Wednesday, May 23, 2018

Materi Tematik | Risalah Puasa Nabi Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam Bagian 02

RISALAH PUASA NABI SHALLALLĀHU ‘ALAYHI WA SALLAM, BAGIAN 02
klik link audio

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Para sahabat Bimbingan Islām dan kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Alhamdulilāh kita masih diberi kesempatan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla untuk terus belajar dan menuntut ilmu.

Kita lanjutkan materi kita selanjutnya yaitu:

Adab-adab di dalam berpuasa,

⑶ Menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat (rafats),



Seorang yang berpuasa hendaknya meninggalkan pembicaraan yang tidak bermanfaat (perkataan kotor /rafats) sebagaimana taujih atau arahan dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ

"Apabila kalian berpuasa maka janganlah salah seorang di antara kalian melakukan rafats (berbicara kotor atau hubungan badan/jima')."

Seorang apabila tidak meninggalkan (perkataan rafats) maka akan mengurangi pahala puasanya bahkan menghilangkannya.

Dalam sebuah hadīts Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, malah mengamalkannya, maka Allāh tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan."

(Hadīts riwayat Bukhāri)

Dalam hadīts lain.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ. 

"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga."

Oleh karena itu jangan sampai kita mendapat hal yang demikian.

 ⑷ Menjauhi perkara-perkara sia-sia.

Hendaknya menjauhi perkara-perkara sia-sia yang bisa menghapus atau mengurangi pahala kebaikan.

Seperti menghabiskan waktunya selama puasa dengan bermain, senda gurau, nonton TV atau tontonan lain yang tidak bermanfaat.

Jangan sampai kita disibukkan dengan perkara-perkara yang sia-sia, hendaknya hal ini ditinggalkan.

⑸ Tidak gaduh atau teriak-teriak.

Hendaknya orang yang berpuasa tidak membuat keributan (seperti) teriak-teriak. Karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam sebuah hadīts:

و إِنِ امرُؤٌ قَاتَلَهُ، أوْ شَاتَمَهُ، فَلْيَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ

Dan jika ada seseorang yang menyerangnya atau memakinya, maka hendaklah ia (orang yang sedang berpuasa) mengatakan, "Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa."

(Hadīts riwayat Al Bukhāri)

Jangan sampai orang yang sedang berpuasa terpancing emosinya.

⑹ Tidak terlalu banyak makan.

Hendaknya orang yang berpuasa tidak terlalu banyak makan karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam beliau bersabda:

 مَامَلَ أَابنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ......

"Tiada bejana yang dipenuhi oleh manusia yang lebih buruk daripada perutnya..... "

(Hadīts riwayat At Tirmidzī)

Bulan puasa (Ramadhān) adalah bulan beribadah, bukan bulan berlomba-lomba untuk makan berbagai macam jenis makanan atau memasak berbagi jenis masakan.

Sehingga kebanyakan orang sibuk memikirkan apa yang dia akan makan atau apa yang dia akan masak, bukan sibuk memikirkan amalan (ibadah) apa yang akan dikerjakan di bulan puasa ini.

⑺ Banyak bersedekah.

Hendaknya banyak bersedekah baik sedekah harta, sedekah ilmu, sedekah kemampuan kita dan lain sebagainya.

Sebagainya dalam sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbās radhiyallāhu ta'āla 'anhu, beliau berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل وكان جبريل يلقاه في كل ليلة من رمضان فيدارسه القرآن فَلَرَسول الله صلى الله عليه وسلم حين يلقاه جبريل أجود بالخير من الريح المرسلة" . ((متفق عليه))

"Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhān saat beliau bertemu Jibrīl. Jibrīl menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur'ān. Dan kedermawanan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam melebihi angin yang berhembus."

(Hadīts riwayat Bukhāri dan Muslim)

Kemudian dalam sebuah hadīts Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjelaskan.

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرْفَةً ، يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا ، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا ، أَعَدَّهَا اللهُ لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ ، وَأَلاَنَ الْكَلاَمَ ، وَتَابَعَ الصِّيَامَ ، وَصَلَّى وَالنَّاسُ نِيَامٌ

"Sesungguhnya di surga itu ada kamar-kamar yang luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalam tampak dari luar, yang disediakan oleh Allāh bagi orang yang memberikan makanan, bertutur kata baik, menyambung puasa (Ramadhān dengan puasa enam hari Syawwāl) dan shalāt di malam hari di waktu manusia sedang istirahat."

(Hadīts riwayat Ahmad dan Ibnu Mājah)

Ini yang bisa disampaikan, in syā Allāh kita akan lanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Semoga bermanfaat.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 07 Ramadhan 1439 H / 23 Mei 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Risalah Puasa Nabi Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam Bagian 02
⬇ Download Audio: BiAS-UFz-Tematik-Risalah-Puasa-Nabi-02
----------------------------------

No comments:

Post a Comment