Thursday, December 21, 2017

Hadits Kedua (Bagian 04 dari 06)

HADĪTS 2 (BAGIAN 4 DARI 06)
klik link audio

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم  صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وأخوانه

Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita akan melanjutkan pembahasan kita dari kitāb Al Arb'ain An Nawawiyyah, pada kesempatan kali ini akan melanjutkan hadīts yang ke-2.

Dalam hadīts tersebut disebutkan datangnya malāikat Jibrīl dalam bentuk manusia dan ini di antara keajaiban malāikat.

Malāikat adalah makhluk ghāib yang kita tidak bisa tahu bagaimana hakikatnya.

Dalam hadīts Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan:


خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ

"Malāikat diciptakan dari cahaya, Jinn diciptakan dari nyala api dan Nabi Ādam diciptakan sebagaimana telah dijelaskan kepada kalian yaitu dari tanah."

(Hadīts riwayat Muslim nomor 2996)

Akan tetapi kita tidak tahu dari cahaya apa malāikat diciptakan.

Subhānallāh, malāikat diciptakan dari cahaya kemudian malāikat (Jibrīl) bisa menjelma jadi manusia, ini menakjubkan.

Bagaimana proses perubahannya?

Proses manusia saja menakjubkan. Allāh menciptakan Nabi Ādam dari tanah, sekarang kita lihat apa ditangan kita ada tanah?

Subhānallāh, Allāh Subhānahu wa Ta'āla merubah senyawa kimia sekehendak Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dari senyawa kimia tanah berubah menjadi darah, menjadi daging, mudah bagi Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Allāh tinggal mengatakan, "Kun," fayakūn.

إنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ ۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٍۢ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Īsā di sisi Allāh adalah seperti (penciptaan) Ādam. Allāh menciptakan Ādam dari tanah, kemudian Allāh berfirman kepadanya, "Jadilah (seorang manusia)," maka jadilah dia.

(QS Āli 'Imrān: 59)

Bayangkan, manusia yang dari tanah sekarang berubah menjadi daging!

Jinn Allāh ciptakan dari api, sekarang jinn tatkala hadir dihadapan kita tidak menyala-nyala sebagaimana api yang menyala.

Allāh rubah jinn menjadi suatu makhluk ghāib lain yang tidak bisa ditangkap oleh panca indera kita (manusia). Kita tidak bisa melihat tetapi kita bisa merasakan kehadiran sebagian jinn.

Oleh karenanya saya katakan keghāiban malāikat lebih dari pada keghāiban jinn. Jinn makhluk ghāib tetapi kita terkadang merasakan kehadirannya. Entah dengan dia merasuk ke dalam tubuh seseorang kemudian jinn tersebut berbicara, terkadang kita merinding, kita merasakan kehadiran jinn.

Malāikat yang senantiasa mencatat amalan kita dekat dengan kita tidak pernah kita rasakan, keghāiban malāikat lebih dari pada keghāiban jinn.

Malāikat diciptakan dari cahaya, cahaya yang digunakan untuk menciptakan malāikat kita tidak tahu.

Kemudian adanya makhluk yang diciptakan dari cahaya tapi tidak tampak cahaya tersebut dihapadan kita. Ternyata cahaya tersebut bisa berubah menjadi manusia, luar biasa!

Ini di luar dari imajinasi manusia, bagaimanapun kita berusaha menghayalkan tentang malāikat kita tidak akan pernah mampu.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan para malāikat dan di antara kehebatan malāikat adalah bisa menjelma menjadi manusia.

Oleh karenanya para ulamā membahas, apakah manusia bisa melihat malāikat dalam bentuk aslinya?

Sebagian ulamā mengatakan, tidak mungkin karena kenyataannya tidak pernah terjadi, yang pernah melihat malāikat dalam bentuk aslinya (malāikat Jibrīl) adalah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, itupun dua kali.

Yaitu: 

⑴ Tatkala diawal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mendapat wahyu.

⑵ Tatkala Mi'rāj di Sidratul Muntaha.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam melihat malāikat Jibrīl dalam bentuk aslinya yang sayapnya berjumlah 600. Tatkala malāikat Jibrīl membuka sayapnya maka cakrawala semuanya tertutup. Langit semua isinya sayapnya malāikat Jibril. Ini menujukkan besarnya malāikat Jibrīl 'alayhissalām.

Waktu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam melihat bentuk malāikat Jibrīl beliau ketakutan sehingga beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) pulang menemui istrinya (Khadījah radhiyallāhu 'anhā) dan mengatakan, "Selimuti aku, selimuti aku."

Para ulamā mengatakan manusia tidak diberikan kemampuan untuk melihat malāikat, yang sering terjadi Allāh sebutkan dalam Al Qur'ān, bahwasanya malāikat Jibrīl tatkala datang, demikian juga para malāikat lain datang kepada para nabi, mereka menjelma dalam bentuk manusia.

Malāikat Jibrīl sering datang menjelma menjadi manusia, apakah menjelma seperti Dihyah Al Kalbi atau seperti Arāb badui dalam hadīts Jibrīl ini.

Adapun dalam bentuk aslinya hanya dua kali seumur hidup Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Dan dalam Al Qur'ān pun demikian, tatkala para malāikat datang menemui Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām:

هَلْ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْمُكْرَمِينَ * إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا ۖ قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ * فَرَاغَ إِلَىٰ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ * فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ * فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً ۖ قَالُوا لَا تَخَفْ ۖ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ

Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrāhīm (yaitu malāikat -malāikat ) yang dimuliakan?

(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, “Salāman (salam)," Ibrāhīm menjawab, “Salāmun (salam)."

