Thursday, July 5, 2018

Materi Tematik | Mengenal Aqidah dan Manhaj (Kaidah 26)

MENGENAL AQIDAH DAN MANHAJ
sumber group telegram

Pembahasan dasar mengenai AQIDAH dan MANHAJ dan dibimbing langsung oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Pembahasan kali ini merujuk kepada buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj salaf dalam masalah tarbiyah dan perbaikan, yang ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan, حفظه الله تعالى

Kaidah yang ke 26 :blossom:

**Bahwa mereka mewanti-wanti manusia dari bahaya berbuat bid’ah dalam agama.

**Dan juga bahaya berkata atas Allah dengan tanpa ilmu.

:point_right:🏼 Karena dua perkara ini adalah perkara yang bisa menghancurkan kemudian merusak syari’at Islam.

Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setiap kali khotbah Jum’at, beliau selalu berkata:

“Sebaik-baiknya ucapan adalah ucapan Allah, sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah dan seburuk-buruknya perkara adalah perkara yang di ada-adakan dan setiap bid’ah itu sesat.” (dikeluarkan Imam Muslim dalam shohihnya).


Bayangkan Nabi dalam khotbahnya selalu mengingatkan masalah bid’ah, ini menunjukkan kebid’ahan/bid’ah itu memang sangat bahaya sekali.
Bid’ah itu bisa merusak kesempurnaan Islam.
:point_right:🏼 Bid’ah itu menyebabkan akhirnya di masukkan kedalam Islam sesuatu yang bukan agama, sehingga akhirnya seseorang yang tidak bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil.

Demikian pula mereka mewanti-wanti agar jangan berkata atas Allah dengan tanpa ilmu.
:point_right:🏼 Karena berkata tanpa ilmu ini sebab utama muncul berbagai macam pemikiran-pemikiran yang menyimpang, munculnya bid’ah, munculnya kesyirikan, munculnya penyimpangan adalah merupakan disebabkan adalah berkata atas Allah tanpa ilmu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan [QS Al-A’raf : 33]

‎قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

“Katakanlah sesungguhnya Rabku mengharamkan perbuatan fahisya (maksiat) yang tampak maupun yang tersembunyi, dosa, dan berbuat zolim tanpa haq dan kamu mempersekutukan Allah dalam perkara yang tidak di turunkan padanya perkara ilmuNya.”

Kemudian Allah menutup ayat itu dengan firmannya

‎وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Dan kamu berkata atas Allah dengan tanpa ilmu“

Maka ini menunjukkan bahwa berkata tanpa ilmu itu merupakan itu adalah merupakan keharaman yang paling besar/ yang paling agung.
Sampai-sampai Allah menutup ayat tersebut dengan berkata tanpa ilmu .

Oleh karena itu ya Akhul Islam, Saudara-saudaraku sekalian kita berusaha dalam berbicara masalah agama ini betul-betul diatas ilmu, diatas dalil, diatas hujjah bukan sebatas ro’yu dan pendapat semata.

Karena agama ini yang berasal dari Allah dan itu adanya dari Alqur’an dan Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, adapun pendapat-pendapat ulama bukanlah dalil dan hujjah.

:point_right:🏼 Hujjah itu Alqur’an dan Hadits.

Ulama itu hanya sebatas wasilah untuk memahami Alqur’an dan Hadits, bukan untuk menolak Alqur’an dan Hadits.

Maka dari itulah zaman sekarang, kita melihat banyak orang-orang yang mudah berbicara tanpa ilmu, sebatas dengan ro’yu-ro’yunya saja.

Allahul musta’an

Wallahu a’lam :palm_tree:

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.
.
Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.


Note : catatan pribadi untuk murojaah

No comments:

Post a Comment