Tuesday, June 12, 2018

Materi Tematik | Fiqih Ringkas Zakat Fitri Bagian 01

FIQIH RINGKAS ZAKĀT FITRAH, BAGIAN 01
klik link audio

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para sahabat Bimbingan Islām dan kaum muslimin  yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Di akhir bulan Ramadhān ini hendaknya seorang muslim melaksanakan kewajiban yang dibebankan bagi setiap orang yang berpuasa yaitu zakātul fithr.

Kita akan membahas secara ringkas tentang zakātul fithr atau zakāt fithrah.


⑴ Hukum zakāt fithrah

Hukum zakāt fithrah adalah wajib. Zakāt fithrah adalah satu kewajiban yang diwajibkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam kepada kaum muslimin.



Hal ini berdasarkan hadīts dari Ibnu Umar radhiyallāhu ta'āla 'anhumā, dimana beliau berkata: 

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم زَكَاةَ الْفِطْرِ

"Rasūlullāh  shallallāhu 'alayhi wa sallam mewajibkan zakāt fithrah."

(Hadīts shahīh riwayat Abū Dāwūd, An Nassā'i)


⑵ Siapa yang wajib mengeluarkan zakāt fithrah?

Zakāt fithrah wajib, bagi anak-anak, orang dewasa, laki-laki maupun wanita. Baik yang merdeka ataupun budak dari kalangan kaum muslimin.

Zakāt fithr tidak wajib bagi janin yang ada di dalam kandungan kecuali jika ingin tetap di zakāti, maka tidak mengapa.

Karena amirul mukminin (Utsmān radhiyallāhu ta'āla 'anhu) beliau mengeluarkan zakāt fthrah untuk janin yang masih ada di dalam kandungan.

Wajib bagi seseorang mengeluarkan zakāt fithrah untuk dirinya sendiri, begitu juga untuk orang-orang yang wajib dia nafkahi.

⇒ Seorang suami, dia mengeluarkan zakāt fithrah untuk dirinya sendiri kemudian istri dan anak-anaknya, atau kerabat yang ada di dalam tanggungan dia.


⑶ Hikmah dari zakāt fithrah

√ Adapun hikmahnya sangat zhāhir sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shālih Al Utsaimin rahimahullāh, di dalamnya ada perbuatan ihsān (baik) kepada fuqarā sehingga mereka
tidak meminta-minta di hari 'ied dan sekaligus membahagiakan mereka di hari 'ied karena hari 'ied adalah hari kebahagiaan.

√ Di dalamnya ada sifat mulia. Dengan berderma dengan zakāt tersebut, akan menimbulkan (menumbuhkan) kecintaan untuk saling membantu.

√ Membersihkan orang-orang yang berpuasa dari perkara-perkara yang sia-sia seperti perbuatan lalai dan senda gurau serta untuk menutupi kekurangan saat berpuasa, agar kebaikan di hari 'ied menjadi sempurna.

√ Menampakkan rasa syukur atas nikmat dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla, karena dengan nikmat-Nya lah seseorang bisa menyempurnakan puasa, shalāt dan melaksanakan amalan-amalan shālih lainnya di bulan Ramadhān.

Inilah secara singkat hikmah dari zakāt fithrah.


⑷ Asnaf atau jenis-jenis zakāt fithrah

Zakāt fithrah dikeluarkan satu shā' dari sya'īr (gandum), satu shā' tamr (kurma), satu shā' zabīb (kismis) atau satu shā' aquth (keju). 

Berdasarkan hadīts dari Abū Sa'id Al Khudriy radhiyallāhu ta'āla 'anhu:

كُنَّا نُخْرِجُ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ أَقِطٍ أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ

"Kami mengeluarkan zakāt fithr satu shā' dari makanan kami, atau satu shā' dari sya'īr (gandum), satu shā' tamr (kurma) atau satu shā' dari aqith (keju) atau satu shā' dari zabīb (kismis)."

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Dari sini ulamā mengqiyāskan tentang makanan lain, maksudnya makanan pokok satu negara, karena berbeda antara satu negara dengan negara lain.

⇒ Misalnya di Indonesia makanan pokoknya adalah beras.

Beras tidak disebutkan di dalam hadīts, betul!  Akan tetapi diqiyāskan karena maksudnya adalah makanan pokok dari negara tersebut.


⑸ Jumlah zakāt fithrah.

Jumlah yang wajib dikeluarkan untuk zakāt fithrah adalah satu shā'. Shā' adalah salah satu ukuran volume pada masa tersebut.

Tentunya ukuran antara kurma dan beras berbeda akan tetapi diperkirakan oleh para ulamā satu shā' itu sekitar 2.5 Kg atau 3 Kg sebagaimana disebutkan didalam Taudhihul Ahkam.


⑹ Kemana kita mengeluarkan zakāt fithrah?

Zakāt fithrah ini dikeluarkan kepada faqīr dan miskin.

Sebagaimana hadīts dari Ibnu Abbās radhiyallāhu ta'āla 'anhumā:

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ

"Rasūlullāh  shallallāhu 'alayhi wa sallam mewajibkan zakāt fithri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan miskin."

⇒ Ini hikmah dari zakāt fithrah sebagai: طُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ , makanan bagi orang-orang miskin.

Di dalam hadīts tersebut disebutkan: مَسَاكِينِ
(masākīn), termasuk di dalamnya adalah faqīr dan miskin.

Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah merajīhkan bahwa dalīl yang ada menunjukkan bahwa zakāt fithrah ini disalurkan hanya kepada faqīr dan miskin saja, bukan kepada yang lain berdasarkan hadīts ini.


⑺ Waktu mengeluarkan zakāt fithrah.

Zakāt fithrah wajib dikeluarkan mulai tenggelam matahari di akhir bulan Ramadhān atau masuk pada tanggal 01 Syawwāl.

Karena perhitungan pergantian tanggal bulan qamariyyah adalah tatkala tenggelam matahari atau disebut sebagai malam 'ied.

Dan seorang yang ingin menunaikan zakāt fithrah disana ada dua waktu, yaitu:

⒈ Waktu fadhilah (waktu utama).

Seseorang mengeluarkan zakāt sebelum shalāt 'ied (setelah shalāt shubuh sebelum shalāt 'ied).

⒉ Waktu yang boleh.

Seseorang mengeluarkan zakāt satu atau dua hari sebelum shalāt 'ied.

Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Ibnu Umar radhiyallāhu ta'āla 'anhumā, bahwasanya beliau melakukannya satu atau dua hari sebelum shalāt 'ied.

Dan tidak boleh seseorang menunaikan zakāt fithrah setelah shalāt 'ied, sebagaimana hadīts dari Ibnu Abbās radhiyallāhu ta'āla 'anhumā.

مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.

"Barangsiapa yang menunaikan zakāt fithri sebelum shalāt maka zakātnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalāt maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah."

(Hadīts shālih riwayat Abū Dāwūd nomor 1609, Ibnu Mājah nomor 1827)

Demikian yang bisa disampaikan pada pertemuan kali ini, mudah-mudahan bermanfaat.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 27 Ramadhan 1439 H / 12 Juni 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Fiqih Ringkas Zakat Fitri Bagian 01
⬇ Download Audio: BiAS-UFz-Tematik-Amalan-DiAkhir-Ramadhan-03
----------------------------------

No comments:

Post a Comment