(Mereka itu) orang-orang yang belum dikenalnya.

Maka diam-diam dia (Ibrāhīm) pergi menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar)

Lalu dihidangkannya kepada mereka (tetapi mereka tidak mau makan). Ibrahim berkata, “Mengapa tidak kamu makan?"

Maka dia (Ibrāhīm ) merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, “Janganlah kamu takut,” dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishāq).

(QS Adz dzāriyyāt: 24-28)

Ketika didekatkan daging sapi tersebut kepada para tamunya, ternyata para tamu tersebut tidak memakan hidangan tersebut. Maka timbulah ketakutan di hati Nabi Ibrāhīm 'alayhissalām.

Berarti penjelmaannya adalah penjelmaan yang sempurna, benar-benar cahaya berubah menjadi manusia.

Oleh karenanya disebutkan tatkala malāikat maut datang menemui Nabi Mūsā, Nabi Mūsā memukul malāikat tersebut (malāikat tersebut betul-betul menjelma seperti manusia).

Ketika malāikat mendatangi Nabi Ibrāhīm malāikat benar-benar menyerupai manusia sehingga Nabi Ibrāhīm tidak menyadari bahwa tamu yang datang adalah malāikat. Beliau sadar bahwa yang datang adalah malāikat tatkala malāikat itu diberi makan (hidangan) tetapi mereka (malāikat) tidak memakan hidangan tersebut, sehingga beliau (Nabi Ibrāhīm) ketakutan.

Contoh lain tatkala Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengirim malāikat Jibrīl menemui Maryam ibunda Nabi 'Īsā alayhissalām.

....  فَأَرْسَلْنَآ إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًۭا سَوِيًّۭا

Lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

(QS Maryam: 17)

Di antara kesempurnaaan manusia tersebut jadi jelmaan malāikat Jibrīl. Manusia yang sangat tampan sampai-sampai tatkala Maryam melihat malāikat Jibrīl yang menjelma sebagai  manusia, Maryam menyangka orang ini (malāikat Jibrīl) akan berbuat tidak baik terhadapnya, sehingga Maryam mengatakan.

 إِنِّىٓ أَعُوذُ بِٱلرَّحْمَـٰنِ مِنكَ إِن كُنتَ تَقِيًّۭا

"Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa."

(QS Maryam: 18)

قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا

Dia (Jibrīl ) berkata, “Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci."

(QS Maryam: 19)

Artinya malāikat benar-benar datang dalam bentuk yang indah, sehingga Maryam pun menyangka bahwa malāikat itu manusia yang ingin berbuat tidak baik kepadanya.

Di antaranya Allāh mengirim malāikat adzab kepada Nabi Luth, di mana kaum beliau adalah kaum homoseksual. Allāh adzab mereka dengan mengirim malāikat adzab yang menjelma menjadi manusia yang tampan sehingga tatkala kaum nabi Luth melihat malāikat-malāikat yang datang ke rumah nabi Luth syahwat mereka tergerak.

Kemudian mereka mendatangi rumah Nabi Luth dan meminta agar dipertemukan dengan tamu-tamu Nabi Luth.

Kata Nabi Luth:

قَالَ إِنَّ هَـٰٓؤُلَآءِ ضَيْفِى فَلَا تَفْضَحُونِ * وَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ

Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku, maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku). Dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina."

(QS Al Hijr: 68-69)

قَالَ هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ

Dia (Luth) berkata, “Mereka itulah putri-putri (negeri)ku (nikahlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat.”

(QS Al Hijr: 71)

Kaum Nabi Luth mengatakan bahwasanya mereka tidak tertarik dengan anak-anak nabi Luth 'alayhissalām, mereka hanya mau dengan tamu-tamu Nabi Luth 'alayhissalām.

Artinya, kebanyakan malāikat tatkala datang menjelma menjadi manusia dan hal ini banyak di dalam hadīts-hadits.

Ada sebagian orang yang mengatakan, "Saya bertemu dengan malāikat dalam bentuk aslinya."

Kita bilang, "Subhānallāh."

Para nabi saja tidak disebutkan melihat malāikat dalam bentuk aslinya. Saya baca ada seorang mengaku didatangi malāikat Izrāil (malāikat pencabut nyawa) dalam bentuk aslinya, cahayanya. Seperti manusia namun tidak jelas karena semuanya bercahaya. Kita katakan orang ini sedang menghayal.

Kemudian orang tersebut mengatakan, "Pulang, pergi dulu jangan kau cabut nyawa saya sekarang."

Akhirnya malāikat Izrāil pulang, Subhānallāh

Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam saja tidak mengusir malāikat Izrāil, waktunya meningga. Beliau meninggal dunia.

Ada manusia yang mengatakan, malāikat Izrāil datang dalam bentuk aslinya dan diusir oleh orang ini, ini khurafat!

Inilah keajaiban dari makhluk Allāh yaitu malāikat. Oleh karenanya kita tahu bahwasanya malāikat sering menghadiri majelis-majelis yang mulia seperti majelis ilmu dan kita sama sekali tidak merasakan kehadiran mereka, bahkan malāikat yang mencatat Rāqib dan Atid sama sekali tidak kita rasakan kehadirannya.

Besok  in Syā Allāh kita lanjutkan biidzillāhi Ta'āla.

وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
-----------------------------------

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 03 Rabi’ul Akhir 1439 H / 21 Desember 2017 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
📗 Hadits Arba’in Nawawī
🔊 Hadits Kedua (Bagian 04 dari 06)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-HaditsArbainNawawi-0204
-----------------------------------

No comments:

Post a Comment