Mustadraknya, hadīts ini shahīh berdasarkan syarat dari Imām Muslim)

Demikian yang bisa disampaikan pada halaqah kali ini, semoga kita semua memperhatikan dengan sebaik-baiknya di dalam menunaikan zakāt kita, bahkan lebih dari itu kita menginfāqkan (sedekahkan) harta yang kita miliki untuk kebahagiaan yang abadi di akhirat nanti.


وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
----------------------------------

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 20 Shafar 1439 H / 09 November 2017 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Zakat
🔊 Kajian 74 | Hukum Dan Keutamaan Zakat
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FZ-H074
〰〰〰〰〰〰〰

No comments:

Post a Comment