Thursday, May 3, 2018

Materi Tematik | Amalan-Amalan Di Bulan Ramadhan (Bagian 02)

AMALAN-AMALAN UTAMA DIBULAN RAMADHĀN, BAGIAN 02
klik link audio

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل ومن يضلل فلا هادي له ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده، أمَّا بعد


Para sahabat Bimbingan Islām dan kaum muslimin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita masuk pada amalan yang hendaknya kita jaga terutama di bulan Ramadhān dan juga di luar bulan Ramadhān, yaitu;


(2) Menjaga shalāt berjam'aah



Khususnya bagi laki-laki, hendaknya seseorang menjaga shalātnya dan juga shalāt berjama'ahnya.

Saya akan sebutkan beberapa hadīts yang menunjukkan tentang pentingnya menjaga shalāt.

Dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'āla 'anhu berkata, bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

 لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

"Seandainya orang-orang mengetahui (pahala) yang ada pada adzan dan shaf yang pertama, lalu mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan cara diundi tentu mereka akan melakukan undian.

Kalau mereka mengetahui pahala yang Allāh sediakan bagi orang-orang yang bersegera untuk ke masjid niscaya mereka akan berlomba-lomba.

Kalau mereka mengetahui pahala yang Allāh siapkan di dalam shalāt 'isya dan shalāt shubuh, niscaya mereka akan mendatangi kedua shalāt tersebut walau harus dengan berjalan merangkak."

(Hadīts shahīh riwayat Bukhāri dan Muslim)

Kemudian hadīts berikutnya, juga dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'āla 'anhu beliau mengatakan, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

خيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا ، وَشَرُّهَا آخِرُهَا ، وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا ، وَشَرُّهَا أوَّلُهَا )) رَوَاهُ مُسلِمٌ

"Sebaik-baiknya shaf laki-laki adalah yang pertama dan sejelek-jeleknya adalah yang terakhir. Sedangkan sebaik-baiknya shaf perempuan adalah yang terakhir dan yang paling jeleknya adalah yang pertama."

(Hadīts shahīh riwayat Muslim dan Ahmad)

Dalam hadīts ini, disebutkan:

⑴ Keutamaan adzan;
⑵ Keutamaan shalāt di shaf yang pertama (kebaikannya luar biasa sampai seandainya seseorang tidak bisa mendapatkannya maka dia akan mengundi jika harus mengundi):
⑶ Keutamaan tahjir yaitu bersegera menuju ke masjid, ini juga memiliki keutamaan yang luar biasa;
⑷ Menjaga shalāt isya dan shalāt subuh.

Kemudian pada hadīts yang berikutnya disebutkan bahwasanya shaf yang terbaik untuk laki-laki adalah shaf yang terdepan dan shaf yang terbaik untuk wanita adalah shaf yang belakang.

Hadīts berikutnya:

 عَنْ عِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَسْتَغْفِرُ لِلصَّفِّ الْمُقَدَّمِ ثَلَاثًا وَلِلثَّانِي مَرَّةً

Dari 'Irbādhi bin Sāriyah radhiyallāhu Ta'āla 'anhu berkata, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Bahwasanya beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) memintakan ampun bagi orang-orang yang shalāt dishaf yang pertama tiga kali dan orang yang shalāt di shaf yang kedua adalah satu kali."

(Hadīts riwayat Ibnu Mājah nomor 986)

Kemudian hadīts berikutnya dari Barā bin Āzib radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, beliau berkata: 

كَانَ رَسُولُ الله يَتَخَلَّلُ الصَّفَّ مِنْ نَاحِيَةٍ ، إِلَى نَاحِيَةٍ ، يَمْسَحُ صُدُورَنَا وَمَنَاكِبَنَا ، وَيَقُولُ: « لَا تَخْتَلِفُوا؛ فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ، وَكَانَ يَقُوْلُ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الصُّفُوْفِ الْأَوَلِ

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memasuki sela-sela shaf sambil memegang dada dan bahu kami, lalu beliau bersabda:

"Janganlah kalian berbeda dalam shaf (tidak lurus), sehingga hati kalian turut berbeda."

