Tuesday, June 12, 2018

Materi Tematik | Fiqih Ringkas Zakat Fitri Bagian 02

FIQIH RINGKAS ZAKĀT FITRAH, BAGIAN 02
klik link audio

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para sahabat Bimbingan Islām dan kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Secara ringkas ada beberapa poin tambahan tentang zakātul fithr atau zakāt fithrah.


⑴ Zakāt fithrah tidak dikeluarkan dengan uang.

Ini berdasarkan pendapat jumhur ulamā dan kebanyakan para ahlul 'ilm, karena Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mewajibkan mengeluarkan dalam bentuk makanan pokok, sebagaimana disebutkan di dalam hadīts.




⑵ Tidak boleh mengeluarkan sesuatu yang buruk pada zakāt fithrah, misalnya kita berzakāt dengan beras yang kwalitasnya buruk (jelek) sedangkan kita biasa mengkonsumi beras yang kwalitasnya baik.


⑶ Zakāt fithrah yang ditunaikan sebelum waktu shalāt 'Ied adalah zakāt yang diterima,  sedangkan zakāt fithrah yang ditunaikan setelah shalāt 'Ied maka hanya bernilai sebagai sedekah, (kecuali) ada udzur syari' yang diterima oleh syari'at maka dia tidak mengapa.


⑷ Boleh seseorang mewakilkan zakāt fithrahnya, seperti seseorang yang mempunyai hajah sehingga dia tidak bisa melakukan sendiri maka dia bisa mewakilkan kepada temannya, dan ini sah.


⑸ Barangsiapa yang lupa mengeluarkan zakāt fithrah maka dia tetap wajib mengeluarkannya tatkala dia ingat, sebagai qadhā' bagi apa yang sudah terlewat.

Karena zakāt fithrah ini tidak gugur kewajibannya bagi setiap muslim.


⑹ Barangsiapa yang sengaja meninggalkannya atau dia bermalas-malasan sampai keluar waktu maka wajib baginya untuk mengeluarkannya dan dia wajib bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla  atas dosa yang dia buat.


⑺ Paling afdhal menunaikan zakāt fithrah ditempat dia tinggal.

Dia lihat fuqarā yang ada di sekelilingnya, tetangganya (misalnya), kemudian dia keluarkan zakātnya maka ini lebih afdhal.

Akan tetapi apabila ada kesulitan sehingga dia wakilkan kepada orang lain atau muasasah-muasasah atau lembaga-lembaga yang terpercaya maka hal itu sah dan cukup, artinya tidak mengapa.


⑻ Mustahiq atau yang berhak mendapatkan zakāt adalah fuqarā dan masākīn (orang faqīr dan miskin).

Boleh seorang mendapatkan lebih bagiannya dari satu zakāt misalnya dikumpulkan untuk satu orang beberapa bagian, itu tidak mengapa.

Boleh dibagikan masing-masing satu shā' boleh juga lebih dari satu shā', karena Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam membatasi atau menentukan kadar wajib yang dikeluarkan tapi tidak menentukan kadar minimal yang diberikan. Oleh karena itu tidak mengapa.


⑼ Boleh bagi seorang faqīr apabila dia menerima zakāt fithrah (mungkin di malamnya dia menerima zakāt fithrah) kemudian  dia mengeluarkan zakāt fithrah untuknya dari zakāt fithrah yang dia telah terima. Ini tidak mengapa.

Mungkin seorang tidak memiliki apa-apa, lalu dia mendapatkan zakāt fithrah dan dia telah cukup, artinya dia bisa mengeluarkan zakāt fithrah dari zakāt yang dia terima. Maka ini diperbolehkan.

Demikian yang bisa disampaikan pada pertemuan kali ini, mudah-mudahan bermanfaat.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 27 Ramadhan 1439 H / 12 Juni 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Fiqih Ringkas Zakat Fitri Bagian 02
⬇ Download Audio: BiAS-UFz-Tematik-Amalan-DiAkhir-Ramadhan-03
----------------------------------

No comments:

Post a Comment