Wednesday, August 24, 2016

Materi Tematik | HAJI (Bagian 03)

Materi Tematik | HAJI (Bagian 03)
klik link audio

بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Ikhwān dan Akhwāt yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Sesungguhnya ibadah haji merupakan ibadah yang sangat dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kewajiban yang dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karenanya tatkala Nabi Ibrāhim 'alayhissalām serta putranya Nabi Ismail 'alayhissalām selesai membangun Ka'bah, maka Allāh memerintahkan Nabi Ibrāhim untuk menyeru kepada manusia agar mereka datang melaksanakan ibadah haji.

Kenapa?

Karena rumah Allāh, Baitullāh, telah dibangun. Tinggal mereka datang menuju Baitullāh untuk berhaji.


Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla dalam surat Al Hajj ayat 27:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta, yang datang dari segenap penjuru yang jauh."

Untuk apa mereka datang jauh-jauh berhaji?

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ

"Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allāh (mengingat  Allāh) pada hari yang telah ditentukan atas rejeki yang telah Allāh berikan kepada mereka berupa binatang ternak.

(Qs. Al Hajj: 28)

Haji memiliki banyak faedah. Orang-orang disuruh berhaji agar mereka bisa menyaksikan faedah-faedah tersebut (manfaat-manfaat) tersebut. In syā Allāh akan kita jelaskan pada kesempatan yang lain.

Ikhwān dan Akhwāt yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Al Imām Ibnu Katsīr rahimahullāhu Ta'āla menyebutkan tafsir dari kalangan salaf tentang ayat ini, yaitu tatkala Allāh mengatakan:

Wa addin fīnnāsi bilhajj.

"(Wahai Ibrāhim,) serulah kepada manusia untuk datang melaksanakan ibadah haji."

Waktu datang perintah ini kepada Nabi Ibrāhim maka disebutkan Nabi Ibrāhim berkata:

يارب كيف أبلغ الناس وصوتي لا ينفذهم؟

"Yā Rabbku, bagaimana saya bisa menyampaikan kepada orang-orang, menyuruh kepada mereka untuk berhaji, sementara suaraku tidak akan sampai kepada mereka?"

==> (Nabi Ibrāhim berada di Mekkah, bagaimana suaranya akan sampai kepada seluruh manusia?)

فقال: نادِ وعلينا البلاغ،

Kata Allāh, "Menyerulah engkau, yang akan menyampaikan adalah Kami."

Maka Nabi Ibrāhim 'alayhissalāmpun berdiri di tempatnya, ada yang mengatakan beliau berdiri di atas Hijr, ada yang mengatakan di atas bukit Shafa, ada yang mengatakan di atas gunung Abū Qubais, kemudian dia berkata:

وقال: يا أيها الناس إن ربكم قد اتخذ بيتاً فحجوه،

"Wahai manusia sekalian, sesungguhnya Rabb kalian telah membangun Baitullāh, maka datanglah, berhajilah kalian menuju Baitullāh tersebut."

Demikianlah Nabi Ibrāhim 'alayhissalām menyeru. Maka semenjak itu orang-orang rindu untuk datang melaksanakan ibadah haji karena Allāh yang telah menyampaikan suara Nabi Ibrāhim kepada mereka untuk melaksanakan ibadah haji.

Karenanya telah disebutkan dalam hadīts-hadīts yang shahīh bahwasanya ibadah haji akan terus berlanjut.

Disebutkan, sejak Nabi Ibrāhim mengumandangkan pengumuman maka terus berlanjut sampai meskipun telah muncul fitnah-fitnah yang besar di akhir zaman.

Dalam hadīts yang shahīh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :

لَيُحَجَّنَّ البَيْتُ وَلَيُعْتَمَرَنَّ بَعْدَ خُرُوجِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ

"Sungguh bahwasanya Ka'bah ini, orang akan datang berhaji kepadanya, dan orang-orang akan berumrah kepada Ka'bah, meskipun setelah keluarnya Ya'juj dan Ma'juj."

(HR Bukhari nomor 1490, versi Fathul Bari nomor 1593)

Jadi setelah muncul fitnah-fitnah besar ka'bah masih digunakan untuk haji.

