Monday, August 22, 2016

Materi Tematik | HAJI (Bagian 01)

Materi Tematik | HAJI (Bagian 01)
klik link audio

بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Ikhwān dan Akhwāt yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Tidak ada yang ragu bahwasanya haji merupakan ibadah yang dirindukan oleh setiap muslim di atas muka bumi ini, yang kalau kita mendengar cerita tentang bagaimana kerinduan kaum muslimin terhadap ibadah haji sungguh sangat luar biasa.

Mulai orang-orang yang mengumpulkan uang bertahun-tahun bahkan puluhan tahun agar bisa berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah.

Kita dengar juga cerita ada sebagian wanita Indonesia yang tatkala sampai di Saudi mereka langsung sujud syukur, begitu luar biasa bahkan banyak yang bercita-cita ingin meninggal tatkala haji, ingin meninggal di tanah suci dan terlalu banyak cerita yang menjelaskan tentang bagaimana luar biasanya kerinduan kaum Muslimin terhadap ibadah haji.


Dan pantas bagi mereka untuk merindukan ibadah yang satu ini (ibadah yang sangat luar biasa) terlalu banyak keutamaan yang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan Allāh janjikan bagi orang-orang yang berhaji dengan haji yang mabrūr.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan menyebutkan sebagian hadīts (dalīl-dalīl) yang menyebutkan akan keutamaan berhaji diantaranya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

"Sesungguhnya umrah yang satu hingga umrah yang berikutnya merupakan penebus dosa-dosa yang ada diantara kedua umrah tersebut, dan haji yang mabrūr tidak ada balasan baginya yang setimpal kecuali surga."

(Hadīts riwayat Imām Al Bukhāri nomor 1773 dan Imām muslim nomor 1349 dari hadīts Abū Hurairah Radhiyallāhu 'anhu)

Ini dalīl bahwasanya haji yang mabrūr (orang yang melakukan haji mabrūr) maka dia tidak ada balasan yang setimpal kecuali surga. Tidak ada balasan yang pas bagi dia yang setimpal kecuali surga.

Berbeda dengan umrah, disini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam membedakan antara umrah dengan haji, kalau umrah yang satu dengan umrah yang lainnya maka menghapuskan dosa-dosa diantara kedua umrah tersebut. Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan adapun haji yang mabrūr (ini berarti beda antara pahala haji dengan pahala umrah) karena haji yang mabrūr tidak ada balasan yang setimpal kecuali surga.

Hadīts yang berikutnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

(Hadīts diriwayat oleh Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan An Nasāi dan yang lainnya)

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ

Kata Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam, "Ikutilah kembali haji dan umrah" yaitu hajilah engkau, umrahlah lagi, hajilah lagi dalam hadīts ini jelas Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyuruh kita untuk mengulang-ulang haji dan umrah bagi orang yang mampu tentunya.

Kenapa?

فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, "Karena haji dan umrah itu bisa menghilangkan kefakiran dan juga bisa menghilangkan dosa-dosa".

Disini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan keutamaan haji dan umrah bukan cuma berkaitan dengan masalah ākhirat, bukan cuma menghilangkan dosa-dosa bahkan juga menghilangkan kefakiran.

Jadi kalau orang ingin agar kesejahteraan ekonominya bertahan maka hendaknya dia berhaji dan umrah, karena itu akan menghilangkan (menafikan) menghilangkan kefakiran dari dirinya.

كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ

"Sebagaimana alat yang digunakan oleh pandai besi untuk meniup (bisa digunakan untuk menghilangkan kotoran besi/karat besi demikian juga untuk menghilangkan kotoran emas dan perak)."

Kemudian kata Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam:

 وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

"Dan tidak ada balasan yang setimpal bagi haji yang mabrūr kecuali surga."

Ini dalīl bahwasanya anjuran Nabi untuk mengulang-ulang haji dan umrah dan ini ada faedahnya diantaranya menghilangkan dosa-dosa dan untuk menghilangkan kefakiran.

Dan ini membantah pendapat sebagian orang yang memberi kesan seakan-akan kalau orang mengulang-ulangi haji atau umrah disebut dengan haji syaithān, umrah syaithān, dan ini tidak benar.

Kita amati bagaimana para salaf dari dahulu sehingga para ulamā zaman sekarang mereka senantiasa semangat untuk mengulang-ulangi umrah dan haji.

Kalau seseorang mampu, memiliki kelebihan harta, dia sudah bersedekah, dia sudah berinfaq, dia sudah bayar zakat, dia juga memberikan bantuan kepada fakir miskin, memberi bantuan kepada anak yatim, kepada masjid, kemudian dia berhaji dan umrah kenapa kita larang?

Justru dia dengan berhaji dan berumrah tersebut Allāh akan memberikan rejeki kepada dia, dan masalah rejeki adalah masalah Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan kita dapati banyak orang seperti itu, saya memiliki banyak teman yang Alhamdulillāh bersedekah lancar, membayar zakat juga lancar, umrah dan haji juga lancar.

Maka jangan kita menuduh mereka-mereka ini seakan-akan melakukan kesalahan, setiap orang rindu ingin haji, rindu ingin melihat ka'bah, rindu ingin berdo'a di padang Arafah, rindu ingin dosa-dosanya dihapuskan, maka masa kita larang orang seperti ini, ingin datang ke tanah suci kecuali kalau orang tersebut dia haji, dia umrah tapi pelit sama tetangga, zakat tidak bayar, tidak sedekah, tidak memperhatikan fakir miskin, mungkin ini lain ceritanya.

Tapi kita berbicara tentang orang yang menunaikan kewajibannya dan dia masih memiliki kelebihan harta maka kenapa kita larang dia untuk berhaji dan berumrah sementara banyak orang mereka yang tatkala banyak kelebihan harta mereka berfoya-foya kemudian mereka berlibur ke luar negeri, bersenang-senang.

Alhamdulillāh bila ada orang yang meluangkan hartanya untuk haji lagi, umrah lagi maka silahkan saja dan ini sabda Nabi, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang menganjurkan. Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menganjurkan untuk mengulang-ulang haji dan umrah.

Oleh karenanya merupakan sunnah seseorang mengulang-ulang haji dan mengulang-ulang umrah jika tentunya dia telah menjalankan kewajibannya.

__________

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 19 Dzulqa'dah 1437 H / 22 Agustus 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📔 Materi Tematik | HAJI (Bagian 01)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-FA-Haji-01
-----------------------------------

No comments:

Post a Comment