Thursday, July 5, 2018

Materi Tematik | Mengenal Aqidah dan Manhaj (Kaidah 25)

MENGENAL AQIDAH DAN MANHAJ
sumber group telegram

Pembahasan dasar mengenai AQIDAH dan MANHAJ dan dibimbing langsung oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى

Pembahasan kali ini merujuk kepada buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj salaf dalam masalah tarbiyah dan perbaikan, yang ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan, حفظه الله تعالى

Kaidah yang ke 25 :blossom:

Penjelasan tentang sebagian sebab-sebab kebatilan itu laris di tengah masyarakat.

Al-Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menyebutkan ada sekitar 5 sebab, kenapa kebatilan itu bisa laris di tengah masyarakat._
Kita akan bahas satu persatu…

Kata beliau:

:point_right:🏼 SEBAB yang pertama :

Yaitu pelakunya yang ingin melariskan kebatilan itu datang membawa kata-kata yang indah, di berikan pakaian, kefasihan dan ungkapan-ungkapan yang mengasyikkan.



Maka orang-orang yang mempunyai akal yang lemah, pengetahuan yang dangkal itu segera menerimanya dan menganggapnya baik.
Bahkan orang-orang yang seperti ini akan segera meyakininya dan mengikutinya.
Karena ucapannya yang begitu indah.

Seperti di zaman sekarang kita lihat banyak mereka yang melariskan kebatilan itu berceramah dengan gaya yang sangat menarik, retorika, cara yang menawan, kata-kata yang lembut.
Sehingga orang-orang yang lemah pemikirannya sangat mudah sekali untuk menerimanya.
Ini di isyaratkan dalam firman Allah [QS Al-An ‘am : 112]

‎وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ

“Demikian kami jadikan untuk setiap Nabi itu berupa syaitan-syaitan manusia dan jin, sebagian mereka mewahyukan kepada sebagian yang lainnya ucapan yang dihiasi dengan tipuan“

‎ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ

“Kalaulah Allah atau Rabb-mu berkehendak, tentu mereka tidak akan melakukannya.”

‎فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

“Maka biarkanlah mereka dengan apa yang mereka ada-adakan itu“

Disini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa musuh-musuh para nabi itu menggunakan kata-kata yang di indah-indahkan, sehingga akhirnya tertipulah orang-orang yang lemah keilmuannya, lemah akalnya.


🏼 SEBAB yang ke 2 :

Yaitu dia mengeluarkan makna yang ingin ia batalkan, artinya kebenaran itu di gambarkan dengan gambaran yang buruk, membuat manusia lari darinya.
Dimana ia berusaha untuk memilih lafadz-lafadz untuk membatilkan kebenaran itu dengan lafadz-lafadz yang paling tidak disukai oleh hati.
Sehingga akhirnya orang yang mendengarnya menganggap bahwa makna ayat atau makna hadits itu atau makna ucapan itu ternyata begitu padahal tidak demikian.

Demikianlah ahli bid’ah dan kesesatan di zaman sekarang mereka menamai Ahlus Sunnah dengan mujassimah, hasawiyah dan yang lainnya.

Mereka berusaha supaya manusia lari dari Ahlus Sunnah seperti halnya di zaman sekarang orang yang mengatakan Allah berada diatas Arsy, dianggap mujassimah.
Katanya dia menyamakan Allah dengan hambaNya.
Padahal hakikatnya ketika kita mengatakan Allah bersemayam di atas Arsy, tidak sama dengan hamba-hambaNya, justru mereka yang menolak.
Yaitu hakikatnya menyamakan dengan mahluknya.

Tapi itulah mereka gunakan dengan kata-kata yang membuat manusia itu lari.

:point_right:🏼 SEBAB yang 3 :

Orang ahli bid’ah itu menisbatkan ta’wil dan kebid’ahan kepada orang yang tinggi kedudukannya.

Seperti ahlul bait misalnya atau ulama Misalnya:
Karena dengan seperti itu akan diterima oleh orang banyak.
Seperti orang yang menolak adanya Allah bersemayam diatas Arsy, menisbatkan bahwa itu ucapan keyakinan Imam Syafi’i rahimahullah.
Namun mereka sendiri tidak mampu untuk membawakan sanad kepada Imam Syafi’i rahimahullah.

Kenapa..?
Supaya di terima bahwa ini ada ucapan Ulama, apalagi ulama besar Imam Syafi’i rahimahullah, walau dengan tanpa sanad sekalipun. Mereka berusha berbagai macam cara supaya keyakinan mereka tersebut diterima.

:point_right:🏼 SEBAB yang ke 4 :

Yaitu takwil atau kebid’ahan mereka itu diterima oleh orang-orang yang terkenal dalam suatu ilmu/pekerjaan yang sifatnya duniawiyah.

Misalnya:
dia terkenal sebagai profesor yang cerdik, cendikiawan atau terkenal sebagai seorang dokter atau seorang ilmuwan yang berhubungan dengan masalah pertanian atau yang lainnya.
Supaya bisa diterima oleh orang-orang awam.
Sehingga pada waktu itu mereka bisa melariskan kebatilan mereka dengan cara menisbatkan ucapan tersebut atau diterima oleh salah satu daripada orang-orang yang terkenal tersebut, tanpa melihat apa dia memang seorang ulama yang betul-betul berilmu ataukah dia ahli ilmu dunia saja yang penting terkenal dan diterima oleh masyarakat.

Halnya seperti di zaman kita, orang yang sangat terkenal itu sangat diketahui oleh masyarakat ketika menerima pendapat tersebut untuk di lariskan kepada masyarakat agar di terima untuk orang-orang awam yang lemah keilmuannya atau di zaman sekarang dengan cara di boomingkan seseorang, yang tentunya ilmunya sebetulnya bukan ilmu yang kuat, tapi sengaja boomingkan karena pendapat-pendapatnya itu menjadi subhat bagi orang-orang awam yang kurang faham apa dan bagaimana memahami dien dan dalil.


🏼 SEBAB yang ke 5 :

Yaitu menjadikan aneh bagi jiwa, bagi orang yang tidak mengenal makna-makna yang aneh.
Karena jiwa kita ini suka mencari yang aneh-aneh, biasanya langsung terkenal.
Maka dengan cara seperti ini mereka berusaha melariskan kebatilan, menggunakan cara seperti itu.

:point_right:🏼 SEBAB yang ke 6 :

Memberikan mukadimah sebelum ia mentakwil, sebelum ia melariskan kebatilannya, dia menggunakan mukadimah-mukadimah akal yang bagaimana caranya supaya diterima.

Contoh misalnya :
kalau merekan memberikan, kalau Alqur’an dan Hadits bertabrakan dengan akal, maka akal didahulukan daripada dalil.

Atau mereka berkata Alqur’an atau Hadits itu masih mentah. Sedangkan pendapat ulama sudah matang. Maka lebih baik kita merujuk pendapat ulama tanpa melihat dalil.

Dan kebatilan-kebatilan yang lainnya yang merupakan mukadimah-mukadimah yang tujuannya ingin melariskan kebatilan mereka.

Wallahu a’lam :palm_tree:

Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى.

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى.


Note : catatan pribadi untuk murojaah

No comments:

Post a Comment