Beliau (shallallāhu 'alayhi wa sallam) juga bersabda:

"Sesungguhnya Allāh menganugerahkan rahmatNya untuk orang-orang yang berdiri di shaf pertama, begitu juga para malāikat memohonkan rahmat untuk mereka."

(Hadīts hasan riwayat Abū Dāwūd nomor 664)

Dalam riwayat yang lain:

Nabi mengusap dada kami di dalam shalāt kami dari bagian atas kebagian bawa, kemudian beliau berkata:

"Luruskan shaf-shaf kalian, jangan kalian berselisih niscaya hati-hati kalian akan bersih, Sesungguhnya Allāh dan malāikatnya mendo'akan orang-orang yang berada di shaf awal."

(Hadīts riwayat Imām Ahmad di dalam Shālihnya dan dishahīhkan oleh Syaikh Albāniy rahimahullāh)

Kemudian hadīts berikutnya:

Saya bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, "Amal apa yang paling afdhal?"
"Shalāt diwaktunya."

Kemudian sayapun mengatakan, "Kemudian apalagi?"
"Yaitu berbuat baik kepada kedua orang tua."

Kemudian saya bertanya lagi, "Apa lagi?"
"Jihād fīsabilillāh."

Jadi di sini Rasūlullāh  shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam riwayat Bukhāri dan Muslim yang tadi sudah disebutkan, bahwa tatkala ditanya amal yang paling afdal paling mulia beliau menempatkan yang lain-lain diprioritas yang berikutnya.

⇒ Shalāt pada waktunya adalah amalan yang paling afdal.

Hadīts berikutnya:

Dari Abū Hurairah berkata, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Maukah aku tunjukkan kepada kalian amalan yang bisa menghapus dosa-dosa atas kesalahan dan juga mengangkat derajat?"

Mereka berkata:

"Mau ya Rasūlullāh.”

“Sempurnakan wudhū walaupun dalam keadaan sulit. Kemudian semakin banyak langkah ke masjid maka semakin banyak pahala yang akan dihisāb oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dan begitu pula antara shalāt satu dengan shalāt yang lainnya, seorang menunggu (misalnya maghrib dan isya) maka ini juga akan mendapatkan pahala yang luar biasa dan di sini disebutkan yang menjaga perbatasan yang hakiki."

Kemudian hadīts berikutnya:

"Ada tujuh golongan yang dia akan dinaungi oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, yang pertama adalah Imām/Pemimpin yang adil, yang kedua adalah anak-anak kecil yang dia muncul dan tumbuh di dalam ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, orang yang dia hatinya senang kepada masjid, dan seterusnya....."

Intinya di dalam hadīts ini adalah seorang yang hatinya tertambat dengan masjid, dia melaksanakan ketaatan (ibadah) kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dia merasa tenang, merasa nikmat tatkala beribadah kepada Allāh di masjid dan orang tersebut menjadikan shalāt sebagai quratu a’yun sebagai penenang hidupnya, bukan sebagai keterpaksaan.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla  menjadikan kita orang-orang yang menjaga shalāt (terutama) shalāt wajib, dan ini penting sekali!

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla  memberikan taufīq dan dengan taufīq ini membuat kita istiqāmah di atas jalan yang lurus.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan taufīq kepada kita untuk melaksanakan amal shālih dan dengan taufīq ini menjadi sebab keridhāan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

_______

🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 17 Sya’ban 1439 H / 03 Mei 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Amalan-Amalan Di Bulan Ramadhan (Bagian 02)
⬇ Download Audio: BiAS-UFz-Tematik-Amalan-Amalan Di Bulan Ramadhan-02
----------------------------------

No comments:

Post a Comment