Kita tahu bahwa fitnah yang sangat besar pada hari kiamat kelak adalah keluarnya Ya'juj dan Ma'juj yang akan melakukan kerusakan di atas muka bumi, membunuh makhluk-makhluk yang ada di atas muka bumi, ternyata setelah mereka keluarpun haji masih jalan,

Kapan haji berhenti?

Kalau ruh-ruh kaum mu'minin di akhir zaman telah dicabut oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan tidak tersisa di atas muka bumi kecuali orang-orang yang terburuk yang kemudian akan merasakan tibanya hari kiamat dan mereka dalam kondisi hidup, maka hajipun berhenti.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُحَجَّ الْبَيْتُ

"Tidak akan tegak hari kiamat kecuali sudah tidak ada orang lagi yang berhaji (tidak ada lagi yang datang menuju Ka'bah Allāh Subhānahu wa Ta'āla)."

(HR Bukhari nomor 1490, versi Fathul Bari nomor 1593)

Oleh karenanya, ini adalah dalīl bahwasanya haji merupakan ibadah yang Allāh cintai dan akan terus berlanjut sampai menjelang hari kiamat, tatkala tidak tersisa kecuali orang-orang yang buruk saja.

Oleh karenanya, seorang yang bisa melakukan ibadah haji maka hendaknya dia segera melaksanakan ibadah haji. Dia berusaha menyempurnakan rukun Islām yang lima.

Sungguh indah seorang yang bertemu dengan Allāh dan ternyata dia telah menyempurnakan rukun Islām yang lima.

Dia sudah bersyahadat, dia sudah shalāt, dia sudah zakat, dia sudah puasa dan dia juga sudah berhaji.

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ أَرَادَ الْحَجَّ فَلْيَتَعَجَّلْ فَإِنَّهُ قَدْ يَمْرَضُ الْمَرِيْضُ وَتَضِلُّ الضَالَّةُ وَتَعْرِضُ الْحَاجَةُ

"Barangsiapa ingin berhaji maka bersegeralah, karena sesungguhnya bisa jadi seorang itu sakit, bisa jadi tunggangannya yang dia gunakan untuk berhaji ternyata hilang (tidak bisa dia gunakan lagi artinya ada halangan), bisa jadi ada kebutuhan yang datang (sehingga dia tidak bisa berhaji)."

(HR Ibnu Majah nomor 2874, versi Maktabatu Al Ma'arif Riyadh nomor 2883)

Maka, seseorang bila sudah mempunyai uang, segera dia daftar, dia berazam kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kalau dia tunda-tunda dia tidak tahu dikemudian hari mungkin dia sakit, mungkin dia meninggal dunia, mungkin dia punya kebutuhan yang lain.

Tiba-tiba dia dihadapkan dengan kondisi-kondisi yang sulit sehingga akhirnya uangnya harus dia gunakan untuk memenuhi kondisi-kondisi tersebut sehingga tidak bisa berhaji.

Sessorang tidak tahu yang akan datang di esok hari.

Maka jika dia memiliki kemampuan hendaknya dia bersegera berhaji memenuhi panggilan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, menjadi tamu-tamu Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dalam hadīts, kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوْهُ ُ وَسَأَلُوْهُ فَأَعْطَاهُمْ

"Sesungguhnya para jama'ah haji dan para jama'ah umrah adalah tamu Allāh, Allāh telah panggil mereka dan mereka pun memenuhi panggilan Allāh. Lantas setelah merekapun setelah memenuhi panggilan Allāh (sebagai tamu-tamu Allāh), lantas mereka memohon kepada Allāh, maka Allāh pun mengabulkan permohonan mereka."

(HR Ibnu Majah nomor 2884, versi Maktabatu Al Ma'arif Riyadh nomor 2893)

Wallāhu Ta'āla a'lam bi shawab.

__________

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 21 Dzulqa'dah 1437 H / 24 Agustus 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📔 Materi Tematik | HAJI (Bagian 03)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-FA-Haji-03
-----------------------------------

No comments:

Post a Comment