Wednesday, May 16, 2018

Materi Tematik | Amalan-Amalan Di Bulan Ramadhan (Bagian 12)

AMALAN-AMALAN UTAMA DIBULAN RAMADHĀN, BAGIAN 12
klik link audio

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إن الحمد لله نحمده، و نستعينه، ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا, من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأ شهد أن محمداً عبدُه ورسولُه لا نبي بعدي أما بعد

Para sahabat Bimbingan Islām dan kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Alhamdulilāh kita dipertemukan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla pada bulan yang mulia yaitu bulan Ramadhān.

Pertanyaannya adalah:

√ Bagaimana kita menghadapi bulan Ramadhān ?

√ Bagaimana kita menyambut bulan Ramadhān yang penuh berkah?

Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla  berfirman:


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ

"Bulan Ramadhān adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Qur'ān, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang bathil)."

(QS Al Baqarah: 185)

Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengkhususkan bulan Ramadhān, dibanding bulan-bulan yang lainnya. Dan menjadikan bulan ini bulan yang mulia dengan kekhususan yang banyak, dengan kelebihan yang banyak dan juga keistimewaan yang luar biasa.

Di antara kekhususan (keistimewaan) bulan Ramadhān, adalah:

⑴ Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allāh lebih wangi daripada wangi misk.

⑵ Para malāikat senantiasa memintakan ampun kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla bagi orang-orang yang berpuasa sampai mereka berbuka puasa (ini kelebihan yang luar biasa). 

⑶ Allāh Subhānahu wa Ta'āla setiap hari menghiasi surga-Nya dan berkata, "Akan datang hamba-hamba shālih yang mereka akan terlepas dari gangguan dan mereka akan datang kepadamu, wahai surga."

⑷ Pada bulan Ramadhān syaithān-syaithān dibelenggu.

⑸ Pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup.

⑹ Di dalam bulan Ramadhān ada satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan yaitu lailatul qadr.

Lailatul qadr (malam kemuliaan), orang yang tidak bisa mendapatkan malam ini, tidak melalui malam ini dengan kebaikan maka sungguh kebaikan itu tercegah bagi dia.

⑺ Orang yang berpuasa diampuni setiap malamnya (di bulan Ramadhān).

⑻ Allāh Subhānahu wa Ta'āla memilih hamba-hamba-Nya dan membebaskan mereka dari neraka dan itu setiap malam di bulan Ramadhān.

Oleh karena itu ikhwāh fīdīn a'ādzaniyallāh wa Iyyakum.

Bulan ini bulan yang istimewa, bulan yang penuh dengan keutamaan, bulan yang penuh kemuliaan.

Pertanyaannya:

Bagaimana kita menyambutnya?

Bagaimana kita menghadapinya?

Bagaimana kita menjalaninya?

Apakah kita menjalaninya dengan perkara-perkara yang sia-sia, permainan, senda gurau, nonton TV, nonton telenovela dan sebagainya?

Atau bahkan dengan perbuatan-perbuatan maksiat (na'ūdzu billāhi min dzālik), sebagaimana kita lihat sebagian orang menghabis waktunya, tertipu dengan senda gurau, permainan dan kemaksiatan.

Akan tetapi ikhwāh fīdīn, di sana ada hamba-hamba yang shālih yang ta'at kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Mereka menyambut bulan Ramadhān dengan taubatan nasuha. Mereka menyambut Ramadhān dengan penuh rasa gembira,  dengan penuh semangat. Mereka mempunyai azam dihatinya untuk bisa memanfaatkan waktunya semaksimal mungkin di bulan Ramadhān.

Mereka memanfaatkan waktu-waktu yang ada dengan amal shālih dan senantiasa meminta (berdo'a) kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla agar dibantu, dimudahkan sebagaimana para salaf terdahulu.

Para salaf dahulu enam bulan mereka berdo'a kepada Allāh agar bertemu dengan bulan Ramadhān, agar bisa memanfaatkan bulan Ramadhān dengan baik.

Oleh karena itu, apa amalan-amalan shālih yang dilakukan oleh para salaf.

⑴ Shaum (berpuasa)

Shaum adalah satu kewajiban bagi kaum. muslimin dan rukun di antara rukun Islām dan puasa ini pahalanya luar biasa.

Sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز وجل: إلا الصيام فإنه لي وأنا الذي أجزي به إنه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي للصائم فرحتان: فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه ولخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك

"Setiap amalan anak Ādām itu adalah untuk dia, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan sampai 700 kali lipat."

Dalam hadīts qudsi Allāh Ta'āla berfirman:

"Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya."

⇒ Artinya tidak ada kadar yang ditentukan disini. Dan bayangkan Allāh yang langsung membalasnya!

Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

"Puasa itu untukku karena orang yang berpuasa, dia telah  meninggalkan syahwatnya, meninggalkan makan dan minum untuk Ku.”

"Dan bagi orang yang berpuasa ada ada dua kebahagiaan, yaitu:

1. Kebahagiaan tatkala dia berbuka puasa.
2. Kebahagiaan tatkala bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

"Bau mulut orang yang berpuasa itu lebih baik, lebih wangi di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla  daripada misk."

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Dalam hadīts lain.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhān karena iman dan mengharap pahala dari Allāh maka Allāh akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Puasa akan mendatangkan ampunan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Akan tetapi perlu diperhatikan, bahwasanya balasan-balasan dari amalan puasa ini, bukan semata-mata  karena seseorang meninggalkan makan dan minum akan tetapi juga dengan beramal shālih 

Oleh karena itu kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, malah mengamalkannya, maka Allāh tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan."

(Hadīts riwayat Bukhari nomor 1903)

⇒ Artinya dia tidak mendapatkan pahala puasa sebagaimana tadi disebutkan.

Dalam hadīts lain.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata rafats (kotor) janganlah berkata yang buruk, jangan pula bertingkah laku jāhil (mengejek, membodohi orang) Jika ada orang yang mencela atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘'Aku sedang berpuasa."

(Hadīts riwayat Bukhāri Muslim) 

Oleh karena itu apabila anda berpuasa hendaknya telinga, pandangan, lisan dan seluruh anggota tubuh ikut berpuasa dari perkara-perkara buruk. Jangan sampai amalan kita sama, baik sedang berpuasa atau tidak berpuasa.

Jangan sampai kita masuk dalam hadīts ini.

 فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

"Allāh tidak butuh dari rasa lapar dan haus kita (puasa kita)."

Demikian yang bisa kami sampaikan, in syā Allāh kita akan lanjutkan pada pertemuan yang akan datang bi idznillāh.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 30 Sya’ban 1439 H / 16 Mei 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Amalan-Amalan Di Bulan Ramadhan (Bagian 12)
⬇ Download Audio: BiAS-UFz-Tematik-Amalan-Amalan Di Bulan Ramadhan-12
----------------------------------


No comments:

Post a Comment